"Papa apa-apaan sih? Main pukul saja!" protes Yuta tanpa sadar. Karena melihat sudut bibir Erlangga mengeluarkan darah.
"Kamu masih membela dia? Yang sudah mengambil kehormatan mu?" tanya Papa Arjun dengan geram menahan amarah.
Apalagi yang di katakan sama wanita konyol ini pada orangtuanya? Kenapa tidak di pikir dulu seperti apa konsekuensi nya, sebelum mencari alasan. Aku benar-benar harus siap di buat pusing dengan tingkahnya, bila kita jadi hidup bersama. Erlangga benar-benar di buat takjub dengan tingkah wanita di sampingnya itu.
Mama Dina mengusap lembut punggung suaminya. Agar amarah suaminya itu mereda. Ia juga tidak mau bila sampai Yuta terkena amarah Papa Arjun.
"Bukan begitu, Pa. Yuta hanya ...." Kalimat Yuta dipotong oleh Papa Arjun.
"Papa nggak mau tau! Kalian harus menikah sebelum perut kamu membesar," titah Papa Arjun.
"Tapi Yuta masih kuliah, Pa!" Yuta mencoba protes.
Saat Yuta ingin kembali protes, Erlangga menggenggam erat tangan Yuta. Ia mengisaratkan agar Yuta untuk diam, jangan banyak membantah. Dan Yuta menuruti Erlangga.
"Saya akan bertanggungjawab, Om. Saya akan membawa orang tua saya untuk mempersunting Yuta," ucap Erlangga tegas. Membuat Mama Dina menyunggingkan senyumnya.
Papa Arjun sedikit bangga dengan reaksi yang di perlihatkan oleh Erlangga. Ia merasa bahwa Erlangga sangat pantas menjaga Yuta. Sebenarnya, Papa Arjun dan Mama Dina tidak langsung percaya dengan ucapan Yuta. Karena semenjak pindah ke Jakarta, Yuta tidak sekalipun pernah pulang larut. Putri sulungnya itu selalu menghabiskan waktu senggangnya untuk menulis novel di dalam kamar.
Jadi, mereka hanya mengikuti permainan yang Yuta mulai. Mereka ingin melihat sampai mana Yuta akan menghadapi dan menerima konsekuensi dari masalah yang Yuta ciptakan sendiri.
"Kapan kamu akan bawa orang tuamu ke sini?" tanya Papa Arjun dengan nada tenang namun tegas.
"Secepatnya, Om," jawab Erlangga tegas. "Kalo bisa, minggu depan mereka kesini."
Yuta menoleh ke arah Erlangga, melotot tidak percaya. Memang ia membayar Erlangga untuk menjadi suaminya. Tapi tidak secepat ini. Erlangga malah tersenyum pada Yuta dan menggenggam tangan Yuta dengan erat. Mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Namun bukan itu yang Yuta khawatirkan. Apakah nanti orang tua Erlangga akan menerima dirinya? Sementara status mereka masih kuliah. Bagaimana kehidupannya kelak saat setelah menikah? Itulah yang di pikirkan Yuta saat ini.
Yuta bertekad setelah acara pertunangan di selenggarakan, ia akan mencari pekerjaan sampingan untuk kebutuhan nya kelak. Karena nggak mungkin baginya bila setelah menikah masih merepotkan orang tuanya. Begitupun dengan Erlangga, ia tidak mau terlalu membebani nya. Karena dari awal dirinya lah yang menyeret Erlangga dalam masalah ini.
Setelah pertemuan tadi, Yuta mengantar Erlangga sampai depan rumah. Sebelum Erlangga naik ke motor bututnya, Yuta menarik ujung kemeja yang di pakai Erlangga. Perbuatan yang di lakukan oleh Yuta, menghentikan langkah Erlangga. Erlangga menoleh ke belakang, menatap wajah Yuta yang membuat hatinya tenang.
"Ada apa lagi?" Yuta masih terdiam, sibuk dengan pemikirannya. Sampai akhirnya tersadar dari lamunannya, saat Erlangga menarik dagu Yuta agar menatap ke arahnya.
"Ada apa? Hmm?" tanya Erlangga sekali lagi.
"Apa orang tua Kak Erlan menyetujui bila kita menikah? Sementara status kita yang masih mahasiswa? Dan bagaimana kelak jika orang tua Kak Erlan tidak menyukaiku? Kak Erlan tahu, penampilanku tidak mencerminkan gadis baik-baik."
Tiba-tiba saja pertanyaan itu yang terlintas dalam benak Yuta. Meski mereka hanya menikah satu tahun, namun pernikahan tetaplah pernikahan. Yang akan melibatkan dua keluarga menjadi satu. Yuta tidak ingin membuat Erlangga bertengkar dengan keluarganya, hanya karena permasalahan yang ia buat.
Jangan lupa, like nya Gaeess😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
G** Bp
buah dari kebohongan mu yuta,nikmati aja prosesnya
2024-03-03
1
Diana diana
nah kan , puyeng kn kamu . .
2024-02-20
0
Ney Maniez
😲😲
2022-10-16
1