Transmigrasi Istri Duke Tiran

Hari silih berganti, waktu terus berjalan, tidak terasa Qiana telah melewati tepat tiga hari setelah hukuman yang dia berikan pada kepala pelayan Marry, yang artinya tepat hari ini adalah hari kedatangan Duke Arsenio dan para pasukannya.

Untuk keadaan Marry sendiri sekarang sedang sekarat, wanita tua itu belum mati, seperti yang Qiana ucapakan waktu itu, bahwa Duke Arsenio harus melihat keadaan kepala pelayan itu, padahal Vincent sudah berkali-kali mengatakan pada Qiana, bahwa hubungan Duke Arsenio dengan kepala pelayan Marry tidak sedekat itu, tapi Qiana tetap ingin pria itu melihat keadaan Marry, entah apa yang sebenarnya Qiana rencana kan.

Selama tiga hari ini Qiana di sibukkan dengan tugas nya sebagai seorang Duches, bahkan di meja kerja nya sudah banyak undangan minum teh yang di kirim oleh para bangsawan, tapi tidak ada satupun yang Qiana hadiri, karena selain malas untuk menghadiri acara seperti itu, selama tiga ini jadwal Qiana benar-benar padat, tidak ada waktu untuk bersantai.

Bahkan setiap tengah malam di saat semua orang sudah tidur, Qiana akan berlatih, mengasah kemampuan nya, karena Qiana sadar di dunia nya ini, siapa yang paling kuat dialah yang akan bertahan.

Bahkan saking sibuknya, Qiana belum sempat pergi ketempat perdagangan budak, seperti yang di rencanakan, mungkin setelah Duke Arsenio kembali, pekerjaan nya akan lebih ringan dan Qiana bisa kembali menjalankan rencana nya.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Qiana di ketuk dari luar, sudah bisa di tebak siapa yang datang, siapa lagi kalau bukan pelayan pribadi nya.

Qiana mengerjapkan matanya, dengan sedikit malas Qiana akhirnya bangun dari tidurnya, padahal baru beberapa jam dirinya tidur, ternyata hari sudah pagi.

"Hoam....Pagi dunia tipu-tipu," ucap Qiana menguap.

Qiana duduk dengan rambut acak-acakan, dan wajah bantalnya, tapi bukan nya terlihat jelek, justru wajah Qiana masih terlihat sangat cantik, tidak berminyak sedikit pun.

Hoam....

Qiana kembali menguap dan melihat ke adaan ranjang nya yang sudah sangat berantakan.

Gadis yang terlihat sangat mengerikan kalau sedang marah itu, ternyata memiliki kebiasaan buruk saat tidur, Qiana kalau tidur tidak bisa diam, dia akan berputar sembilan puluh derajat, berputar-putar seperti gangsing.

"Jam berapa ini...." gumam Qiana lirih.

Qiana menatap ke arah jendela yang masih dibalut langit gelap, seperti nya pagi ini akan turun hujan lagi, mengingat saat ini memang sudah memasuki musim hujan.

Tok

Tok

Tok

"Yang Mulia apa Anda sudah bangun!" panggil Rere dari luar.

"Iya masuk saja!" jawab Qiana tanpa turun dari tempat tidur nya.

Qiana masih sangat malas untuk beranjak dari ranjang empuk nya, apalagi udara pagi yang terasa sangat dingin, membuat Qiana rasa nya ingin kembali tidur dan bersembunyi dengan nyaman di bawah selimut tebalnya, sayang nya itu tidak bisa, pagi ini Qiana harus sudah produktif.

"Selamat pagi Yang Mulia," sapa Rere tersenyum kecil.

"Pagi Rere," jawab Qiana mengangguk kan kepala nya.

Rere berjalan ke arah jendela besar yang ada di kamar Qiana dan membuka tirai berwarna putih itu, membiarkan sinar matahari masuk ke dalam kamar sang Duches.

"Seperti nya pagi ini wilayah Barat akan kembali di guyur hujan..." gumam Rere lirih melihat langit yang tampak mendung.

