BAB 11

Selama di rumah sakit, Rindi masih enggan banyak bicara. Wanita itu hanya tertidur di atas ranjang dengan menatap kosong kearah langit-langit rumah sakit. Rindi juga akan mengeluarkan suaranya jika ditanya saja.

Rindi masih memikirkan hal yang akhir-akhir ini menimpa dirinya. Mulai dari dikhianati oleh tunangan dan adiknya, mengalami kecelakaan sehingga harus menjalani operasi dan terakhir yang menyebabkan mentalnya sangat terpuruk yaitu mengetahui jika dirinya akan sulit mengalami kehamilan yang selama ini dia tunggu-tunggu.

Meskipun tak dapat dipungkiri jika masih ada kesempatan, namun hal tersebut cukup membuat mentalnya sangat terpuruk.

Setelah Rindi dirawat inap, tubuhnya semakin berangsur pulih. Johan, Lia dan Tika merasa bahagia karena proses penyembuhan Rindi bisa lebih cepat dari perkiraan dokter meskipun Rindi masih terlihat sangat lemah. Sehingga Rindi masih harus rawat inap lagi untuk tetap memantau perkembangan kesehatannya.

"Nak kamu makan dahulu ya? Mama suapin" Tawar Lia kepada Rindi dan langsung dianggukki oleh Rindi dengan senyum tipisnya yang terbit di wajah pucat nya.

"Cepetan sembuh deh Rin, biar kita bisa belanja bersama lagi. Kemarin Gue liat cafe yang baru aja buka, terus bagus banget deh Rin" Ucap Tika dengan nada antusiasnya sehingga membuat Lia dan Johan terkekeh mendengarnya.

"Mama, Papi sama Tika udah makan?" Tanya Rindi dengan pandangan kosong menatap kearah depan setelah makannya selesai.

"Kita udah makan sayang. Udah kamu istirahat lagi ya, dari pagi kamu belum tidur lagi lho. Biar nanti setelah bangun badan kamu makin sehat sayang" Perintah Johan kepada putrinya. Rindi menjawab hal tersebut dengan anggukkan kepala.

Rindi merebahkan tubuhnya di brankar dengan dibantu oleh Lia dan Tika. Memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur karena seluruh badannya terasa lemas dan nyeri di bagian perut karena bekas operasi kemarin.

Selepas Rindi terlelap dalam tidurnya, Johan melanjutkan pekerjaannya dengan laptop yang berada di depannya, serta Tika yang sibuk dengan ponselnya untuk mengurus butik dan cafe Rindi. Lia duduk di kursi yang berada di samping brankar Rindi sembari mengelus pelan surai kecoklatan milik Rindi yang di biarkan tergerai indah.

Lia menatap lekat wajah Rindi yang biasanya dihiasi oleh senyum manisnya, binar bahagia selalu terpancar dari mata cokelat terangnya, kini redup tak ada binar bahagia. Tangan Lia yang sudah mulai mengeriput mengelus pelan pipi berisi milik Rindi dan menyempatkan untuk mencium kening Rindi.

Setelah tiga jam berlalu, Rindi masih belum bangun dari tidurnya. Johan dan Lia bergantian dengan Tika saat menjaga Rindi. Mereka bertiga baru saja usai melaksanakan salat magrib di mushola rumah sakit.

'Ceklek'

Pintu ruang rawat Rindi terbuka dari luar, sehingga Johan, Lia dan Tika yang sedang duduk bersama di sofa melihat ke arah pintu yang terbuka dan tampak lah Alvin dan Linda yang datang bersamaan.

Setelah keduanya masuk, Linda langsung berlari kearah Lia dan bersimpuh di atas dinginnya lantai dan memegang kedua lutut ibunya yang kini sedang duduk di sofa. Hal tersebut sontak membuat terkejut ketiganya terutama Lia. Lia memandang Alvin yang saat ini sedang berdiri menunduk di dekat sofa yang mereka duduki.

