Sekuat tenaga dengan bantuan sisa makanan semalam, Kasih menggendong Raka anak laki-laki yang kurang lebih berusia 5 tahun itu.
Jangan ditanya lagi... berat badan udah pasti lebih dari 20kg. Gizinya terjamin, asupan makan teratur. Ternyata dia sangat manjaaa sekali. Gak mau jalan menuju bus. Terpaksa Kasih menggendong berjalan ke sana kemari dan sekarang berdiri dekat bus untuk rombongan VIP.
“Tante siapa namanya?”
“Namanya tante Kasihh… Kok Raka gak sekolah sihh…? Kan ini hari Seninn…?” berbicara manja kaya anak seusia Raka.
“Teacher home schooling Raka lagi sakit,” anak manja itu mulai memeluk Kasih dalam gendongan.
Semakin berat dirasakan Kasih. Mereka masih menunggu Galang yang masih sibuk berbicara dengan tamu-tamu VIP dari berbagai negara.
“Kan Raka bisa belajar di Villa sendiri…”
“AAAA TANTE GAK ASYIKKK!” Semua mata menoleh ke Raka. Suaranya menggelegar di depan bus. Termasuk Galang melirik sinis mata Kasih dari kejauhan.
Alamaakkk mati aku kalau teriak-teriak gini terus. Kontrol… kontrol kendalikan emosinya, batin Kasih sambil mengelus-elus punggung Raka dalam gendongan.
“Raka… suka berenang ya...?”
“Kok tante tahu?”
“Iya… Maaf yaa… tadi tante liat perlengkapan renang Raka di kamarr... Banyak banget… Ada kaca mata renang berwarna-warni…, fins kaki katak…, papan pelampung… Tante aja gak punya.” Anak itu mulai menatap mata Kasih. Dia mulai tersenyum lagi.
*Rupanya dia s*uka diajak ngobrol tentang hobbynya, batin Kasih ikut tersenyum.
“Tenang aja… nanti Raka kasih pinjam kalau kita berenang. Tapi… em… Raka… gak bisa berenang sendiri…”
Kok mukanya jadi sedih sih... aku jadi ikut sedih deh, batin Kasih.
“Jangan sedih dong sayang… Nanti tante ajari renang… Gaya… Kupu-kupu terbang?”
“Hehehee...” anak temperamen itu mulai tertawa. Ketawanya membuat Kasih lega.
“Atau... Gaya lumba-lumba lompat? Hahaa… Atau kodok duduk?”
“Hihihiii, apa itu kodok duduk Tan? Emang ada gaya begitu?”
“Ihh… ada dong… Eh, itu kan Gajah duduk…”
“Hihihii Tante garing deh… Gitu tante Aca bilang…. Garing…” Raka tiba-tiba mencium pipi kanan Kasih. Cup.
“Waaaw, tante dapet kiss dari Raka. Tanda apa nih…?” Kasih menggoda dengan mentoel hidung Raka.
“Tanda friendshipp... Oma sama tante Aca bilang gitu... Friendshipp.”
“Kalau gitu sini dong… Sini dong… Banyakin tanda friendship,” Kasih mulai menggoda lagi sambil menunjuk dahi dan pipi kirinya.
“Mmwahh… Mmwah….” Raka memberi tanda friendship lagi.
Mereka mulai masuk kedalam bus setelah semua rombongan VIP masuk terlebih dahulu. Tangan Kasih mulai pegal menggendong Raka. Tempat duduk sudah full. Hanya tinggal 2 kursi di belakang.
Galang melirik kearah Raka dan Kasih. Dilihatnya tangan Kasih mulai memerah karena sudah kelamaan menggendong Raka.
“Sam, kita gak bisa ya pakai Alphard aja?” Tanya Galang ke sekertarisnya. Untung saja tamu yang ada di bus gak ada yang ngerti bahasa Indonesia. Tapi kata 'Alphard...' beberapa tamu menoleh ke Galang.
“Ini... akan dinilai mengurangi rasa respect kita, pak...” berbicara dengan nada ragu sambil menoleh ke beberapa tamu.
“Raka maunya naik bus, pak... bukan Alphard,” timpal Kasih bersikukuh tidak mau diusir ke Alphard. Anak temperamen ini bisa menjerit lagi kuatirnya.
“Saya harus duduk ni, pak… Mengecek finishing kelengkapan bahan presentasi di power point,” sekertaris itu tanpa aba-aba mulai duduk duluan dekat jendela bus. Sibuk dengan laptopnya.
Loh?! Kok main srobot aja dia? Hmmm, batin Kasih.
“Ya udah deh pak, saya yang berdiri. Tolong dipangku Raka. Digendong terus pasti juga capek. Kasihan Rakanya...”
Raka hanya diam saja saat mulai dipangku papanya. Tapi saat Kasih mulai berjalan kebelakang kursi… Tanganya dicekal oleh Raka.
“Tan, mau kemana…? Tante berdiri disamping aku sama papaa… hadap jendelaa busS… Nanti ada patung gajah sama burung…”
Glek!
