Pagi itu Galang beranjak pergi terlebih dahulu dari villa. Menaiki buggy hitam dan menuju ruang meeting jajaran direktur. Semua sudah siap berkumpul untuk menunggu Galang memimpin meeting. Semua fokus memperhatikan, mencatat setiap persoalan yang harus di follow up.
“Seperti tahun sebelumnya area lobby dan sepanjang jalan villa akan dihiasi lighting crystal mulai besok. Chrismast carol dan main singer harus siap ditampilkan. Pesta dansa dan hiburan malam untuk new year harus siap juga. Segera update tentang progress pembangunan restaurant underwater. Peresmian akan dilaksanakan pada birthday Raka, soon! Thank you have a good day!” Galang merangkum isi meeting pagi itu dan segera meninggalkan ruangan.
Galang berjalan menuju ruang kerjanya diikuti sekertaris Sam.
“Saya punya good feeling acara akhir tahun akan berjalan lancar,” kata Kris yang muncul di samping Galang.
“Pastikan itu,” sambung Galang dengan tersenyum datar.
“Mau pergi ke Lounge Bar untuk double espresso?” Kata double espresso dari Kris membuat kaki Galang terhenti menoleh Kris. Galang mulai tersenyum mendengar favorit minuman barunya.
“Ok…” Menjawab dan berlalu menuju Lounge Bar.
Mereka bertiga menikmati secangkir kopi itu. Melanjutkan diskusi tentang perencanaan acara tahunan yang harus disusun. Disela-sela diskusi saat Sam meninggalkan mereka ke toilet, Kris memberi informasi yang bersifat personal.
“Sorry untuk kejadian di water sport. Saya hanya sekedar menyapanya.”
“Hm.. Fine,” Galang menjawab tanpa ekspresi.
(hm.. tidak masalah)
“Saya dapat informasi dari Caca, kalau Caca, Raka dan Madam sedang ada di Jogja.” Galang masih bersikap cuek. “Caca bilang mereka menginap di rumah orang tua Kasih." Mendengar nama Kasih, Galang mulai menatap mata Kris. “Caca masih belum tahu pasti kenapa madam mengunjungi keluarga Butler itu. Tapi hari ini mereka akan kembali ke resort. Hanya Caca dan Raka. Madam bilang masih banyak urusan disana.”
“Jam berapa flight mereka?”
“Caca bilang satu jam yang lalu mereka ada di airport,” jawab Kris.
Sekertaris Sam yang kembali dari toilet membuat Kris mengganti topik pembicaraan mengenai pekerjaan.
Kris adalah orang kepercayaan Galang. Galang menyuruh Kris untuk menjaga Caca, Raka dan maminya. Pekerjaan kantor yang banyak, membuat dia memilih Kris untuk menjaga dan memantau orang-orang yang disayanginya.
_____
Kasih yang tengah berada di kamarnya, sedang sibuk mengobati luka kaki semalam.
Siapa sih yang menggulung perban seperti ini? Gak rapi banget. Pak Galang bilang bajuku digantikan staff perempuan. Siapa ya? Ish… bikin malu aja. Lukanya cuma tergores dikit loh. Pasang perban kok sampai ambur adul gini? hmmm. Kasih plaster aja kan udah cukup. Biar rapi… gak kaya orang habis dihajar, batin Kasih.
“Nah… gini kan cantik,” kata Kasih yang sudah selesai menganti perban dengan plaster.
Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk...
Tilulit Tilulit Tilulit (Nomor whatsapp +6280xxxxxxxxx)
“Siapa nih nomor baru..?” Kasih mulai mengambil handphonenya untuk menjawab.
“Hallo Kasih!” terdengar suara laki-laki.
“Siapa ya?”
“Ini aku mas Aan!”
“Owalah… kok nomor baru mas? Nomor yang lama dah gak aktif?”
“He em dah rusak kena air sehandphonenya juga.”
“Hihiii kok bisa?” tanya Kasih sambil membereskan perban yang berserakan di bed.
“Gara gara anak bos mu itu… Raka. Siapa iku namanya… em… mas Galang Galang gitu si Caca bilang.”
What? Raka sama miss Caca di Jogja? Kasih membatin kebingungan.
“Raka sama miss Caca di sana? Di Jogja…? Rumah kita…?” Kasih masih tidak percaya dengan ucapan kakaknya.
“Ho ow… Kamu gak tahu ya? Emang mereka gak bilang?”
“Mereka bilang pergi ke Singapur. Ngapain mereka disana?”
“Mama bilang, ibu Lily pengen tahu siapa yang ngajari kamu mijit. Dia bilang suka sama pijitan kamu.”
“Ah lebay mas Aan nih...” Kasih mulai tersenyum bangga dengan hasil kerjanya.
“Ya emang gitu... Itu masih belum aneh…”
“Maksudnya?”
“Tadi mama cerita kalau bu Lily itu macam ngorek-ngorek informasi tentang kamu. Kamu udah punya pacar apa belum… Mantan kamu ada berapa… Kamu hobbynya apa… Hahaa. Macam orang tua nyari mantu. Hahaaa!” Aan tertawa kegelian mengingat cerita mama. Kasih yang serius mendengarkan ikut menahan tawanya. Tapi lagi-lagi… Mana mungkin… begitu batin Kasih.
