NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:771.2k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 29

"Rum, are you okay? Muka kamu kok pucat banget," tanya Hilda begitu melihat Arumi keluar dari kamar dengan langkah pelan dan wajah lesu.

Arumi memijit pelipisnya pelan. "Nggak tahu, Hil. Badanku rasanya nggak enak. Kayak meriang, tapi beda."

"Kamu makan tepat waktu, kan?" tanya Hilda, mulai khawatir.

Arumi mengangguk pelan. "Iya. Beberapa hari ini aku malah lebih teratur makan. Nafsu makanku juga bagus banget."

Hilda mendekat, menatap wajah Arumi lebih seksama. "Aneh juga, ya. Jangan-jangan maag kamu kambuh?"

Arumi kembali menggeleng. "Nggak tahu juga. Tapi kayaknya bukan maag, Hil. Aku kan udah jaga makan."

"Jangan-jangan kamu lagi stres, terlalu banyak pikiran?" tebak Hilda lagi.

"Justru nggak," Arumi tersenyum samar. "Beberapa hari ini pikiranku malah tenang. Aku udah nggak mikirin masalah-masalah yang kemarin."

Tiba-tiba hidung Arumi mencium aroma yang membuat perutnya bergejolak. Ia mengernyit, tangannya refleks menutupi hidung.

"Hil, kamu masak apa?" tanyanya pelan, suara terdengar parau, menahan rasa mual yang tiba-tiba datang begitu saja.

"Nasi." jawab Hilda sedikit bingung. "Kenapa?"

Arumi menelan ludah, mencoba menahan gejolak tak nyaman di lambungnya. Tapi semuanya terasa berputar, dan bau itu, entah kenapa, mendadak sangat menusuk dan membuat perutnya berontak.

"Kok baunya nggak enak." ucapnya lirih, sebelum ia menunduk cepat, menahan mual yang makin menjadi.

Tanpa menunggu jawaban Hilda, Arumi berbalik dan berlari tergesa ke kamar mandi. Suara langkahnya terburu-buru di lantai, diikuti suara pintu yang dibuka cepat, lalu.

Huaaakkk!

Hilda terkejut, segera menyusul sambil membawa segelas air hangat. Ia berdiri di depan kamar mandi, panik.

"Rum? Kamu muntah?" serunya khawatir.

Arumi terdengar terisak kecil di dalam, tubuhnya gemetar setelah memuntahkan isi perut yang nyaris kosong.

"Aku, nggak tahu kenapa, Hil. Tiba-tiba mual banget, bau nasinya buat muntah." katanya dari dalam, lemah.

Hilda menatap pintu dengan cemas. Ada sesuatu yang terlintas di benaknya, tapi belum berani ia mengucapkannya. Lalu dia segera mengambil air hangat.

Hilda menelan ludah, menatap pintu kamar mandi yang tertutup sambil menggenggam gelas air hangat di tangannya. Ia bisa mendengar napas Arumi yang berat dan tidak stabil dari dalam sana.

“Rum, minum dulu air hangatnya, ya,” ucap Hilda lembut dari luar.

Butuh beberapa saat sampai pintu terbuka perlahan. Wajah Arumi tampak pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya, dan matanya terlihat sedikit berkaca-kaca. Ia berjalan pelan, tubuhnya lemas, lalu duduk di sofa dengan tangan memegangi perut.

Hilda buru-buru menghampiri, duduk di sebelahnya. “Kamu yakin nggak kenapa-kenapa? Tiba-tiba banget mual kayak gitu.”

Arumi hanya menggeleng pelan. “Entahlah, mungkin masuk angin, jadi cium apa aja jadi nggak enak rasanya.”

Hilda diam beberapa detik. Wajahnya ragu, tapi tak bisa menahan pikirannya sendiri. Ia menatap Arumi lekat-lekat, lalu bertanya dengan nada setengah bercanda tapi penuh makna.

“Rum, kamu udah datang bulan belum?”

Deg.

Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong bagi Arumi. Ia mengangkat kepalanya pelan, menatap Hilda dengan mata membulat.

Arumi terdiam. Wajahnya kehilangan warna, dan pikirannya mulai berpacu cepat.

Arumi terdiam sejenak, mencoba menghitung dalam hati. Matanya menerawang ke langit-langit, sementara napasnya terasa semakin berat.

