Ronald hanya tidur memeluk Nara dari belakang, begitu erat sampai Nara tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Ronald. Ronald seolah takut sekali kehilangan Nara, bahkan dalam tidurnya Ronald selalu bergumam untuk tidak meninggalkannya apapun yang terjadi.
Nara hanya bingung, semula dia pikir, Ronald sudah tidak lagi memikirkannya, hidupnya sudah sangat bahagia ternyata Ronald masih memikirkan dirinya, masih mencintainya.
"Kita tidak diciptakan untuk bersama, Ronald! Aku sudah mengerti saat ini dimana posisiku, kamu terlalu tinggi untuk aku gapai," gumamnya bermonolog dalam hati. Matanya masih terbuka dan tatapannya ke depan sedang Ronald tidur di belakang.
Ronald tiba-tiba bangun karena merasakan kalau Nara belum tidur.
"Kamu belum tidur?" tanya Ronald sambil mengecupi puncak kepala Nara dengan sangat lembut.
Dia sangat mencintai wanita di depannya ini, sangat cinta dan tidak ingin Nara meninggalkannya. Dia berhasil hanya untuk membuat Nara menyesal dan berakhir dia yang menyesal.
"Aku belum tidur," jawab Nara dengan lembut, Nara pun menikmati pelukan hangat yang diberikan Ronald.
Ronald diam dan bingung dari mana memulainya.
"Aku akan bertunangan Minggu depan," ucap Ronald dengan sangat hati-hati. Nara terdiam, inikah yang membuat Ronald mabuk malam ini? Atau karena terlalu bahagia akan bertunangan dengan wanita lain.
Kenapa hati Nara begitu sesak mendengarnya? Padahal sebelumnya dia yang akan menikah tetapi berakhir dengan Ronald yang akan bertunangan.
"Selamat, kamu pantas mendapatkan wanita yang baik," jawab Nara lirih. Ronald menaikkan sebelah sudut bibirnya. Nara masih saja dengan keras kepalanya, dia tetap tidak akan lagi mencintai Ronald. Dia menutup hatinya untuk laki-laki bernama Ronald ini.
Ronald kembali merengkuh tubuh Nara, seolah Nara kali ini akan pergi jauh dan kembali meninggalkannya. Susah payah dia mendapatkan Nara kembali dengan semua trik yang dia lakukan agar Nara kembali ke Jakarta. Bahkan sengaja sekali Ronald mencarikan wanita untuk menggoda kekasih Nara dan sekarang dia malah akan bersama dengan wanita lain.
"Itu perjodohan keluargaku, aku tidak cinta dia," jawab Ronald dengan tegas. Nara melepaskan pelukan Ronald dan membalik tubuhnya.
"Belajarlah untuk mencintainya, kamu tidak boleh seperti ini Ronald, wanita itu juga pasti berharap kamu menyukainya," ucap Nara dengan menatap mata Ronald.
Nara bahkan tidak menangis sama sekali dan begitu rela Ronald bersama wanita lain.
"Kamu akan tetap menemaniku, meskipun aku memiliki wanita lain?" tanya Ronald dengan tatapan matanya yang tajam seolah sedang menguliti Nara. Ronald ingin Nara jujur dengan perasaannya. Katakan saja kalau Nara tidak rela Ronald bersanding dengan wanita lain, bahkan Ronald menerima perjodohan ini karena menginginkan Nara cemburu dengannya.
"Wanita itu yang akan menemanimu, aku tidak akan meninggalkanmu, bukankah aku asistenmu selama dua tahun ini," jawab Nara dengan lembut dan Ronald kembali mencengkram dagu Nara dengan sangat keras.
"Kamu yang tidur denganku! Bukan dia, dia hanya status untukku, aku hanya ingin kamu yang ada di ranjangku," jawab Ronald sambil menerjang bibir Nara dengan bibirnya kasar. Digigitnya bibir yang kejam itu sampai berdarah.
Begitu mudahnya dia melepaskan Ronald tanpa perasaan. Ronald bahkan selalu memikirkan perasaan Nara.
Sial! Kenapa aku harus mencintainya?
Nara mengambil nafasnya dalam-dalam setelah Ronald mengecupi bibirnya secara membabi buta bahkan meninggalkan bekas memar di sana.
"Ronald, apa yang kamu lakukan?" tanya Nara sambil bergerak mengambil tisu di dekat televisi dan membersihkan darah yang keluar dari bibirnya.
Ronald berlari dengan cepat dan kembali memeluk Nara dari belakang. Setelah ini Ronald bersandar di pundak Nara dengan dagunya.
"Kamu tidak mencintaiku?" tanya Ronald dengan sangat lembut. Nara menunduk dan pertanyaan ini jelas sangat sulit dia jawab.
