Dermaga Cinta Sang Kapten

Dermaga Cinta Sang Kapten

Bab 1 Cipratan Air Hujan

Pertemuan Tak Terduga

     Hujan baru saja reda, menyisakan jalanan basah yang berkilau diterpa lampu sore. Dari balik kemudi Kapten Prayoda menghela napas panjang.

     Pria 34 tahun itu baru saja keluar dari rumah sakit tempat Dokter Serelia bertugas. Hatinya bergejolak. Janji lama yang ia pegang, lagi-lagi ditunda.

     "Setahun lagi, Kak. Aku belum siap. Karierku baru saja menanjak. Aku nggak mau terikat sekarang."

     Kalimat itu menancap lebih tajam daripada teriakan komando di lapangan. Sebagai Danyon, ia terbiasa mengambil keputusan tegas. Tapi di hadapan dokter Serelia, ia hanya bisa menunggu, meski hatinya makin lelah.

     Tangannya mengetuk setir, tatapannya kosong. Jalanan depan markas Yonif XXX lengang. Namun, saat pikirannya melayang, tiba-tiba, "Byur!"

     Mobilnya melindas genangan air cukup dalam. Percikan besar menyambar ke samping kanan, tepat mengenai seorang gadis muda yang sedang mengendarai motor matic.

     “Ya ampun!!” Suara gadis itu jelas terdengar meski jendela mobil tertutup.

     Prayoda mengerem spontan. Dari spion ia melihat sosok mungil dengan jaket jeans basah kuyup. Wajahnya terlihat sangat kesal. Namun tetap tampak polos, manis, dan, masih sangat muda.

     Prayoda buru-buru menepi, menurunkan kaca jendela.

     "Maaf, Mbak. Saya benar-benar nggak sengaja,” ucapnya dalam, merasa bersalah.

     Gadis itu menoleh cepat. Mata bulatnya berkilat marah. Ia berdiri di samping motor maticnya lalu menatap tajam ke arah Yoda.

     Seketika desiran asing mulai merayap ke dalam hati, jantung, dan sekujur tubuh Yoda. Matanya bukan menunduk, tapi dia membalas dengan dalam.

     "Mbak, mbak! Emangnya saya mbaknya?" Gadis itu mendengus tidak terima, sambil melilit pashminanya yang menjuntai.

     "Lihat ini, laptop saya. Di sini ada salinan skripsi yang baru saya susun sebanyak tujuh bab. Kalau hilang gara-gara cipratan air, Anda harus tanggung jawab," ketusnya seraya memperlihatkan laptopnya ke arah Yoda.

     Yoda merasa bersalah, kemudian ia menuruni mobil. Menghampiri gadis itu.

     "Mari saya lihat, Mbak." Yoda mengulurkan tangannya, meminta gadis cantik itu memberikan laptopnya. Yoda ingin tahu apa masalahnya. Dan jika memang rusak gara-gara cipratan air akibat ban mobilnya, maka Yoda siap memperbaiki laptop itu.

     Gadis itu menepis, ia tidak membiarkan laptopnya dipegang Yoda.

     "Bagaimana saya tahu laptopnya rusak kalau Mbak nggak mau memberikannya pada saya," ujar Yoda.

     Gadis itu mendelik, lagi-lagi dia tidak suka dirinya dipanggil mbak. Siapa dia memanggilnya mbak, ketuaan banget. Sementara pria berseragam loreng tentara itu perkiraan usianya sepantar sepupunya.

     "Sudah saya bilang, jangan panggil saya mbak. Saya itu tidak setua bapak," protesnya balik membalas dan memanggil Yoda bapak.

     Kini, giliran Yoda merasa tidak suka kalau dirinya dipanggil bapak. Dia belum menikah dan belum tua-tua amat. Usianya baru 34 tahun.

     "Hmm, saya juga belum tua amat kali, Dik. Saya belum menikah dan masih bujang ting-ting," protesnya, lalu dengan percaya diri mengakui dirinya masih bujang ting-ting.

