NovelToon NovelToon
Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:38.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Kim99

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya sudah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang pamannya Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Jadi maksudnya? Dia harus menjadi adik ipar Jendral yang sudah membuangnya? Juga, menjadi Bibi dari mantan calon suaminya?

Untuk info dan visual, follow Instagram: @anita_hisyam TT: ame_id FB: Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dipecat?

Keesokan paginya, Dirga membuka matanya dengan dahi berkerut. Hal pertama yang ia sadari adalah, kamar itu terasa kosong.

Ia bangkit, tubuh tegapnya masih dibalut kaus tipis abu dan celana tidur. Pandangannya kemudian tertuju pada sebuah set pakaian kasual yang terlipat rapi di atas ranjang yang juga sudah sangat tertata, lengkap dengan selembar memo berisi tulisan tangan halus.

"Maaf, aku enggak tahu jadwal mas seperti apa, jadi aku pilihkan pakaian yang menurutku nyaman. Kalau salah maaf, lain kali aku akan lebih baik."

Dirga membacanya dua kali. Bibirnya menyunggingkan senyum kecil, tapi sekaligus merasa heran. Ini masih pukul lima pagi. Ke mana perginya istrinya?

Setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang disiapkan, ia turun perlahan ke lantai bawah. Baru saja melewati tangga utama, ia mendengar suara bersahut-sahutan dari arah dapur. Suara Bibi yang terdengar setengah panik:

"Nyonya Muda, tolong jangan repot-repot masak sendiri, biar Bibi dan Mbak saja!"

"Enggak apa-apa, Bi. Bibi dan Mbak Eka sudah mengurus banyak hal. Aku cuma mau masak sebentar aja, buat mas Dirga."

Pria itu menghentikan langkah. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat punggung ramping Sashi di meja, sedang menata piring-piring saji di atas meja makan. Ia tampak anggun dalam kesederhanaan itu. Dirga ingin menyapa, tapi langkahnya lagi-lagi tertahan ketika Sashi tiba-tiba mengambil ponsel dan menjauh ke sudut ruangan. Sepertinya ada yang menelpon.

"Assalamu'alaikum, Bu. Ada apa, Ibu sehat kan?"

"Wa'alaikumussalam. Sashi, Ibu cuma mau bilang... jangan bersikap seperti itu sama Amara. Meskipun kamu sekarang sudah menikah dengan Letnan Kolonel, bukan berarti kamu boleh tinggi hati sama kakakmu sendiri."

"Ibu, aku enggak ngerti ibu ngomong apa?"

"Enggak usah ngelak, Sha. Ibu tahu apa yang terjadi. Tolong jaga sikap kamu, Nak. Jangan ketus kayak kemarin."

Oh, dari sana Sashi mengerti Ke mana arah pembicaraan ibunya. Amara pasti mengatakan hal yang tidak-tidak ketika kemarin mereka bertemu.

"Apa Kak Amara bilang sesuatu sama Ibu? Aku cuma jawab seperti biasa, Bu. Aku memperlakukan dia seperti majikan, itu kan yang selama ini harus aku lakukan."

"Jangan bicara begitu. Ibu cuma minta kamu lebih sopan!"

"Jadi aku harus berlutut di bawah kakinya, gitu? Baru bisa disebut sopan?" Suara Sashi naik satu oktaf.

"Sashi!" tegur Bu Azizah, ia terdengar sangat marah. "Enggak baik kamu ngomong kayak gitu, Amara itu kakak kamu!"

"Aku sibuk, Bu. Maaf, aku harus pergi kerja. Assalamu'alaikum."

Klik.

Sashi menghela napas panjang. Matanya memerah, ia menggertakkan gigi menahan rasa perih yang menumpuk di dada. Tangannya terangkat, ia mengusap air mata dan saat ia berbalik, langkahnya terhenti.

Dirga berdiri tak jauh dari sana. Tatapan pria itu sangat dalam. Tidak marah. Justru ada sorot iba di sana. Sashi buru-buru menarik napas dan mengangkat dagunya.

