NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi

“Bukannya bapak sudah mati? Kenapa ada di sini?”

Sebuah kebingungan tak beraturan terjadi dalam sebuah ruang tamu di dalam sebuah rumah sederhana yang dindingnya berhiaskan lukisan pemandangan gunung dan sawah khas pedesaan ditambah dengan lukisan kaligrafi dengan corak keislaman yang sangat kental.

Tiga orang laki-laki tengah duduk di sofa dan hanya terhalang meja kayu setinggi lutut orang dewasa, Aldi melihat bapak dan pakdenya duduk berhadapan sedangkan dirinya berada di sisi kanan dari tempat bapaknya. Sunyi dan hening itulah yang Aldi rasakan, meskipun kedua mulut pria paruh baya terlihat seperti sedang berdialog dengan serius. Sorot mata antara keduanya yang tajam menyisipkan pertanyaan tersendiri baginya

“Apa yang bapak bicarakan?” Tanyanya

Namun suara lantang tersebut seperti tak menembus gendang telinga kedua pria paruh baya tersebut dan tetap mengabaikan Aldi seakan anak ini tidak pernah hadir dalam ruangan tersebut. Begitupun Aldi, keheningan yang kini amat sangat mengganggunya, bahkan suara detak jantungnya mampu ia dengar dengan jelas.

Aldi terpaku tak dapat bergerak dengan baik walaupun seluruh indranya masih berfungsi dengan normal, tak banyak yang ia lakukan selain mengamati kedua orang yang sangat ia hormati sedang bercengkrama satu sama lain. Hatinya terasa sedikit sejuk karena sosok bapak yang ia rindukan bertahun-tahun kini hadir kembali di depan matanya meskipun seperti mengabaikan kehadirannya

Pembicaraan hening itu sepertinya menuju  ke arah yang jauh lebih serius ditandai oleh bara rokok yang kian memanjang tanpa sempat dihisap dan hanya bertengger di sela-selai jari telunjuk bapaknya. Aldi mengamati cukup lama sembari melihat ruangan sekeliling yang sangat familiar baginya, rumah pakdenya yang memang sering ia kunjungi bersama bapaknya kini menjadi saksi bisu pertemuan antara anak dan bapak yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Namun, suasana tempat  tersebut sedikit klise bagi Aldi, ia menatap lurus ujung ruang tamu yang mengarah ke ruang keluarga terlihat sangat gelap tak seperti biasanya ia kunjungi. Pintu depan yang terbuka memperlihatkan suasana halaman rumah, serta suasana langit yang seperti tak menunjukkan waktu, langit tak terlihat gelap ataupun terang namun berada di antara keduanya. Surup (menjelang maghrib) itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi langit saat ini, matahari dan bulan kali ini kompak tidak menunjukkan eksistensinya bahkan bintang-bintang takut untuk menampakkan dirinya sehingga langit kali ini tak terhiasi meskipun keindahannya tetap kekal terlihat.

Sampai saat kedua pria tua tersebut kompak diam lalu memindahkan sorot mata serta menggerakkan badannya untuk menoleh ke arah Aldi. Suasana sangat canggung, Aldi yang sedari awal dibuat bingung mampus rasanya ingin menyerah di dalam situasi yang amat menyulitkan dirinya untuk menentukan sikap. Ia memberanikan diri membalas tatapan mata tersebut tak kalah tajam. Ia penasaran apa yang selanjutnya para orang tua ini lakukan, namun lomba menatap hanya berlangsung sebentar.

Rokok kretek yang diselipkan sekarang menjadi semakin pendek, bapaknya menghisap dalam-dalam lalu menghembuskannya ke udara lalu mengucapkan suatu kalimat, namun entah kenapa keheningan tersebut masih menyerang Aldi. Saat bapaknya menyampaikan sesuatu ia tetap saja tak bisa mendengar apapun yang diucapkan bapaknya. Walaupun ia dapat membaca dengan jelas gerakan bibir serta aroma rokok kretek yang keluar bersamaan saat  bapaknya membuka mulut.

