Aurelia Aureta Jonson pemimpin sebuah organisasi mafia milik keluarga nya, Aurel gadis yang selalu tenang dalam kondisi apapun, seolah dirinya diciptakan tak memiliki emosi.
Dulu Aurel adalah gadis yang ceria, ramah dan baik hati, namun hingga akhirnya kejadian tragis menimpa keluarganya, kedua orang tuanya di bunuh tepat di depan matanya sendiri.
Setelah kejadian itu, Aurel berubah, tidak ada lagi wajah ceria dan senyum manis yang selalu ia tebar pada setiap orang, hidup nya seolah kosong dan hampa.
Aurel mati bunuh diri dengan meledakan bom di markasnya sendiri demi melindungi seluruh anggota nya, namun bukan nya pergi ke akhirat untuk bertemu kedua orang tuanya, Aurel malah terbangun di tubuh perempuan bernama Qiana Evelyn seorang gadis yang menyandang sebagai istri dari Duke tiran.
"Kalau dunia ini kejam, maka kita harus lebih kejam dari dunia"~ Qiana Evelyn (Aurel)
"Kau sangat menarik Dhuces, dan selama nya kau akan selalu menjadi milik ku" ~ Duke Arsenio De Atanius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAKAN BERSAMA
Hal sederhana yang tidak semua orang bisa lakukan, duduk lesehan saling membagi makanan diselingi canda tawa bersama.
Duke Arsenio sedari tadi menatap Qiana yang sedang tertawa kecil melihat kehebohan para prajurit dan para pelayan di bawah sana.
Entah apa yang ada di pikiran Duke Arsenio sekarang, sehingga begitu betah memandangi wajah wanita yang berstatus menjadi istri nya itu, dan Qiana tidak menyadarinya karena terlalu larut melihat kehebohan di bawah sana, mereka sedang berebut makanan.
"Ada-ada saja..." gumam Qiana lirih.
Qiana mengalihkan pandangan dan
Deg
Pandangan mereka berdua lagi-lagi bertemu, dua bola mata beda warna itu saling bertabrakan, saling menatap dalam tanpa ada yang mau mengalah, hingga akhir nya Qiana lebih dulu memutuskan kontak mata nya.
"Ehem Anda ingin makan dengan Apa Duke? Biarkan saya ambilkan," tanya Qiana memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
"Terserah," jawab Duke Arsenio datar.
"Ck terserah, terserah, jawaban macam apa itu," ucap Qiana menggerutu.
"Ini silahkan Anda makan sate Ayam bumbu kacang ini, di sini tidak ada nama makanan terserah," ucap Qiana memberikan beberapa tusuk sate beserta bumbunya.
"Ayo makan, biar saya contohkan cara makan sate ayam dan lontong, begini cara makan nya," ucap Qiana mulai memakan makanan nya.
Duke Arsenio melihat cara Qiana makan, gadis itu makan cukup berantakan, ada noda bumbu kacang di sudut bibir nya, mambuat tangan Duke Arsenio tanpa sadar terulur dan membersihkan sudut bibir Qiana.
Qiana langsung menghentikan gerakan tangan nya yang hendak menyuapi mulut nya karena perlakuan Duke Arsenio yang tiba-tiba.
"D-duke apa yang Anda lakukan? Singkirkan tangan Anda," ucap Qiana menutupi kegugupannya.
Sial! Kenapa pria ini selalu membuat nya gugup dan tidak bisa berpikir dengan jernih, pikir Qiana mengumpati dirinya sendiri.
"Kau seperti tidak pernah makan bertahun-tahun," ucap Duke Arsenio menarik tangan nya kembali.
"Memang," jawab Qiana jutek.
Qiana tidak berbohong karena baru kali ini Qiana merasa makan yang sesungguhnya, tidak seperti hari-hari kemarin yang sangat terpaksa menelan makanan yang di masak oleh para koki.
Duke Arsenio menggeleng kan kepala nya dan ikut makan seperti yang Qiana contoh kan, makan sate dan lontong.
Mata Duke Arsenio tidak bisa bohong, walaupun wajah nya tetep datar, tapi terlihat binar samar di matanya, pertanda bahwa rasa makanan yang baru saja masuk ke dalam mulut nya itu sangat lezat.
Duke Arsenio terus menyuapi mulut nya tanpa henti, rasa makanan ini benar-benar Lezat, pikir Duke Arsenio merasa tidak ingin berhenti mengunyah.
Daging ayam nya lembut dan bumbu kacang nya sangat lezat di makan dengan lontong, sungguh perpaduan rasa yang sangat cocok.
Qiana menganga tidak percaya saat melihat setumpuk lidi yang ada di piring Duke Arsenio.
"Anda memakan itu semua Duke?" tanya Qiana tidak percaya.
Bayangkan saja baru beberapa menit pria itu makan, dan sudah lebih dari dua puluh tusuk sate yang sudah habis di makan oleh pria itu.
