Disaat akan menaiki buggy, Kasih berfikir mencari cara agar permintaan bosnya bisa digagalkan. Memutar otak mencari alasan.
“Boleh saya setir buggynya pak?”
“Saya gak biasa disetirin perempuan,” jawaban Galang membuat suasana makin canggung. Andai Kasih boleh menyetir buggy, ingin rasanya Kasih membawa kabur bosnya itu menjauh dari villanya.
Akhirnya mereka mulai menaiki buggy. Kasih duduk terdiam melirik Galang yang menyetir Buggy di sebelahnya.
Bagus deh. Kapan lagi bisa disetirin owner Luxus. Nikmatin aja. Duh… kok aku jadi deg-degan gini ya? Batin Kasih sambil meraba dadanya.
“Pak… Mau denger cerita saya gak kenapa ibu saya gak ngasih izin mijit tamu laki-laki?” Galang melirik mata Kasih 3 detik.
“Waktu itu ada tamu bule laki-laki di spa minta saya massage. Itu pertama kali saya mau dikasih tamu laki-laki. Waktu posisi face down (tengkurap) dia nungging-nungging gak jelas gitu sambil… berdesah-desah. Karena saya jengkel ya saya hentikan. Terus waktu saya mau keluar ruang treatment… Eh pintunya susah dibuka. Tapi untungnya setelah 1 menit… saya bisa keluar ruangan. Untung saya gak diapa-apain,” Kasih meremas kedua tangannya penuh gelisah.
Entah keberanian apa yang membuatnya berkata seperti itu. Tiba-tiba Galang menghentikan buggynya.
Galang mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.
Tut... Tut... Calling…
“Good morning, pak.”
“Hallo Sam… Bisa kasih kerjaan orang engineering buat pasang panic alarm ke seluruh ruang treatment spa?”
“Segera pak, laksanakan!” jawab Sam.
“Pastikan alaramnya berfungsi dengan baik agar tidak ada pelecehan di dalam ruangan.”
“Well noted pak," kata Sam. (Dicatat pak)
Telpon selesai...
Duh! Apa-apaan ini? Aku kan bakal pijit di villa dia…! Bukan di tempat SPA RESORT…! Di villa dia mana ada panic alarm begituan. Sama aja ga berguna dong aku cerita panjang kali lebar! Batin Kasih dengan kesal. Sudah mulai mengerucutkan bibirnya.
_____
Akhirnya mereka sampai di villa 0199. Kasih berjalan mengekor di belakang Galang.
“Lympatic massagenya jadi pak?” Kasih bertanya dengan ragu saat Galang akan membuka pintu sebuah ruangan.
“Hm... Masuk,” kata Galang menyuruh Kasih masuk ke ruangan spa di villanya.
Mukanya pucat sekali dia… Jadi gak tega kalau melihat dia begini. Siapa suruh kemarin diam aja waktu Teo mengusap rambut kepalanya! Kenapa aku jadi kaya anak ABG gini kesal gak jelas. Ah ya sudahlah… Toh aku gak akan ngapa-ngapain dia. Aku cuma mau dipijit biasa. Lagian pede sekali berotak jorok. Masa bandingin aku sama tamu bule nya itu, batin Galang saat berada di ruang ganti untuk membuka bajunya.
Ya sudahlah… Aku teriak-teriak aja kaya Raka kalau dia berani macam-macam. Tapi kan ini villa jauh banget dari keramaian. Atau aku kasih Gerakan Thai massage aja kaya mau smack down pas posisi tengkurap? Hihii. Awas nanti kalau sampai anah-aneh! Jangan main-main sama anak therapist, batin Kasih sambil menunggu Galang keluar dari ruang ganti.
Kasih mulai memberi lympatic massage ke Galang. Memusnahkan rasa trauma yang pernah dia alami agar tangannya tidak gemetaran.
Galang Point Of view
Enak juga pijitan dia. Hmmm jari-jarinya sangat lembut. Dia ngak asal pijit kaya therapist-therapist yang pernah aku coba. Gerakannya seperti menggunakan teknik yang berbeda. Kalau ngak karena mama sama Caca berargument tadi pagi, mana mungkin aku tahu tentang lympatic massage... Pantas saja mama sampai ngotot ke Caca berebut dipijit.
Aku bisa merasa tekanannya tepat mengenai poin-poin hypodermis. Meskipun ini soft massage (pijitan lembut) tapi aku merasa peredaran darahku lebih lancar. Apalagi saat dia menyentuh perutku. Hmmm. Ini bagus untuk masuk daftar preference. Tapi dia aja yang ngasih aku pijit. Aku gak mau orang lain. Kalau mama sampai tahu… pasti dia akan menarik rambutku. Hahaaa.
Sial! Argh... Shit! Barangku sudah mulai menegang. Tepat sekali dia memijit di poin poin bawah pusarku. Rasanya sangat nikmat. Yah! Terus pijat disana... Ah! Tekan lagi disana... Ah! Ah! Ke bawah lagi tak masalah. elus lagi... Arghhh...! Kurasa aku sudah meneteskan sedikit disana. Hahaa. Biarlah! Paling dia akan menganggap itu minyak yang tumpah. Hahaa. Nikmatnya pijitan dia. Aku suka pijitan di perut.