Ia sadar pembicaraan sekarang dialihkan kepadanya, bapaknya mengucapkan lebih dari satu kalimat namun tak satu kata pun terdengar, dan bahkan satu huruf saja tak terdengar bagai mikrofon yang sudah tak layak pakai yang seharusnya dilempar ke dalam gudang. Namun ia menyadari mungkin ini suatu pesan yang ingin disampaikan oleh bapaknya. Ia mengamati dalam-dalam gerak bibir sang bapak dalam diam. Dari sepenggealan kalimat ia mampu menangkap hanya satu kalimat.

“Kamu sudah siap!”

Belum sempat memahami keseluruhan pesan dari bapaknya tiba-tiba sekelebat bayangan hitam muncul dari ujung ruang tamu gelap yang tadi ia amati, memumbung tinggi membentuk seperti tornado kelaparan yang siap melahap siapapun yang mengganggu jalannya. Badan Aldi tertahan, pandangannya perlahan menjadi kabur, ia terlalu lemas untuk mencoba melarikan diri dari situasi ini.

Ia sempat membayangkan sejenak jika takdirnya adalah mati dilahap tornado berwarna hitam maka ia akan menerimanya, setidaknya ia sempat melihat bapaknya sebelum sama-sama berjalan menuju ke alam keabadian. Tak lama tornado hitam itu menabraknya hingga membentuk pusaran yang melahap Aldi ke dalamnya.

***

Sebuah kamar tidur dengan kasur spons tanpa dipan, di atasnya terlelap sesosok remaja laki-laki. Sang Surya sudah membumbung tinggi dengan keperkasaannya menunjukkan pukul 07.00. Alarm dari ponselnya mungkin sudah lebih dari sepuluh kali berbunyi namun ia tak kunjung bangun. Tak lama ibunya masuk ke kamar yang pintunya memang tak terkunci, ibunya lalu membuka jendela dan membiarkan keperkasaan cahaya matahari melewati jendela dengan sangat cepat hingga menyorot wajahnya bak superstar yang sedang tampil di atas panggung.

Aldi perlahan bangun akibat wajahnya yang sedikit terasa hangat lantaran paparan sinar matahari. Mulai membuka matanya dan menyadari sesuatu

"Ah ternyata cuma mimpi!" Keluhnya.

Semua adegan bersama bapaknya terasa sangat nyata, namun apalah daya.... Tapi ia menyadari ada sesuatu yang berbeda, mimpinya kali ini ia ingat betul secara detail. Aldi sebenarnya sering memimpikan sosok bapaknya, mungkin karena rasa rindu yang mendalam sebagai seorang anak yang ditinggal bapaknya di usia yang belia, akan tetapi mimpinya akan cepat terlupakan dan hanya sebagian kecil yang dapat ia ingat.

Kali ini berbeda, Aldi bahkan mengingat gerakan bibir bapaknya yang mengucap sebuah kalimat. Namun kini menjadi pertanyaan baru baginya yaitu maksud dari apa yang diucapkan bapaknya. Ia bergulat dengan logikanya sendiri yang selama ini menganggap hanya angin lalu, tapi di sisi lain perasaannya mengatakan bahwa ini bukan hanya sekedar mimpi kosong. Tapi pertanyaan yang terus menyerang pikirannya harus dipendam sejenak

Sebenarnya bukan kali ini saja Aldi mengalami hal yang janggal dalam hidupnya, sebelumnya ia seringkali mengalami berbagai kejadian mistis yang kerap mengganggunya sehingga menjadikan ia sedikit terbiasa dengan gangguan-gangguan mistis.

