Tujuh tahun kemudian ….
Ronald berhasil menjadi lelaki yang paling diminati para wanita, dia sukses dalam pendidikan dan karirnya, pengusaha sukses dan mempunyai banyak aset dengan kemampuannya sendiri tanpa campur tangan orang tuanya. Ronald bekerja dan sambil menempuh jenjang kuliah S2 nya di Inggris.
Siapa yang tidak kenal dengan Ronald Wijaya. Bahkan Dinara pun tahu kalau hari ini begitu banyak berita tentang Ronald yang kembali dari Inggris dengan membawa kesuksesannya sedangkan dia hanya tamatan SMA sampai sekarang, Dinara tidak mampu melanjutkan kuliahnya karena tidak ada uang.
Dia juga tidak lagi tinggal di Jakarta dan menetap di Bandung. Ronald yang sekarang sungguh sangat gagah, sangat tampan dan juga sangat dingin. Banyak yang mengatakan kalau Ronald laki-laki playboy yang suka gonta-ganti pasangan tiap bulannya. Dinara hanya tersenyum memikirkannya.
Jelas Ronald mampu melupakannya.
"Kamu kenapa dari tadi lihat berita gosip terus, lihat gosip Ronald Wijaya?" tanya teman seprofesi dengan Dinara saat ini. Dinara hanya seorang marketing karena tidak mampu lebih dari itu. Untung saja dia masih bisa kerja karena mengandalkan kecantikan dan kepintarannya.
"Iya, hebat sekali ya, pasti banyak wanita yang suka dengannya," ucap Dinara dengan senyum tulusnya.
Bahkan temannya saja tidak tahu kalau Ronald adalah mantan kekasihnya.
"Tentu! Jangan harap dia mau melirik wanita seperti kita, mantannya itu rata-rata orang bule, kalau bukan artis, model kalau tidak dari keluarga kerajaan Inggris, idaman pokoknya, sudah kaya, tampan, tubuh atletis." Dengan semangatnya Lia menjabarkan kehebatan Ronald.
Dinara merasa sangat lega meninggalkan Ronald, ternyata Ronald sesukses ini sekarang, baru hari ini Dinara merasa tidak lagi terbebani setelah dia melihat berita mengenai Ronald.
Lelaki yang hebat! Aku tahu kamu akan sukses.
"Nara, cowok kamu jemput," ucap Lia ketika melihat Andre sudah datang menjemput Nara pulang kerja.
"Aku duluan ya," ucap Nara dengan lembut dan melambaikan tangannya. Saat ini Nara pun sudah membuka hatinya kembali bersama dengan Andre, pegawai bank biasa yang sangat menyukainya. Rencana Nara akan menikah dengan Andre dan persiapan pernikahan sedang mereka kumpulkan bersama.
Nara juga ikut membantu untuk acara pernikahan mereka yang sederhana.
Sepanjang perjalanan, Nara memeluk pinggang Andre di atas motor dan melihat pemandangan jalan. Andre berhenti di toko mas karena sudah berjanji dengan Nara akan membelikannya emas kawin berupa cincin dan gelang dengan berat 15 gram sesuai dengan tanggal lahir Nara.
Nara hanya anak sebatang kara yang ditinggalkan meninggal oleh orang tuanya, tidak ada saudara dan sanak keluarganya bahkan sudah tidak ingin menampung hidup Nara karena mereka juga hidup miskin. Untuk makan sendiri saja mereka susah apalagi mau menampung Nara.
"Sayang, aku sudah janji mau beli emas kawin untuk pernikahan kita, ini kita tabung dulu, satu-satu kita lengkapi semua," ucap Andre dengan senyumnya dan Dinara hanya tersenyum mendengarnya. Wanita polos ini bahkan tidak meminta banyak, dia tidak ingin merepotkan, pernikahan sederhana saja cukup untuknya.
"Iya, aku akan menyimpannya dengan baik," ucap Nara dengan tersenyum hangat. Mereka akhirnya membeli emas kawin senilai 15 gram emas. Setelah ada yang cocok. Mereka pun akhirnya kembali, rencana Andre akan mengantarkan Dinara ke kontrakannya tetapi nasib sial menanti mereka.
Mereka dihadang dengan senjata tajam dan terpaksa berhenti dan turun dari motor matic Andre, perampok itu bukan hanya merampok motor Andre juga merampok tas Dinara yang berisi emas dan handphonenya.
