jati diri Annisa (bagian 2)

Happy reading ....

"Neng, dipanggil Tuan."

"Iya, Bi. Terima kasih. Nisa ke dalam dulu ya."

Annisa dengan sangat senang melangkahkan kaki hendak menemui Ayah Adi.

"Sepertinya ayah sedang ada tamu," gumam Annisa setibanya di ruang makan.

Annisa yang berniat ke luar untuk kembali ke dapur menghentikan langkahnya saat mendengar namanya disebut.

"Annisa? Memangnya kenapa dia?"

"Mengapa ayah menyebut namaku?" Karena penasaran, Annisa mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu.

"Dia bayi yang kau titipkan pada saudari Bi Susi kan? Aku benar kan, Adi? Aku melihat sendiri bekas operasinya. Meski orang awam tidak dapat melihat dengan jelas, tapi aku ini dokter. Aku tahu itu bekas operasi lima belas tahun lalu. Apa maksudmu? Kau ingin Rianti tahu kalau anak itu anak kandungnya?" cecar Rika.

"Biarkan Rianti tahu Annisa itu bayi yang dulu dilahirkannya. Begitu juga Annisa, dia berhak tahu kedua orang tuanya masih ada. Apa salahnya dengan hal itu?" Adisurya balik bertanya.

"Apa kamu setega itu pada Dita? Kalian sudah sangat menyayanginya. Bagi Dita, kalian adalah orang tuanya. Tega sekali kamu, Adi." Sahutnya dengan manik berkaca-kaca.

"Tidak akan ada yang berubah, Rika. Dita akan tetap menjadi putri kami sampai kapanpun juga. Dia akan mendapatkan kasih sayang kami seperti halnya selama ini."

"Aku tidak percaya. Bahkan sekarang pun kasih sayangmu sudah terbagi. Jadi jangan membual dihadapanku."

"Lalu aku harus bagaimana? Aku ini seorang ayah. Belasan tahun menahan diri untuk tidak mencari tahu keadaan anak itu. Apa kau tahu bagaimana perasaanku mengetahui kesulitan Nisa selama ini. Dia itu putriku, Rika. Dia putri Adisurya. Tidak seharusnya hidup seperti itu. Bahkan anakku tidak makan dengan benar. Dia juga tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Apa kau akan tega melihatnya jika dia anakmu?" Suara Adisurya terdengar bergetar.

"Sejak hari pertama aku melihatnya, sejak itu pula aku merutuki diriku sendiri. Kau bahkan tidak tahu selama ini aku dihantui mimpi buruk tentang anak itu. Membiarkan Asih membawa Annisa adalah kesalahan terbesar dalam hidupku, Rika." Imbuhnya.

Rika terdiam mendengar penjelasan Adisurya. Sekilas ia melihat Adisurya memalingkan wajah untuk menyembunyikan air matanya.

Rika tentu mengerti posisi Adisurya. Tapi bagaimana dengan Raydita? Anak itu pasti akan hancur hatinya jika mengetahui kebenaran akan jati diri Annisa.

"Aku mohon. Jangan ungkap kebenaran ini, Adi. Berjanjilah padaku, demi Dita yang sudah kau anggap sebagai putrimu. Kau bisa bersama putrimu tanpa menyakiti perasaan Dita. Kumohon Adi, berjanjilah." Rika menangkupkan kedua tangannya dengan raut wajah mengiba.

Adisurya berdehem pelan. Rika yakin sahabatnya itu pastilah berat mengabulkan permintaannya.

"Baiklah," jawab Adisurya singkat.

***

Setelah makan malam, Adisurya dan keluarganya menonton berkumpul di ruang keluarga. Rayhan dan Raydita asik dengan ponselnya, begitu juga dengan Adisurya. Tak lama, Rianti dan Bi Susi datang dengan membawa teh herbal dan camilan sebagai dessert.

"Bi, Nisa sedang apa? Dari tadi sore tidak kelihatan," tanya Adisurya.

"Ketiduran, Tuan. Tadi saya lihat di kamar Neng Nisa sedang tidur."

"Pemalas. Sore-sore kok tidur," decih Rianti.

"Tidak sakit kan?"

"Tidak, Tuan. Tadi Neng Nisa baik-baik saja."