     "Huhhh. Usia 34 tahun belum menikah? Berarti Om bujang lapuk? Ohhh, ya, Om mengingatkan saya pada seseorang. Dulu, seusia Om, dia juga belum menikah. Tapi, sekarang om angkat saya itu sudah menikah. Istrinya cantik, baik, dia saat ini sudah dikaruniai anak kembar malah," cerita gadis itu tanpa ditanya.

    "Om? Saya juga belum tua amat kali. Panggil kakak atau mas atau abang, itu lebih menyenangkan." Yoda kembali protes.

    Gadis itu mendelik, dia tidak peduli dengan protes pria tentara itu. "Terserah. Sudah tua juga mau dipanggil kakak. Huh," dengusnya.

     Yoda tersenyum, ketika ia fokus melihat bibir gadis itu bicara. Bukan fokus sama protesnya. Bibirnya merah merona seperti asli bawaan. Pipinya juga mulus dan licin kayak jalan tol. Walau kesannya judes, tapi gadis di depannya terlihat menyenangkan dan cuek apa adanya.

     "Sederhana tapi cantik dan elegan. Gadis muda yang membuat hatiku berdesir. Akhhhh, kenapa sikapnya ini membuat jiwaku yang terpuruk kembali bangkit dan bahagia?" batin Yoda mempertanyakan perasaan anehnya ketika menatap gadis itu.

     "Lalu gimana dengan laptopnya. Bisa saya lihat? Biar dicek, nanti kalau memang rusak biar saya perbaiki," ujar Yoda lagi kembali ke laptop.

     Gadis itu terdiam, tepat saat telponnya berdering.

     "Iya, Bunda. Ini sedang di jalan. Sebentar lagi pulang," sahutnya menerima panggilan telpon.

     Gadis itu buru-buru menggendong tas laptopnya. Lalu menaiki motor dan menghidupkan kembali motor itu. Deru motor mulai terdengar.

     "Ehhh, namanya siapa? Kamu nggak perbaiki laptopnya dulu?" Yoda menahan laju motor gadis itu.

     "Saya buru-buru."

     "Minimal kamu saya traktir makan dulu. Sebagai ucapan permohonan maaf saya sama kamu, karena laptopnya kena ciprat," bujuk Yoda berharap gadis itu mau menerima ajakannya.

     Gadis itu berpikir, sementara perutnya tiba-tiba saja bergitar dengan kerasnya. Yoda sontak terkekeh sambil menoleh bahunya ke belakang. Dia terkekeh di sana.

     Gadis itu malu, dia benar-benar tidak menduga kalau perutnya bakal mempermalukan dirinya di depan pria tentara itu.

     Yoda berhasil membawa gadis cantik itu ke dalam sebuah kafe bercat kuning dengan nuansa gotik.

     "Kebetulan aku saat ini sedang lapar," batinnya senang. Perasaan malu yang tadi sempat timbul, kini menguap entah ke mana.

     "Kamu mau pesan apa. Dik?" Yoda menatap gadis cantik itu sembari tersenyum manis.

     "Menunya apa saja?"

     Yoda menyodorkan list menu yang sudah dilaminating. Dipastikan list menu yang hanya satu lembar itu tidak akan robek apabila kena rebut.

     "Ayam penyet, seblak juga ada, sop iga, wahh favorit semua," gumamnya terdengar langsung oleh Yoda.

     "Gimana, adik mau pesan apa?" ulang Yoda.

     "Adik?" kerungnya.

     "Iya adik. Tadi dipanggil mbak nggak mau. Ingat, ya. Panggil saya kakak," tukasnya. Diakhir kalimat memberi peringatan.

     "Saya pesan sop iga sama seblak, minumnya jus alpukat," ujar gadis itu.

     Yoda tidak protes dengan pesanan gadis itu.

     Tidak lama pesanan mereka datang. Keduanya makan dengan lahap. Gadis itu juga terlihat sangat lapar. Makannya cepat. Yoda melihat sedikit tersentak. Ternyata gadis cantik itu selain makannya buru-buru, dia juga kuat makan dua menu sekaligus.

     "Makannya banyak, tapi tubuhnya nggak gendut." Yoda heran tapi suka.

