"Kenapa wajahmu lesu begitu?" tanya Hilda seraya menyodorkan minuman yang ia beli dari kantin. Kini mereka tengah duduk di lorong dekat kantin.
"Bingung aku," jawab Yuta malas.
"Ada apa? Coba cerita sama aku, siapa tahu aku bisa bantu," ucap Hilda mendesak Yuta, agar mau bercerita kepadanya.
"Kamu jangan tertawa ya?" Yuta menatap Hilda dengan intens. Hilda pun mengangguk mantap.
Kemudian Yuta bercerita dari awal hingga akhir, tanpa ada yang terlewat. Ia juga menceritakan jawabannya yang konyol, tanpa ia pikir terlebih dulu konsekuensi yang akan di hadapi.
Setelah mendengar cerita dari Yuta, Hilda tertawa terbahak-bahak hingga ia tidak bisa mengontrol. Alhasil, kini mereka mendapat tatapan dari berbagai mahasiswa yang berada di sekitar tempat mereka berada. Hilda langsung menutup mulut, saat Yuta mencubit lengannya dengan keras.
"Haha, lagian sih kenapa kamu langsung kepikiran tentang ide itu. 'Kan bisa jawab sudah punya kekasih, atau belum siap menikah karena masih kuliah. Nah, ini malah jawab sudah tidak virgin," Hilda kembali tertawa. Ia tidak habis pikir dengan teman barunya tersebut.
Yuta semakin kesal saja, ia ingin minta solusi untuk masalah baru yang ia buat. Tapi bukan solusi yang ia dapat. Namun, ejekan dari teman kurang ahklak itu. Yuta beranjak dari duduknya, ingin menenangkan pikiran. Agar bisa berpikir jernih, dan mendapat solusi dari masalah yang ia buat sendiri.
"Eh, mau kemana?" tanya Hilda saat melihat Yuta melangkah, mau meninggalkan dirinya.
"Perpus!" jawab Yuta singkat.
Hilda pun mengikuti langkah Yuta, mereka berjalan berdampingan menuju perpustakaan. Sesekali ada obrolan kecil di antara mereka. Terkadang, Yuta juga di buat tersenyum oleh candaan Hilda. Menurut Yuta, Hilda itu orangnya humble dan asyik banget. Nyambung lah sama dia, yang terkadang geser otaknya.
Banyak para senior maupun teman seangkatan, terpesona saat melihat Yuta secara langsung. Meski tidak ber-body seperti super model Sherinda Moreno. Namun, Yuta memiliki wajah yang mampu memikat siapa saja yang melihatnya. Mata yang sedikit besar, bibir ranum berwarna merah muda yang begitu menggoda, serta hidung kecil yang sangat mancung. Menambah nilai plus buat Yuta.
Mereka sama-sama menyukai tempat itu. Selain tempatnya yang nyaman, mereka juga sangat gila membaca. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang selalu mengikuti langkah mereka. Orang itu tersenyum tipis, saat melihat Yuta tersenyum manis dan memperlihatkan gigi gingsulnya.
Sesampainya di perpustakaan, mereka memilih buku yang membuat mereka penasaran. Lalu segera menuju tempat yang biasa mereka tempati. Kursi di dekat jendela, yang pemandangan mengarah ke taman dekat kampus. Dan juga mengarah ke lapangan basket. Semua pemandangan itu terlihat jelas, dengan letak perpustakaan yang terletak di lantai empat.
Di saat Yuta tengah khusuk membaca, Hilda mengirim pesan pada ponselnya.
"Lihat ke bawah, di lapangan basket!" isi pesan Hilda.
"Ada apa?" balas Yuta.
"Lo lihat Kak Dirga, yang pakai seragam basket dengan nomor tujuh. Lo bisa jadikan dia pasangan pura-pura, Lo."
Lalu Yuta menatap ke arah lapangan basket. Ia memperhatikan orang yang di maksud oleh Hilda. Orang itu terlihat lihai dalam mengarahkan bola. Dengan gestur tubuh yang tinggi, membuatnya sangat mudah untuk mengarahkan bola ke ring.
"Lo, jangan ngaco deh!" Yuta kembali mengirim pesan pada Hilda, setelah memperhatikan orang yang bernama Dirga.
Hal-hal.... jangan lupa like nya, ya! 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ayu sutriani
kepinteran ni ideny yuta😂
2024-03-22
0
Katherina Ajawaila
seru berdua, lg cari mangsa😁😁😁😁
2024-03-12
0
Diana diana
siapa nech kira kira kandidat yg d pilih . .
2024-02-20
0