Lymphatic Massage

Setelah tragedi roti sobek kacang almond, Kasih menata makanan yang sudah diantar karyawan room service di Balkon. Balkon Villa 0199 sangat luas, bahkan ada patung gurita yang memeluk paus. Sudah dipastikan itu kemauan Raka.

Pak Galang suka menu American Breakfast, Caca cukup dengan omlet dan jus kecantikan yang di press dari jeruk sunkis, wortel dan apel. Madam Lily lebih suka Indonesian Breakfast nasi liwet.

Seperti biasa pak Galang akan sibuk membaca koran seperti hari sebelumnya.

Kasih pagi itu mulai membantu menyuapi Raka dengan sereal coklat kesukaanya.

“Tante… kemarin kenapa gak izin dulu kalau pergi? Aku kan bingun habis bangun tidur…” kata Raka sambil mengunyah sereal.

“Hloh?… Maaf ya...Tante kan udah bilang ke om Teo buat bagi tahu Raka kalau tante pergi… Aa… aapp… Tante senang kalau makannya banyak gini. Pinter banget sih… Sekali lagi udangnya… Aa… aapp… Yummyyy.”

Akhirnya Kasih selesai juga menyuapi Raka. Anak itu lanjut main gadget lagi.

“Kasih, hari ini boleh temeni aku ke lounge bar dekat main pool (kolam utama)?” tanya Caca sambil melirik ke madam Lily yang tidak menghiraukan. Masih sibuk menatap tablet dan mengunyah nasi liwetnya.

“Boleh miss,” jawab Kasih sambil sibuk merapikan peralatan makan Raka.

“Tamu hari ini ramai. Kamu jangan manggil Kris kalau pesanan kamu telat,” kata Galang yang mukanya masih tertutup dengan koran.

“Iya mas... Sensi banget sih pagi-pagi,” Caca mulai menghabiskan jus buah sekali teguk.

"Kasih… aku habis dari Batam kemarin, terus... badan pegel-pegel.. Bookingan di spa penuh. Semua therapist sibuk. Boleh aku minta pijit sama kamu?” mendengar pertanyaan itu madam Lily mulai menoleh ke Caca.

“No no no noooo Mami duluan… Mami udah bilang ke Kasih dari kemarin malem. Mami mau lympatic massage!” kata Madan Lily sambil menggoyangkan jari telunjuknya.

“Tapi kan mami udah ngerasa pijit reflexology Kasih hari pertama dateng… Giliran aku dong mi…” Caca mulai merengek tidak mau kalah

“Apa tuh pijit ologyyy? Raka juga mau dong tante… kita kan udah friendship…” ucapan Raka membuat Kasih tersenyum geli.

Kaki kecil itu bisa kegelian kalau aku beri pijit reflexology hihii, batin Kasih dengan memandangi Raka.

Tiga orang itu mulai memperebutkan Kasih. Kasih mengerenyitkan dahi, memutar bola mata menatap ketiganya dengan tersenyum. Bingung mau mijit yang mana dulu.

“Biar nanti aku yang mutusin, siapa yang dipijit dulu,” timpal Galang dengan gayanya yang dingin membuat mereka terdiam saling berpandangan tersenyum.

Sesuai jadwal harian, Raka ada jadwal home schooling. Madam Lily bermain golf dengan salah satu investor. Caca pergi ke lounge bar jam 9 bersama Kasih.

_____

‘Lounge Bar’ dekat Kolam Renang

_____

Caca memilih berbaring berjemur di tepi kolam dengan bikini. Padahal di villanya juga ada kolam renang.

Orang kaya mah bebas… Suka-suka dia mau berjemur dimana. Kasihan tu paha bisa gosong. Awas aja nanti kena sunburn terus minta tolong aku buat kasih treatment anti sunburn, gerutu Kasih dalam batin.

Pagi itu sudah ada beberapa tamu mulai berjemur dan berenang.

“Kasih… udah 5 menit aku pesan ice caramel frappuccino kenapa belom diantar ya… Berapa sih waiter yang jaga pagi?” tanya Caca sambil sibuk membaca majalah.

“Sepertinya cuma 4 staff saja. Mereka sibuk bersih-bersih… melayani pesanan tamu sebelumnya. Saya lihat area bar agak berantakan miss. Mungkin karena semalam ramai. Apa mau saya buatkan ice caramel frappuccino nya?”

“Kamu bisa? Ow iya… kamu kan punya coffee shop hihiii. Ok deh… Caramel sama whipped cream nya dikit aja ya…”

“Baik, saya pergi ke bar dulu miss…”

Kasih mulai meracik kopi dengan resep standar kakaknya di bar counter. Setelah hampir selesai, tiba-tiba Galang muncul dengan diikuti sekertarisnya.

“Bisa buatkan double espresso?"

Bapak ini dateng ga diundang, tiba-tiba nongol aja… Miss Caca juga ga sabaran buat nyruput caramel frappuccino. Baru juga 5 menit nunggu pesanan udah clingak-clinguk cari waiter, batin Kasih.

“Sam, antar minuman yang dibuat dia ke Caca. Kau tunggu aku disana,” kata Galang sambil melepaskan kaca mata hitamnya dan duduk di kursi depan mesin kopi.