Dalam ketakutan Dinara hanya memegang lengan Andre dengan kuat. Tidak ada jalan lain selain memberikan apa yang perampok itu minta kalau tidak mau nyawa mereka melayang.
"Berikan tasmu!" ucap salah satu perampok dan Nara dengan ragu memberikannya.
Semua berlangsung begitu cepat dan ditempat yang paling sepi sehingga tidak ada yang berlalu lalang menjelang magrib seperti ini.
"Sayang, kamu tidak apa?" tanya Nara khawatir ketika melihat Andre masih mengucurkan keringat dingin.
"Bagaimana lagi kita mau menikah, kamu memberikan emas kawin yang sudah lama aku kumpulkan berapa bulan ini, motorku juga diambil oleh perampok itu," ucap Andre kesal sambil menyugar rambutnya.
"Tidak apa sayang, aku tidak perlu emas, untung kita baik-baik saja, sebaiknya kita lapor ke polisi," ucap Nara dengan pikirannya yang masih normal saat ini.
Percuma saja melapor ke polisi kalau semua barang mereka juga tidak akan bisa kembali.
"Akkhh …." Andre menjambak rambutnya kesal, seharusnya dia tidak menuruti Nara tadi yang ingin lewat jalan sepi seperti ini. Andre memang jarang sekali lewat tempat sepi seperti yang mereka lewati sore ini.
Akhirnya Nara dan Andre membuat laporan tentang perampokan yang terjadi. Andre berharap barangnya bisa kembali. Nara pun kembali ke kontrakannya sendiri dengan ojek online yang dipesan oleh Andre untuknya.
Hari sudah malam saat Nara sampai di kontrakannya yang asri. Dia kasian sekali dengan Andre, motornya hilang, Nara bahkan melihat tabungannya dari mobile banking miliknya, mungkin dia bisa mengganti motor Andre yang hilang kemarin.
"Ada tujuh belas juta," ucap Nara setelah melihat tabungannya.
"Cukup tidak, ponselku juga hilang, aku tidak mungkin tidak menggunakan ponsel, bagaimana pelangganku menghubungiku," ucap Nara sambil mendesah pelan.
Banyak sekali cobaan mereka ketika memutuskan untuk menikah. Nara memutuskan untuk melaporkan nomor ponselnya sehingga akan dapat yang sama nantinya dan juga dia ingin membeli ponsel second. Sepertinya ponsel second akan jauh lebih murah.
Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya Nara membersihkan tubuhnya dengan air hangat karena hari sudah malam dan air dingin akan membuatnya sakit nanti.
Kembali Nara duduk di depan televisi dan kembali melihat acara Ronald, banyak sekali media Indonesia yang mengundangnya karena sangat jarang sekali Ronald mau di wawancarai televisi.
"Ronald, saat ini sudah punya kekasih?" tanya MC pada acara malam ini, Ronald sangat tampan dengan kemeja putih yang jasnya dia pegang saat ini. Tubuhnya tinggi dengan warna kulit putih tetapi tegas. Matanya coklat dengan hidung tinggi mancung. Bahkan MC acara itu selalu mencuri memeluk Ronald.
"Hahahah… lucu sekali," ucap Nara sambil tertaw melihat wajah Ronald yang menggemaskan.
"Saya bingung kekasih yang mana ini?" jawab Ronald sedikit nakal. Karena kekasihnya saat ini sangat banyak sekali dan tidak ada satupun yang serius untuk Ronald.
"Kalau laki-laki tampan memang banyak sekali idolanya." MC wanita itu menggoda Ronald dan hanya dibalas Ronald dengan senyum canggungnya. Sebenarnya Ronald sangat malas sekali datang ke acara seperti ini kalau tidak dia mengingat wanita yang dulu meninggalkannya.
Dia hanya ingin sombong dan angkuh sehingga wanita itu tahu kalau Ronald saat ini bisa hidup tanpanya, tanpa kehadirannya yang sama sekali tidak penting dalam hidupnya.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Dewi Shandra
melas bgt 7th menderita hmmm....baru mampir nih
yukk lanjut
2024-08-01
0
Renesme Kiky
kasihan banget
2022-11-25
0
Memyr 67
liat mobile bankingnya pakai apa si? kan handphonenya juga diambil prampok?
2022-10-21
1