Suamiku Ternyata Seorang Bos

" beraninya kamu membatalkan pernikahannya sepihak" ucap wanita tersebut yang tidak lain adalah mantan mama mertua nya. Nyonya Soraya.

Maura memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari mantan mama tunangannya itu.lalu menatap tajam sang mantan calon ibu mertuanya itu.

"berani-beraninya anda menamparku...?, harusnya Anda tanyakan saja kepada anak Anda itu... apa yang membuat aku membatalkan pertunangannya" tantang Maura tidak takut. kalau bukan orang tua mungkin Maura sudah membalasnya.

"berani juga kamu melawanku... Untung saja putraku tidak jadi menikah dengan perempuan murahan seperti mu ... Kelakuanmu yang sangat memalukan, " kata Nyonya Soraya menatap remeh Maura.

"saya lebih beruntung... karena lebih dulu tahu tentang, kebusukan putra Anda yang sangat anda banggakan itu, Nyonya Soraya yang terhormat...!" kata Maura tersenyum sekilas.

"dari awal juga aku tidak setuju Kalau Tomi bertunangan denganmu, wanita yang suka keluyuran tiap malam, suka memakai pakaian seperti seorang p*****r, Untung saja... kalian tidak jadi menikah, walaupun tadinya aku malu... harusnya aku yang membatalkan pernikahan itu ,...bukan kamu" kata Nyonya Soraya menatap tajam Maura.

Maura tersenyum dan melipat kedua tangannya di depan dadanya, dia juga menyadari kalau kelakuannya sudah seperti wanita murahan...

" terserah anda menilai ku seperti apa, yang jelas , putra Anda yang begitu anda banggakan itu lebih buruk kelakuannya, Untung saja, saya bisa melihat kebusukan putra yang anda banggakan itu, kalau tidak, pasti saya akan sangat menyesal seandainya pernikahan itu terjadi " ucap Maura tajam... Suaranya berat juga menusuk... membuat nyonya Soraya merinding seketika, apalagi melihat tatapan tajam Maura yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Tak lama kemudian , datang lah Nina dengan wajah polosnya...

" Tante Soraya... Kapan datang...?, kenapa tidak duduk ...?" tanya Nina lembut, senyumnya mengembang sempurna melihat calon ibu mertua.wajahnya terlihat polos dengan make-up sederhana seperti biasanya, sudah seperti malaikat tak bersayap,

" sayang... Bagaimanapun kabar mu ? " nyonya Soraya langsung mendekati ke Arah Nina dan memeluknya tak lupa mencium pipi kanan kirinya....dan melirik sekilas ke arah Maura yang masih menyenderkan tubuhnya di dinding... bermaksud membuat Maura iri, tapi yang dia lihat, Maura cuek saja, seperti tidak terjadi sesuatu. Membuat nyonya Soraya kesal, dan menggenggam kedua tangannya kuat-kuat.

" Nina baik Tante...ayo duduk dulu Tante ..." nina menuntun nyonya Soraya untuk duduk di sofa...

"tante Bagaimana kabar tante...?" tanya Nina tersenyum lembut.

"tante baik juga sayang, seperti yang kamu lihat sekarang, mulai sekarang jangan panggil tante lagi ya... beberapa hari lagi kan kamu akan menikah dengan putraku...jadi panggil aku mama seperti Tomi memanggilku..." ucap Nyonya Soraya tersenyum dan mengusap rambut lurus nina yang dibiarkan terurai...

memang semenjak Maura bertunangan dengan Tomi, Nina lebih dominan... dia sering pergi ke rumah Nyonya Soraya... pintar sekali Nina untuk mengambil hati keluarga nyonya Soraya itu. sampai Nyonya Soraya membenci Maura... padahal waktu menjadi kekasih putranya, dirinya sangat bahagia... Karena pada saat itu dia tidak tahu kalau Maura mempunyai adik yang tidak jauh usianya dari Maura... semenjak kedatangan Nina ke rumahnya , mereka Jadi semakin akrab, dari situlah Nina mulai beraksi, untuk menjelek-jelekkan Maura, dia sendiri selalu bertingkah seperti seorang yang teraniaya, merasa tersisihkan oleh keluarganya sendiri, makanya Nyonya Soraya jadi merasa kasihan kepada Nina...

nina mengangguk"baiklah ma ma" sejurus kemudian dia menunduk saat tidak sengaja bertatapan dengan Maura yang sedang menatap dirinya...