“Siap pak,” jawab Sam.

Sam mulai mengambil minuman yang dibuat Kasih dan beranjak pergi.

Sekertaris kaca mata kuda itu kenapa sih melihat aku sama pak Galang senyum-senyum ga jelas, Huh… Awas dia mikir mesum lagi. Aku pelintir ntar! Batin Kasih dengan mengamati Sam yang mulai meninggalkan area bar counter.

“Silahkan pak, double espresso nya,” memberi cangkir kopi dengan senyuman.

Galang mulai meminum espresso itu. Cangkir kecil yang berisi kopi dengan aroma double kafein. Galang menghirup aroma kopi itu dalam-dalam. Hmmm...

“Mulai besok antar kopi ke ruang kerja resort setelah meeting,” kata Galang.

“Baik pak,” jawab Kasih yang masih berdiri di depan mesin kopi, sambil membersihkan steamer yang tadi dia pakai.

Pantas aja kitab preference tebal. Suka-suka dia nambahin terus. Mulai besok minta espresso... besoknya minta apa lagi dia, batin Kasih masih pura-pura sibuk merapikan area bar.

“Saya sudah putuskan kalau saya mau dapat lympatic massage pagi ini.” Mendengar itu Kasih mulai panik.

JEGREG! Mata Kasih mulai terbelalak.

“Loh? Emm… tapi pak… Saya gak pernah ngasih massage cowok. Mama saya belum berani ngasih izin buat pegang tamu laki-laki. Nanti saya kena marah mama…” Kasih berkata dengan polos.

Biarlah pak Galang marah. Toh daripada nanti gemetaran gak fokus, mending cerita sekarang. Begitu pikir Kasih.

“What (apa)?” melirik Kasih dengan tatapan mautnya.

“Kamu kerja disini, saya bos kamu saya yang kasih izin. Ikut saya ke villa sekarang!”

Galang mulai berjalan menuju tempat Caca berjemur.

Dasar hitler! Suka-suka dia bikin peraturan… Habislah aku nanti kalau gemeteran pas mijit… Lympatic lagi… Itu kan soft massage yang super pelan dan lembut… kalau tanganku sampai gemeteran kaya pagi ini bakal dikira aku meraba-raba dia ajaa! Mamaaaa gantiin aku dong! Mama yang kasih pijit pak Hitler…! Gerutu Kasih dalam batin.

Terpaksa mengekor mengikuti Galang. Mereka menghampiri Caca yang lagi ngobrol dengan Sam.

“Ca, aku bawa dia dulu ke villa. Sam… mana kunci buggy?”

“Ini pak,” jawab Sam memberi kunci ke Galang.

“Saya permisi ikut pak Galang dulu miss, pak Sam, mari...”

“He'em,” Caca melirik Kasih.

Kasih mengekor lagi mengikuti bosnya berjalan keluar area kolam renang. Caca dan Sam yang tadi asyik ngobrol dibuat terheran-heran melihat tingkah Galang pagi ini.

“Mau diapakan dia?” Caca melirik ke Sam. Penuh pertanyaan di kepalanya.

“Entah tu Ca… Aku cabut dulu ya,” Sam membetulkan kacamatanya. Ya, kacamata yang memiliki frame bercorak zebra hitam putih. Itulah mengapa Kasih menamainya kacamata kuda. Hihii.

Sedangkan Caca kembali menikmati caramel Frappuccino buatan kasih. Dan Sam beranjak pergi menuju ruang kerjanya, berjalan keluar area kolam renang dengan sibuk mengetik di handphone. Seperti biasa… senyam-senyum aneh menghiasi mukanya.

Caca Point Of View

Kenapa mas Galang makin aneh? Mas Kris bilang trip VIP investor berjalan lancar… Tapi kenapa semalam mabuk berat di lounge bar ini sampai berenang tengah malam…? Hmmm kasihan waiter sama bartender harus menata botol-botol yang diberantakin semalam. Jadi telat kan orderan frappuccino. Waiter pada sibuk semua. Dasar mas Galang. Punya kakak satu kok makin ancur habis cerai sama si Amelia.

Padahal kalau diitung-itung udah 5 tahun dia single… Usia udah 33, gak muda lagi. Makin susah cari istri. Kuat amat jadi duda? Kalau nyari standar kecantikan kaya Amelia ya bakal susah. Apa masih belum move on dari perempuan itu? Kok bisa sih jatuh cinta sama pecandu…?

Mau diapakan ya si Kasih? Apa dia bikin salah waktu trip? Kasian… Jangan-jangan kena pecat? Sibuk deh ntar mama cari butler lagi. Baru sebulan aja udah ganti 25 kali butler. Capek deh… kalau enggak mama… ntar pasti mas Galang yang mecat. Huft… Kemana sih mas Kris…? Katanya mau ketemu disini... Aku kan penasaran info terupdate soal mas Galang semalam.

“Hmmm… Enak juga frappuccino buatan dia. Harus masuk daftar preference nih. Hihiii,” kata Caca sambil mengaduk gelasnya dengan sedotan.

*****

Bersambung…

*****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***