Ternyata melupakan Nara adalah hal yang tersulit untuk Ronald, hatinya masih selalu menyebut nama Nara, mimpinya selalu ada Nara dan senyum itu ternyata masih sangat Ronald rindukan.
Tetapi tidak semudah itu bagi Ronald memaafkan kesalahan Nara, tujuh tahun lebih mereka berpisah tanpa ada kabar dari Nara, Ronald hidup tanpa ada bayang wanita yang sangat dia cinta. Menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan agar lupa kalau hatinya sangat merindukan sosok wanita penyayang itu.
"Janu, kita ke kost Nara," ucap Ronald dengan yakin. Dia akan kembalikan tas milik Nara. Ronald mengutuk dirinya yang begitu lemah. Seharusnya dia hancurkan saja Nara yang tidak berdaya saat ini. Sehingga dia menangis darah tapi perasaannya, jauh di lubuk hatinya. Dia merindukan kebahagiaan Nara, merindukan tawanya. Sayang, egonya saat ini lebih tinggi daripada rasa cintanya.
Kebencian itu kian hari semakin besar ketika mengingat wanita kejam yang meninggalkannya tanpa kabar.
Sedangkan Nara, pulang dengan ojek online dan meminta tolong pada salah satu Staff di sana untuk memesannya. Nara sudah bingung di mana dia meletakkan tasnya.
Nara tidak pernah menyangka ada sosok laki-laki yang tadi begitu angkuhnya mengejek ketidak beradaannya, sekarang malah berdiri di depan pintu pagar kost dengan membawa tas usang miliknya, sebenarnya bagi Nara, tas itu tidak begitu usang tetapi bagi Ronald jelas tas itu tidak berharga.
"Itu tasku," ucap Nara mendekati Ronald yang berdiri kaku tanpa ekspresi melihat wajah Nara. Ronald memberikannya dengan santai lalu pergi meninggalkan Nara tanpa kata.
"Kamu tidak ingin mampir dulu?" Setelah apa yang Ronald katakan padanya tadi di kantor, setelah Ronald memecatnya, Nara dengan mulutnya yang tidak bisa berjaga, mengajak Ronald untuk sekedar minum teh hangat di ruang tamu kost ini, kost putri ini dilengkapi dengan dapur yang sangat lengkap, sehingga mereka mungkin bisa sekedar berbicara sebentar. Nara hanya ingin mengucapkan terima kasih.
"Kamu mengajakku untuk duduk di kost jelek seperti ini, aku tidak berminat sama sekali," ucap Ronald dengan angkuhnya.
Kamu tidak pernah berubah, selalu sombong dan angkuh.
Nara kemudian diam dan tersenyum getir. Di biarkannya Ronald berlalu pergi meninggalkannya.
Sekarang Nara sedang bingung, bagaimana dia mendapatkan pekerjaan sedangkan saat ini mencari lapangan kerja sangat sulit sekali.
Tidak lama ponsel Nara berbunyi dan dari nomor yang dia sangat ingat, nomor yang tidak pernah berubah tetapi tidak pernah sekalipun dia berusaha menghubunginya.
"Halo," jawab Nara dengan lembut, ternyata Ronald masih ada di bawah dan dia menyesal telah bersikap angkuh karena menolak tawaran mampir dari Nara.
Hatinya tidak ingin pergi, dia ingin memeluk Nara.
Benar-benar payah sekali.
"Aku di bawah, aku ingin bicara denganmu," ucap Ronald dengan tegas. Nara membuka tirai kamarnya dan melihat Ronald yang sudah berdiri di luar pagar kostnya. Nara tinggal di lantai dua, sehingga mudah bagi Nara untuk melihat tubuh Ronald yang memang jangkung.
Nara pun turun bergegas dengan hanya menggunakan piyama hitam karena takut Ronald marah kalau dia terlambat datang, dulu ketika mereka masih merajut cinta, Nara pasti akan dengan cepat menghampiri Ronald kalau berkunjung ke rumah kontrakannya.
"Kamu belum pulang?" pertanyaan konyol Nara yang tidak perlu Ronald jawab, jelas saja dia belum pulang kalau masih berada di kost Nara.
Konyol sekali!
Ditariknya tubuh Nara dengan cepat dan masuk ke dalam pelukannya.
"Bagaimana kamu tujuh tahun ini, kamu baik-baik saja?" tanya Ronald dengan lembut.
Nyatanya berhenti mencintai Nara membuat Ronald semakin terperangkap dalam cinta Nara yang tulus.
"Aku… aku baik-baik saja," jawab Nara dengan senyum cantiknya di dalam pelukan Ronald.