"Udah deh, Mas. Jangan berlebihan, nanti dia ngelunjak." Deliknya.

Menyadari majikan perempuannya dalam mood yang buruk, Bi Susi bergegas meninggalkan ruangan tersebut

Adisurya memang sempat lupa bahwa tadi sore ia meminta Annisa datang padanya. Sepeninggalnya Rika, Adisurya berlalu ke kamar untuk mendinginkan pikirannya yang kacau di balkon.

Sementara itu di dapur, Bi Susi merasa heran dengan apa yang didengarnya barusan.

"Bukannya tadi sore Neng Nisa habis bertemu tuan? Kok tuan bilang tidak bertemu," gumam Bi Susi.

"Kenapa, Bu?" Mang Asep mengjampiri dan terduduk di kursi makan.

"Itu loh, Pak. Setahu ibu tadi Neng Nisa bertemu Tuan tadi sore, tapi kok kata Tuan tidak bertemu."

"Neng Nisa sekarang di mana?"

"Tidur. Tadi ibu lihat ke kamarnya, masih gelap. Waktu ibu nyalakan, Neng Nisa sedang tidur."

"Mungkin ketiduran."

"Iya, itu maksud ibu. Neng Nisa ketiduran, makanya lampunya belum dinyalakan. Bapak mau makan sekarang?"

"Nggak ah. Bapak mau bawa kopi ke depan, ngumpul sama bapak-bapak security di pos."

"Oh, ya sudah."

"Nisa lama-lama nggak tahu diri deh, Bi," keluh Hani.

"Jangan asal ngomong, apalagi nuduh nggak jelas begitu."

"Asal ngomong gimana? Buktinya, dari sore nggak keluar kamar. Enak banget jadi dia, kamar pisah sendiri. Saya, harus berdua sama si Santi. Dia disekolahkan, sedangkan saya?" ujar Hani ketus.

"Apa? Kamu mau sekolah juga?" tanya Bi Susi sinis.

"Enakkan kerja dapat uang, bisa ngasih emak di kampung," timpal Santi.

"Enak sekolah dong, banyak cowok ganteng." Deliknya.

Bi Susi hanya bisa menghela nafasnya.

"Kamu tidak tahu saja siapa dia sebenarnya, Hani." Batinnya.

***

Heningnya malam, menemani Annisa yang baru selesai melaksanakan shalat Isya. Kelopak matanya terasa berat akibat terus terisak.

Annisa sempat tertidur dan terkejut menyadari lampu kamarnya telah menyala. Ia enggan keluar dari kamar dan memilih kembali merebahkan diri di tempat tidur.

"Duuh, aku lapar." Gumamnya sambil mengusap-usap perut.

"Kira-kira masih ada makanan nggak ya di dapur," gumam Annisa lagi. Selain lapar, Annisa juga merasa haus. Ia pun memutuskan untuk ke dapur.

Di sisi lain, Adisurya juga belum bisa memejamkan mata. Banyak hal yang ia pikirkan tentang Annisa, Rianti, dan juga Dita. Sebagai ayah, ia ingin leluasa menyayangi Annisa. Ia juga ingin semua orang tahu gadis ayu itu adalah putrinya.

Tapi ada Rianti dan Raydita juga yang menjadi pertimbangannya. Ia tidak ingin melukai dua wanita yang selama ini sangat berarti bagi dirinya.

Adisurya mengacak kasar rambutnya. Ia memutuskan untuk mengambil minuman dingin di ruang makan.

Kening Adisurya berkerut saat melihat lampu dapur masih menyala. Pria itu mendekati gorden dan memperhatikan dengan seksama.

"Nisa?"

Adisurya keluar dari rumah utama. Ia berjalan sangat pelan menuju dapur.

"Apa Nisa merasa lapar? Dia pasti belum makan karena ketiduran." Batinnya saat melihat Annisa membuka tudung saji yang berada di atas meja.

Suara pintu yang dibuka Adisurya membuat Annisa terperanjak. Gadis iti terlihat lega melihat pria yang menghampirinya ternyata Adisurya.

"A-ayah belum tidur?" tanya Annisa tergagap.

"Belum. Kamu lapar, Sayang? Coba ayah lihat wajah kamu," ujar Ayah Adi sambil memperhatikan wajah Annisa yang melengos seakan menghindari tatapnnya.

