NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senja Punya Impian

"Senja, kamu benar-benar luar biasa! Nilai-nilaimu sangat bagus dan prestasi kamu di sekolah sungguh hebat," kata Bu Tet dengan tersenyum lebar di ruangan kelas yang sunyi.

"Terima kasih, Bu," jawab Senja dengan suara yang lembut, sambil menundukkan kepala karena merasa sedikit gugup.

"Kamu memiliki kemampuan yang sangat baik dan dedikasi yang tinggi dalam belajar. Oh ya, satu lagi, persiapkan diri kamu untuk ujian nasional agar bisa lulus dengan nilai terbaik," tambah Bu Tet.

Senja tersenyum malu, tapi pikirannya langsung teralihkan ke biaya ujian. "Bagaimana cara kami membayar biaya ujian ini?" pikir Senja.

"Oh ya satu lagi, "Semoga kamu bisa masuk universitas yang terkenal dan mewujudkan impianmu, Ibu percaya kamu bisa!" ucap Bu Tet lagi dan langsung pergi.

"Duarrr, kuliah?" tanya Senja dalam hati.

"Wah, kamu emang hebat, Sen! Bu Tet dan kepala sekolah bangga padamu. Aku yakin kamu akan lulus ujian nasional dengan nilai terbaik tahun ini dan bisa masuk Universitas yang terbaik," ucap Novi sahabat Senja.

"Terima kasih, Nov. Dukunganmu sangat berarti bagi aku. Tapi kamu tahu sendirikan, untuk biaya ujian tidak sedikit bagi kita yang tidak punya uang, apalagi untuk biaya kuliah," ucap Senja sedih.

"Kamu benar, Sen. Aku teringat juga, jika kita mau ujian harus bayar dulu."

"Itu yang aku pikirkan Nov. Ayah dan ibuku sudah bekerja keras, tapi untuk uang sebanyak itu tidak mungkin bisa terkumpul cepat.

****************

Di rumah Senja, saat makan siang.

"Senja, apa yang kamu pikirkan?" tanya Ibu sambil memperhatikan Senja yang terlihat khawatir.

"Bu, Senja memikirkan tentang biaya ujian nasional," jawab Senja dengan nada yang sedih.

Ibu tersenyum lembut. "Jangan khawatir, Nak. Kami akan mencari cara untuk membayar biaya ujian itu. Yang penting kamu tetap fokus pada pelajaranmu dan tidak terlalu khawatir tentang biaya."

"Tapi, Bu... bagaimana jika kita tidak bisa membayar biaya ujian? Apakah Senja akan gagal dalam hidup Senja?"

Ibu memeluk Senja. "Kamu tidak akan gagal, Nak. Kamu memiliki kemampuan dan bakat yang besar. Ibu percaya bahwa kamu akan berhasil jika kamu terus berusaha dan tidak menyerah."

"Ibu, tapi Senja juga mau kuliah setelah lulus nanti," ucap Senja sedih.

Ibu cukup lama terdiam." Hmm nanti jika ada rezeki kamu boleh kuliah ya, Nak," ucap Ibu lembut yang juga ragu apakah anaknya bisa kuliah atau tidak nantinya.

"Apa Ayah akan izinkan Senja kuliah Bu?

"Iya, Nak. Walaupun Ayahmu bekerja sebagai petani kecil dan kadang-kadang juga bekerja keladang orang untuk mendapatkan upah tambahan, Ayah juga pengen kamu kuliah, sukses," jawab Ibu Senja dengan sabar.

"Apa yang Ayah dapatkan dari ladang orang itu, Bu?

"Upah yang diterima dari ladang orang tersebut yang bisa nanti digunakan untuk membayar listrik, membeli kebutuhan pokok, dan tambahan uang jajan untuk kamu," jawab Ibu dengan senyum.

Senja merasa sedih memikirkan kondisi ekonomi keluarga mereka, tapi ia juga merasa bersyukur karena Ayah dan Ibunya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka.

****************

Saat makan malam, Senja, Ibu, dan Ayah menikmati makan sederhana yang dibuat Ibu, sayur pucuk ubi yang diambil di belakang rumah, oseng tahu dan tempe.

"Ayah dengar dari Ibu bahwa sebentar lagi kamu ujian nasional, ya?" tanya Ayah sambil menikmati makanannya.

"Iya, Ayah," jawab Senja dengan suara yang lembut.

"Kamu belajar yang rajin ya, jangan pikirkan uangnya. Nanti biar Ayah yang pikirkan," ucap Ayah dengan nada yang penuh kasih sayang.

Senja tersenyum dan mengangguk, merasa lega karena Ayahnya memahami keadaannya. "Baik, Ayah. Senja akan belajar yang rajin," kata Senja dengan tekad yang kuat.

Tapi, sebelum itu, Ibu menceritakan sesuatu kepada Ayah. "Ayah, tadi Ibu pergi ke rumah tetangga untuk meminjam uang untuk beli beras," kata Ibu dengan nada yang sedih.

"Apa yang terjadi?" tanya Ayah dengan rasa ingin tahu.

"Tetangga itu menghina Ibu dan mengatakan bahwa kita tidak bisa mengelola uang dengan baik," jawab Ibu dengan suara yang bergetar. "Dia bilang, 'Minjam terus, bayar telat terus, sampai sekarang hidupmu tak pernah berubah ya'."

Senja yang sedang makan, tiba-tiba merasa patah semangat ketika mendengar cerita Ibunya. Ia merasa bahwa mencapai mimpinya semakin sulit dan tidak mungkin.

"Ayah dan Ibu percaya bahwa kamu bisa melakukannya, Nak," kata Ibu dengan nada yang penuh dukungan, tidak menyadari bahwa Senja sudah merasa patah semangat.

Senja hanya tersenyum tipis dan mengangguk, tapi di dalam hatinya, ia merasa sedih dan kecewa. "Apakah saya benar-benar bisa mencapai impian saya?" pikir Senja dengan rasa keraguan.

****************

Pagi hari.

"Ibu, Senja mau kesekolah. Apakah Ibu memiliki uang jajan untuk Senja?

Ibu hanya memiliki uang 10.000 rupiah. "Uang ini hanya cukup untuk membeli beras untuk makan siang, Nak. Tapi Ibu tidak tega jika kamu tidak membawa uang jajan sama sekali," kata Ibu.

Ibu memberikan Senja uang 2.000 rupiah. "Terima kasih, Ibu, tapi uang ini untuk Ibu saja," kata Senja dengan suara yang lembut.

Ibu tersenyum dan memeluk Senja. "Ibu tahu bahwa kamu anak yang pengertian dan tidak pernah menuntut. Tapi Ibu ingin kamu tahu bahwa Ibu menyayangimu."

Senja tersenyum dan mengangguk, lalu berpamitan kepada Ibu dan Ayahnya. "Assalamualaikum, Ibu, Ayah. Senja berangkat ya," ucap Senja dengan suara yang lembut.

"Waalaikumussalam, Ayah doakan kamu lancar di sekolah, Nak. Belajar yang rajin ya," kata Ayah dengan nada yang penuh kasih sayang.

Senja mengangguk dan tersenyum, lalu berangkat ke sekolah dengan semangat yang masih membara di dalam hatinya, meskipun ada sedikit keraguan tentang masa depannya..

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!