“Apalah aku ini mas mas…” mulai sadar kembali kalau itu tidak mungkin, menurut Kasih. Bagai pungguk merindukan bulan.
“Iya… iya… Emang kamu mau sama om om?” Mendengar kata om om membuat Kasih membayangkan muka Galang.
Sebenarnya berapa sih umur pak Galang? Aku googling profile dia gak ketemu. Malah ketemu wajah mantan istrinya, batin Kasih.
“Apa toh mas. Jangan aneh-aneh nanya begituan. Eh… HP mama kenapa ga bisa dihubungi juga?” Kasih mengalihkan topik pembicaran. Mulai teringat isi pencarian googlingnya, yang penuh muka Amelia.
“Lah kan ceritanya gini…” Aan mulai bercerita tentang kejadian Raka tercebur di kolam renang.
Flash Back On
Pagi itu Aan, ibu Sarah, madam Lily, Caca dan Raka berangkat dari Jogja menuju Solo menggunakan mobil Aan. Mereka akan berkunjung ke kraton Solo untuk menjumpai teman lama madam Lily. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Raka mengamuk ingin belajar berenang.
“RAKA MAU BERENANG. BELAJAR RENANG SEKARANG!” Berteriak dengan keras, sampai mengganggu konsentrasi Aan menyetir. Tanpa izin dari madam Lily, Aan langsung menawarkan Raka untuk berenang di area terdekat.
“Raka mau berenang di umbul Ponggok Klaten…?” Tanya Aan dari kaca mobil dengan memandangi Raka.
“Apa tuh Mumbul?” Tanya Raka dengan mode cemberut.
“Umbul dek, mata air… Kolam renang.”
Jegrek… Mata madam Lily langsung melirik ke Caca. Caca hanya tersenyum dan mengangguk melihat maminya. Mengisyaratkan gak pa pa mami.
Kakak beradik memang sama. Gak pernah minta izin mengajak anak orang, batin madam Lily.
“Ok om… Raka mau…” Raka mulai tersenyum dan mendekati Aan yang sedang sibuk menyetir.
Dari situ awal keduanya mulai akrab. Raka nempel terus ke Aan sepanjang perjalanan. Ibu Sarah hanya bisa mengusap kepala Raka.
Sesampainya mereka di umbul Ponggok, Aan membayar tiket masuk terlebih dahulu.
Tiba-tiba Raka berlari ke kolam renang. Raka yang penasaran melihat banyaknya bebatuan di dalam air, membuat dia penasaran. Berfikir kalau kolam itu tidak dalam.
Dan BYURRR...
Suasana umbul di pagi hari masih belum banyak pengunjung. Membuat Raka panik berjuang sendiri untuk menggerakan kakinya di dalam air.
“HUAAAA… blebep blepeppp. Tante Acaaa!” Raka berteriak meminta pertolongan.
Petugas keamanan, ibu Sarah dan Aan segera melompat kedalam air untuk menolong Raka. Itulah mengapa, handphone ibu Sarah dan Aan yang ada di saku rusak terkena air.
Flash Back Off
“Ow… ngeri juga ya,” kata Kasih yang serius mendengarkan cerita Aan. “Kok miss Caca gak ikut nolong mas?”
“Oh itu… Dia punya trauma kalau masuk ke air yang dalam. Katanya dulu pas diving di laut, Caca mergokin cowoknya, adegan iya-iya an dalam air.”
“Apah? Diselingkuhin sama cowoknya…?” Kasih kaget mendengar penjelasan Aan.
“Ho ow. Biasa aja gak usah ngegas tanyanya…” menjawab sambil membuat kopi lewat mesin.
“Hihii iya… Aku baru tahu soalnya mas…”
“Ngomong ngomong suka kali dia sama kopi. Dia minta diajarin buat aneka minuman kopi.”
“Iya mas… Dia sama kaya kakaknya. Penggila kopi.” Kasih teringat muka Galang saat menghirup aroma kopi.
DRTTT DRTTT ( pesan masuk ‘Mr Double Espresso’). Kasih segera mengecek isi pesannya.
Mr. Double Espresso
(Datang ke Villa sekarang)
“Panjang umur aja si bapak aku pikirin?” Kasih keceplosan saat sambungan telpon Aan masih aktif.
“Apa Sih? Bapak siapa yang kamu pikirin?” tanya Aan.
“Eh… enggak mas. Udah dulu ya nanti telponnya disambung. Bye bye mas bos…”
“Iya jaga diri.”
Sambungan telpon selesai.
****
Semangat Kasih…
Pak Galang udah rinn…duu lagi
Bersambung…
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
mimin rosmini
Pak Galang mulai bucin ya.. apalagi madam lily sdh datang ke yogya.. nginep lagi di rumah Kasih hello jadian ya
2021-11-28
1
dhapz H
si bos galang ada mwnya lagi
2021-11-11
1
Anisatul Azizah
jgn dilecehin lg donk
2021-10-31
1