Ini benar-benar gila. Aku bisa merasakan nafasnya sekarang. Parfumnya… Hmmm merk apa ini enak sekali? Dia berhasil membuat pagi ini frustasi. Hmmm. Sudah 5 tahun lebih tidak ada yang menyetuh setelah Amelia. Ini nikmat sekali untuk merangsang organ-organ tubuh. Hahaa!
Kasih Point Of View
Orang ini… Ishh bikin aku uring-uringan dari pagi. Quotes breakfast mas Aan berlaku lagi hari ini. Kalau semalam dia gak mabuk, aku gak akan berlari sampai ngos-ngosan meninggalkan breakfast nasi goreng. Bikin kacau aja waktu sarapanku. Jadinya gini deh… Ku laporin ke mama baru tahu rasa main seenaknya nyuruh mijit. Huft…
Mikirin apa sih dia sampai mabuk 5 botol wine?
Apa karena aku naik bus? Atau karena aku gak pakai name tag? Ah… kan gak mungkin juga dia ngambek karena hal sepele macam aku ini. Siapa aku coba…?
Kalau dilihat-lihat, mukanya pas kaya gini waktu gak sadis terasa bikin hati adem. Dia memang gak punya lesung pipi kaya pak Kris. Tapi manis juga dipandang-pandang. Badanya atletis banget. Bulu matanya lentik. Rambut-rambut di pipi itu sebetulnya adalah daya tariknya.
Ish… Kok jadi ngeliatin muka dia terus sih sambil senyam-senyum. Udah gila nih.
Author Point Of View
Treatment pijat lympatic hampir selesai tinggal bagian muka saja. Tiba-tiba Galang membuka matanya dan melihat Kasih yang tengah memberikan tekanan pada area mukanya. Jelas saja itu membuat Kasih terkaget-kaget. Matanya membulat melihat bola mata Galang.
Hap!
Galang memegang kedua tangan Kasih yang lagi memberikan pijatan di mukanya.
“Em?!” Kasih berusaha berdiri menghindar.
“Kenapa pak? Lympatic massagenya sudah selesai,” Kasih mulai menjauhi bed dimana Galang masih terbaring.
“Permisi saya mau ke dapur, bikin Ice ginger cinnamon tea buat bapak. Bagus untuk mengeluarkan toxin wine semalam.”
Kasih berjalan secepat kilat meninggalkan ruangan. Galang tersenyum penuh kemenangan melihat tingkah konyol Kasih.
“Hihii...” Galang mengusap mukanya dengan menatap punggung Kasih.
Kenapa tanganku bisa gak terkendali buat pegang tanganya sih… Hampir saja aku menarik tanganya untuk… Sudahlah... Dia benar-benar sukses membuatku frustasi. Bisa kacau kalau treatment ini masuk daftar preference. Gak yakin aku bisa mengontrol emosi. Udah terbangun diujung tanduk dari awal… Huft… Bagaimana jari-jari itu bisa sangat lembut? Sudah gila aku pagi ini, batin Galang.
Galang mulai duduk di tepi bednya. Melihat kedua tangannya mengingat saat meraih tangan Kasih.
“Impossible … Am I crazy…? Huft…”
(Tidak mungkin… Apa aku gila…?)
Selagi Galang masih di Kamar, Kasih berada di dapur membuat ice ginger cinnamon tea.
“Apa coba itu tadi pegang-pegang? Ish… Huft… Kok bisa dia? Udah gila ya?” berbicara sendiri sambil mengocok shaker berisi jahe dan teh.
Kasih mensibukan diri untuk membuat minuman. Tapi bayangan itu sepintas, dua pintas, 3 pintas membuatnya mengingat lagi dan lagi.
Apa maunya pak Galang sebetulnya? Dia menatapku lembut saat meraih tanganku. Bisa kurasakan dari raut mukanya memelas. Tapi memelas untuk apa itu? Batin Kasih yang mulai tersenyum kecil membayangkan muka bosnya.
Hari itu Kasih menyelesaikan tugasnya. Setelah memberi spa treatment kepada madam Lily dan juga Caca, Kasih kembali ke kamarnya. Kamar hotel nomor 016. Hari ini dia tidak melihat Teo. Teo bahkan tidak muncul di whatsapp group butler.
*****
Hayo… menarik tangan Kasih untuk apa pak Galang…?
Hmmm Hihii
Maksud terselubung apakah ituh...
Bersambung….
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Heryta Herman
waaah..kasihan teo..gara" cemburu nya hitler...entah kemana si teo di ungsi kan...dasr CEO ga ada akhlak ...
2024-06-16
1
She Jutex MImi
kora2 teo dikemanain sm galang hbs ngelus rambut kasih 😂
2022-02-12
2
Endang Purwati
jjiiiaaahhhhh....si bapaaakkk, jatuh cinta kaannn lllooo....
mas Teo....aku merindukanmu...rindu ke humble an mu utk Kasih...mas Teo kemana ssiihh, gak nongol2...apa udah mulai ngurus hotel sendri yaaa...???
2022-01-05
1