Linda menangis tersedu-sedu dengan menciumi tangan ibunya dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Lia yang kebingungan mengapa anaknya menangis dengan berlutut dihadapannya dan berulangkali mengatakan maaf mencoba untuk bertanya kepada Linda.

"Kamu mengapa nak, kok datang-datang nangis sih? Coba ceritain ke mama, ada apa? Kok kamu bisa barengan sama Alfin?" Tanya Lia dengan beruntun membuat tangis Linda semakin menjadi. Linda menjawab pertanyaan tersebut dengan gelengan kepala sehingga membuat Johan dan Lia merasa kebingungan.

Berbeda dengan Tika yang bersikap biasa saja seakan sedang menyaksikan drama yang ditunjukkan oleh adik tiri dari sahabatnya itu. Suara tangis Linda semakin kencang saat Lia membantunya berdiri namun menolaknya dengan gelengan.

"Maaf Ma, Pi. Maafin semua salah Linda, kali ini salah Linda udah sangat besar sama Mbak Rindi" Ucapnya sembari menggenggam erat tangan Johan dan Lia.

"Bukankah kamu baru saja pulang dari puncak? Lalu mengapa kau menangis seperti ini? Kau berbuat salah apa kepada kakakmu?" Tanya Johan dengan beruntun sehingga membuat Linda hanya bisa menunduk.

"Maksud kamu apa Lin, coba cerita sama kami. Kalau kamu hanya menangis kami tidak akan tahu permasalahannya" Ucap Johan dengan nada tegasnya sehingga membuat Linda mengangguk.

"Maaf....Linda hamil" Ucap pelan gadis itu namun dapat terdengar jelas oleh semua orang yang ada di sana. Lia yang mendengar hal tersebut menggeleng dan menatap tak percaya dengan ucapan anaknya.

Ruangan itu mendadak hening seketika, semua orang sedang berusaha mencerna ucapan yang dilontarkan oleh Linda.

"Kamu bohong kan Lin, jangan bercanda sama mama, ini tidak lucu sama sekali Lin. Jujur sama mama!" Perintah Lia kepada putrinya yang semakin memegang erat tangannya dan menggelengkan kepalanya.

Linda merogoh tas Selempang nya dengan tangan gemetar dan memberikan surat kehamilan yang baru saja di berikan oleh dokter ketika mengecek kehamilan kepada ibunya.

Lia menerima amplop berlogo rumah sakit yang sama ditempati merawat Rindi kini. Setelah membaca isi surat yang menyatakan bahwa putrinya itu memang positif hamil.

'Plak'

Tamparan dari Lia mendarat sempurna di pipi Linda yang tengah dibanjiri oleh air mata. Lia menggeleng tidak percaya diiringi oleh tangis yang mulai keluar.

Johan dan Tika juga turut membaca surat tersebut. Johan mengepalkan tangannya kuat dan matanya yang menyiratkan kemarahan besar.

Sedangkan Tika menutup mulutnya tak percaya dan menggelengkan kepalanya. Sahabat Rindi itu seakan tak percaya akan perbuatan keduanya yang sudah kelewatan batas.

'Cih, kalian sama-sama menjijikan dimataku' Hujat Tika dalam hati dengan tatapan mengarah kepada Linda dan Alvin.

"Bagaimana bisa terjadi Lin?! Mengapa hal seperti ini bisa terjadi padamu? Mama merasa gagal menjadi seorang ibu!" Ucap Lia dengan air mata yang terus mengalir dari matanya. Kini, hijab wanita paruh baya tersebut sudah basah dengan air mata.

"Katakan pada kami, siapa ayah dari bayi itu!" Perintah Johan dengan wajah yang menyiratkan amarah serta tangannya yang terkepal. Tika dengan sigap memeluk Lia yang sedang menangis histeris.