“Terakhir, harusnya aku datang tanggal dua, atau tiga, ya?” gumamnya, lebih kepada diri sendiri.

Hilda langsung menegakkan tubuh. “Berarti udah telat hampir seminggu, Rum!”

Arumi menggigit bibir bawahnya, wajahnya semakin pucat. Tangannya mulai gemetar tanpa ia sadari.

"Rum, jangan-jangan kamu." Hilda tak melanjutkan kalimatnya, tapi tatapannya mengandung seribu dugaan.

"Jangan sembarangan, Hil. Nggak mungkin," potong Arumi cepat, nadanya sedikit lebih tinggi dari biasanya, seperti ingin segera menepis kenyataan yang bahkan belum sempat ia hadapi.

Masa iya dia hamil? Tidak mungkin. Dulu, saat masih menikah dengan Hansel, tiga tahun mereka hidup bersama, ia tak pernah sekalipun hamil. Bahkan sempat berpikir mungkin dirinya memang tidak subur.

Masa iya, hanya karena satu kali bersama pria itu, dia langsung hamil? Itu tidak masuk akal. Tidak mungkin. Sangat tidak mungkin. Ia mencoba menepis kegelisahan yang mulai merayap di pikirannya.

“Mungkin cuma masuk angin, Hil,” kata Arumi, berusaha terdengar santai, meskipun suaranya terdengar lemah.

Hilda mengernyit, tapi tidak memaksa. Ia bisa merasakan kegelisahan Arumi, dan tahu kapan harus diam.

“Iya deh, kalau gitu kamu istirahat ya,” kata Hilda sambil menepuk pelan bahu Arumi.

Arumi hanya mengangguk kecil, tanpa berkata apa-apa. Tubuhnya terasa lelah, tapi pikirannya justru tak berhenti bekerja. Langkahnya pelan saat kembali ke kamar, seolah setiap tapak kakinya membawa beban yang berat.

Begitu pintu tertutup, ia bersandar sejenak di baliknya. Matanya menatap kosong ke arah tempat tidur.

Apakah mungkin?

Tangannya reflek menyentuh perutnya sendiri. Masih datar. Masih sama seperti biasanya. Tapi rasa mual itu, rasa tidak nyaman itu, dan juga telatnya.

Tidak. Ia menggeleng kuat-kuat, lalu memaksa dirinya berbaring. Selimut ia tarik sampai dada, matanya menatap langit-langit, mencoba untuk tidak memikirkan apa pun.

"Rum, bangun dulu. Makan, dari pagi kamu belum makan." Kata Hilda membangunkan Arumi karena saat itu sudah siang.

“Rum, bangun dulu. Makan, dari pagi kamu belum makan,” kata Hilda sambil menepuk pelan lengan Arumi yang masih terbaring membelakangi jendela.

Arumi mengerjapkan mata perlahan, lalu membalik tubuhnya menghadap Hilda. Wajahnya terlihat begitu pucat.

“Aku nggak lapar, Hil,” ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan.

"Biar nggak lapar tapi harus makan." Kata Hilda.

"Ini tadi aku pesan," kata Hilda sambil menyodorkan piring berisi nasi hangat, ayam goreng, tumis sayur, dan sedikit sambal di pinggirnya.

Makanannya menggoda. Tapi, aromanya membuat Arumi merasa mual. Ia menutup hidung dan memalingkan wajah, menahan rasa tidak nyaman yang tiba-tiba datang menyerang.

"Kamu kenapa?" tanya Hilda cepat-cepat, melihat wajah Arumi yang mendadak pucat dan tubuhnya menegang seolah ingin muntah.

"Baunya. bikin mual," jawab Arumi pelan sambil menahan napas, tangannya memegang perut.

Hilda langsung meletakkan piring ke meja, matanya melebar. “Rum, fix, kita harus ke rumah sakit buat cek.”

Arumi buru-buru menggeleng, meski wajahnya masih pucat. "Nggak usah, mungkin cuma masuk angin atau kecapekan aja."

Mana ada orang masuk angin mual nyium bau nasi masak sama nyium bau makan. Bangun, kita ke rumah sakit sekarang," kata Hilda bersikeras, tangannya sudah menarik selimut dari tubuh Arumi.

Arumi hanya bisa mendesah pelan. Wajahnya masih pucat, perutnya masih terasa aneh, dan kepalanya sedikit berdenyut.

