NovelToon NovelToon
Anak Tersembunyi Sang Kapten

Anak Tersembunyi Sang Kapten

Status: tamat
Genre:Kehidupan Tentara / Cinta Lansia / Menikahi tentara / Tamat
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Deyulia

Juara 1 YAAW 2025 periode 1 kategori 2

Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.

Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama lima bulan serta masa dinas dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.

"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di kedinasan," janji Dallas.

"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.

Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru

     Syafana hari ini terlihat sibuk di butiknya dibantu salah satu pegawai, memasukkan beberapa gaun muslimah yang dipesan salah satu pelanggan baru. Ini sebuah kesempatan bagus untuk Syafana, karena butiknya kembali mendapatkan pelanggan baru yang ingin barangnya dikirim langsung oleh owner.

     Tadinya, Syafana bermaksud mengirimkan barang itu via jasa paket. Sayangnya, karena Syafana belum pernah pengalaman dalam mengirimkan barang menggunakan jasa paket, karena kebanyakan pelanggannya datang langsung ke butik, akhirnya Syafana menawarkan barang diantar langsung.

Untungnya si pelanggan baru, menerima tawaran Syafana, dia bilang biar sekalian bertemu langsung dan berkenalan dengan Owner. Syafana tidak keberatan, terlebih dirinya memang jarang bepergian sejauh ini dalam mengirimkan barang.

     "Hitung-hitung sambil menyelam minum air, alias mengirimkan barang sambil jalan-jalan," sunggingnya bahagia.

     "Mama mau ke mana, apakah mau mengirimkan pesanan barang? Kenapa tidak pakai jasa paket saja, Ma, biar simple?" usul Sakala yang hari ini dia pun akan pergi, karena ada janji dengan salah satu panitia penerimaan Catam kemarin yang sempat mengirimkan pesan WA padanya.

     "Iya, mama mau mengirimkan langsung barang ini ke pelanggan. Mama dapat pelanggan baru, Ka." Syafana terlihat senang.

     "Tapi, kaki Mama masih sakit, bukan?" Sakala melihat kaki kanan Syafana dengan rasa khawatir.

     "Iya, tapi mama perginya menggunakan grab. Kamu tenang saja, jangan terlalu mengkhawatirkan mama," balas Syafana sembari menatap bangga sang anak yang selalu perhatian dan berbakti padanya.

     "Terimakasih, ya, Ka. Sudah menjadi anak mama yang baik dan berbakti untuk mama. Mama yakin setiap langkah kaki dan cita-cita Saka, akan dikabulkan Allah selama itu di jalan baik. Karena mama tahu, Saka adalah anak yang selalu melindungi mama disaat mama sedih, sakit maupun senang," ungkap Syafana sembari merangkul sang anak. Bulir bening tiba-tiba muncul di sudut mata tanpa bisa ditahan, sebagai pertanda dia bangga terhadap Sakala.

     "Saka juga terimakasih sama Mama, karena sudah menjadi Mama sekaligus papa untuk Saka. Saat Saka rindu dengan papa, Mama selalu menggantikan sosok papa di samping Saka. Saka rindu papa, tapi Saka hanya bisa mendoakan papa, semoga papa selalu bahagia di surga," balas Saka membuat ulu hati Syafana sakit.

     Sakala yang selalu ia beri keyakinan bahwa sang papa sudah meninggal sejak ia dalam kandungan. Dan kini keyakinan itu telah mengakar. Kadang saat Sakala ingin menjumpai kubur sang papa, Syafana bingung harus mengatakan apa, karena ia sesungguhnya tidak bisa menunjukkan di mana kuburan sang papa. Pada akhirnya Syafana hanya bisa berbohong tentang keberadaan kuburan sang papa.