Dengan tangan yang bergetar, Linda menunjuk ke arah Alvin yang sedang menunduk dengan pasrah. Semua orang yang ada di sana, menutup mulutnya tak percaya atas pengakuan Linda.

"Alvin adalah ayah dari bayi yang ada di dalam kandunganku. Kami melakukannya dengan tidak sadar saat itu" Ucap Linda dengan nada bergetar nya, badannya telah luruh di atas dinginnya lantai.

'Bugh'

'Bugh'

Dengan keras, Johan membogem perut Alvin sehingga membuatnya jatuh tersungkur. Linda berlari menuju kearah Alvin dan membawa kepalanya ke atas paha Linda.

"Pria macam apa kau ini ha?! Dengan tidak malunya mengkhianati putri kandungku dan melecehkan putri tiriku. Kalian telah mengkhianati putriku satu-satunya" Bentak Johan dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Linda dan Alvin.

Hati linda terasa hancur saat Johan kembali menyebutnya putri tiri. Selama ini pria paruh baya itu tidak pernah menyebutnya seperti itu. Hatinya juga terasa sesak saat mendengar ucapan Johan yang menganggap Rindi sebagai putri satu-satunya.

'Sebegitu kecewa kah Papi kepadaku?' Tanya Linda dalam hati. Air matanya masih terus mengalir deras menyesali perbuatannya.

"Beraninya kau berkhianat dari putriku dan merenggut kesucian Linda" Ucap Johan dengan tajam sehingga membuat semua orang takut.

"Linda, apa yang kamu perbuat ini nak, mama sangat kecewa sekali denganmu. Dan yang lebih parahnya lagi kau merebut tunangan dari kakakmu sendiri" Teriak Lia dengan bahu yang bergetar.

"Terbuat dari apakah hatimu itu? Hingga dengan teganya kau merenggut kebahagiaan Rindi yang bahkan sudah menganggap kamu seperti adik kandungnya. Apakah ini balasanmu terhadap kakakmu?" Tambah Lia yang membuat Linda kembali menyesali perbuatannya.

"Mama seakan malu untuk melihat wajah Rindi, Mama merasa hina karena tidak mengetahui perbuatan buruk putrinya sendiri. Ya Allah..." Ucap Lia lagi.

"Mengapa bisa kalian seperti ini? Apakah kalian tidak berpikir dua kali untuk berkhianat dari putriku?!" Tanya Johan tanpa menatap ke arah dua sejoli yang masih mengeluarkan air mata.

"Salah apa putriku terhadap kalian berdua? Sehingga kalian membalasnya begitu parah?" Lirih Johan seiring badannya luruh ke lantai.

"Memang cocok kalian berdua, seorang pengkhianat bertemu dengan seorang pengkhianat juga. Puas kah kalian telah mengkhianati sahabatku?" Sindir Tika dengan tatapan sadisnya dan senyum miring.

"Oh iya, Rindi sudah mengetahui bahwa keduanya berkhianat darinya beberapa hari lalu Om, Tante. Rindi juga sudah memutuskan pertunangannya dengan Alvin saat itu juga" Ungkap Tika yang semakin membuat kedua orang tua Rindi menatap kearahnya dengan tidak percaya.

"Saat itu juga Rindi merasa sangat terpukul disaat mengetahui jika dua orang yang sangat disayanginya berkhianat darinya. Semalaman penuh, Rindi menangis tersedu sedu tanpa henti" Ucap Tika yang membuat hati Johan sangat sakit.

"Kalian sudah membuat kecewa putriku dan aku tidak akan pernah memaafkan kalian berdua! Tidak kah kalian berpikir bagaimana perasaan putriku?! Selama ini saya bahagia karena melihat Rindi kembali bahagia setelah masa terpuruknya saat ditinggal oleh Maminya, namun kalian berdua malah dengan mudahnya menghancurkan perasaannya kembali!" Ungkap Johan dengan mata yang menatap tajam ke arah Linda yang tengah berada di pelukan Alvin.

