Warung sate milik Pak Parmin selalu ramai pengunjung, setiap yang makan di sini selalu saja kembali karena ketagihan akan rasa nya.
namun semakin ramai maka semakin banyak juga yang menyebarkan kabar tidak sedap, konon kata nya mereka pakai pesugihan sehingga dagangan laris manis.
pesugihan apa yang mereka anut?
Apa kah mereka memang memiliki pesugihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Warung sate
"Sate nya dua porsi, Pak!" pelanggan sudah datang untuk memesan.
"Sate kecap saja atau sama sate Padang juga?" tanya Pak Parmin yang siap melayani.
"Sate Padang nya saja." pelanggan agak berteriak karena banyak pelanggan yang datang.
"Saya bungkus dua, sate kecap saja dan acar nya di pisah ya." pesan Joko yang pulang kerja.
Pak Parmin sebenar nya sudah punya anak buah dua orang, namun banyak juga yang kewalahan menghadapi pelanggan yang datang sampai seperti ini. sangking banyak nya yang datang, malah sampai kadang tidak terlayani oleh anak buah dan juga Pak Parmin sendiri yang selalu saja ada di sana untuk ikut kerja.
Istri Pak Parmin juga tidak mau ketinggalan dan selalu menunggu gerobak yang sebelah, mereka punya gerobak yang besar dan ada dua. sampai kadang kala mereka harus lari kesana kemari apa bila sudah malam karena pelanggan yang datang semakin ramai saja, susah payah mereka harus melayani karena mereka juga kadang tidak sabar untuk segera makan.
Warung yang di buka padahal hanya pinggiran jalan saja dan pakai tenda, tapi sangat luas dan bisa sampai sepuluh meter panjang nya. itu semua terisi apa bila sudah malam, kadang kala membuat pedagang lain juga merasa iri akan ramai nya pelanggan yang datang kesana.
"Pak bungkus dua." Arya datang untuk membeli sate.
"Oh Mas Arya, bungkus saja ya?" tanya Pak Parmin ramah.
"Mau makan di sini tapi ramai, jadi bungkus saja." jawab Arya santai dan menunggu di atas motor.
"Di tunggu ya, Mas!" Pak Parmin sigap membakar sate karena memang dia bagian yang itu.
Arya menunggu dan sambil melihat juga dagangan nya Pak Parmin ini, sama sekali tidak melihat yang aneh dari sini. namun kenapa orang orang sudah mulai bergosip dan mengatakan kalau dia punya pesugihan di warung ini sehingga sangat ramai, jadi mulai ada kabar yang tidak enak sehingga Pak Parmin mulai sungkan.
Tapi walau pun gosip terus beredar terus menerus di semua orang, namun warung ini tetap saja ramai karena mereka sudah candu dengan makanan dari Pak Parmin. sebagian mengatakan kalau masakan nya memang enak sehingga orang banyak yang suka, bukan karena pesugihan nya yang di katakan oleh orang orang kampung sini.
Hanya orang itu saja yang mengatakan gosip itu, bisa jadi saingan sendiri yang menyebar gosip itu agar warung yang ramai ini mulai sepi. tidak bisa kalau sudah soal berdagang begini, sebab mereka memang harus kuat mental dan kuat fisik juga agar tetap sehat untuk melanjutkan bisnis yang sudah berjalan lama.
"Mas beli sate juga?" Joko menghampiri Arya yang duduk di atas motor.
"Iya, sama siapa kamu?" Arya sudah kenal dekat dengan Joko karena banyak mengalami hal hal di kampung ini.
"Sendiri lah nama nya saja jomblo." cengir Joko.
"Noh si Udin juga beli sate!" Arya menunjuk Udin yang baru datang.
"Hei Bro!" Joko menepuk bahu Udin yang baru datang.
Udin tersenyum karena mereka memang teman, sebenar nya Arya lah yang paling tua karena dia sudah punya anak dan dia memang sudah sangat lama tinggal di desa ini. hanya saja Arya bukan lah manusia biasa, sehingga tidak bisa mau menua dan tetap kelihatan muda.