"Makanan ini sangat enak," jawab Duke Arsenio jujur.
Duke Arsenio ingin kembali mengambil sate yang ada didepan nya, tapi Qiana dengan cepat langsung menarik piring itu menjauh dari Duke Arsenio.
"Enak aja mau makan lagi, ini punya saya," ucap Qiana tidak terima.
"Saya baru makan tiga tusuk dan Anda lihat itu, " ucap Qiana menunjuk lidi bekas sate yang Duke Arsenio makan.
"Anda sudah menghabiskan sate sebanyak itu, dan masih ingin nambah, tidak boleh, ini bagian saya," lanjut Qiana kesal.
"Tapi saya masih lapar Duches? Berikan daging panggang itu," ucap Duke Arsenio ingin meraih piring di tangan Qiana.
"Tidak! Kalau Anda masih lapar, makan saja makanan yang lain," jawab Qiana geram.
"Itu ada nasi goreng, Anda makan saja nasi goreng itu," lanjut Qiana menunjuk satu piring nasi goreng merah.
Duke Arsenio melihat makanan yang di tunjuk oleh Qiana, dahi pria itu mengkerut dalam.
"Makan apa itu? Kenapa seperti di beri darah?" tanya Duke Arsenio merasa enggan untuk memakan nasi goreng merah itu.
"Mulutnya!" tegur Qiana kesal.
"Warnanya merah itu karena diberi tomat dan cabai, bukan darah," ucap Qiana memutar bola matanya malas.
"Tidak! Saya tidak mau memakan itu, mengerikan sekali tampilan nya," tolak Duke Arsenio, bergidik ngeri.
"Yasudah terserah Anda saja, toh bukan saya Yang rugi," jawab Qiana melanjutkan makannya.
Duke Arsenio menelan ludahnya kasar melihat Qiana yang sedang mengigit daging sate ayam itu, Duke Arsenio benar-benar masih belum puas dengan makanan lezat itu.
Qiana sebenarnya menyadari bahwa Duke Arsenio terus melihat ke arah nya yang sedang makan sate, tapi Qiana sengaja pura-pura tidak perduli.
"Emmm enak..." ucap Qiana sengaja membuat Duke Arsenio semakin ngiler.
"Sial! Aku menginginkannya makanan itu lagi," batin Duke Arsenio mengumpat.
Duke Arsenio mengalihkan pandangan melihat ke arah bawah, dimana para pelayan dan para prajurit sedang makan.
Ekor mata Duke Arsenio tidak sengaja melihat Jco dan Vincent yang sedang berebut nasi goreng, Duke Arsenio sampai memicingkan matanya saat melihat Jco begitu lahap memakan nasi goreng itu.
"Apa memang seenak itu?" batin Duke Arsenio panasaran.
Duke Arsenio melihat ke arah sepiring nasi goreng yang ada di depan nya, seperti nya pria itu mulai penasaran dengan makanan yang berwarna seperti di beri darah itu.
"Dari pada penasaran mending di makan," ucap Qiana yang seolah tahu apa isi pikiran Duke Arsenio.
Qiana hendak beranjak dari tempat duduk nya karena ingin mengambil minum, minuman milik nya sudah habis.
"Mau kemana?" tanya Duke Arsenio menahan tangan Qiana.
"Ck, Saya hanya ingin mengambil minum, seret," jawab Qiana berdecak kesal.
Qiana melepaskan tangan Duke Arsenio dan berlalu pergi dari sana menuju tempat minuman, dan Duke Arsenio tidak lagi menahan gadis itu.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Keluarga Atmaja sedang berkumpul di ruang keluarga, sedari tadi seorang gadis ah lebih tepat nya wanita muda terus merengek pada Ayah dan Ibu nya.
"Ayah seharus nya aku yang menikah dengan Duke Arsenio, bukan anak sialan itu," ucap Rosa merengek pada Ayah nya.
"Tenang lah Putri ku, apa kamu pikir Duke Arsenio akan menyukai gadis sialan itu, tidak lama lagi anak sialan itu akan di buang oleh Duke Arsenio," jawab Tuan Rangga menenangkan putri nya.
"Benar apa yang Ayah mu katakan Rosa, sebentar lagi pasti Duke Arsenio akan membuang anak bodoh itu, setelah itu kamu bisa dekati Duke Arsenio, Ibu yakin Duke Arsenio akan sangat tertarik dengan kamu," sahut Nyonya Hera menambahi.
"Kamu cantik, Duke Arsenio tidak akan menolak kamu," lanjut Nyonya Hera tersenyum.
Udah berani menyatakan kepemilikan sekarang ini......
good paksu.....pelan pelan dekati istrimu....
Ayoooolah,..... nyatakan perasaan mu pada
sang Duches....,.🥰
ya iyalah panik.....masa ga....
istri tercinta gitu lho.......
( walau entah sadar ataupun tidak....😁)