"Mama kecewa sama kamu nak, Mama akan malu untuk menatap mata Rindi saat dia bangun nanti. Malu karena kamu dengan teganya merebut tunangan kakakmu sendiri dan menghancurkan semua kebahagiaannya" Tambah Lia dengan air mata yang sudah mengalir dengan derasnya.

Ibu mana yang tidak sakit saat melihat putrinya yang direnggut kesuciannya dan merebut kebahagiaan putrinya yang lain. Lia memukul pelan dadanya yang terasa sesak, Johan membawa Lia kedalam pelukannya dan mengelus pelan punggung istrinya itu.

"Entah apa yang akan terjadi jika Rindi mengetahui ini semua" Ucap Tika dengan wajah yang merah padam karena emosi melihat kebungkaman Linda dan Alvin.

"Terlambat..."

...*****...

Nantikan kelanjutan kisah Rindi, Ditunggu ya...

Terimakasih untuk kalian yang masih stay di cerita ini dan like.

...Gracias...

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih 👍👍👍👍👍👍👍

2023-11-25

0

Moch Rayhan

Moch Rayhan

idihhhhhhh

2023-07-15

2

Nartadi Yana

Nartadi Yana

rindi pasti sudah dengar lah orang heboh gitu, hanya pura² tidur saja kali

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 VISUAL CAST "DJKMD"
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144 | Ending
146 BAB Pengumuman
147 BAB 145 | S2
148 BAB 146 | S2
149 BAB 147 | S2
150 BAB 148 | S2
151 BAB 149 | S2
152 BAB 150 | S2
153 BAB 151 | S2
154 BAB 152 | S2
155 BAB 153 | S2
156 BAB 154 | S2
157 BAB 155 | S2
158 BAB 156 | S2
159 BAB 157 | S2
160 BAB 158 | S2
161 BAB 159 | S2
162 BAB 160 | S2
163 BAB 161 | S2
164 BAB 162 | S2
165 BAB 163 | S2
166 BAB 164 | S2
167 BAB 165 | S2
168 BAB 166 | S2
169 BAB 167 | S2
170 BAB 168 | S2
171 BAB 169 | S2
172 BAB 170 | S2
173 BAB 171 | S2
174 BAB 172 | S2
175 BAB 173 | S2
176 BAB 174 | S2
177 BAB 175 | S2
178 BAB 176 | S2
179 BAB 177 | S2
180 BAB 178 | S2
181 BAB 179 | S2
182 BAB 180 | S2
183 BAB 181 | S2
184 BAB 182 | S2
185 BAB 183 | S2
186 BAB 184 | S2
187 BAB 185 | S2
188 BAB 186 | S2
189 BAB 187 | S2
190 BAB 188 | S2
191 BAB 189 | S2
192 BAB 190 | S2
193 BAB 191 | S2
194 BAB 192 | S2