     "Gimana, laptopnya jadi diperiksa nggak?" singgung Yoda mengenai laptop gadis itu.

     Gadis itu mengeluarkan laptopnya dari dalam tas gendong. Yoda segera meraihnya dan mulai membuka laptop itu.

     "Lho, Amira. Kamu di sini, Dek?" Seseorang berseragam Polisi menyapa gadis itu yang ternyata Amira.

     Amira berdiri lalu menghampiri pria itu. "Aku baru saja selesai makan. Aku juga mau pulang."

     Tanpa basa-basi atau mungkin karena lupa, Amira beranjak meninggalkan meja yang ditempatinya bersama Yoda.

     Yoda bengong. Tangannya terulur dengan maksud menahan gadis itu.

     "Eh, Dik. Ini laptopnya gimana?" Yoda berdiri terpaku melihat Amira pergi begitu saja bersama seorang pria berseragam polisi.

Apakah Amira akan dipertemukan kembali dengan Yoda?

Jangan lupa, dukungannya. Kasih like dan komennya ya.

Terpopuler

Comments

Aulia Bahri

Aulia Bahri

ih aku juga sebel kalau ada yang naik mobil grusa grusu gini

2025-10-14

2

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

yoda tua dapat Amira yg kinyis-kinyis? boleh juga.