Nyonya Soraya mengikuti arah pandang dalam menantunya sebelum menunduk. dia melihat Maura yang sedang menatap calon menantunya.

"akhirnya kamulah yang akan menjadi menantu mama, Mama sangat bahagia sekali, memiliki menantu yang baik seperti mu, sangat jauh dari pergaulan bebas apalagi berkeliaran setiap malam"ucap Nyonya Soraya menyindir Maura yang masih berdiri di sana...

" baby...." panggil seorang laki-laki dari dalam.

" iya hubby....aku datang..." jawab Maura lantas pergi meninggalkan mereka berdua.

" siapa itu Nina...?" tanya Nyonya Soraya penasaran karena mendengar seorang laki-laki yang memanggil Maura dengan sebutan yang sangat mesra.

"itu suaminya Maura mah... kemarin malam dia digerebek oleh warga lalu dinikahkan secara paksa, itu sebabnya Maura memutuskan pernikahannya dengan kak Tomi, " jawab Nina menjelekkan kakaknya.

Nyonya Soraya bergidik, Untung saja putranya tidak jadi menikah dengan perempuan murahan itu...

" syukurlah, dengan kejadian seperti itu akhirnya pernikahan mereka batal juga, dan kamulah selanjutnya yang akan menjadi menantu mama, mama senang sekali" nyonya Soraya memegang kedua tangan calon menantunya itu dengan sayang, calon menantu yang sangat ia banggakan.

 tak tak tak...

Terdengar suara derap kaki yang sedang mendekat, dan ternyata itu adalah Maura dan suaminya...

" Nina, kakak mau pergi dulu dengan suami kakak, kalau nanti mama mencari ku , jawab saja aku sedang jalan-jalan dengan suamiku" kata maura tersenyum, lalu menggandeng tangan suaminya...

Nyonya Soraya menahan tawanya melihat suaminya Maura.

Setelah kepergian Maura, barulah nyonya Soraya melepaskan tawanya.

" hahaha, yang benar saja Nina, itu modelan suami Maura sudah seperti preman pasar" kata nyonya Soraya mengejek suami Maura.

Nina tersenyum melihat wajah kepuasan dari calon mertuanya.

Nina mengangguk, " benar sekali mah, dan kata kak Maura, suaminya itu bekerja sebagai supir pengantar bahan baku restauran" kata Nina yang lagi-lagi membuat nyonya Soraya tertawa, sampai memegang perutnya yang terasa kram.kemudian terdiam seketika.

" mah... Mamah Kenapa, apa ada yang sakit...?" tanya Nina khawatir, melihat calon mertuanya seperti itu.

Nyonya Soraya menggelengkan kepalanya pelan.dan masih memegangi perutnya yang sedikit nyeri.

" tidak, mama hanya merasa kram, karena terlalu banyak tertawa" jawab nyonya Soraya tersenyum.

Dia senang, karena calon menantunya sangat perhatian.

" Mama tidak menyangka saja, lepas dari Tomi, Maura malah menikah dengan laki-laki yang tidak jelas, sangat jauh sekali, bila di bandingkan dengan putra ku" ucap nyonya Soraya.

Lalu mereka melanjutkan perbincangan nya, tentang pernikahan yang beberapa hari lagi akan terlaksana.

sementara .... Di luar rumah, saat ini, Maura dan Dave berencana akan berjalan-jalan ke pantai, menggunakan motor, Maura ingin menaiki motor, karena seumur hidupnya, Maura belum pernah menaiki motor.

" ini, pakai helm nya dulu" kata Dave memberikan helm kepada Maura,

Maura menerimanya lalu mengikuti cara Dave yang sedang memakai helmnya.

Setelah Dave siap, dia membantu mengunci helm istrinya agar kencang dan nyaman,

" selesai, ayo naik" ajak Dave, dia lebih dulu menaiki motornya, lalu di ikuti Maura di kursi belakang.

Dave mengambil kedua tangan Maura untuk di lilit kan ke perut Dave.

" pegangan yang kuat, agar tidak terlepas" ucap Dave lembut, dan Maura menurut.

" baiklah...."

Brummmmm...

Dave melajukan motornya keluar dari gerbang yang sudah dibuka lebar-lebar oleh penjaga rumah.