"Nisa." Ayah Adi meraih dagu Annisa. Ia terkejut melihat kelopak mata Annisa yang bengkak.

"Annisa menangis? Tapi, apa yang dia tangisi." Batinnya.

"Kenapa, Nak? Sini, bilang sama ayah." Adisurya menarik pelan Annisa ke dalam dekapannya. Ia semakin bingung karena Annisa sepertinya merasa canggung.

"Kenapa, Sayang? Apa yang membuatmu bersedih?" Annisa menggeleng pelan.

"Apa kamu bermimpi buruk?" Nisa tak menjawab. Namun kemudian mengangguk pelan.

Suara dari perut Annisa yang keroncongan membuat Ayah Adi tertegun. Kemudian tersenyum sambil menangkup wajah Annisa dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan bersedih lagi ya, Sayang. Ada ayah di sini," ujar Adisurya dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Didekapnya erat tubuh Annisa. Bayi mungil itu, kini berada dalam dekapannya.

"Bagaimana kalau sekarang, ayah buatkan makan malam special untuk tuan putri yang cantik ini. Mau?" Tawarnya. Annisa pun mengangguk ragu dengan wajah yang tersipu.

_bersambung_

Terpopuler

Comments

noname

noname

ini ntar gmn perasaan rianti y klo yg dibentak2 tuh anknya sendri

2021-10-28

0

noname

noname

yang bikin bingung dimana2 ikatan batin ibu dan ank tuh pasti deket bgt kn.. tp ini kok rianti benci bgt mskioun g kenal masa g ada rasa sama sekali

2021-10-28

1

noname

noname

ini kenyataan nyakitin bgt kn buat nisa udah hidup mnderita taunya dia ank yg dibuang jg.. berasa g adil bgt