Akhirnya, tanpa banyak kata, Arumi hanya bisa menurut dengan pasrah. Ia bangkit perlahan dari tempat tidur, dibantu Hilda yang langsung sigap mengambilkan jaket dan tasnya.

******

Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya. Terima kasih.....

1
May Keisya
Arumi ga kerja apa ya😂... bar punya kegiatan n bisa nunjukin ke org2 dzalim klo dia bisa berdiri dikaki sendiri
alfyhmbrkh
Aku membuat sebuah karya menarik di NovelToon, mohon dukungannya ya! langsung klik profilku ga novelnya seru²
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
rumi liatin jari manismu sambil bilang maaf aku bukan janda lagi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
lambat lu keras kepalanya mi
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
tolol masih nanya mau verikan dia atau aku gustiii
Erna Lubis
rasain kau Nayla..
Anonymous
Jangan sampai hilda menghancurinhidup arumi, kasihan kadang teman dekat yg menghancurkan kita diam2😭
Anonymous
Arumi terlalu bertele2, gk tahan mundur, mana mertua kaya mercon gitu mulutnya
rose pareira
si Ryan mati suri ya, ga ada bunyinya
Putra Putra
d maafkan ntar d slingkuh ini lg, nangis² lg capek deh
Putra Putra
arumi ke bukan drama, g cpt ambil keputusan, kok y sakit hati bkn cpt kluar dr mslh tp mlah mendayu dayu, jd gregetan dg sikap arumi
Sunarmi Narmi
SAMPAI SINI KOK JADI MALES BACA..NAYLA DIATAS ANGIN TRUS...DAH LAH DRIPDA AKU EMOSI BACA NOVEL BIAR RILEKS MLAH BIKIN 😡😡 MENDING STOP LAH TAK CARI YG LUCU" DN ROMANTIS PENUH PERJUANGAN..KLO MAIN LICIK KYAK GINI KURANG SUKA..MAAF YA THOR
Sunarmi Narmi
JANGAN LAMA" BAB KEMENANGAN NAYLA + DIMAS THOR..LIHAT NGAK BNYAK YG LIKE DN KOMEN..KRN MEREKA MALES LIHAT NAYLA MASIH DIATAS ANGIN ALIAS MAKIN MENGILA...KPAN DIA HANCUR..ARUMI KAN KASIHAN...!!!!!
Sunarmi Narmi
KOK NGAK DISUNTIK MATI AJA SIH THOR...KAN MENGANCAM NYAWA SESEORANG KLO HALU NYA SDH KELEWATAN KYAK HANSEL...🤔🤔🤔🤔
Sunarmi Narmi
Ooo HANSEL Jdi EDAN ALIAS GILA...😄😄KURANG TRAGIS SIH..
Sunarmi Narmi
Aku mlah kangen masakan Arumi ya..lebih berselera pas bacanya..yg thailan mah bodo amat ngak pham..😄😄
Sunarmi Narmi
Reuni SMA ngak segitunya jg kali...bully sdh lewat soalnya usia mereka jg sdh dewasa jdi rata' yg pernah aku ikuti ngak ada bully an justru seru" an tpi klo timbul cinta lama kembali menyala bnyak..tpi ya tergantung orangnya..klo pamer kekuasaan ,pamer harta cuma di Drakor dn Dracin..Indonesia No...Aman pokoke.
Sunarmi Narmi
Semoga segera hamil baby twins
Sunarmi Narmi
Aku jdi perempuan ngak bnyak omong sih..kata orang akubtegas ..jdi klo kebanyakan debat mlah bikin emosi..eksekusi lupakan Han Rum..itu pesanku..kmu terlalu bertele tele...jdi kebnyakan drama..kelamaan kmu galaunya..
Sunarmi Narmi
ini ngapain Arumi msih di rumah GOBLOK AMAT RUM KAMU..BYAKITIN DIRI SENDIRI...TOBAT...TOBYATTT KIRAIN PLNG DRI BANDUNG DITEMENIN HILDA TRUS BERBENAH BAJU DN SEMUA LNGSUNG PERGI..NGAPAIN NASIH NGENDON DI RUMAH HANS...HARGAI DIRIMU RUM..NGAPAIN DEBAT SAMA HANS...BENER" YA RUM KAMU STUPID 😡/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!