     "Kuburan papa, berada jauh di kota Papua." Selalu kalimat itu yang diberikan Syafana jika Saka menanyakan kuburan sang papa. Syafana bilang papanya Saka meninggal karena serangan KKB. Padahal semua itu karangan belaka, yang seringkali Syafana sesali, semua terpaksa ia lakukan dengan tujuan supaya Sakala tidak lagi mencari sosok papa yang saat ini sebenarnya masih ada.

     "Baiklah kalau begitu, mama harus segera bersiap, karena grab pesanan mama sudah menuju ke sini. Barang mama juga sudah disiapkan bulek Mimin." Syafana bangkit setelah melerai rangkulan Sakala.

     "Saka juga nanti siang akan berangkat, Ma. Saka ada janji sama salah satu panitia penerimaan Catam kemarin, dia akan memberi bocoran soal tes bintara tahun kemarin. Siapa tahu, tahun ini soal-soal yang kemarin muncul lagi di tes bintara tahun ini," beritahu Sakala berharap.

     "Oh, ya? Jam berapa kamu berangkat?"

     "Siang, Ma, setelah Dzuhur."

      "Baiklah, kalau begitu kamu hati-hati, ya. Mama juga sepertinya nanti setelah mengirimkan barang ke pelanggan, akan mampir ke rumah abah dan emak kamu di kota Bdg. Karena kebetulan pelanggan mama berada di kota Ciasem," ujar Syafana.

     "Oh, ya? Sampaikan salam Saka buat emak dan abah." Sakala terlihat gembira mendengar Syafana akan mampir ke rumah abah dan emaknya. Padahal iapun selama ini sudah rindu dengan emak dan abahnya itu. Setiap pulang dari kesatuan ketika ia masih tes, Saka berniat mampir ke rumah emak dan abahnya. Sayangnya selalu tidak keburu, karena pulang dari kesatuan saat itu sudah menjelang sore.

     "Iya, nanti mama sampaikan salam kamu. Baiklah, mama harus segera pergi, karena mama masih harus mencari alamat pelanggan baru mama itu di kota Ciasem." Syafana segera keluar dari butiknya diantar Bulek Mimin.

     Tidak lama dari itu, grab yang dipesan Syafana datang, Syafana segera menghampiri dan masuk ke dalam grab. Sakala dan Bulek Mimin melambaikan tangan dan menatap kepergian grab yang membawa Syafana pergi beserta barang yang dibawanya.

     Kurang lebih dua jam, grab yang ditumpangi Syafana tiba di kota Ciasem. "Alamatnya komplek Margatilu nomer 33, ya, Mbak?" tanya Supir grab.

     "Betul Pak," ujar Syafana seraya menoleh ke samping kanan jalan. Karena jalan yang dilewati grabnya ini sudah berada di kawasan komplek Margatilu. "Nah itu sepertinya Pak, di depan," tunjuk Syafana pada sebuah plang di atas pagar pembatas.

     "Betul, Mbak. Baik, akhirnya sudah sampai," ujar Supir itu seraya menghentikan mobilnya. Supir itu tidak turun, sebab barang bawaan penumpangnya tidak berat dan banyak, hanya satu kantong besar yang masih mampu dijinjing Syafana.

     "Terimakasih banyak, ya, Pak," ucap Syafana seraya memberikan ongkos yang ia lebihkan sedikit.

     "Kembaliannya, Mbak." Supir itu mengulurkan uang kembalian.

     "Tidak usah, Pak. Ambil saja," ujar Syafana sembari menuruni grab. Supir itu terlihat bahagia, lalu melajukan kembali grabnya setelah Syafana benar-benar turun.

     Syafana menjinjing kantong besar itu dengan kaki masih terpincang-pincang bekas tertimpa motor kemarin. Kepalanya kini tengadah melihat alamat yang tertera di sana. Alamat itu sama dengan alamat yang diberikan pelanggan barunya.

    "Bidan Dista? Oh rupanya pelanggan baruku seorang Bidan?" bisiknya sembari berjalan memasuki gerbang. Sebuah rumah mewah dan megah, yang jarak dari pintu gerbangnya lumayan jauh.

