NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:75.4k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Raveena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Dia Yang Kupilih

"Bisakah kau meminta si buta itu untuk memberikan dana ke perusahaan keluarga kita?"

"Kita membutuhkan suntikan dana lagi!"

Gerakan tangan Rea saat akan meneguk segelas jus yang tersuguh untuknya seketika terhenti di udara, wajahnya terangkat, menatap kakaknya yang duduk di depan Rea dengan pembatas meja di antara mereka.

"Siapa yang Kakak maksud?" Rea bertanya dingin, matanya memicing tidak suka.

Baru beberapa menit lalu Rea duduk di rumah bersama kedua orang tuanya, pertanyaan pertama yang ia terima dari sang kakak justru kalimat yang tidak menyenangkan untuk ia dengar.

Ryan, pria yang menjadi sosok kakak bagi Rea hanya duduk dengan kepala menunduk menatap ponsel, tersenyum kala menemukan sesuatu yang lucu menurutnya, dan tidak peduli kala suasana di dalam rumah terasa berbeda akibat pertanyaan yang pria itu lontarkan.

"Dia memiliki nama!" tekan Rea seraya meletakkan gelas di tangannya ke meja.

Entah bagaimana, emosinya terpancing begitu mudah hanya karena sang kakak menyebutkan satu fakta yang tidak bisa Rea sangkal. Suaminya buta.

"Dan dia yang kupilih sebagai suamiku. Begitukan cara kakak memanggil adik ipar sendiri?" sambung Rea tidak terima.

"Pft..."

Ryan terbahak, menurunkan ponselnya dan mengangkat pandangan untuk menatap adiknya.

"Jangan terlalu dramatis, Re!" ujar Ryan tanpa beban.

"Suami?" Ryan tertawa lagi. "Lebih tepatnya suami kontrak. Kau menikahinya hanya untuk membuat si buta itu memberikan suntikan dana di perusahaan yang aku dan Alec kelola,"

"Selebihnya, dia tidak berguna,"

"Jaga bicara, Kakak!" bentak Rea segera berdiri.

"Sayang... Ada apa denganmu?"

Nyonya Elise, wanita paruh baya yang menjadi ibu dari Rea turut berdiri, merangkul bahu putrinya sekaligus menuntun sang putri untuk kembali duduk. Dahinya berkerut bingung melihat sikap putrinya yang di luar kebiasaannya.

"Kakakmu memang membutuhkan suntikan dana dari suamimu, dia hanya tidak bisa berbicara manis, jadi jangan marah," tutur Nyonya Elise lembut.

"Apa yang baru saja Mommy ucapkan justru membuat pernikahanku terdengar seperti lelucon sempurna," ucap Rea skeptis, lalu tertawa sumbang.

"Pernikahanmu dengannya hanya satu tahun, kenapa kau serius sekali menanggapinya?" celetuk Ryan seraya meneguk minuman yang tersuguh untuknya.

"Bukan Kakak yang menentukan kapan pernikahanku akan berakhir!" tegas Rea.

"Dan dengarkan ini baik-baik! Pernikahanku dengan Paman Kai sah di mata hukum. Aku tidak pernah menganggap pernikahan ini sebagai bagian dari permainan yang kalian mainkan!"

"Apa maksudmu berkata begitu, Re?"

Pertanyaan itu kini datang dari Josef, pria paruh baya yang duduk di samping Ryan sekaligus pria yang menjadi ayah Rea, dahinya berkerut dengan pandangan terkunci pada putrinya.

"Aku tidak pernah meminta Paman Kai menandatangani surat perjanjian itu," ungkap Rea.

Wajah Rea terangkat saat mengatakan hal itu, seakan ia siap dengan apa yang akan terjadi setelahnya bahkan meskipun keluarganya sendiri akan membenci dirinya.

"KAU GILA!" Ryan berteriak marah, menghempaskan gelas berisi jus itu ke arah Rea dan mendarat tepat di samping Rea.

'Pyarr...!'

Gelas berisi jus itu pecah hanya dalam jarak beberapa centi saja dari kaki Rea, pecahan dari gelas itu bahkan menggores kakinya yang tidak Rea rasakan. Hatinya lebih sakit melihat bagaimana wajah asli keluarganya sendiri.