2021-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 kehidupan Nisa
3 kepergian ibu
4 diculik
5 anak angkat
6 tiba di Villa
7 panggil Ayah
8 pergi kemping
9 taruhan
10 pacar kamu?
11 makan siang yang tertunda
12 orang tua Raka
13 tahun ajaran baru
14 teman baru
15 perkenalan
16 trio
17 jati diri Annisa (bagian 1)
18 jati diri Annisa (bagian 2)
19 prasangka Rianti
20 pengakuan Annisa
21 Kak ...
22 makan bersama
23 Rida
24 mengalami hal serupa
25 Visual cast
26 Salah mengenali
27 mengenang masa lalu (1)
28 mengenang masa lalu (2)
29 mengenang masa lalu (3)
30 jadi tiga
31 dilema
32 pengumuman
33 nasi kepal
34 norimaki
35 buku bekas
36 ingin pulang
37 Ibu dan anak
38 kabur? - part 1
39 kabur? - part 2
40 ngadu!
41 ternyata cucu Bi Marni
42 bertemu di resto
43 cemburu pada Nisa
44 balap liar - part 1
45 balap liar - part 2
46 adik Pak Heru
47 Rayhan
48 Rayhan (2)
49 ke pantai
50 dilema Rianti-Adisurya
51 perasaan seorang kakak
52 mirip
53 berterus terang
54 Ikatan batin
55 bolos
56 Raydita berubah
57 gagal
58 ditukar atau tertukar
59 Raka
60 Rianti vs Rika
61 saling menyalahkan
62 Akur?
63 meragukan sikap Dita
64 keributan di kantin
65 taruhan yang dibatalkan
66 Pergi ke vila
67 persekongkolan
68 mendengar kenyataan
69 Raydita hilang
70 pencarian
71 kabur
72 ditemukan
73 ruang IGD
74 kembalinya Adisurya dan Rianti
75 kondisi Raydita (bagian 1)
76 kondisi Raydita (bagian 2)
77 bukan ibu Nisa
78 tidak sekolah
79 bukan episode
80 desa yang dirindukan (bagian 1)
81 desa yang dirindukan (bagian 2)
82 hati seorang ibu
83 sahabat
84 berat meninggalkan
85 kecewa
86 tamu tak diharapkan
87 Rayhan
88 sekolah lagi
89 Keputusan Rika (bagian 1)
90 keputusan Rika (bagian 2)
91 Pagi di rumah Adisurya
92 ada yang PDKT
93 backstreet
94 Rida-Raydita (bagian 1)
95 Rida-Raydita (bagian 2)
96 pernyataan Agas (bagian 1)
97 rencana liburan
98 menginap (bagian-1)
99 menginap (bagian-2)
100 falling in love
101 autumn in Japan
102 bukan episode
103 pernyataan Agas (bagian 2)-tamat
104 extra part—memanfaatkan kesempatan
105 extra part-kencan
106 S2-maskeran
107 S2-perpisahan
108 ketahuan
109 temu kangen
110 hati seorang ibu
111 dilema hati Isti
112 isyarat mimpi
113 amarah Rayhan (bagian 1)
114 amarah Rayhan (bagian 2)
115 Raka
116 hangout
117 saling menguatkan
118 bertemu di taman
119 ciuman pertama
120 Rayhan nekad (1)
121 Rayhan nekad (2)
122 Curhat
123 kartu As(1)
124 kartu As (2)
125 ma ...
126 kondisi Rida (1)
127 kondisi Rida (2)
128 aspirasi vakum
129 tersandung kasus
130 Adisurya ikut terseret
131 kantor polisi
132 perkembangan kasus Rika
133 temu kangen
134 maaf ...
135 rooftop (1)
136 rooftop (2)
137 acara perpisahan (1)
138 acara perpisahan (2)
139 pengumuman
140 modus Raka
141 Rayhan-Isti (ingin bertemu)
142 Rayhan-Isti (izin camer)
143 keputusan terbaik
144 Raka-Yuli (bertemu lagi)
145 Raka-Yuli (gosip)
146 Raka-Yuli (halusinasi?)
147 obrolan teman lama
148 Raydita-Yuda (nggak jelas)
149 Raydita-Yuda (ditodong Rida)
150 rencana kedatangan Yuli
151 bertemu Yuli
152 kepastian
153 ruang ICU
154 panggil 'Mama'
155 membantu menyiapkan acara
156 Rayhan-Isti (menunda rindu)
157 Rayhan-Isti (fitting baju pengantin)
158 Rayhan-Isti (hari-H)-part 1
159 Rayhan-Isti (hari-H) part 2
160 Rayhan-Isti (hari-H) part 3
161 Rayhan-Isti (malam pertama)
162 Rayhan-Isti (imam salat)
163 Rayhan-Isti vs Yuda-Raydita
164 Raydita-Yuda (keputusan tak terduga)
165 Raydita-Yuda (ajakan nikah)
166 Yuda-Raydita (keinginan Dita)
167 Mengunjungi lapas
168 ngobrol di teras
169 rencana pindah
170 tamu di yayasan
171 kesal
172 galau
173 kejutan
174 kumpul di rumah Adisurya
175 terjebak hujan
176 terjebak hujan (2)
177 menjelang pernikahan Yuda-Dita
178 reuni di rumah Agas
179 garis dua (1)
180 hari-H (1)
181 hari–H (2)
182 OTW belah duren
183 Yuli kenapa ya?
184 garis dua (2)
Episodes

