My Butler
Yogyakarta 07:14 am
_____________________
Seorang gadis berambut panjang tengah sibuk meracik minuman menggunakan mesin kopi. Namanya adalah Margareta Kasih, atau lebih akrab dipanggil Kasih oleh keluarganya.
Kasih menyalakan mesin kopi yang berukuran besar untuk membuat cappuccino. Dia menyiapkan 3 cangkir, susu segar kotak kemasan dan bubuk kayu manis. Kasih memasukan susu kotak tadi ke dalam mesin kopi dan menunggu beberapa detik agar mesin kopi bisa digunakan.
Di dunia modern ini, semua sudah serba canggih. Pencet tombol cappuccino maka keluarlah espresso dan diikuti susu panas beserta busanya. Tinggal ditaburi dengan bubuk kayu manis, cappuccino siap dihidangkan.
Kasih menata 3 cup cappuccino itu di nampan. Sekarang tinggal mengambil kue di lemari pendingin. Penglihatannya mencari cari kotak kue. Kasih mulai membuka kotak kue itu dan menaruhnya di piring kecil. Hanya sepotong. Karena memang tinggal sepotong.
Kasih mulai berjalan menuju meja tempat keluarganya bersantai dengan nampan di tangannya.
“Selamat pagi ma, mas…” Kasih menyapa kakak dan ibu dengan membawa nampan berisi sepotong kue dan 3 cup cappuccino. Kebiasaan pagi hari yang tidak boleh terlewatkan di keluarga Ibu Sarah.
“Pagi Kasih... tumben cappuccino mama telat 5 menit?” seringai ibu Sarah menggoda putrinya dengan senyuman hangat. Ibu Sarah ikut mengambil cappuccino dari nampan yang dibawa Kasih. Begitupun dengan kakak laki-lakinya Kasih.
“Iya nih, udah diterima kerja di hotel mewah harus dibiasakan on time. Gak boleh telat-telat. Ntar jadi kebiasaan yang gak baik. Time is money, money can’t return your time! Ingat itu Sih,” timpal kak Aan menasihati Kasih. (Waktu adalah uang, uang tidak bisa mengembalikan waktu)
Aan dan Kasih adalah anak dari ibu Sarah. Ibu Sarah membesarkan anaknya dengan penuh disiplin. Semenjak suaminya meninggal karena komplikasi, Ibu Sarah banting tulang mencari nafkah untuk menyekolahkan anak-anaknya agar mereka memiliki kehidupan yang lebih baik darinya.
Aan membuka usaha Coffee Shop di samping rumah. Sedangkan rumah ibu Sarah yang memiliki 2 lantai itu dijadikannya untuk membuka Spa di lantai bawah. Usaha Coffee Shop Aan sudah berjalan 5 tahun dan kini sudah berbalik modal. Berkat ketekunan dan dukungan dari adik dan ibunya, kini Aan memiliki 5 karyawan. Tapi salah satu karyawan Aan akan berhenti kerja. Karyawan itu adalah Kasih, adik Aan.
Kasih belajar banyak tentang dunia barista di Coffee Shop kakaknya. Selain itu juga membantu Ibu mengelola spa secara fokus satu tahun kebelakang ini. Dunia Kasih memang tidak jauh dari Hospitality Industry atau dunia pelayanan. Kasih mengambil program Diploma III Perhotelan. Pada masa training, Kasih secara khusus mengambil training untuk bagian Front Office Department dan Housekeeping Department.
Front Office Department merupakan bagian yang menangani kebutuhan tamu di area depan. Atau lebih dikenal sebagai Resepsionis. Kalau Housekeeping Department merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk kebersihan, kerapian, kenyamanan kamar serta area umum di hotel.
Tapi karena setelah selesai kuliah keasyikan membantu ibu dan kak Aan, Kasih mengulur-ulur waktu untuk mencari kerja mandiri.
Padahal kalau dipikir pikir, ini sangat menguntungkan ibu Sarah dan Aan. Mendapat Karyawan lulusan D3 tanpa digaji heheee. Secara UMK hampir tiap tahun mengalami peningkatan. Kapan lagi kan dapat tenaga ahli profesional.
“Hehee... Iya mas bos. Siap, Laksanakan! Gak akan telat lagi.” Candaan pagi hari sebagai mood booster sebelum menghadapi kegilaan tamu di coffee shop dan spa.