Kalau di lihat asli nya memang sekitar empat puluh tahunan, namun karena dia siluman ular sehingga dia tidak bisa tua dan kelihatan tetap berusia dua puluh tahun. padahal anak Arya saja sudah berusia dua puluh lima tahun, tapi kalau orang yang tidak tau maka jelas tidak akan percaya akan hal itu.
"Kapan bawa gandengan kau, Din?" Joko suka sekali menggoda.
"Tunggu Mas Arya duluan lah, yang tampan saja belum laku." jawab Udin pula.
"Eh maaf ya, kalau ini bukan belum laku tapi memang tidak ada niat." sahut Arya dengan gaya angkuh nya.
"Mentang mentang tampan saja gaya nya bukan main." ejek Joko.
Arya tertawa saja dan sesekali mata nya masih melihat kearah dandang yang di pakai oleh Pak Parmin, ia ingin mencari keanehan yang sudah di katakan oleh orang orang. namun sejauh ini belum ada sama sekali yang aneh, malah yang ada dia mencium aroma yang sangat lezat.
"Kau ada melihat hal yang aneh, Sam?" tanya Arya lewat kontak batin.
"Tidak ada, aku sudah kesana tadi dan tidak ada apa apa." jawab Sam.
"Apa yang aneh ini, apa memang dia murni usaha ya!" Arya juga mulai ragu dengan omongan orang orang.
"Bisa jadi lah, orang kan kebanyakan iri sehingga menimbulkan gosip buruk." jelas Sam pula.
"Sejak tadi aku sudah melihat dan mencari hal yang aneh, tapi tidak ada masalah lain kok." lirih Arya pula.
"Tapi kok memang ramai sekali dan agak tidak wajar ya?" Sam juga agak curiga rasa nya.
"Kalau pun pakai pakai ya cuma penglaris saja, bukan yang pakai pesugihan." ujar Arya pula.
Sam mengangguk paham karena biasa nya yang pakai pesugihan maka langsung terlihat, ini sama sekali tidak ada. yang nama nya penglaris bila yang parah maka sampai memakai liur pocong atau semacam nya, tapi ini tidak ada yang terlihat di mata mereka berdua.
"Mas aku duluan ya." Joko sudah menerima pesanan nya.
"Iya, hati hati." angguk Arya yang masih menunggu milik nya.
"Besok pupuk sawit nya sudah datang atau belum, Mas?" Udin baru ingat soal pupuk sawit nya.
"Agak sore seperti nya, besok kau lihat dulu mereka yang panen di kampung ujung ya." pinta Arya.
"Oke." angguk Udin yang selalu manut kalau di suruh.
Arya melirik anak buah nya yang sangat patuh ini, memang sangat patuh dan yang jelas dia begitu jujur apa bila sedang di beri kepercayaan oleh Arya. jadi tidak bisa mau mengatakan kalau Udin bukan orang baik, seburuk apa pun kisah nya dulu di buat orang tua nya namun dia begitu legowo menerima.
"Cari lah pasangan, Din!" suruh Arya pula.
"Takut tidak ada yang mau." jawab Udin tersenyum malu.
"Soal Seruni itu bagai mana, kau tidak mau?" Arya menatap Udin.
"Aku...aku bukan tidak mau, tapi takut orang tua nya tidak setuju." Jawa Udin pula.
"Atau kau masih penasaran dengan merpati putih itu?" seringai Arya.
Udin hanya tersenyum saja karena dia amat penasaran dengan gadis misterius yang pernah menolong diri nya, Arya juga sebenar nya mau menjadikan Udin dengan anak sepupu dia. namun Udin malah mau mengurus gadis misterius itu, dengan Seruni pun belum pernah ketemu.
Selamat datang pembaca Novita Jungkook di karya baru, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
tapi semoga saja berhasil ya
tengah MLM Thor aku mewek,,walopun kadang ngeselin Krn SK tidur tp klo musnah ya ttp kehilangan🥺☹️
Kasihan🫣