Nara tidak mengerti sebenarnya sebagai apa dia di samping Ronald, yang jelas pagi sekali dia sudah menyiapkan sarapan Ronald dan menyiapkan semua pakaian kerjanya.
Nara lebih mirip istri Ronald daripada asistennya.
"Kamu mau ke mana?" tanya Ronald melihat Nara yang sudah rapi dengan pakaian kantornya.
"Ke kantor," jawab Nara dengan santainya seolah Ronald setuju Nara keluar dari apartemennya.
Ronald tersenyum sinis dan menggelengkan kepalanya, siapa yang menyuruh Nara ke kantor? Dia tidak perlu bekerja, cukup Nara menunggunya pulang kerja. Ronald tidak menginginkan Nara bekerja di kantornya, dia tidak ingin Nara menjadi pusat perhatian kantornya.
Ronald hanya ingin menikmati kecantikan Nara sendiri. Dia juga tidak ingin Nara bertemu lagi dengan Andre. Bahkan karena ingin menyembunyikan Nara, Ronald menyita ponsel Nara, Andre ternyata sudah mencari Nara di kantornya.
Mereka tidak boleh bertemu!
Setelah dengan mudah Ronald memutuskan Nara dengan kekasihnya. Sekarang Andre kembali mengejarnya, kemana wanita yang dibayarnya kemarin untuk merayu Andre?
Tidak bisa diandalkan. Janu seharusnya mencari wanita yang benar bukan wanita yang haus akan uang, merepotkan sekali kalau sudah seperti ini.
"Kamu cukup di apartemen saja, aku tidak ingin kamu bekerja, aku akan pulang sore nanti dan mengajakmu makan malam bersama, tidak perlu masak!"
Ronald mengambil jasnya dan memasangnya dengan cepat tanpa memperdulikan Nara yang mengejarnya.
"Apa gunanya aku di Jakarta, aku ingin bekerja Ronald, aku perlu uang untuk hidupku," ucap Nara menarik tangan Ronald dengan lembut.
"Kamu butuh berapa, honey? Aku akan mengirimkannya padamu, katakan saja, kamu butuh berapa?" Ronald berbicar tepat di depan wajah Nara dengan meletakkan kedua tangannya pada pipi kanan dan kiri Nara.
"Aku tidak ingin meminta padamu, aku ingin bekerja, tolonglah jangan mengurungku di dalam apartemen sendirian, setidaknya beritahu aku berapa password apartemenmu," ucap Nara dengan wajahnya yang sedih.
Tidak mungkin Ronald memberikannya di saat Nara ingin pergi meninggalkannya, Ronald tidak bodoh.
"Aku kerja dulu, honey! Tunggu aku pulang," ucap Ronald sama sekali tidak peduli dengan apa yang Nara katakan. Dia bahkan dengan cepat mendaratkan kecupan hangat pada kening Nara.
Terserah Nara mau berhenti mencintanya atau tidak, yang jelas Ronald tidak akan meninggalkan Nara. Lebih baik dia mengurungnya seperti ini.
"Ronald!"
Panggil Nara saat Ronald keluar dengan cepat dan pintu itu kembali terkunci.
Hmmm … Ronald tidak meninggalkan apapun di dalam apartemennya, tidak ponselnya dan apartemennya juga terkunci. Hanya ada televisi dan semua alat olahraga juga kolam renang di dalam apartemennya yang bisa menghabiskan waktu Nara.
Sedangkan Ronald bergerak menuju kantornya, Janu sudah menunggu di basement parkiran untuk membawanya ke kantor. Andre ternyata masih menunggu Nara di kantor. Andre tidak tahu kalau Ronald adalah mantan kekasih Nara.
Dia hanya tahu kalau Nara dipindahkan ke pusat. Bahkan jabatan Nara saja di pusat, Andre tidak tahu.
Setelah dicampakkan wanita itu tadi malam, Andre barulah berpikir kembali dengan Nara.
"Laki-laki itu masih mencari Nara?" tanya Ronald di dalam mobilnya, Andre ternyata tidak menyerah. Dia ingin minta maaf dengan Nara, dia sangat menyesal tidak melakukan itu dengan wanita lain dan ingin Nara kembali lagi dengannya. Susah payah mendapatkan Nara, Andre dengan mudah melepaskannya.
"Masih Tuan," ucap Janu dengan cepat. Andre masih sabar menunggu seluruh Staff datang, dia hanya berharap bertemu dengan Nara di lobby, sayangnya itu tidak akan pernah terjadi karena sampai kapanpun. Ronald tidak akan menyerahkan kekasihnya kembali pada laki-laki tidak tahu diri bahkan berselingkuh di belakangnya.