"Itu bagus, agar tanaman para petani tumbuh dengan baik tanpa kekurangan air," ucap Qiana yang mendengar gumaman Rere.

"Anda benar Yang Mulia," jawab Rere berjalan ke arah Qiana.

Qiana kemarin datang kesalah satu desa yang ada di wilayah Barat, gadis itu melihat langsung bagaimana para petani bekerja di ladang mereka, Qiana bahkan tidak sungkan turut membantu beberapa petani yang sedang menanam bibit kacang tanah dan juga jagung.

Mayoritas penduduk wilayah Barat bertani seperti kacang tanah, jagung dan juga padi, dan beberapa tanaman ubi-ubian, karena tanah wilayah Barat sangat cocok untuk di tanami tanaman pangan seperti itu, mambuat wilayah Barat jarang mengalami kerisis pangan, karena hasil tani mereka bisa di simpan dan bertahan dalam waktu yang cukup panjang.

Sayang nya mereka belum tahu bagaimana cara mengelola padi yang mereka tanam, hasil tani padi mereka hanya dijadikan pakan ternak, dan hanya jagung dan kacang tanah yang mereka jadikan makanan pokok, itupun hanya di rebus seperti ubi-ubian.

Padahal tanpa mereka tahu, bahan pokok yang paling awet itu adalah padi, karena hasil beras nya bisa di simpan selama berbulan-bulan bahkan sampai satu tahun, sementara kacang dan jagung hanya bertahan beberapa bulan saja, itupun karena mereka hanya memakan kacang dan jagung yang masih muda, karena kalau sudah tua dan kering mereka jadikan pakan ternak juga.

"Rere saya akan mandi sebentar, kamu tolong siapkan pakaian saya, ingat jangan gaun yang berat dan mengembang," ucap Qiana berjalan masuk ke dalam kamar mandi nya.

"Baik Yang Mulia," jawab Rere paham.

Rere berjalan ke arah lemari pakaian milik Qiana, memilih pakaian yang cocok untuk majikan nya itu kenakan hari ini.

"Ini seperti nya cocok untuk Yang Mulia Duches, dan gaun ini juga tidak terlalu berat dan mengembang," ucap Rere pada diri nya sendiri.

Setelah selesai dengan urusan pakaian Qiana, sekarang Rere sedang sibuk merapikan tempat tidur Qiana yang sudah seperti habis terkena tsunami, sangat berantakan dan acak-acakan.

"Yang Mulia Duches benar-benar berubah," ucap Rere sambil merapikan seprai Qiana.

Seperti yang kalian tahu Rere adalah orang yang menemani Qiana dari kecil, jadi semua kebiasaan Qiana Rere sudah hafal, entah kenapa Rere merasa bahwa Qiana berubah semenjak terbangun dari pingsan nya waktu itu, bukan hanya sifat nya yang berubah, tapi semua nya berubah, walupun begitu Rere tidak begitu memperdulikan nya, justru Rere senang Qiana akhirnya berubah dan perubahan nya berubah menjadi lebih baik dan lebih berani.

Di dalam kamar mandi saat ini Qiana sedang merebahkan tubuhnya di dalam bak mandi, berendam air hangat, gadis itu tersenyum merasakan kehangatan air yang menyentuh kulit nya itu.

"Seperti nya aku harus mengenal kan nasi pada rakyat wilayah Barat ini, sayang sekali kalau padi-padi mereka hanya di jadikan pakan ternak, padahal bisa di masak dan di makan, apalagi dijadikan nasi goreng, itu sangat enak, " batin Qiana tiba-tiba merindukan makanan seperti di dunia pertama nya.

Qiana benar-benar bosan makan daging asap dan sup bening tanpa rasa setiap hari, bahkan Qiana jarang memakan nya, Qiana lebih memilih mengganjal perut nya dengan memakan buah-buahan, setidak nya itu lebih baik dari pada makanan yang di masak oleh para koki di dapur.