Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.
Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.
Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.
"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.
Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Cipratan Air Hujan
Pertemuan Tak Terduga
Hujan baru saja reda, menyisakan jalanan basah yang berkilau diterpa lampu sore. Dari balik kemudi Kapten Prayoda menghela napas panjang.
Pria 34 tahun itu baru saja keluar dari rumah sakit tempat Dokter Serelia bertugas. Hatinya bergejolak. Janji lama yang ia pegang, lagi-lagi ditunda.
"Setahun lagi, Kak. Aku belum siap. Karierku baru saja menanjak. Aku nggak mau terikat sekarang."
Kalimat itu menancap lebih tajam daripada teriakan komando di lapangan. Sebagai Danyon, ia terbiasa mengambil keputusan tegas. Tapi di hadapan dokter Serelia, ia hanya bisa menunggu, meski hatinya makin lelah.
Tangannya mengetuk setir, tatapannya kosong. Jalanan depan markas Yonif XXX lengang. Namun, saat pikirannya melayang, tiba-tiba, "Byur!"
Mobilnya melindas genangan air cukup dalam. Percikan besar menyambar ke samping kanan, tepat mengenai seorang gadis muda yang sedang mengendarai motor matic.
“Ya ampun!!” Suara gadis itu jelas terdengar meski jendela mobil tertutup.
Prayoda mengerem spontan. Dari spion ia melihat sosok mungil dengan jaket jeans basah kuyup. Wajahnya terlihat sangat kesal. Namun tetap tampak polos, manis, dan, masih sangat muda.
Prayoda buru-buru menepi, menurunkan kaca jendela.
"Maaf, Mbak. Saya benar-benar nggak sengaja,” ucapnya dalam, merasa bersalah.
Gadis itu menoleh cepat. Mata bulatnya berkilat marah. Ia berdiri di samping motor maticnya lalu menatap tajam ke arah Yoda.
Seketika desiran asing mulai merayap ke dalam hati, jantung, dan sekujur tubuh Yoda. Matanya bukan menunduk, tapi dia membalas dengan dalam.
"Mbak, mbak! Emangnya saya mbaknya?" Gadis itu mendengus tidak terima, sambil melilit pashminanya yang menjuntai.
"Lihat ini, laptop saya. Di sini ada salinan skripsi yang baru saya susun sebanyak tujuh bab. Kalau hilang gara-gara cipratan air, Anda harus tanggung jawab," ketusnya seraya memperlihatkan laptopnya ke arah Yoda.
Yoda merasa bersalah, kemudian ia menuruni mobil. Menghampiri gadis itu.
"Mari saya lihat, Mbak." Yoda mengulurkan tangannya, meminta gadis cantik itu memberikan laptopnya. Yoda ingin tahu apa masalahnya. Dan jika memang rusak gara-gara cipratan air akibat ban mobilnya, maka Yoda siap memperbaiki laptop itu.
Gadis itu menepis, ia tidak membiarkan laptopnya dipegang Yoda.
"Bagaimana saya tahu laptopnya rusak kalau Mbak nggak mau memberikannya pada saya," ujar Yoda.
Gadis itu mendelik, lagi-lagi dia tidak suka dirinya dipanggil mbak. Siapa dia memanggilnya mbak, ketuaan banget. Sementara pria berseragam loreng tentara itu perkiraan usianya sepantar sepupunya.
"Sudah saya bilang, jangan panggil saya mbak. Saya itu tidak setua bapak," protesnya balik membalas dan memanggil Yoda bapak.
Kini, giliran Yoda merasa tidak suka kalau dirinya dipanggil bapak. Dia belum menikah dan belum tua-tua amat. Usianya baru 34 tahun.
"Hmm, saya juga belum tua amat kali, Dik. Saya belum menikah dan masih bujang ting-ting," protesnya, lalu dengan percaya diri mengakui dirinya masih bujang ting-ting.
"Huhhh. Usia 34 tahun belum menikah? Berarti Om bujang lapuk? Ohhh, ya, Om mengingatkan saya pada seseorang. Dulu, seusia Om, dia juga belum menikah. Tapi, sekarang om angkat saya itu sudah menikah. Istrinya cantik, baik, dia saat ini sudah dikaruniai anak kembar malah," cerita gadis itu tanpa ditanya.
"Om? Saya juga belum tua amat kali. Panggil kakak atau mas atau abang, itu lebih menyenangkan." Yoda kembali protes.
Gadis itu mendelik, dia tidak peduli dengan protes pria tentara itu. "Terserah. Sudah tua juga mau dipanggil kakak. Huh," dengusnya.