     Syafana berjalan sembari melihat sekeliling, rumah ini sepertinya bersebelahan dengan sebuah klinik khusus anak dan ibu hamil.

     Tepat di depan pintu, Syafana mulai mengetuk dan mengucap salam.

     "Assalamualaikum."

     "Waalaikumsalam." Selang beberapa detik pintu itu dibuka oleh seorang wanita paruh baya, yang diperkirakan usianya enam tahun lebih tua dari Syafana, dia menggunakan baju setelan jas tapi bukan seragam Bidan, berhijab setengah dada.

     "Dengan siapa, ya?" tanya wanita itu heran seraya menatap lekat ke arah Syafana

     "Benar ini dengan Bu Dista Permata yang memesan busana muslimah pada butik Syafana?" tanya Syafa meyakinkan.

     "Iya betul, saya sendiri. Ini yang mengantar pesanan saya itu? Apakah Mbak owner nya langsung?" tanya wanita yang mengaku Dista Permata tersenyum ramah.

     "Betul. Saya sendiri."

     "Owalah, ternyata pemiliknya masih muda dan cantik. Silahkan masuk dulu, Mbak," sambut Bidan Dista mempersilahkan Syafana masuk.

     Siapakah Bidan Dista? Masih ingat nggak?

1
Aska
jadi mellow🥲🥲🥲🥲🥲🥲
Aska
Syafa yg mau lahiran aq yang deg deg kan
Aska
itulah pria pikirannya gak pernah jauh dari hutan terlarang 😄😄😄😄
Aska
gak sia sia usaha pakkapten siang sore malam ngadon akhirnya berhasil bikin saka punya adik
Aska
kasian deh niatnya mau propokasi Syafa malah Dista yg kena spot jantung
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aska
bikin nagih ya pak kapten masih sore juga main gass gass aja 🤗🤗🤗🤗
Aska
Dista blm move on dari pakkapten
Aska
ngadon terus sampai jadi bocil ya pak
Lina Zascia Amandia: Wkwkwkwk... iya tuh...
total 1 replies
Aska
aq masih bocil minggir dulu 😄😄😄😄
Lina Zascia Amandia: Wkwkwkwk minggir2.
total 1 replies
Aska
sepertinya pak kapten udah diujung gak tahan lagi dia dari kemarin ngomongnya bln madu Mulu 🤗
Omar Diba Alkatiri
lama lama fobia bolu pandan thor diriku🤣🤣🤣🤣 smp akhir cerita entah berapa bolu yg Dallas makan 😂
Omar Diba Alkatiri: ketemu saka sama bapaknya selalu bolu pandan hahhaa
Lina Zascia Amandia: Hehhe..... masa sih Kak, pobia?
total 2 replies
Omar Diba Alkatiri
baguslah waktu itu di talak ternyata se egois itu pikiran betina ini
Lina Zascia Amandia: Weh weh... kesel bgt ya Kak...
total 1 replies
Omar Diba Alkatiri
rasain kau apa mau dasar betina
Lina Zascia Amandia: Sabar sabar dong bang ganteng...
total 1 replies
Dewi Dama
itu bagus mb.jadi ceritanya TDK.ber tele2
Nenk Shila
males bacanya, knp sih harus pake kejerasan fisik balesnya, knp tdk sekalian aja dallas di buat mati thor
Gio Raraawi
cerita nya gk masuk akal, terlalu norak 🤣
Lina Zascia Amandia: Hehhehe.... jangan gitu, norak juga akhirnya dibaca. Kan namanya cerita fiktik dong Abang ganteng. Tidak masuk akal dikit gpp, kan fiktif...
total 1 replies
Bunda Fariz
Luar biasa
De2130
lucu kak 😅
Lina Zascia Amandia: Makasih byk Kak...
total 1 replies
Dewi Yanti
palig sebel kalo lihat pemeran utama wanita punua sifat ky gini, antar baik polos atau bodoh
RithaMartinE
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!