Updated 184 Episodes

1
prolog
2
kehidupan Nisa
3
kepergian ibu
4
diculik
5
anak angkat
6
tiba di Villa
7
panggil Ayah
8
pergi kemping
9
taruhan
10
pacar kamu?
11
makan siang yang tertunda
12
orang tua Raka
13
tahun ajaran baru
14
teman baru
15
perkenalan
16
trio
17
jati diri Annisa (bagian 1)
18
jati diri Annisa (bagian 2)
19
prasangka Rianti
20
pengakuan Annisa
21
Kak ...
22
makan bersama
23
Rida
24
mengalami hal serupa
25
Visual cast
26
Salah mengenali
27
mengenang masa lalu (1)
28
mengenang masa lalu (2)
29
mengenang masa lalu (3)
30
jadi tiga
31
dilema
32
pengumuman
33
nasi kepal
34
norimaki
35
buku bekas
36
ingin pulang
37
Ibu dan anak
38
kabur? - part 1
39
kabur? - part 2
40
ngadu!
41
ternyata cucu Bi Marni
42
bertemu di resto
43
cemburu pada Nisa
44
balap liar - part 1
45
balap liar - part 2
46
adik Pak Heru
47
Rayhan
48
Rayhan (2)
49
ke pantai
50
dilema Rianti-Adisurya
51
perasaan seorang kakak
52
mirip
53
berterus terang
54
Ikatan batin
55
bolos
56
Raydita berubah
57
gagal
58
ditukar atau tertukar
59
Raka
60
Rianti vs Rika
61
saling menyalahkan
62
Akur?
63
meragukan sikap Dita
64
keributan di kantin
65
taruhan yang dibatalkan
66
Pergi ke vila
67
persekongkolan
68
mendengar kenyataan
69
Raydita hilang
70
pencarian
71
kabur
72
ditemukan
73
ruang IGD
74
kembalinya Adisurya dan Rianti
75
kondisi Raydita (bagian 1)
76
kondisi Raydita (bagian 2)
77
bukan ibu Nisa
78
tidak sekolah
79
bukan episode
80
desa yang dirindukan (bagian 1)
81
desa yang dirindukan (bagian 2)
82
hati seorang ibu
83
sahabat
84
berat meninggalkan
85
kecewa
86
tamu tak diharapkan
87
Rayhan
88
sekolah lagi
89
Keputusan Rika (bagian 1)
90
keputusan Rika (bagian 2)
91
Pagi di rumah Adisurya
92
ada yang PDKT
93
backstreet
94
Rida-Raydita (bagian 1)
95
Rida-Raydita (bagian 2)
96
pernyataan Agas (bagian 1)
97
rencana liburan
98
menginap (bagian-1)
99
menginap (bagian-2)
100
falling in love
101
autumn in Japan
102
bukan episode
103
pernyataan Agas (bagian 2)-tamat
104
extra part—memanfaatkan kesempatan
105
extra part-kencan
106
S2-maskeran
107
S2-perpisahan
108
ketahuan
109
temu kangen
110
hati seorang ibu
111
dilema hati Isti
112
isyarat mimpi
113
amarah Rayhan (bagian 1)
114
amarah Rayhan (bagian 2)
115
Raka
116
hangout
117
saling menguatkan
118
bertemu di taman
119
ciuman pertama
120
Rayhan nekad (1)
121
Rayhan nekad (2)
122
Curhat
123
kartu As(1)
124
kartu As (2)
125
ma ...
126
kondisi Rida (1)
127
kondisi Rida (2)
128
aspirasi vakum
129
tersandung kasus
130
Adisurya ikut terseret
131
kantor polisi
132
perkembangan kasus Rika
133
temu kangen
134
maaf ...
135
rooftop (1)
136
rooftop (2)
137
acara perpisahan (1)
138
acara perpisahan (2)
139
pengumuman
140
modus Raka
141
Rayhan-Isti (ingin bertemu)
142
Rayhan-Isti (izin camer)
143
keputusan terbaik
144
Raka-Yuli (bertemu lagi)
145
Raka-Yuli (gosip)
146
Raka-Yuli (halusinasi?)
147
obrolan teman lama
148
Raydita-Yuda (nggak jelas)
149
Raydita-Yuda (ditodong Rida)
150
rencana kedatangan Yuli
151
bertemu Yuli
152
kepastian
153
ruang ICU
154
panggil 'Mama'
155
membantu menyiapkan acara
156
Rayhan-Isti (menunda rindu)
157
Rayhan-Isti (fitting baju pengantin)
158
Rayhan-Isti (hari-H)-part 1
159
Rayhan-Isti (hari-H) part 2
160
Rayhan-Isti (hari-H) part 3
161
Rayhan-Isti (malam pertama)
162
Rayhan-Isti (imam salat)
163
Rayhan-Isti vs Yuda-Raydita
164
Raydita-Yuda (keputusan tak terduga)
165
Raydita-Yuda (ajakan nikah)
166
Yuda-Raydita (keinginan Dita)
167
Mengunjungi lapas
168
ngobrol di teras
169
rencana pindah
170
tamu di yayasan
171
kesal
172
galau
173
kejutan
174
kumpul di rumah Adisurya
175
terjebak hujan
176
terjebak hujan (2)
177
menjelang pernikahan Yuda-Dita
178
reuni di rumah Agas
179
garis dua (1)
180
hari-H (1)
181
hari–H (2)
182
OTW belah duren
183
Yuli kenapa ya?
184
garis dua (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!