Kasih selalu mondar-mandir diantara coffee shop dan spa membantu usaha keluarganya. Tapi baginya ini sangat menyenangkan. Bertemu pelanggan yang berbeda muka tiap hari. Apalagi para pelanggan di coffee shop kak Aan suka mengobrol dengan Kasih. Ya pasti lah ya… secara kalau di spa biasanya orang dipijit setelah 5 menit sudah terbang ke langit ketujuh sampai ngorok tak sadarkan diri.
“Jangan lupa pesangon buat kerja satu tahun ini ya ma, mas. Hehehe," kata Kasih sambil meletakan cappuccino untuk kakak dan ibu di meja.
“Wah… gak gratis rupanya, ma...” selalu menggoda adiknya adalah hobi Aan.
“Iya, coba cek itu di handphone. Mama baru saja transfer,” kata ibu Sarah yang kemudian mulai meminum cappuccino buatan Kasih. “Hmmm... pas rasanya.”
“Terus?” Kasih melirik kakaknya sembari tersenyum kecil mengisyarat hal yang sama. Mengkerlingkan matanya ke Aan.
“Iya, ini lagi mau diproses… tenang aja cah ayu...” kata Aan dengan menunjukan handphonenya. Aan mulai melanjutkan mengetik nomor rekening Kasih untuk mentransfer uang.
Senyum kelegaan terpancar dari muka Kasih. Ada rasa damai setelah mendapat uang jajan untuk satu bulan kedepan. Maklum... butuh masukan dana untuk kebutuhan darurat di bulan pertama kerja.
Sore ini Kasih akan melakukan penerbangan dari Jogja ke Batam. Setelah sampai Batam dia akan naik kapal ferry ke pulau Bintan. Yah, begitu informasi yang didapat Kasih dari perusahaan yang merekrutnya.
Senang, gelisah, semangat pokoknya excited campur aduk perasaan hari ini. Ada perasaan sedih juga yang menjalar hatinya, karena akan berjauhan dari keluarganya. Pasti akan ada rasa kangen dengan mama dan kakaknya yang jahil.
“Wizzz, makasih ya mas bos... mama. Aku akan berhemat… menabung… menabunggg terus disana nanti. Ow ya, ntar mas bos sama mama jangan sibuk-sibuk... jam 2 siang ada schedule antar adek manis ke bandara," kata Kasih dengan senyum lebarnya. Mengedipkan mata kearah mama dan Aan.
“Iya nanti mama sama mas Aan antar. Jangan kuatir. Packing udah selesai, nduk? Udah di cek semua?” tanya ibu Sarah sambil menatap putrinya. (nduk: panggilan untuk anak perempuan dalam bahasa Jawa)
“Udah siap semua, ma. Ready to flight... Siap meluncur,” jawab Kasih mengacungkan kedua jempolnya.
“Dulu waktu mau training ke Thailand, gak mau dianter. Ini cuma mau ke Bintan aja minta dianter. Manjanya… anak mama. Ck ck ck,” goda Aan menyenggol bahu Kasih yang duduk di sebelahnya.
“Kan konteksnya beda mas... Waktu itu aku sama rombongan kampus. Jadi atmosphernya beda. Ini kan aku bakal gak pulang lama... Pasti bakal susah cari cuti. Awas aja ntar kalau kangen aku. Gak ku angkat telponnya... ” Kasih melirik sinis Aan sambil berebut kue yang cuma satu potong itu dengan Aan.
“Iya nanti aku antar sama mama... Jangan lupa uang transportnya,” celetuk Aan sambil tersenyum. Yah, begitulah Aan dan Kasih.
Kasih mulai cemberut ke kakaknya dan menghabiskan sisa kue di piring sekali lahap. Ibu Sarah hanya tersenyum sambil mengecek bookingan spa di layar tablet.
Hm... Kakak adik kok sering jahil-jahilan, batin ibu Sarah.
*****
Bersambung…
Bagi Like, Favourite, Hadiah dan Votenya ya...
Terimakasih...
*****
Visual Tokoh
Devika Hoorne sebagai Kasih
Furkan Palali sebagai Galang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
mbak mimin
bc lg
2024-10-22
0
marwan mustofa
Ibunya sangat bahagia melihat kebersamaan kedua anaknya, meskipun saling meledek atau menggoda tapi itu justru menambah keakraban mereka
2022-12-23
1
marwan mustofa
Hari ini jam dua take off dari Jogja menuju Pulau Batam, karena diterima kerja di hotel Batam. Mama dan Aan akan mengantar sampai bandara, antara senang dan dag Dig dug, karena ini pertama kalinya dia harus meninggalkan rumah, bahkan jauh di pulau Batam.
2022-12-23
1