Setelah Nara membantu Andre untuk membeli motornya yang baru, semenjak itu Andre malah menghindar dari Nara, tidak menghubunginya, tidak memberi kabar pada Nara padahal Nara sudah membeli ponsel second yang murah untuk menopang kerjanya yang memang sangat membutuhkan ponsel.
"Kamu pulang sendiri?" tanya Lia melihat Nara yang sepertinya sedang memesan ojek online. Sudah berapa hari Lia tidak melihat Nara di jemput atau di antar Andre, padahal setiap hari tidak pernah Andre absen menjemput Nara meski dia sibuk sekalipun tetapi ini sudah berapa hari, hampir satu Minggu ini Andre tidak ada kabar.
"Iya, Andre sedang sibuk sepertinya," jawab Nara dengan senyum kecutnya. Ini akhir bulan, mungkin saja Andre sibuk karena laporan yang menempuh, Nara tidak ingin berpikir negatif tentang kekasihnya itu.
Hmmm … mana hari hujan, pasti susah mendapatkan ojek online.
Nara mendesah pelan dan melambaikan tangannya saat Lia sudah dijemput oleh kekasihnya dengan mobil. Mereka tidak searah, sangat jauh kalau mau mengantar Nara dan Nara tidak ingin merepotkan Lia meski kekasihnya Lia selalu menawarkan untuk mengantar balik Nara.
Malah pernah satu kali Dito sengaja menjemput Nara, padahal tahu Lia tidak kerja hari itu. Meski Lia seorang marketing tetapi dia sarjana. Nara hanya beruntung lulus di perusahaan bergengsi ini karena kecantikannya, tidak ada yang lain.
Lama Nara duduk di dekat pos security melihat ke depan dan berusaha memesan ojek online tetapi selalu saja ditolak. Nara bahkan tidak sadar ada mobil mewah di depannya, sedari dia menunggu sampai sekarang terus berada di sana, diam membisu dan hanya bisa melihat dari kejauhan.
"Nara, kamu bahkan pergi ke Bandung hanya untuk menghindar dariku," ucap Ronald terpaku di dalam mobil sambil melihat cinta lamanya, cinta pertamanya dan cinta yang paling manis dalam hidupnya, pun cinta yang paling pahit.
Tidak tahu ini benci atau cinta tetapi melihatnya begitu sakit hati rasanya, Ronald ingin sekali menghancurkan Nara sampai sejatuh-jatuhnya. Sampai menangis darah.
Sampai akhirnya ada ojek online yang akhirnya menerima pesanannya, dengan hanya berbekal jas hujan dari ojek itu, Nara menyelimuti tubuhnya dari dinginnya udara sore ini.
Tidak pernah Nara sadar kalau Ronald mengikutinya dari belakang dengan pelan dan sangat pelan. Menikmati perubahan wajah Nara yang kebasahan, yang tertawa karena melihat hal yang tidak penting dan ketika air hujan mengotori celananya karena mobil yang ngebut di sampingnya.
Jauh di lubuk hati Ronald yang paling dalam, dia sangat merindukan Nara. Sangat ingin merangkulnya, berbicara dengannya, ingin makan bersama dan merengkuh tubuh mungil yang selalu dia rindukan ketika dia masih berada di Inggris.
Tidak!
Ditepisnya semua keinginan yang ingin Ronald lakukan pada Nara dan fokus pada tujuan utamanya yaitu membuat Nara menyesal dan menangis darah telah meninggalkannya.
Dia sudah lelah cinta sendiri bahkan Nara begitu mudahnya mendapatkan laki-laki lain dan akan menikah. Enak saja! Tidak akan semudah itu untuk Dinara dengan kekuasaan yang Ronald miliki saat ini.
Dulu, mungkin dia tidak bisa melakukan apapun tapi sekarang! Apa yang dia inginkan harus dia dapatkan termasuk membuat Nara menderita.