2025-10-04

1

Aulia Bahri

Aulia Bahri

jadi perkenalan diri ya pak🤣🤣

2025-10-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Cipratan Air Hujan
2 Bab 2 Laptop Yang Tertinggal
3 Bab 3 Dokter Baru Di Batalyon
4 Minta Pendapat Readers
5 Bab 4 Jejak Yang Mengusik Hati
6 Bab 5 Ungkapan Hati Iqbal
7 Bab 7 Pertemuan Yoda Dan Amira Yang Tidak Disangka
8 Bab 8 Gadis Muda Dan Pria Dewasa
9 Bab 9 Amira Pacar Iqbal?
10 Bab 10 Tidak Akan Menunggu Lagi
11 Bab 10 Merasa Pesimis
12 Bab 12 Penemuan Yoda
13 Bab 13 Kecewa Dan Bahagia
14 Bab 14 Pertemuan Yoda dan Lahat
15 Bab 15 Hubungan Profesional
16 Bab 16 Ungkapan Yoda Yang Belum Terjawab
17 Bab 17 Bertemu Lahat
18 Bab 18 Galau
19 Bab 19 Keputusan Yoda
20 Bab 20 Ujian Dalam Pesanan Amira
21 Bab 21 Penilaian Amira
22 Bab 22 Bayangan Yang Semakin Kuat
23 Bab 23 Menghindar
24 Bab 24 Luka Yang Membuka Hati
25 Bab 25 Pertemuan Yoda Dan Kedua Orang Tua Amira
26 Bab 26 Kedatangan Iqbal Kecewa Yoda
27 Bab 27 Ungkapan Cinta Yoda
28 Bab 28 Bertemu Lahat Dan Aika
29 Bab 29 Kekasih Dapat Maksa
30 Bab 30 Harapan Orang Tua Amira Yang Tersambut
31 Bab 31 Ternyata Anak Pak Harimurti
32 Bab 32 Curhat Dengan Om Kesayangan
33 Bab 33 Pilihan Hati Amira
34 Bab 34 Antara Kecewa, Penyesalan, dan Bayangan Ancaman
35 Bab 35 Cemburu dan Kecewa Yoda
36 Bab 36 Mengungkapkan Keseriuasan
37 Bab 37 Terungkap
38 Bab 38 Yoda Berusaha Mayakinkan Amira
39 Bab 39 Sedih Dan Kecewa Dokter Serelia
40 Bab 40 Niatnya Memberi Kejutan Malah Terkejut Duluan
41 Bab 41 Pengajuan Nikah
42 Bab 42 Ajakan Makan Malam Romantis
43 Bab 43 Bertemu Dokter Serelia
44 Bab 44 Berita Pengajuan Nikah Yoda
45 Bab 45 Persiapan Pernikahan
46 Bab 46 Pernikahan/ Sah
47 Bab 47 Pedang Pora
48 Bab 48 Bulan Madu Yang Gagal
49 Bab 49 Bulan Madu Yang Gagal 2
50 Bab 50 Pulang
51 Bab 51 Buket Bunga dan ATM Mengembalikan Senyum Amira
52 Bab 52 Nasi Goreng Ala Amira
53 Bab 53 Lagi-lagi Gagal
54 Bab 54 Penjelasan yang Membuat Amira Tenang
55 Bab 55 Malam Pertama
56 Bab 56 Bertemu Iqbal
57 Bab 58 Sebuah Kejujuran
58 Bab 58 Hujan Sore yang Bahagia
59 Bab 59 Kisah yang Berakhir Indah (END)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Cipratan Air Hujan
2
Bab 2 Laptop Yang Tertinggal
3
Bab 3 Dokter Baru Di Batalyon
4
Minta Pendapat Readers
5
Bab 4 Jejak Yang Mengusik Hati
6
Bab 5 Ungkapan Hati Iqbal
7
Bab 7 Pertemuan Yoda Dan Amira Yang Tidak Disangka
8
Bab 8 Gadis Muda Dan Pria Dewasa
9
Bab 9 Amira Pacar Iqbal?
10
Bab 10 Tidak Akan Menunggu Lagi
11
Bab 10 Merasa Pesimis
12
Bab 12 Penemuan Yoda
13
Bab 13 Kecewa Dan Bahagia
14
Bab 14 Pertemuan Yoda dan Lahat
15
Bab 15 Hubungan Profesional
16
Bab 16 Ungkapan Yoda Yang Belum Terjawab
17
Bab 17 Bertemu Lahat
18
Bab 18 Galau
19
Bab 19 Keputusan Yoda
20
Bab 20 Ujian Dalam Pesanan Amira
21
Bab 21 Penilaian Amira
22
Bab 22 Bayangan Yang Semakin Kuat
23
Bab 23 Menghindar
24
Bab 24 Luka Yang Membuka Hati
25
Bab 25 Pertemuan Yoda Dan Kedua Orang Tua Amira
26
Bab 26 Kedatangan Iqbal Kecewa Yoda
27
Bab 27 Ungkapan Cinta Yoda
28
Bab 28 Bertemu Lahat Dan Aika
29
Bab 29 Kekasih Dapat Maksa
30
Bab 30 Harapan Orang Tua Amira Yang Tersambut
31
Bab 31 Ternyata Anak Pak Harimurti
32
Bab 32 Curhat Dengan Om Kesayangan
33
Bab 33 Pilihan Hati Amira
34
Bab 34 Antara Kecewa, Penyesalan, dan Bayangan Ancaman
35
Bab 35 Cemburu dan Kecewa Yoda
36
Bab 36 Mengungkapkan Keseriuasan
37
Bab 37 Terungkap
38
Bab 38 Yoda Berusaha Mayakinkan Amira
39
Bab 39 Sedih Dan Kecewa Dokter Serelia
40
Bab 40 Niatnya Memberi Kejutan Malah Terkejut Duluan
41
Bab 41 Pengajuan Nikah
42
Bab 42 Ajakan Makan Malam Romantis
43
Bab 43 Bertemu Dokter Serelia
44
Bab 44 Berita Pengajuan Nikah Yoda
45
Bab 45 Persiapan Pernikahan
46
Bab 46 Pernikahan/ Sah
47
Bab 47 Pedang Pora
48
Bab 48 Bulan Madu Yang Gagal
49
Bab 49 Bulan Madu Yang Gagal 2
50
Bab 50 Pulang
51
Bab 51 Buket Bunga dan ATM Mengembalikan Senyum Amira
52
Bab 52 Nasi Goreng Ala Amira
53
Bab 53 Lagi-lagi Gagal
54
Bab 54 Penjelasan yang Membuat Amira Tenang
55
Bab 55 Malam Pertama
56
Bab 56 Bertemu Iqbal
57
Bab 58 Sebuah Kejujuran
58
Bab 58 Hujan Sore yang Bahagia
59
Bab 59 Kisah yang Berakhir Indah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!