Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.
Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.
Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBMS - Bab 26 Kamu Istriku
Setelah keluar dari rumah sakit dengan hati yang masih berat, Bima menepikan mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota itu.
Delia menoleh bingung. "Kak Bima, kenapa berhenti di sini?" tanyanya, nada suaranya masih lemah.
Bima tersenyum kecil, berusaha menenangkan suasana. "Hari ini terlalu melelahkan. Aku pikir… kita butuh sesuatu yang segar. Setidaknya, untuk sedikit mecarikan susana hatimu saat ini,"
Delia terdiam beberapa saat. Lalu ia menghela napas dan mengangguk pelan. "Iya,"
Mungkin ucapan bima ada benarnya. Ia butuh sedikit suasana yang berbeda untuk mengalihkan pikirannya tentang Devano. Semoga saja setelah ini, pria itu tak pernah lagi muncul didepannya.
Mereka pun berjalan masuk ke dalam pusat perbelanjaan. Suasana ramai orang-orang sedikit membuat hati Delia teralihkan.
Di lantai dua, Bima berhenti di sebuah counter es krim. Ia membeli dua cone, lalu menyodorkan satu padanya.
"Untukmu. Strawberry matcha, sesuai kesukaanmu."
Delia menatap es krim itu, lalu tersenyum samar. "Terimakasih, kak… aku tidak tau jika kamu begitu mengingatnya," Ia menggigit pelan, rasa manis dan segarnya sedikit mengobati kepedihannya.
Tak berhenti di situ, Bima juga membawa Delia masuk ke sebuah toko perlengkapan bayi. Ia memilihkan beberapa baju bayi mungil, selimut, dan mainan sederhana.
"Kak Bima… ini terlalu banyak. Aku bisa beli sendiri, lagipula uangku masih cukup," ucap Delia sambil menahan tangannya.
Tapi Bima menatapnya dengan lembut. "Anggap saja ini hadiah kecil. Tidak ada salahnya aku ikut bahagia menyambut keponakan baruku, kan?"
Delia tercekat mendengar kata itu. Ada kehangatan yang ia rasakan. Ia jadi tidak enak pada bima mengingat tadi tanpa seizinnya Delia sudah mengakui pria itu sebagai suaminya.
"Terima kasih banyak kak… aku benar-benar beruntung mengenalmu." ucap Delia.
Bima hanya tersenyum, tidak menjawab. Namun sorot matanya jelas, ia ingin selalu ada untuk Delia, lebih dari sekadar teman.
Menjelang sore, Mereka memutuskan untuk pulang. Di mobil Delia langsung menghubungi Yuka lewat telepon.
📱"Yuka, kamu bisa tutup toko lebih awal malam ini? Aku akan langsung pulang bersama kak Bima."
📱"Iya, Kak Delia. Jangan khawatir, biar aku yang urus," jawab Yuka ceria.
Setelah telepon dimatikan, Delia bersandar di kursi mobil dan memandang ke luar jendela. Jalanan sore yang ramai terasa asing di matanya. 'Semoga saja Dev tidak pernah muncul lagi di hadapanku. Aku tidak sanggup menghadapi itu untuk kedua kalinya.'
***
Setengah jam kemudian, mobil bima kini telah sampai di depan halaman rumah Delia. Namun tiba-tiba saja pemandangan didepannnya membuat dadanya kembali berdenyut nyeri.
Sebuah mobil hitam telah terparkir rapi disana. Delia hafal betul siapa pemiliknya.
Devano.
Pria itu kini berdiri tepat didepan rumahnya. Membuat dada Delia kembali sesak.
'Tidak... dari mana Dev tau rumahku?' batin Delia mencoba mengelak.
Begitu Delia turun dari mobil, Devano langsung melangkah cepat menghampirinya. Wajahnya keras, sorot matanya liar seperti pria yang sudah kehilangan kewarasan.
"Akhirnya kamu pulang juga.." suara Dev berat, penuh tekanan. "Cukup sudah bersembunyi, Delia. Kamu harus ikut aku pulang, sekarang juga."
Delia menggeleng, panik. "Tidak, Dev. Aku sudah punya hidupku di sini. Kumohon, jangan buat ini semakin sulit."
"Sulit?!" Dev tertawa hambar, hampir terdengar gila. "Kamu pikir empat bulan aku mencarimu itu mudah?! Siang malam aku keliling kota demi satu hal, menemukanmu! Dan sekarang kamu berdiri di depanku, masih berani bilang 'tidak bisa'?"
