Istri Big Boss

DERA

Setelah Kak Zayn memasangkan cincin yang sangat pas di jari manisku, hatiku sangat berbunga-bunga, apalagi Kak Zayn mencium tanganku dengan romantis, rasanya malam ini aku menjadi wanita paling bahagia di dunia.

Meskipun aku tahu Kak Zayn belum mencintaiku, tapi setidaknya aku memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk membuatnya mencintaiku.

Acara lamaran ini berlangsung singkat, karena kedua belah pihak keluarga sudah sepakat untuk segera menikahkan kami.

“Kalau kami boleh usul, bagaimana kalau pernikahannya kita adakan satu bulan lagi?” tanya Pak Elvan, calon mertuaku, saat kakekku meminta pendapat keluarga kak Zayn.

"Kenapa nggak minggu depan? satu bulan itu terlalu lama, Pa," kata Kak Zayn yang tiba-tiba dengan lantang menyahuti ucapan papanya.

Semua orang langsung menatap Kak Zayn. Aku juga ikut menatap Kak Zayn dengan tatapan bingung.

“Kenapa buru-buru sekali? Kamu nggak lagi hamil ‘kan, Ra?” tanya Mama yang membuat aku dan Kak Zayn mendapat tatapan aneh dari semua orang.

“Em … nggak Ma, enak aja Mama kalau ngomong, emangnya dera cewek apaan,” jawabku kesal. Lalu, aku berganti menatap Kak Zayn. “Kak, kenapa sih?”

Kak Zayn jadi gelapan, ia menggaruk tengkuknya smbil cengar-cengir.

Entah apa rencananya kali ini, Kak Zayn benar-benar laki-laki yang membingungkan.

“Semakin cepat kita menikah, bukannya itu semakin bagus?” tanya Kak Zayn setengah berbisik. 

“Tapi semua orang akan berpikir kalau aku hamil duluan Kak,” jawabku juga ikut berbisik.

“Ya terus kamu maunya kapan?”

“Kalian kenapa bisik-bisik? Apa benar kalau Dera sudah hamil, Zayn?” tanya Pak Elvan dengan nada tinggi.

“Nggak Om, beneran kita nggak ngelakuin apa-apa kok.” Aku berusaha mengatakan yang sejujurnya.

“Kalau begitu kita percepat saja pernikahan mereka menjadi dua minggu lagi, supaya persiapannya matang dan kalaupun mereka berbuat yang tidak-tidak itu tidak akan terlalu mencolok nantinya,” kata Papa yang kemudian disetujui semua orang.

Aku benar-benar merasa terhina saat ini, bagaimana mungkin aku dituduh hamil, padahal aku saja masih virgin sampai detik ini. Semua ini gara-gara Kak Zayn.

“Maaf aku izin cari udara sebentar.” Aku berdiri lalu meninggalkan orang-orang yang masih membahas pernikahanku.

Aku duduk di halaman belakang dekat dapur. Bisa-bisanya orang-orang tidak percaya dengan ucapanku, sangat mengesalkan.

“Hai.” Seorang wanita cantik duduk di sebelahku, dia sepertinya dari keluarga Kak Zayn.

Walaupun keluarga itu sangat terpandang dan terkenal, tapi pemberitaan tentang keluarga mereka sangat minim sekali, yang selalu disebutkan media hanyalah Kak Zayn dan papanya, bahkan aku tahu wajah mamanya baru-baru ini.

“hai juga,” jawabku seramah mungkin.

“Kamu beneran nggak lagi hamil anaknya Zayn?” tanya wanita itu.

“Ya Tuhan, aku nggak lagi hamil anak siapa-siapa, aku bahkan masih virgin. Semua yang terjadi antara aku dan Kak Zayn itu hanya salah paham … Kak ….” Aku bingung harus memanggilnya apa, karena kami bahkan belum berkenalan.

“Zea, kembarannya Zayn.” Wanita itu tersenyum sangat cantik, ia kemudian mengulurkan tangannya.

Kak Zayn punya saudara kembar, kok bisa? aku malah baru dengar ini kalau kak Zayn punya kembaran.

“Aku Dera.” Aku menjabat tangan wanita yang akan menjadi saudara iparku itu.

“Walaupun Zayn itu menyebalkan, tapi dia sangat baik kok, apalagi kalau kamu bisa ambil hatinya.”

Aku benar-benar takjub dengan wanita ini, Tidak hanya cantik, tapi tutur katanya juga sangat lembut.

“Aku yakin, kamu bisa bantu Zayn lupain Clara, dan aku lebih suka Zayn sama kamu daripada sama dia,” kata wanita itu lagi.

“Ze, aku mau bicara berdua sebentar sama Dera, bisa?” Kak Zayn tiba-tiba muncul di belakang kami, membuatku dan Kak Zea jadi kaget karenanya.

“Bisa nggak sih Zayn, jadi orang jangan suka ngagetin,” omel Kak Zea sambil berdiri.

Saat dua orang itu saling berhadapan, memang keduanya memiliki wajah yang mirip.

“Udah deh, masuk dulu sana, aku mau ngobrol penting sama Dera,” kata Kak Zayn yang kemudian duduk di tempat Kak Zea tadi.

Kak Zea langsung masuk ke rumah, mungkin wanita cantik itu malas berdebat dengan saudara kembarnya yang menyebalkan ini.

“Aku malas bicara sama Kak Zayn.”

“Beneran kamu masih virgin?”

Pertanyaan macam apa itu? Haruskah aku jawab? Dasar laki-laki menyebalkan.

❤❤❤

Tinggalkan jejaknya,

Like + komen + hadiah + vote.

Sampai ketemu lagi 😘😘