Hari ini adalah hari dimana ia harus membantu panen ikan cupang bersama saudaranya. Aldi lahir dalam keluarga sederhana, almarhum ayahnya adalah seorang mekanik bengkel yang sangat lihai dalam bidangnya dan Aldi hidup dalam ekonomi yang cukup walaupun tidak dapat tergolong sebagai orang kaya, meskipun begitu ia merasa bahagia. Tapi semua berubah saat ayahnya meninggal, ibunya kini harus banting tulang bekerja di laundry milik tetangganya untuk sekedar menyambung hidup. Aldi mempunyai seorang kakak perempuan bernama Nara yang kini sedang berkuliah di luar kota.

Mas Fikri, begitulah panggilan Aldi kepada saudaranya sekaligus pemilik tempat budidaya ikan cupang yang merupakan saudara dari keluarga ibunya, usianya terpaut sekitar 8 tahun lebih tua dari Aldi. Kedekatan inilah yang membuat Aldi dapat bekerja di tempat budidaya. Saat ini Aldi duduk di bangku kelas 12 SMA dan pekerjaan inilah yang membantunya untuk mendapatkan uang tambahan untuk sekedar memenuhi kebutuhan bensin dan rokoknya sendiri.

Hampir setiap hari ia datang ke tempat budidaya menyelesaikan pekerjaan serabutan yang ada, meskipun Fikri memberikan keringanan untuk datang kapan saja saat waktu luang mengingat Aldi yang masih sekolah, namun bagi Aldi rasanya kurang enak jika ia datang semaunya, ia selalu berusaha untuk menghormati siapapun yang sudah berbaik hati kepadanya serta berusaha membalasnya dengan cara apapun.

"Sebat dulu Al sambil ngopi!" Seru Fikri saat Aldi baru datang sambil menawarkan segelas kopi

"Siap mas" Jawab Aldi dengan senyum sumringah disertai jempol tangan ke atas

Mereka berdua menyelesaikan ritual mereka sebelum panen yaitu sebatang rokok ditemani segelas kopi sambil bercengkrama layaknya adik kakak pada umumnya. Panen hari ini sama seperti hari panen lainnya dimana ia memanen ikan-ikan yang sudah siap jual serta menyiapkan packing untuk ikan yang akan dikirim ke luar kota dan menyortir beberapa ikan yang tidak memenuhi kriteria untuk dijual sebagai ikan hias, ikan-ikan ini nantinya akan dijual untuk menjadi pakan ikan predator.

Panen yang melimpah membuat waktu berjalan lebih cepat hingga saat ini Aldi sudah berada di atas kasurnya dan bersiap untuk mengistirahatkan fisiknya setelah kegiatan yang panjang. Malam ini ia merasa sangat kesulitan untuk tidur, matanya terpejam tapi pikirannya masih aktif dan berharap agar segera terlelap. Tiba-tiba hembusan angin masuk melalui celah-celah ventilasi memberikan suasana yang berbeda, hawa menjadi lebih panas daripada sebelumnya membuat Aldi melepaskan selimutnya namun tetap dalam kondisi mata yang terpejam.

Jendela di kamarnya berada di tengah dan diapit oleh meja belajar di sebelah kiri dan lemari di sebelah kanan. Jika posisi tidurnya menghadap ke kiri, maka kepala Aldi sejajar menghadap ke meja belajar. Hawa panas yang menyusup kini hampir memenuhi seluruh ruangan, perasaan tidak nyaman kini menyerangnya.

Aroma aneh yang asing kini menusuk hidungnya bagai perampok yang berusaha masuk ke rumah dengan kasar. Aroma-aroma seperti sesuatu yang terbakar namun bukanlah sampah ataupun kabel terbakar. Jantungnya kini memompa lebih cepat seakan memberontak untuk menerobos keluar dari dalam. Kini merinding mulai menyerang disertai hawa mencekam yang seperti mengisyaratkan Aldi untuk membuka mata dan melihat keadaan sekitar.

Aldi menyerah dan memaksakan diri membuka mata, tapi keputusan ini nampaknya akan disesali seumur hidupnya.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!