Menikahlah Denganku

"Lo, jangan ngaco deh!" Yuta kembali mengirim pesan pada Hilda, setelah memperhatikan orang yang bernama Dirga.

"Lumayan 'kan? Dia juga cakep. Cocok lah sama Lo," balas Hilda.

"Gue anti cowok cakep. Pasti bikin sakit hati!"

"Emang, lo pernah sakit hati sama cowok cakep? Udah punya berapa mantan?"

"Nggak pernah sih! Gue aja belum pernah pacaran," jawab Yuta sembari menyengir ke arah Hilda. Yang di balas gelengan kepala oleh Hilda.

Kemudian, mereka melanjutkan kegiatan masing-masing. Namun, saat Yuta mengedarkan pandangan ke seluruh ruang perpustakaan tersebut, ia menangkap sesosok laki-laki yang menurutnya sangat pas. Laki-laki itu membuat Yuta tidak bisa memalingkan pandangan.

Entah keberuntungan atau kesialan yang di miliki laki-laki itu, hingga membuat Yuta merasa tertarik untuk menjadikannya sebagai target.

Dengan yakin dan mantap, Yuta menjadikan laki-laki berpenampilan culun itu sebagai target, untuk ia jadikan pasangan pura-pura di depan orang tuanya. Yuta berdiri dari duduknya, dan melangkah ke arah menuju tempat di mana laki-laki itu berada. Dengan sikap yang tenang, Yuta duduk di depan laki-laki yang ia incar. Membuat Hilda yang melihatnya, hanya bisa menggeleng kepala. Teman yang baru ia kenal itu, sungguh berani dalam mengambil suatu tindakan.

"Hai, Kak!" sapa Yuta pada laki-laki yang kini duduk di depannya.

Laki-laki itu hanya melihat Yuta sekilas, lalu melanjutkan kegiatannya kembali. Ia terlihat sangat cuek dan mengacuhkan keberadaan Yuta. Ia tetap membaca buku yang ada di pangkuan tangan. Hingga ia mengalihkan tatapan, saat Yuta mulai membuka suara lagi. Terlebih lagi ia di kejutkan dengan ucapan yang di lontarkan oleh gadis di hadapannya ini.

"Kak, maukah menikah denganku?" dengan lirih namun pasti, akhirnya Yuta mengatakan suatu hal yang sangat mustahil bagi seorang gadis.

Laki-laki yang bernama Elangga itu, melongo menatap Yuta. Ia tidak pernah menyangka di dalam hidupnya, ada seorang gadis yang dengan berani dan tanpa berpikir terlebih dahulu dalam mengucapkan sesuatu. Terlebih lagi, mereka tidak saling kenal.

"Apa kau yakin dengan ucapan mu itu?" tanya Erlangga menatap tajam mata Yuta.

"Kakak tenang dulu. Aku akan membayar Kakak sebesar sepuluh juta, untuk berpura-pura menjadi pasanganku. Bila sampai keadaannya parah, paling tidak jadi suami lah. Tapi ini hanya pura-pura," jelas Yuta yang membuat Erlangga menggeleng kepala.

"Cari orang lain saja, yang lebih tampan dariku. Lagian, sebuah ikatan suci yang bernama pernikahan itu, tidak bisa di buat main-main," tukas Erlangga. Ia menolak ajakan Yuta, karena menjunjung tinggi sebuah ikatan yang bernamakan pernikahan.

"Tidak ada orang lain yang cocok menurutku selain Kakak. Ini juga karena aku terpaksa!" ucap Yuta sedikit keras. Karena tidak mudah untuk membujuk laki-laki culun berkacamata itu.

Hingga membuat beberapa orang menatap kearah mereka. Ada sebagian mahasiswa yang iri, melihat kedekatan Erlangga dengan mahasisiwi pindahan tersebut. Karena penampilan Erlangga yang culun, berbanding kebalik dengan Yuta yang memang cantik, meski tidak berpenampilan menor.

"Apa kau yakin? Dengan penampilanku yang seperti ini?" tanya Erlangga yang tidak habis pikir, dengan gadis yang begitu keras kepala ini.

"Aku yakin Kak!" ucap Yuta mantap.

"Aku menolak!" ucap Erlangga singkat. Lalu ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Yuta dengan berbagai kekesalan.

Ternyata tidak mudah menaklukkan seorang laki-laki. Lalu Yuta berdiri dan melangkah kembali ke tempat semula. Wajahnya semakin kesal, saat melihat Hilda yang tengah menahan ketawa.