"Mas!" Ia menyapa. "Aku udah masak. Coba, ya. Katanya suka makanan yang nggak terlalu berminyak, aku buat tumis sayur dan sup ikan."

Ia sama sekali tidak berani menatap mata suaminya. Perempuan itu ingin menghindar Namun saat ia melangkah melewati Dirga, pria itu meraih tangannya.

"Mas Dirga ...."

Tapi bukannya menjawab, Dirga menariknya dalam pelukan hangat. Sashi terpaku, dada bidang suaminya terasa seperti tempat paling aman saat ini. Ini terlalu hangat, terlalu menakutkan untuk dianggap nyata.

"Kalau kamu memang nggak baik-baik aja, temui aku, Dek. Katakan semuanya. Aku ini suami kamu, bukan hanya sekadar... pajangan."

Air mata Sashi jatuh tak tertahan. Ia menunduk, menggenggam erat kaus Dirga. Jujur saja, selain ayahnya, dia tidak berani menangis di depan orang lain. Dia terlalu takut dianggap lemah dan semakin dicemooh.

"Sekarang aku keluargamu, enggak usah nanggepin mereka."

"Maaf, Mas."

"Ndak usah bilang maaf, aku enggak suka denger kata itu dari mulutmu."

Di balik pilar ruang makan, Mbak Eka berdiri diam. Matanya menatap ke arah mereka, penuh kecemburuan yang jelas tak lagi bisa disembunyikan. Rahangnya mengeras, lalu ia memalingkan wajah dan berbalik.

"Dasar penggoda!" geramnya kesal.

** **

Ketika keduanya sudah ada di meja makan, Dirga henti-hentinya melirik ke arah Sashi. Membuat perempuan itu gugup setengah Mati. Dia buru-buru mengambil mangkuk dan mengambil sop ikan untuk suaminya.

"Mas coba dulu, kalau cocok nanti aku tambah."

Dirga mengangguk, ia mengambil sendok dan mencoba kuahnya lebih dulu.

"Gimana, Mas? Enak?"

Wajah Dirga memerah, pria itu berdehem kemudian mengangguk. Namun, Sashi agak curiga. Dia kemudian mengambil sendok dan mangkuknya, tapi saat hendak dicicipi Dirga melarang.

Semakin curigalah perempuan itu, dan meskipun harus berdebat kecil dia tetap berusaha untuk mencoba supnya.

Ketika sendok itu masuk ke mulut, mata sasi langsung membelalak, dia buru-buru mengambil air minum dan menenggaknya sampai habis.

"Astaghfirullah, Mas. Asin banget."

Dirga tersenyum. Dia melihat wajah istrinya yang menunjukkan kepanikan. Mungkin ingin meminta maaf tapi juga takut salah.

"Enggak papa, masih bisa dimakan, kok."

"No, no." Sashi merebut mangkuk di tangan suaminya. "Terlalu banyak makan garam juga nggak baik Mas." Ia mencoba mencicipi tumis yang dia buat, kemudian mencicipi ayam teriyaki yang juga sengaja dia siapkan. "Ini aman, Mas. Makan ini aja, ya."

"Heumm." Dirga tersenyum membuat Sashi salah tingkah.

Mbak Ika yang melihat itu dari dapur tersenyum, dia menyimpan toples garam kembali ke tempatnya. Saat bertemu dengan bibi, perempuan itu langsung pura-pura sibuk.

"Hari ini aku yang anter, ya."

"Nggak papa Mas aku bisa berangkat naik ojek."

"Aku anter!"

"Mas, tempat kita kerja berlawanan arah. Aku rasa nggak efektif Kalau Mas nganterin aku dulu."

"Aku free."

"Hah?" kaget Sashi. "Maksudnya?" tanya Sashi menjadi lebih penasaran.

"Makan dulu! Nanti kesiangan."

"Iya, Mas."

