Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Kakak-kakak Klarissa masih kekeh menuduh Klarissa hingga bu dwi lebih percaya kakak-kakak Klarissa apalagi Klarissa sudah mengakuinya "Ibu... Akan men skorsing kamu selama 3 hari... Ini peringatan kedua kamu Klarissa setelah menyiram Kirana waktu itu kalau kamu membully Kirana lagi terpaksa ibu akan menyerahkan masalah ini ke pihak kepala sekolah, kamu mau dikeluarkan atau bagaimana, ibu akan serahkan semua keputusannya!" Ujar bu dwi
Klarissa tersenyum getir "Iya bu maaf, saya permisi!" Ujar Klarissa
Kakak-kakak Klarissa tersenyum "Saya akan bilang masalah ini ke orang tua saya bu, tindakannya benar-benar sudah kelewatan!"
Ujar Aldy
Klarissa sungguh tidak percaya dengan Aldy, Panji dan Dino mereka sangat membela Kirana tapi mereka lupa kalau Klarissa adik kandung mereka.
"Ya sudah sekarang kalian masuk kelas, ibu harap kamu tidak melakukan tindakan ini lagi Klarissa!" Ujar bu dwi
Klarissa diam lalu keluar dari ruang BK, siswa-siswa yang lain memandang Klarissa dengan pandangan benci seolah-olah Klarissa memanglah penjahatnya.
Klarissa tersenyum sinis "Shittt... Kalau aku gini terus mendingan jadi jahat sekalian dari pada baik tapi selalu dituduh jahat!"
Gumamnya
Klarissa masuk kedalam kelas sementara sahabat-sahabatnya sudah duduk dibangku Klarissa menunggunya "Kembali ketempat kalian aku ingin duduk!" Ujar Klarissa
Mereka tersenyum sinis "Ck... Sekarang lo jahat banget, kenapa lo masih marah karena kak Morgan nggak mencintai lo tapi mencintai Kirana... Harusnya lo sadar diri, dari dulu kak Morgan cuek sama lo tapi lo aja yang ngejar-ngejar dia... Dasar murahan!" Ujar Gledis
PLAKKK... Klarissa menampar Gledis
Gledis memegang pipinya yang terasa perih "Jaga omongan lo... Gue nggak ngelakuin apa-apa sama Kirana, gue nggak perduli Morgan mau cinta sama siapa!" Ujar Klarissa
Meisi menarik rambut Klarissa "Lo jadi cewek kasar banget, kenapa lo nampar Gledis brengsek!" Teriak Meisi
Klarissa menarik rambut Meisi juga hingga kedua terlibat perkelahian, kelas 10-1 ramai sontak saja mengundang perhatian kepala sekolah ke kelas 10-1 "BERHENTI!" Teriak kepala sekolah
Klarissa dan Meisi melepaskan tarik-menarik rambutnya.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya pak Antoni kepala sekolah
"Dia yang mulai duluan menampar Gledis pak!" Tunjuk Meisi
"Dia yang dulu mulai pak... Dia gangguin saya!" Ujar Klarissa
"Cepet kalian berdua keruangan saya, dan kamu indra kamu ketua kelas kan... Tolong panggilkan bu dwi sama wali kelas kalian, saya tunggu diruangan saya!" Ujar pak antoni
"Baik pak... Ck kalian nyusahin saja!" Jawab indra
Klarissa, Meisi dan Gledis keruang kepala sekolah sedangkan indra memanggil bu dwi dan wali kelas mereka bu ina. Sesampainya diruang kepala sekolah mata bu dwi melotot "Ya allah Klarissa... Kamu baru saja diruangan ibu sekarang kamu kesini, buat masalah apa lagi kamu Klarissa?" Tanya bu dwi
"Duduklah dulu bu... Ini masalah serius!" Ujar pak antoni
"Assalamu'alaikum, pak antoni memanggil saya?" Tanya bu ina
"Waalaikumsalam, duduklah bu... Ini mengenai Klarissa!" Ujar pak antoni
Bu ina menatap Klarissa "Klarissa... Kamu membuat masalah apa lagi Klarissa?" Tanya bu ina
"Saya tidak salah apa-apa bu!" Jawab Klarissa
Meisi"Bohong bu... Dia menampar Gledis!" Jawab Meisi
"Kalian yang mulai duluan!" Ujar Klarissa
"Saya bilang diam!" Teriak pak antoni
Mereka diam, pak antoni memegang pelipisnya "Coba jelaskan kalian ada masalah apa?" Tanya pak antoni
"Dia mengganggu saya pak!" Tunjuk Klarissa
"Saya tidak menganggunya pak... Saya hanya mau nanya kenapa dia jahatin Kirana padahal kedua orang tuanya mengangkat Kirana jadi anak tapi dia selalu jahatin Kirana!"