"Berapa kali kamu bertanya pertanyaan yang sama, sudah aku katakan kalau itu dulu, sekarang aku sama sekali tidak mencintaimu dan hidup lah dengan baik Ronald," ucap Nara dengan sangat lembut.
"Kamu ingin melihat aku menikah, aku akan menyiksa wanita itu kalau dia menikah denganku dan aku akan mengatakan padanya untuk menyalahkanmu," ucap Ronald menggertakkan giginya.
Nara kembali melihat wajah Ronald dan menangkupkan tangannya pada kedua pipi Ronald.
"Jangan seperti itu, jika kamu tidak cinta. Jangan menikah dengannya, jika memang kamu ingin membuatnya bahagia, maka menikahlah," ucap Nara yang jadi ketakutan dengan tingkah Ronald. Ronald mulai menunjukkan sisi posesif nya.
"Kamu hanya tidak ingin mengatakan kalau kamu cemburu, Nara!" ucap Ronald meremat pundak Nara dengan sangat kuat.
"Kamu masih cinta denganku, kenapa kamu harus berbohong! Katakan saja kalau masih cinta, kita bisa bersama, honey! Aku akan mengajakmu pergi keliling dunia, aku sudah sukses sekarang dan bukan karena orang tuaku, semua aku lakukan demi kamu, kamu mau kita menikah?" tanya Ronald dengan binar kebahagiaan di matanya.
"Tidak! Aku sudah tidak mencintaimu, Ronald. Aku bahagia kamu sudah akan bertunangan dan aku ingin kamu menjalani hidupmu yang baru, aku juga bahagia kamu sukses sekarang, aku berbahagia untukmu, tolong lupakan aku! Lupakanlah kalau kita pernah sama-sama saling mencintai, sekarang aku ini bawahanmu dan aku tidak akan meninggalkanmu sampai batas itu," ucap Nara dengan sangat tulus.
Prangg!!!
Ronald memecahkan vas bunga di dalam kamarnya. Kesal dia mendengar kata-kata Nara yang penuh rasa sakit mendengarnya.
Aku menunggumu selama ini Nara, berjuang karena memikirkanmu setiap hari dan sekarang kebahagiaan yang seharusnya aku bagi denganmu, kamu malah meminta untuk aku bahagia dengan orang lain.
Lihat saja!
"Kamu ingin aku menikah dengan wanita lain?" tanya Ronald dengan tegas.
Nara mengangguk.
"Ya, menikahlah dengan wanita pilihanmu, aku akan melihat kebahagiaanmu," ucap Nara dengan semangat dan senyumnya. Mengerikan sekali melihat Ronald marah.
Hehh! Munafik sekali kamu, Nara!
Baiklah, aku akan menunjukkan padamu, apa arti bahagia yang sesungguhnya.
"Kamu akan datang ke pernikahanku?" tanya Ronald dengan seringainya.
"Tidak!"
Dengan tegasnya Nara menjawab tidak, karena dia tidak ingin bertemu dengan Monica, orang tua Ronald yang kejam itu.
"Kenapa? Kamu bilang akan berbahagia untukku? Kenapa justru kamu tidak datang dan tidak mendoakanku," ucap Ronald begitu sinisnya.
"Aku jelas mengira kalau kamu masih mencintaiku, kenapa kamu malah keras kepala dan menyuruhku menikah dengan wanita lain?"
Nara begitu keras kepala sekali, Ronald bahkan tahu kalau Nara sangat mencintainya dan dia selalu mengelak dengan banyaknya alasan yang tidak mampu Nara uraikan satu persatu.
"Tidak Ronald! Kamu salah, aku tidak lagi mencintaimu dan aku sebentar lagi akan menikah," ucap Nara berbohong, dia bahkan sudah meninggalkan Bandung dan meninggalkan Andre, bahkan berapa hari ini Andre sama sekali tidak mencarinya.
"Ayolah Nara, sampai kapan kamu akan berbohong, kekasihmu itu selingkuh, dia bahkan bermesraan dengan wanita lain di depan umum," ucap Ronald melepaskan pelukannya pada Nara dan berjalan menuju nakasnya, menunjukkan foto mesra Andre dengan wanita lain.
Nara kembali terdiam dengan menutup mulutnya, Ronald bahkan sudah tahu kalau kekasihnya selingkuh.
"Calon suamimu ini selingkuh, kamu malah berkeras ingin menikah dengannya dan menolakku!"
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🌹bunda 2A & 2S🌹
kok nara gak jujur aja ama ronald, kan bsa saling mendukung klau ada keterbukaan dan kejujuran
2023-04-01
0
Elmiah
jadi kesana baca nya nara nya terlalu naik jadi benci baca nya jelaskan pada ronal dong biar nara nanti nyesal baruu tahu rasa lo
2022-06-09
0
Nero_Kyrie
Nara kenapa juga sih gak ngomong aja Kalo semua yg terjadi itu dalangnya si emak Ronald sendiri...
2021-06-25
3