** **

Ketika mereka sudah ada di dalam mobil, dan mungkin sudah setengah perjalanan. Sashi tampak masih begitu gelisah. Dia benar-benar memikirkan Kenapa suaminya bisa free, padahal setahu dia harusnya sang suami ini adalah orang yang cukup sibuk. Karena dia juga bekerja di rumah Sakit militer pusat.

"Kenapa?" tanya Dirga. Sejak tadi dia melihat istrinya yang bergerak gelisah. "Ada yang kamu pikirin?"

Kepala Sashi mengangguk beberapa kali, Iya memejamkan mata kemudian menoleh ke arah suaminya. Memberanikan diri untuk menatap sang suami.

"Mas!" panggil Sashi.

"Dalem?" tanya pria itu.

"Eumm, Maaf kalau aku lancang. Tapi kalau boleh, aku mau nanya sesuatu sama Mas Dirga." Pria itu tampaknya mulai curiga mengenai arah pembicaraan sang istri. Akan tetapi dia hanya mengganggu mempersilakan.

"Mas nggak dipecat kan? Aku nggak bermaksud apa-apa, maksud aku, aku tahu peraturan pernikahan di militer seperti apa. Bahkan untuk pernikahan yang memang dilakukan secara diam-diam lebih dulu, sanksi terberatnya adalah diberhentikan secara tidak hormat. Apa gara-gara nikah sama aku Mas dipecat dari kerjaan, Mas?"

1
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤❤❤
Anita_Kim: Siap, Kak.
total 1 replies
Susi Akbarini
pisah amsyong bisa marah kalo tau Sashi yg jadi mantu dojter Far..
😀😀😀❤❤❤
Andaru Obix Farfum
👍
Ita Putri
haduuhh....njawab e itu Lo bikin ndlewer ....dalem dek....
🥰
Ita Putri
la....dia siapaaaaaa....bilang Sashi penggoda 🤬
DianWulanDari
dasar mulut rempong mintak dlakban atu sekalian di jahit sama benang daging biar bisa nyatu itu Mulu,bilang aja iri 😏😏🤔
Anita_Kim: Iri tanda tak mampu 🫣
total 1 replies
Susi Akbarini
benarkah dirga dipecat?
atau emang dapat cuti habis nikah..
❤❤❤❤❤
Anita_Kim: Dirga udah jawab, Kak.
total 1 replies
Susi Akbarini
waaahhh..
perlu dipasang cctv tersembunyi ini..
biar gak ada yg tau kqlo Eka diawasi..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
sudah kuduga.

pasti kerjaan Eka..

apa Sashi gak ciriga..
tadi dia kan pasti udahbincip masakannya..

❤❤❤❤❤.
Yuliana Tunru
dasar babu tak tau diri msh tak terima sashi jodoh dirga malah ditambah garam.ngaca ika ..klo jetahuan utu tuh yg pecat
Anita_Kim: Banyak tingkah ya kan ... 🫠
total 1 replies
stela aza
terlalu lemah Sashi ,,,, udh sering di tindas sama kakaknya diem Bae bisanya cuma di pendam ,, di bedain kasih sayang nya sama ortu cicing juga ,,, bodoh atau apa si Sashi ini ,,, 🤦
Anita_Kim: Mentalnya yang kuat🤭
total 1 replies
DianWulanDari
dasar eka mau nya apa si pembantu itu
Anita_Kim: Mau Dirga lah🤣
total 1 replies
Marfukatul Hasanah
lagi kakak
Anita_Kim: Siap, Kak.
total 1 replies
Itha Mustika
sashiii... jantung aman...???
Rizka Rizka
menarik , ceritanya sangat bagus
Rizka Rizka
menarik , ceritanya sangat bagus
Indriani Kartini
ibu yg tidak peka
Rochman Syah
up donk thor
Susi Akbarini
samapi kapan ibu Sashi tau kalo Amara jahat..
swnfaja bohong..

❤❤❤
Susi Akbarini
😚😀😀😀😀❤❤❤❤😉❤
crmburu kannnn...
Azka3
Amara3
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!