"Assalamu'alaikum, Bu," Yuta mengucap salam setelah mengetok pintu ruangan kepala pengasuh panti. Dengan sopan, ia membungkukkan badannya.
"Wa'alaikumsalam. Eh...nak Yuta, datang lagi?" jawab ibu kepala panti tersebut.
"Eh, ada tamu ya, Bu? Kalau begitu saya keluar dulu. Nanti masuk ke ruangan Ibu lagi," ucap Yuta yang merasa tidak enak. Karena ia masuk disaat di dalam masih ada tamu.
"Enggak apa-apa, Nak. Beliau adalah donatur tetap disini. Mas Angga, dia adalah gadis yang pernah saya ceritakan waktu itu. Namanya Yutasha," ucap Ibu pengasuh itu memperkenalkan Yuta kepada tamunya.
"Yuta, Mas," Yuta berkata sambil mengulurkan tangan serta mengangguk sopan.
"Angga," jawab orang yang di ketahui bernama Angga tersebut. Seraya menyambut uluran tangan Yuta.
"Maaf Bu, saya hanya mau memberikan ini. Mungkin tidak seberapa, tapi setidaknya bisa membatu buat keperluan anak-anak," Yuta memberikan sebuah amplop berwarna putih, pada Ibu pengasuh.
"Terimakasih, Nak Yuta. Semoga amanah ini, bisa bermanfaat bagi anak-anak. Dan juga, novel yang Nak Yuta tulis, bisa segera terbit dan laris," ucap Ibu pengasuh.
"Amin Ya Rabb. Terimakasih Bu udah di do'ain. Kalau begitu, saya menemani anak-anak dulu di ruang baca, sebelum pulang," ucap Yuta. Kemudian ia pamit undur diri. Tidak lupa ia juga membungkukkan badan kearah tamu Ibu pengasuh panti itu.
Dia terlihat berbeda sekali, saat berada di kampus. Di kampus dia bar-bar, sementara sekarang, dia terlihat seperti perempuan yang lembut. Oohhh jadi namanya Yutasha. Cantik, seperti orangnya. Batin Angga dalam hati.
Sepeninggal Yuta, Angga tetap melihat kearah pintu. Hingga suara Ibu pengasuh membuyarkan lamunannya.
"Mas, Mas Angga kenapa? Apa ada yang salah dengan Nak Yuta?" tanya Ibu pengasuh. Ia melihat Angga yang tidak memalingkan pandangannya yang tertuju kearah pintu.
"Eh, enggak Bu. Oh ya Bu, ruang bacanya ada di sebelah mana? Saya juga ingin melihat anak-anak," tanya Angga. Ia sebenarnya hanya ingin melihat wanita itu.
Ibu pengasuh pun mengarahkan Angga menuju ruang baca. Angga melihat dari balik jendela, Yuta begitu bersinar. Yuta dengan telaten menerangkan apa yang tidak dimengerti oleh anak-anak. Senyum simpul terukir di bibir indah Angga.
"Nggak masuk sekalian, Mas Angga?" tanya Ibu pengasuh. Melihat heran, kenapa Angga hanya berdiri dan mengintip dari luar saja.
"Eh, tidak usah Bu. Saya pamit pulang kalau begitu. Assalamu'alaikum," ucap Angga kemudian undur diri dari sana.
"Wa'alaikumsalam." jawab Ibu Pengasuh.
Angga tidak langsung pulang. Dia masuk kedalam mobil. Mengambil tas di jok belakang, yang ternyata berisi perlengkapan penyamarannya selama ini saat berada di kampus.
Ya! Angga yang tidak lain adalah Erlangga. Ia menyamar berpenampilan culun bila berada di kampus. Namun saat berada di luar kampus, ia akan berubah ke jati dirinya yang asli.
Setelah selesai memakai semua perlengkapan menyamar nya, dan dirasa sudah sempurna. Erlangga melangkah keluar dari dalam mobil. Ia melangkah masuk ke dalam panti asuhan lagi. Di tangannya, sembari menenteng dua kantong plastik yang berisi full makanan ringan.
Saat sebelum sampai di ruang baca, Erlangga berpas-pasan dengan Ibu Pengasuh. Beliau kaget, kenapa Erlangga datang lagi dengan penampilan yang berbeda. Ibu pengasuh tahu, jika lelaki itu adalah Angga. Memang terkadang Erlangga datang ke panti dengan tampilan culun, bila tidak sempat merubah penampilannya.
"Ada apa, Nak Angga? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Ibu Pengasuh itu.
Jangan lupa like cerita ini🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Maya Ratnasari
berpapasan kak, bukan berpas-pasan.
kalo berpas-pasan itu mah gaji gw tiap bulan
2024-03-20
3
Katherina Ajawaila
seru, bagus ceritanya Thour☺☺☺☺
2024-03-12
0
Diana diana
eeeeh . . hanya berkamuflase ternyata nech Erlangga
2024-02-20
1