195 BAB 193 | S2
196 BAB 194 | S2
197 BAB 195 | S2
198 BAB 196 | S2
199 BAB 197 | S2
200 BAB 198 | S2
201 BAB 199 | S2
202 BAB 200 | S2
203 BAB 201 | S2
204 BAB 202 | S2
205 BAB 203 | S2
206 BAB 204 | S2
207 BAB 205 | S2
208 BAB 206 | S2
209 BAB 207 | S2
210 BAB 208 | S2
211 BAB 209 | S2
212 BAB 210 | S2
213 BAB 211 | S2
214 BAB 212 | S2
215 BAB 213 | S2
216 BAB 214 | S2
217 BAB 215 | S2
218 BAB 216 | S2
219 BAB 217 | S2
220 BAB 218 | S2
221 BAB 219 | S2
222 BAB 220 | S2
223 BAB 221 | S2
224 BAB 222 | S2
225 BAB 223 | S2
226 BAB 224 | S2
227 BAB 225 | S2
228 BAB 226 | S2
229 BAB 227 | S2
230 BAB 228 | S2
231 BAB 229 | S2
232 BAB 230 | S2
233 BAB 231 | S2
234 BAB 232 | S2
235 BAB 233 | S2
236 BAB 234 | S2
237 BAB 235 | S2
238 BAB 236 | S2
239 BAB 237 | S2
240 BAB 238 | S2
241 BAB 239 | S2
242 BAB 240 | S2
243 BAB 241 | S2
244 BAB 242 | S2
245 BAB 243 | S2
246 BAB 244 | S2
247 BAB 245 | S2
248 BAB 246 | S2
249 BAB 247 | S2
250 BAB 248 | S2
251 BAB 249 | S2
252 BAB 250 | S2
253 BAB 251 | S2
254 BAB 252 | S2
255 BAB 253 | S2
256 BAB 254 | S2
257 BAB 255 | S2
258 BAB 256 | S2
259 BAB 257 | S2
260 BAB 258 | S2
261 BAB 259 | S2
262 BAB 260 | S2
263 BAB 261 | S2
264 BAB 262 | S2
265 BAB 263 | S2
266 BAB 264 | S2
267 BAB 265 | S2
268 BAB 266 | S2
269 BAB 267 | S2
270 BAB 268 | S2
271 BAB 269 | S2
272 BAB 270 | S2
273 BAB 271 | S2
274 BAB 272 | S2
275 BAB 273 | S2
276 BAB 274 | S2
277 BAB 275 | S2
278 BAB 276 | S2
279 BAB 277 | S2
280 BAB 278 | S2
281 BAB 279 | S2
282 BAB 280 | S2
283 BAB 281 | S2
284 BAB 282 | S2
285 BAB 283 | S2
286 BAB 284 | S2
287 BAB 285 | S2
288 BAB 286 | S2
289 BAB 287 | S2
290 BAB 288 | S2
291 BAB 289 | S2
292 BAB 290 | S2
293 BAB 291 | S2
294 BAB 292 | S2
295 BAB 293 | S2
296 BAB 294 | S2
297 BAB 295 | S2
298 BAB 296 | S2
299 BAB 297 | S2
300 BAB 298 | S2
301 BAB 299 | S2
302 BAB 300 | S2
303 BAB 301 | S2
304 BAB 302 | S2
305 BAB 303 | S2
306 BAB 304 | S2
307 BAB 305 | S2
308 BAB 306 | S2
309 BAB 307 | S2
310 BAB 308 | S2
311 BAB 309 | S2
312 BAB 310 | S2
313 BAB 311 | S2
Episodes