Yoda tersenyum, ketika ia fokus melihat bibir gadis itu bicara. Bukan fokus sama protesnya. Bibirnya merah merona seperti asli bawaan. Pipinya juga mulus dan licin kayak jalan tol. Walau kesannya judes, tapi gadis di depannya terlihat menyenangkan dan cuek apa adanya.
"Sederhana tapi cantik dan elegan. Gadis muda yang membuat hatiku berdesir. Akhhhh, kenapa sikapnya ini membuat jiwaku yang terpuruk kembali bangkit dan bahagia?" batin Yoda mempertanyakan perasaan anehnya ketika menatap gadis itu.
"Lalu gimana dengan laptopnya. Bisa saya lihat? Biar dicek, nanti kalau memang rusak biar saya perbaiki," ujar Yoda lagi kembali ke laptop.
Gadis itu terdiam, tepat saat telponnya berdering.
"Iya, Bunda. Ini sedang di jalan. Sebentar lagi pulang," sahutnya menerima panggilan telpon.
Gadis itu buru-buru menggendong tas laptopnya. Lalu menaiki motor dan menghidupkan kembali motor itu. Deru motor mulai terdengar.
"Ehhh, namanya siapa? Kamu nggak perbaiki laptopnya dulu?" Yoda menahan laju motor gadis itu.
"Saya buru-buru."
"Minimal kamu saya traktir makan dulu. Sebagai ucapan permohonan maaf saya sama kamu, karena laptopnya kena ciprat," bujuk Yoda berharap gadis itu mau menerima ajakannya.
Gadis itu berpikir, sementara perutnya tiba-tiba saja bergitar dengan kerasnya. Yoda sontak terkekeh sambil menoleh bahunya ke belakang. Dia terkekeh di sana.
Gadis itu malu, dia benar-benar tidak menduga kalau perutnya bakal mempermalukan dirinya di depan pria tentara itu.
Yoda berhasil membawa gadis cantik itu ke dalam sebuah kafe bercat kuning dengan nuansa gotik.
"Kebetulan aku saat ini sedang lapar," batinnya senang. Perasaan malu yang tadi sempat timbul, kini menguap entah ke mana.
"Kamu mau pesan apa. Dik?" Yoda menatap gadis cantik itu sembari tersenyum manis.
"Menunya apa saja?"
Yoda menyodorkan list menu yang sudah dilaminating. Dipastikan list menu yang hanya satu lembar itu tidak akan robek apabila kena rebut.
"Ayam penyet, seblak juga ada, sop iga, wahh favorit semua," gumamnya terdengar langsung oleh Yoda.
"Gimana, adik mau pesan apa?" ulang Yoda.
"Adik?" kerungnya.
"Iya adik. Tadi dipanggil mbak nggak mau. Ingat, ya. Panggil saya kakak," tukasnya. Diakhir kalimat memberi peringatan.
"Saya pesan sop iga sama seblak, minumnya jus alpukat," ujar gadis itu.
Yoda tidak protes dengan pesanan gadis itu.
Tidak lama pesanan mereka datang. Keduanya makan dengan lahap. Gadis itu juga terlihat sangat lapar. Makannya cepat. Yoda melihat sedikit tersentak. Ternyata gadis cantik itu selain makannya buru-buru, dia juga kuat makan dua menu sekaligus.
"Makannya banyak, tapi tubuhnya nggak gendut." Yoda heran tapi suka.
"Gimana, laptopnya jadi diperiksa nggak?" singgung Yoda mengenai laptop gadis itu.
Gadis itu mengeluarkan laptopnya dari dalam tas gendong. Yoda segera meraihnya dan mulai membuka laptop itu.
"Lho, Amira. Kamu di sini, Dek?" Seseorang berseragam Polisi menyapa gadis itu yang ternyata Amira.
Amira berdiri lalu menghampiri pria itu. "Aku baru saja selesai makan. Aku juga mau pulang."
Tanpa basa-basi atau mungkin karena lupa, Amira beranjak meninggalkan meja yang ditempatinya bersama Yoda.
Yoda bengong. Tangannya terulur dengan maksud menahan gadis itu.
"Eh, Dik. Ini laptopnya gimana?" Yoda berdiri terpaku melihat Amira pergi begitu saja bersama seorang pria berseragam polisi.
Apakah Amira akan dipertemukan kembali dengan Yoda?
Jangan lupa, dukungannya. Kasih like dan komennya ya.
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.
iqbal gk cocok
rnak yg lebih tua iya kan ehhh mapan buka n tua ding🤣😁😁☺️