Sekertaris Sam dan pak Galang menatap Kasih. Fokus di dua gundukan baju press body itu. 1… 2… 3… 4 detik…
Damn! Apa yang mereka lihat? Masa sih harus bediri menghadap pak Galang… Hmmm Rakaaaa! batin Kasih.
“Sam, fokus…! Cek power point. Jangan sampai ada yang salah! Liat laptop yang bener,” buyar sudah fokus mata.
Pak Galang fokus memperhatikan Raka yang sesekali ngobrol dengan kasih. Tantenya yang baru.
Hmmm tante baru, batin Galang sambil melirik ke arah Kasih.
Sam sesekali ikut melirik sambil sibuk mengetik di handphone. Entah apa yang dilirik dan diketik sampai senyam-senyum.
Sesampainya di lokasi, Kasih turun dari bus dengan Raka yang sudah mau berjalan sendiri. Tempatnya sangat cozy. Hijau, sejuk dan teduh. Raka sangat senang melihat pemandangan disekitar tempat itu.
Ada kebun binatang yang memiliki banyak koleksi satwa. Ada gajah Sumatra, harimau Sumatra… dan serba Sumatra. Memang tidak salah lagi kalau dari Sumatra... mengingat lokasi pulau Bintan dekat dengan Sumatra.
Galang dan VIP rombongan sedang melangsungkan rapat di area terbuka dekat kebun binatang. Sedangkan Kasih dan Raka berkeliling melihat satwa yang ada.
Sesekali Kasih menasehati agar Raka tidak terlalu dekat dengan satwa yang berbahaya. Dia main nyelonong masuk kandang bayi gajah saat pawangnya memberi makan. Untung bukan emak gajahnya. Bisa marah terinjak karena anak temperamen itu suka tiba-tiba berteriak.
Ternyata bikin anak gak tempramen itu lumayan mudah. Cukup mendengarkan apa yang dia mau, diawasi, dinasihati pelan-pelan dan dikasih makan. Begitu pikir Kasih.
“Raka… ayo makan kiwi lagi. Ini tinggal beberapa suap lohhh.”
Kasih sibuk membawa tupperware berisi potongan buah di tangan kiri dan sendok di sebelah kanan. Berjalan mengikuti Raka yang asyik main bayi gajah bersama pawangnya. Menjadi baby sitter dadakan dengan tas ransel spider man menggantung di punggung belakang.
“Ehem…” Galang datang berdiri disamping Kasih.
“Eh? Pak..."
Apalah daya staff level 5 ini yang hanya bisa tersenyum.
“Name tag mu dimana?” Tanya Galang melirik bagian dada Kasih. Terkaget-kaget Kasih dibuatnya.
Eng ing eng…
Mulai menundukan kepala melirik tempat name tag yang seharusnya menggantung disana.
“Maaf, saya belum dapet pak,” pasang senyum selebar-lebarnya berusaha agar tidak kena marah, begitu pikir Kasih.
“Pergi HR office setelah trip. Minta ke ibu Tyas,” Galang berlalu berjalan menuju rombongan tamu VIP lagi.
Galang Point Of View
Anak itu, bukannya yang semalam main tarik ulur tangan dengan Teo di depan villa mami? Pagi ini ku lihat dia dari balkon villa masih main Tarik ulur tangan dengan Teo.
Apa mereka pacaran? Apa Teo menyuruh mami merekrut perempuan itu? Tapi… meski Teo anak GM hotel sebelah resortku, kayanya mami bukan tipe yang mudah disuruh... Mami waktu breakfast tenang-tenang aja… Biasanya kalau 1 jam gak cocok sama butler main ganti atau pecat.
Sebenarnya apa kelebihan dia? Mengantar breakfast aja sampai lupa. Beraninya dia mendekati Raka. Si Raka main kiss kiss friendship segala lagi di depan lobby? Apa yang perempuan itu katakan ke Raka? Raka tadi juga bikin aku salah tingkah di bus… Siapa sih yang mendesain seragam ketat itu? Huft… Kalau staff lain memakai terlihat biasa aja...
Perempuan ini bikin aku berkeringat di bus ber ac. Huft…
Pintar juga dia menyuapi Raka. Sejak kapan si Raka gampang makan buah? Udah 4 Jam terhitung dari depan lobby si Raka gak teriak-teriak. Siapa sih namanya tadi…? Kenapa juga gak pakai name tag? Harus aku cek ke Tyas HRD.
****
Uw Uuhhhh, bikin keringat bercucuran gaesss
Kok Bisa ya? Pak Galang habis exercise mungkin…
Jangan lupa ya jari jarinya buat exercise pencet vote nya…
Biz itu segera cek di balik name tag na… Eitz… depan name tag maksud sayaa…
HAHAHA
Terimakasih
Bersambung...
****
Visual
Foto Visual Kasih saat duduk di Balkon kamarnya di lantai 2. Masih tetap fresh ya meski udah gendong Raka seharian😊
.
.
Mari kita berimajinasi bersamaaaa😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Diah Andini
Seru lanjut
2024-06-26
0
Lilis Susilawati
gmn pak galang gak deg deg gan thor...klw kasih modelannya ky gini 🤣🤣🤣
2023-05-11
1
z🍓
suka ceritanya 🤗
2022-04-06
1