"Dasar bodoh!" Ryan mengumpat.

"Seharusnya kau minta si buta itu untuk menandatangani surat perjanjian itu sebelum menikah!"

"Kenapa kamu melakukan ini, Sayang? Kenapa kamu tidak minta dia untuk menandatangani surat perjanjiannya?" Nyonya Elise turut bertanya.

"Akan sulit memintanya untuk menandatangani surat perjanjian itu setelah menikah," Tuan Josef menimpali.

"Lebih baik kau temui Alec sekarang! Dia akan mencari solusi lain sebelum si buta itu menyentuhmu," Ryan berkata lagi.

"Sayang sekali," jawab Rea. "Dia sudah menyentuhku, Kakak terlambat selangkah,"

"Kau..." Ryan mendesis marah.

Langkah lebar Ryan membuat posisinya dalam sekejap berada tepat di depan adiknya, satu tanganya terangkat, siap untuk melayangkan satu pukulan pada adiknya ketika sang ibu bergerak lebih cepat menutupi tubuh Rea menggunakan tubuhnya sendiri.

"Jangan kasar pada adikmu, Ryan!" tegur Nyonya Elise, pandanganya beralih pada Rea untuk mendapatkan jawaban.

"Kamu berbohong kan, Sayang? Kamu belum melakukannya, bukan?"

"Apakah salah jika aku melakukannya, Mom? Setidaknya aku melakukan hal itu bersama suamiku, bukan melakukan hal menjijikan tanpa status apapun seperti yang Alec lakukan," sahut Rea seraya melepaskan diri dari ibunya.

"Apa maksudmu?" tanya Nyonya Elise dengan kening berkerut. "Alec tidak mungkin mengkhianatimu, Sayang,"

"Lebih baik kau temui dia segera! Dia selalu menghubungiku karena kesulitan menghubungimu," ucap Ryan lagi melunakkan suaranya.

"Alec juga datang pagi-pagi sekali hanya untuk menghubungimu menggunakan ponsel, Mommy. Apakah kalian sedang bertengkar?" sambung Nyonya Elise bertanya.

Rea menghembuskan napas lelah. Ia datang ke rumah karena ingin mengatakan bagaimana sifat asli Alec. Sayangnya, semua telinga keluarganya tidak ada yang mau mendengar.

"Apakah kita benar-benar keluarga?" Rea bertanya lirih, tetapi cukup untuk didengar oleh tiga orang yang kini tengah bersamanya.

"Kenapa kamu bertanya begitu?" Tuan Josef kembali angkat bicara. "Tentu saja kita keluarga,"

"Lalu, kemana kalian saat aku mengalami kecelakaan? Kalian bahkan tidak mengunjungiku saat aku dirawat," Rea bertanya, lalu mengerjapkan mata, berusaha sekuat tenaga menahan air matanya.

"Itu sudah berlalu lama," sahut Ryan. "Lagipula, kami sudah mendengar kamu tidak terluka parah, kenapa sekarang kamu meributkan hal sepele?"

Rea mengangguk, kembali tertawa sumbang sembari mencemooh dirinya sendiri di dalam hatinya. Kini, ia sadar, selama ini, sejak dirinya mengenal sosok Kai, hanya pria itulah yang selalu setia mendengar keluh kesahnya, sedangkan mereka yang menjadi keluarganya hanya fokus pada diri mereka sendiri.

Mereka kembali berbicara, tetapi Rea tidak lagi mendengar apa yang mereka bicarakan hingga memilih bangun dari duduknya.

"Aku harus pergi," ucap Rea.

"Tunggu! Kenapa buru-buru sekali?" sambut Nyonya Elise terkejut.

"Aku datang untuk berbicara, tapi tak satupun dari kalian mau mendengarku. Kurasa, hanya Paman Kai yang selama ini bersedia memasang telinganya untukku meski dia tidak ingin,"

Setelah mengatakan itu, Rea melangkah pergi meninggalkan rumah keluarganya, tak peduli seberapa banyak ibunya memanggil, ia tidak menoleh. Hanya terus melangkah menuju pintu keluar dan masuk ke dalam mobil dengan satu tujuan. Pulang.