Updated 313 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
VISUAL CAST "DJKMD"
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144 | Ending
146
BAB Pengumuman
147
BAB 145 | S2
148
BAB 146 | S2
149
BAB 147 | S2
150
BAB 148 | S2
151
BAB 149 | S2
152
BAB 150 | S2
153
BAB 151 | S2
154
BAB 152 | S2
155
BAB 153 | S2
156
BAB 154 | S2
157
BAB 155 | S2
158
BAB 156 | S2
159
BAB 157 | S2
160
BAB 158 | S2
161
BAB 159 | S2
162
BAB 160 | S2
163
BAB 161 | S2
164
BAB 162 | S2
165
BAB 163 | S2
166
BAB 164 | S2
167
BAB 165 | S2
168
BAB 166 | S2
169
BAB 167 | S2
170
BAB 168 | S2
171
BAB 169 | S2
172
BAB 170 | S2
173
BAB 171 | S2
174
BAB 172 | S2
175
BAB 173 | S2
176
BAB 174 | S2
177
BAB 175 | S2
178
BAB 176 | S2
179
BAB 177 | S2
180
BAB 178 | S2
181
BAB 179 | S2
182
BAB 180 | S2
183
BAB 181 | S2
184
BAB 182 | S2
185
BAB 183 | S2
186
BAB 184 | S2
187
BAB 185 | S2
188
BAB 186 | S2
189
BAB 187 | S2
190
BAB 188 | S2
191
BAB 189 | S2
192
BAB 190 | S2
193
BAB 191 | S2
194
BAB 192 | S2
195
BAB 193 | S2
196
BAB 194 | S2
197
BAB 195 | S2
198
BAB 196 | S2
199
BAB 197 | S2
200
BAB 198 | S2
201
BAB 199 | S2
202
BAB 200 | S2
203
BAB 201 | S2
204
BAB 202 | S2
205
BAB 203 | S2
206
BAB 204 | S2
207
BAB 205 | S2
208
BAB 206 | S2
209
BAB 207 | S2
210
BAB 208 | S2
211
BAB 209 | S2
212
BAB 210 | S2
213
BAB 211 | S2
214
BAB 212 | S2
215
BAB 213 | S2
216
BAB 214 | S2
217
BAB 215 | S2
218
BAB 216 | S2
219
BAB 217 | S2
220
BAB 218 | S2
221
BAB 219 | S2
222
BAB 220 | S2
223
BAB 221 | S2
224
BAB 222 | S2
225
BAB 223 | S2
226
BAB 224 | S2
227
BAB 225 | S2
228
BAB 226 | S2
229
BAB 227 | S2
230
BAB 228 | S2
231
BAB 229 | S2
232
BAB 230 | S2
233
BAB 231 | S2
234
BAB 232 | S2
235
BAB 233 | S2
236
BAB 234 | S2
237
BAB 235 | S2
238
BAB 236 | S2
239
BAB 237 | S2
240
BAB 238 | S2
241
BAB 239 | S2
242
BAB 240 | S2
243
BAB 241 | S2
244
BAB 242 | S2
245
BAB 243 | S2
246
BAB 244 | S2
247
BAB 245 | S2
248
BAB 246 | S2
249
BAB 247 | S2
250
BAB 248 | S2
251
BAB 249 | S2
252
BAB 250 | S2
253
BAB 251 | S2
254
BAB 252 | S2
255
BAB 253 | S2
256
BAB 254 | S2
257
BAB 255 | S2
258
BAB 256 | S2
259
BAB 257 | S2
260
BAB 258 | S2
261
BAB 259 | S2
262
BAB 260 | S2
263
BAB 261 | S2
264
BAB 262 | S2
265
BAB 263 | S2
266
BAB 264 | S2
267
BAB 265 | S2
268
BAB 266 | S2
269
BAB 267 | S2
270
BAB 268 | S2
271
BAB 269 | S2
272
BAB 270 | S2
273
BAB 271 | S2
274
BAB 272 | S2
275
BAB 273 | S2
276
BAB 274 | S2
277
BAB 275 | S2
278
BAB 276 | S2
279
BAB 277 | S2
280
BAB 278 | S2
281
BAB 279 | S2
282
BAB 280 | S2
283
BAB 281 | S2
284
BAB 282 | S2
285
BAB 283 | S2
286
BAB 284 | S2
287
BAB 285 | S2
288
BAB 286 | S2
289
BAB 287 | S2
290
BAB 288 | S2
291
BAB 289 | S2
292
BAB 290 | S2
293
BAB 291 | S2
294
BAB 292 | S2
295
BAB 293 | S2
296
BAB 294 | S2
297
BAB 295 | S2
298
BAB 296 | S2
299
BAB 297 | S2
300
BAB 298 | S2
301
BAB 299 | S2
302
BAB 300 | S2
303
BAB 301 | S2
304
BAB 302 | S2
305
BAB 303 | S2
306
BAB 304 | S2
307
BAB 305 | S2
308
BAB 306 | S2
309
BAB 307 | S2
310
BAB 308 | S2
311
BAB 309 | S2
312
BAB 310 | S2
313
BAB 311 | S2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!