"Pernahkah satu detik saja kamu memikirkan perasaanku?" tanya Ronald melepaskan pelukannya pada Nara dan meremat lengan Nara dengan sangat kuat.
Bahkan setiap hari aku selalu memikirkanmu.
"Kembalilah padaku, kita akan kembali seperti dulu," ucap Ronald dengan sangat lembut tetapi mampu membuat Nara menjadi suram. Masalahnya saat ini dia sedang tidak ingin menguraikan masalah hidupnya dan kembali bersama dengan Ronald sama saja menggali kuburannya sendiri.
"Maaf Ronald, aku sudah punya kekasih dan sebentar lagi kami akan menikah," ucap Nara dengan sangat lembut tetapi penuh penekanan.
Hehh! Dia ditolak oleh Nara, apakah Nara tidak tahu begitu banyak wanita yang akan berlutut hanya untuk menarik perhatiannya.
"Nara, apa dulu kamu pernah mencintaiku?" tanya Ronald dengan sinis.
Sangat, dulu aku sangat mencintaimu sampai akhirnya aku memutuskan untuk menutup hatiku. Aku tidak ingin lagi berhubungan denganmu lagi, Ronald. Dalam bentuk apapun, aku hanya ingin menjauh.
"Sudah lama sekali, sekarang hatiku bukan lagi ada namamu," jawab Nara lirih.
Ronald menyunggingkan senyumnya, Nara berbohong kan, pasti bohong. Kalau dia tidak lagi mencintainya, lalu kenapa foto itu masih tersimpan rapi di dalam dompetnya. Sudah tujuh tahun lamanya, tidak mungkin!
"Mungkin di masa lalu, aku belum sempat minta maaf denganmu tetapi sekarang, aku dengan tulus memohon agar kamu bahagia, kamu jelas tidak pantas bersama denganku, seharusnya kita sadar lebih awal untuk menjalin cinta," ucap Nara dengan matanya yang berkaca-kaca. Semua kata-katanya penuh dusta, nyatanya cinta itu teramat dalam untuk Ronald. Nara terus saja menekan hatinya agar tidak lagi terjatuh dalam hidup Ronald.
"Aku tidak menerima permintaan maafmu, Nara! Aku berjanji akan menghancurkan hidupmu, aku tidak akan membiarkan hidupmu bahagia dan kamu tidak perlu berdoa untuk kebahagian ku," ucap Ronald berlalu meninggalkan Nara dalam gelapnya malam.
Setelah kepergian Ronald, Nara menangis, dia terlalu lemah untuk mengatakan betapa kejamnya ibunya menyiksa dia ketika itu.
Aku bahkan tidak berharap bahagia.
Tidak lama, Nara membuka ponselnya dan mendapatkan email dari perusahaannya, Nara dipindahkan ke Jakarta, karena prestasinya, Nara tidak jadi dipecat dan dipindahkan ke pusat.
Lalu bagaimana dengan Andre? Dengan pernikahannya.
Malam ini juga, Nara memutuskan untuk pergi ke kontrakan Andre karena Andre juga bukan orang Bandung, dia berasal dari Jogjakarta.
Kontrakan yang cukup besar dan pagar Andre memang tidak pernah dikuncinya.
Tok … Tok …
"Andre …." panggil Nara dengan suaranya yang lembut tetapi tidak ada sahutan, kemana Andre? Tidak mungkin belum pulang kerja dan Nara pergi ke samping jendela kamarnya. Nara terkejut saat mendengar suara tawa perempuan dan mereka seolah sedang bermain bersama.
Tawa perempuan yang nakal, sengaja Nara diam dalam kesunyian malam dan mendekatkan telinganya ke dinding.
Decak suara sentuhan bibir begitu kentara dan menjijikan sekali di telinga Nara. Jelas mereka sedang berbuat panas di dalam kamar. Nara tertawa mengejek dirinya sendiri.
Bahkan sebelum Ronald menghancurkan hidupnya, hidupnya sudah hancur.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Mawar berduri
br jg bbrp part, airmataku gk mau berhenti. jd pusing kepalaku. thor kamu mmg hebat. smoga Nara menjd wanita yg kuat tangguh.
2022-09-13
1
davil_14
smangat Nara jgn tampakkan kelemahanmu..hadapi dgn senyuman oke💪💪
2021-07-25
1
Nero_Kyrie
please Nara jangan loe perlihatkan kelemahan loe dihadapan org2 yg dah menyakiti loe...Biarin aja si Andre nti dimakan hantu Blau dia😏
2021-06-25
4