Delia terdiam, matanya berkaca. "Dev… Aku mohon.. kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. jadi tolong, lepaskan aku…"
Melihat Delia yang tak berdaya Bima maju, berdiri melindungi Delia. "Maaf sebelumnya.. Tapi Delia sudah jelas menolakmu. Jangan paksakan kehendakmu. Kalau kamu masih punya harga diri, biarkan dia bahagia dengan pilihannya."
Wajah Dev langsung berubah kelam. Rahangnya mengeras, nadanya meledak.
"Siapa kamu berani bicara seolah tahu segalanya?! Kamu pikir bisa gantikan posisiku?!"
Bima menatap balik tanpa gentar. "Aku tidak menggantikan siapa pun. Aku hanya menjaga dia… sesuatu yang kamu gagal lakukan."
Bima memang telah menyadari, jika pria yang ditemui Delia dirumah sakit pasti adalah mantan suaminya. Karena jika tidak, mana mungkin Delia akan menangis dan sesedih itu setelah bertemu dengannya.
Mendengar kata itu keluar dari mulut Bima seketika, pukulan Dev melayang.
Bug! Bima terhuyung ke tanah.
"Dev, hentikan!!" Delia menjerit sambil mencoba menarik lengannya. Tapi Dev masih bergetar, penuh amarah, matanya menatap Bima di tanah dengan penuh kebencian.
Dev menarik krah kemeja Bima dan menatapnya dengan tajam.
"Dengar baik-baik!" Dev menunduk, suaranya berat, parau, nyaris seperti raungan. "Delia adalah istriku! Tidak peduli seberapa jauh dia berlari, aku akan tetap menjemputnya kembali! Aku tidak peduli siapa yang mencoba menghalangi!"
Bima tertawa getir mendengar ucapan Dev. "Suami mana yang membiarkan istrinya yang tengah hamil besar tinggal sendirian dan bekerja keras? Apa kamu masih pantas disebut sebagai seorang suami?" tekan Bima.
Dada Dev bergemuruh, ia menarik krah Bima lebih kencang, "Itu bukan urusanmu!"
Bug!
Bug!
Bug!
Dev terus menghajarnya dengan keras. Seolah tengah meluapkan semua amarahnya pada pria itu.
"Cukup Dev! Hentikan!" jerit Delia. "Kita bukan suami istri lagi!"
Dev menahan pukulannya diudara. Seketika ia terdiam, lalu dengan kasar melepaskan cengkramannya pada bima hingga pria itu jatuh.
Sekali lagi ia menatap wajah Delia. Gadis itu menangis sesenggukan sambil menutup wajahnya.
Devano langsung merasa bersalah. Cemburu membuatnya lupa akan segalanya. Harusnya ia tak kasar, harusnya ia membujuk Delia lebih halus.
Dengan tangan gemetar, Dev memeluk tubuh Delia. "Maaf.. Maafkan aku.. Aku egois, aku salah," bisiknya.
Delia masih terisak. Ia tak mampu berkata apa-apa lagi saat ini. "Kamu bukan suamiku Dev.. kita tidak bisa bersama lagi," suaranya pecah ditengah tangis.
"Tidak Delia.. Sampai kapanpun, kamu adalah istriku, ibu dari anakku," ucap Dev.
Setelah itu Delia merasakan pelukan Dev perlahan mengendur.
"Maafkan aku Delia.. kembalilah..." ucap Dev lirih sebelum tubuhnya tiba-tiba saja lemas dan jatuh dipelukan Delia.
"Astaga, Dev.. Dev... Devano!" jerit Delia histeris.
Liam yang baru saja kembali setelah membeli air putih, langsung berlari kearah mereka.
"Tuan Devano? Anda tidak apa-apa?" tanya Liam dengan panik.
"Liam tolong, bawa Devano masuk ke rumah," titah Delia.
Liam segera memapah tubuh Devano, sementara Delia membuka kunci pintu rumahnya.
Liam membawa Devano duduk di kursi, sementara Delia langsung berjalan cepat duduk di sampingnya.
Ia menepuk lembut pipi Devano. "Dev... Sadarlah.. Dev..."
Sementara itu Liam langsung mencoba menghubungi dokter.
"Devano.. Jangan buat aku takut! Ish! Ayo bangun... Ini tidak lucu! Jagan pura-pura," ucap Delia sambil menangis.
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
Biar bisa lihat cicit nya
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