"Apakah kita perlu mengusirnya?" tanya Janu saat melihat wajah Ronald tersenyum dengan sinis. Ronald bahkan menikmati kesengsaraan Andre mencari Nara.
"Tidak perlu, laki-laki seperti itu akan menyerah sendiri Janu, tidak banyak lelaki sepertiku yang bertahan meski di sakiti," ucap Ronald dengan tegas.
Sesampainya di kantornya, Ronald melihat laki-laki yang menunggu diujung dengan gelisah dengan tatapan matanya yang tidak lepas dari pintu utama.
"Kamu berharap akan bertemu Nara kembali, dalam mimpimu!" gumam Ronald dalam hatinya dan dengan cepat berlalu naik ke dalam lift khusus menuju ruangannya.
Di dalam ruangan ternyata sudah ada Monica dan wanita yang akan menikah dengannya.
Pagi sekali mereka sudah datang.
"Sayang, tumben kamu lama sampai ke kantor," ucap Monica, Monica mendaratkan kecupan hangat seorang ibu pada pipi kanan dan kiri anaknya, Ronald jangan pulang ke rumah, dia lebih suka tinggal di apartemen dan Ronald tidak senang dikunjungi, Ronald sudah katakan kalau dia sering membawa wanita dan dia tidak ingin hal itu diketahui oleh Monica.
"Aku sarapan dulu tadi Ma, kenapa pagi sekali datang?" tanya Ronald langsung melesat duduk di kursi kerajaannya dan langsung membuka laptopnya.
"Rosalinda, ingin mengajakmu mengukur pakaian untuk kalian bertunangan nanti, dia ingin serasi denganmu," ucap Monica membawa Rosalinda duduk di hadapa Ronald.
Lancang sekali? Hanya karena Ronald setuju sudah mulai ingin mengaturnya. Yang hanya boleh mengatur pakaian Ronald itu hanya Nara, bukan wanita lain.
"Kapan aku setuju bertunangan dengannya?" tanya Ronald pura-pura bodoh.
"Sayang, semalam kamu sendiri yang setuju dengan pertunangan kalian saat Mama memintamu menikah dengannya," ucap Monica kesal. Ronald lupa dengan apa yang semalam dia katakan.
"Aku tidak serius Ma, aku belum ingin menikah dan kami bahkan belum saling mengenal, aku tidak ingin mendapatkan wanita yang salah," ucap Ronald tegas dan membuat Rosalinda menjadi sangat kecewa mendengarnya.
"Ma, aku sedang sangat sibuk, nanti saja bicara ini lagi, aku ada meeting sebentar lagi, Mama memangnya tidak ke kantor?" tanya Ronald yang secara halus mengusir Monica dan Rosalinda dari kantornya.
"Ronald, kamu mengecewakan Mama sekali, pokoknya mama tidak mau tahu, kamu tetap harus bertunangan dengan Rosalinda, titik!"
Ronald menaikkan bahunya, dia tidak peduli! Tidak ada yang boleh memaksa hidupnya, tidak siapapun kecuali Nara. Nara boleh melakukan apapun pada dirinya, menyakitinya, membuatnya tertawa, membuatnya menangis. Ronald tetap akan cinta tetapi tidak untuk wanita lain.
"Rosalinda, maaf mama ya! Mama akan membujuk Ronald kembali, kamu jangan sedih!"
Monica dengan lembut memperlakukan Rosalinda tidak seperti ketika dia memperlakukan Dinara.
Tentu saja! Dinara anak yatim piatu yang miskin sedang orang tua Rosalinda sangat kaya dan jika mereka bersama akan mampu membangun bisnis yang lebih besar lagi ke depannya.
Dia orang dari keluarga terpandang bersatu jelas akan menggemparkan Indonesia. Pernikahan mereka bahkan akan diadakan tujuh hari tujuh malam.
"Tidak apa Ma, Rosalinda akan mengambil hati Ronald, mungkin Ronald benar, kami tidak saling mengenal," jawab Rosalinda dengan sangat lembut dan senyumnya yang tulus.
Siapa yang tidak suka dengan Ronald, meski sikapnya dingin tetapi Ronald sangat sempurna. Rosalinda akan mengambil hati Ronald, tidak susah, Ronald laki-laki playboy, yang diberitakan sebulan sekali berganti pasangan. Tentu saja Ronald akan terpedaya dengan pesonanya.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Nero_Kyrie
Eeh ada MpokRosalinda, boleh ngimpi tapi jangan ketinggian Mpok nti kalo jatuh sakit lho ..
2021-06-25
4
sarinah najwa
ciihh... kamu terlalu kepedean Rosalinda.. jatuhnya jadi halu🤣🤣🤣🤣🤣
2021-05-18
4