Berulang kali Rea menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, berharap rasa sesak yang kini tengah ia rasakan masih bisa ia tahan. Akan tetapi, pertahanannya seketika runtuh. Kepalanya menunduk dalam, meletakkan dahinya di atas kemudi seiring dengan suara isak tangis yang mulai terdengar.

"Jangan seperti ini,"

Rea berkata pada dirinya sendiri, mengangkat wajah dan menghapus air mata yang membasahi pipinya. Dengan satu hembusan napas cepat, Rea mulai menjalankan mobilnya.

Namun, baru beberapa menit Rea meninggalkan rumah keluarganya, sebuah mobil lain tiba-tiba mendahului mobil yang Rea kemudikan dan berhenti tepat di depannya dengan posisi serong, posisi yang membuat kemungkinan bagi Rea untuk kabur sangatlah tipis, terutama saat si pengemudi keluar dari mobilnya dan melangkah cepat menuju pintu mobil Rea, membukanya.

"Keluar!"

. . . .

. . . .

To be continued...

1
Hikari Puri
lanjut thor
Dewi Payang
Sejak kecil sampai dewasa Alec selalu celakain si Rea ya....
Dewi Payang
Hewan memang lebih peka🙈
Dewi Payang
😪😪😪 semua telah terjadi....
Dewi Payang
Jedar.... ! kasian si Rea...
Dewi Payang
Tuh kan... apa Rea bakal kehilangan janin seperti Cyrene dulu?😪
Dewi Payang
Minta maaf atau mau doronh, heh....
Reni Anjarwani
lanjut
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
apakah pelakunya adalah keluarganya sendiri
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
mag kali ... maghluk baru di dalam perut rea🤪🤪
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
jelas marah lah. bisa²nya ikut campur masalah rumtang orang
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kok Rea yg tersentak... bukan Kai ya? kan dia yg dipanggil?

duhh sotoy deh gue
〈⎳ FT. Zira: kurang lebih begitu.. di narasi atas aku sebut rea melihat kai yg masih remaja , trus liat dirinya sendiri yg masih kecil
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ooohhh... ceritanya ini di alam mimpi dia gitu toh?
total 3 replies
Teteh Lia
Apa? mau ngapain...? ujung na di maafin. /Smug/
〈⎳ FT. Zira: gak ada kata maaf kalo disini teh/Hammer/
total 1 replies
Teteh Lia
Kai... yakin mau diem2 aja sekarang... ngamuk Napa, kai... /Scream/
〈⎳ FT. Zira: gak lagi .. lagsung eksekusi /Scream/
total 1 replies
Teteh Lia
Lebih hati2 dan waspada lagi, Kai...
musuh terbesarmu, ya... orang terdekat mu sendiri.
〈⎳ FT. Zira: betull itu..
total 1 replies
Zhu Yun💫
Jim : Eksekusi Darina, Tuan. /Joyful//Joyful//Joyful/
〈⎳ FT. Zira: Kai: bagus kalo kamu tau. lakukan!
total 1 replies
Zhu Yun💫
Ayo giring si Darina dan gantung hidup-hidup karena sudah membuat Rea keguguran /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
〈⎳ FT. Zira: hooh.. langsung eksekusi/Hammer/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Dua lawan tujuh emang berat Kai... Dan kamu juga bukan jin yang bisa nongol dimana saja.... jadi sangat-sangat dimaklumi 🤧🤧🤧
〈⎳ FT. Zira: tujuh??? bentar .. aku hitung/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Sedih ya Kai lihat biji kopi sakit /Smirk//Smirk//Smirk/
〈⎳ FT. Zira: yg biasa ngreog keasikan bobo🤧
total 1 replies
gaby
Dah tau Darina berbahaya, tp msh aja di tampung dirumah tanpa ada penjagaan. Dah kejadian baru bersikap tegas. Dr kmrn kmanain aja?? Padahal tau tiap makanan & minuman Rea di kasih racun, tp ga ditindak tegas pelayan nya. Kalo aq jd Rea langsung minta cere. Karena Kai yg ngasih Akses Darina masuk tanpa ada batasan
〈⎳ FT. Zira: tegasnya telat ya/Facepalm//Facepalm/
omelin aja kak omelin.. rela kok akunya🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!