Ujar Gledis
Apa benar itu Klarissa?" Tanya pak antoni
"Saya nggak ngelakuin apa-apa pak, saya difitnah!" Jawab Klarissa
"Tadi Klarissa dari ruangan saya pak... Dia membully kirana dengan menguncinya di toilet menyiramnya hingga basah kuyup, tadi Kirana sampai pingsan pak!" Ujar bu dwi
"Ya allah... Klarissa kamu membully Kirana lagi?" Tanya bu ina
"Sumpah bu saya tidak melakukan apa-apa, saya difitnah... Mereka tidak percaya dengan saya dan saya terpaksa mengakui kesalahan yang saya tidak lakukan bu!" Ujar Klarissa dengan mata memerah
"Cukup Klarissa... Kamu selalu membuat orang bingung... Tadi kamu meminta maaf sudah mengakui hal itu pada Kirana dan sekarang kamu tidak mengakui kesalahanmu!" Ujar bu dwi dibuat geram dengan tingkah Klarissa
"Terus saya mau bagaimana bu, nggak ada yang percaya sama saya!" Ujar Klarissa meneteskan air matanya
"Ck... Air mata buaya!" Gumam Gledis
Klarissa diam otaknya mendadak buntu menghadapi masalah yang tidak pernah dibuatnya lalu pak kepala sekolah menelpon orang tua Klarissa, tak lama kedua orang tua Klarissa datang ke sekolahan dengan wajah menahan kesal.
"Sebaiknya kalian berdua nanti keruang bu dwi biarkan Klarissa disini dulu karena saya mau berbicara dengan kedua orang tua Klarissa!" Tutur pak antoni
Gledis dan Meisi i pun keluar dari ruangan kepala sekolah. "Pak... Bu... Maaf mengganggu waktunya, ini mengenai Klarissa dia selalu membuat onar dalam satu hari ini!" Terang pak antoni
"Ada apa lagi dengannya pak?" Tanya Harry
"Klarissa tadi membully Kirana lagi pak, dengan menguncinya di dalam toilet dan menyiramnya hingga basah kuyup tadi juga Kirana pingsan, dan sekarang baru keluar dari ruang Bk Klarissa menampar temannya dikelas!"
Ujar bu dwi
Harry dan Jesika membulatkan matanya "Kamu melakukannya lagi Klarissa... Kamu ini sebenarnya kenapa Klarissa selalu menyakiti Kirana, sekarang Kirana kehilangan kedua orang tuanya terpaksa papa dan mama mengangkatnya jadi anak!" Tutur Harry
Klarissa diam menundukkan wajahnya, bu ina menatap wajah Klarissa"Klarissa kamu mengapa diam?" Tanya bu ina
Klarissa menggelengkan kepalanya "Percuma bu... Kalian nggak ada yang percaya dengan saya, mau saya jelaskan apapun kalian nggak akan percaya dengan saya, lebih baik saya diam terserah kalian mau menuduh saya, saya akan memilih mengakui kesalahan yang saya tidak lakukan!" Ujar Klarissa
Pak antoni memegang pelipisnya "Tadi saya melihat kamu berkelahi dengan temanmu Klarissa, apa saya menuduhmu?" Tanya pak antoni
Klarissa tersenyum "Saya memang berkelahi pak, tapi bapak nggak tau awal masalahnya bagaimana!" Ujar Klarissa
"Bukannya sudah jelas kamu menampar Gledis Klarissa, kenapa kamu membuat seolah-olah orang mau menuduhmu padahal kenyataannya begitu!" Ujar pak antoni
"Iya pak saya memang melakukannya, sekarang terserah bapak mau saya dikeluarin dari sekolah ini saya tidak perduli... Saya sudah tidak kuat sekolah disini lebih baik saya memilih dikeluarkan karena saya sudah tak nyaman disekolah ini!" Tutur Klarissa
Pak antoni mengangguk "Baiklah jika kamu ingin keluar dari sekolah ini, bapak akan mengeluarkan kamu Klarissa jika kamu tidak nyaman disekolah ini... Maaf ya pak, saya sudah angkat tangan masalah Klarissa dia tidak bisa dibilangin!" Ujar pak antoni
"Kalau begitu saya keluar pak... Saya sudah dikeluarkan kan?" Tanya Klarissa lalu keluar dari kepala sekolah
"Maafkan sikap Klarissa ya pak... Bu...!" Ujar Jesika
"Iya bu!" Jawab bu ina
Harry keluar dari ruangan kepala sekolah menarik tangan Klarissa dengan kasar membawanya pulang kerumah "Ayo pulang kamu bikin malu saja!" Tutur Harry
"Saya mau kekelas dulu mau ngambil tas, saya juga bawa mobil sendiri, saya akan pulang sendiri!" Jawab Klarissa
Harry menarik tangan Klarissa kasar "Tidak perlu, biar tasmu diambil kakakmu, mobilmu tinggalkan saja, papa mau bicara denganmu perlu, biar tasmu diambil kakakmu, mobilmu tinggalkan saja, papa mau bicara denganmu dimobil ayo ikut papa!" Ujar Herry menarik tangan Klarissa dengan kasar
Klarissa sangat hancur hari ini semua orang tidak mempercayainya.