"Tuan, kita sudah sampai di rumah kontrakan wanita itu, apa anda ingin turun untuk melihatnya?" tanya asisten pribadi Ronald yang sangat setia, dia mengikuti Ronald dari bawah sampai sekarang Ronald punya nama di dunia bisnis.
Ronald memberikan nama padanya Janu. Bukan nama sebenarnya karena Ronald hanya ingin mengingat bulan di mana dia bertemu dengan Janu sama seperti dia kehilangan Nara. Bulan Januari!
"Janu, aku ingin membeli rumah kontrakan itu," ucap Ronald dengan seringainya. Malam ini juga dia ingin melihat mantan kekasihnya diusir secara paksa dan mencari tempat tinggal pontang panting.
Aku akan menikmati kesengsaraanmu, Nara! Bukan hanya aku yang menderita, aku ingin kamu lebih menderita dari apa yang aku rasakan.
"Baik Tuan!"
Janu selalu menuruti apa yang dikatakan Ronald, dia akan menggunakan segala kekuasaan yang dimiliki Ronald untuk membeli rumah kontrakan yang sekarang ditinggali oleh Nara.
Nara memang lebih suka menyewa rumah daripada dia kost karena sedikit lebih luas dan Nara memang suka keadaan seperti itu. Malah terkadang Nara mengajak Lia untuk menginap di kontrakannya.
Seperti yang diperintahkan Ronald pemilik kontrakan mendesak Nara untuk keluar dari kontrakan hari itu juga.
"Tapi Pak Boni, saya sudah membayar untuk satu tahun dan masih ada sisa empat bulan, ini mendadak sekali, bagaimana saya harus mengepak barang saya malam ini," ucap Nara frustasi.
Nara menghela nafasnya kasar, akhir-akhir ini banyak sekali yang terjadi pada dirinya. Banyak kesialan yang menguras isi dompetnya. Nara hanya punya simpanan tiga juta dan sekarang dia harus mencari kostan yang lebih sempit malam ini. Mungkin saja ada yang masih murah, lima ratus ribu satu bulan. Karena gajinya tidak akan cukup sampai akhir bulan depan kalau sampai harga sewa kost mahal.
Dengan berat hati karena pemilik kontrakan mendesak dan marah-marah, akhirnya Nara keluar dari kontrakan itu dengan memesan mobil box untuk pindahan.
Bahkan dia kebingungan karena barang miliknya lumayan banyak.
Nara tidak menyadari kalau sedari tadi, mobil sport itu terus mengikutinya. Nara tidak peduli siapa pemilik mobil itu yang sekarang sedang berbahagia menikmati hidup Nara yang sengsara.
Ini hanya awal mula saja, Nara. Kamu akan merasakan yang lebih dari ini. Aku pastikan hidupmu tidak akan pernah bahagia.
Sepanjang perjalanan hujan mendera kota Bandung. Nara duduk didepan sambil mencari kost yang tidak jauh dari kontrakannya.
Melelahkan sekali! Bahkan Nara belum sempat makan dari siang dan sekarang tubuhnya gemetar. Saat ini perut sama sekali tidak penting. Dia harus mencari tempat tinggal.
Nara sengaja mencari kost yang tidak ada isi di dalam kamarnya supaya dia bisa memasukkan barang. Beruntungnya Nara mendapatkan tempat tinggal dari kost milik teman satu kantornya.
"Dadakan sekali Nara, Untung kost ibu masih tinggal satu lagi, tadi ada yang mau kost tapi ternyata tidak jadi, nasib baik kamu yang mendapatkannya," ucap Bu Sisi teman satu kantor Nara tetapi beda divisi dengan Nara. Mereka hanya suka bertemu di kantin atau pada saat briefing.
"Iya Bu, Nara juga tidak tahu, pemilik kontrakan tiba-tiba kasih kabar, itupun Nara baru pulang kerja," ucap Nara dengan senyumnya.
Aku tidak suka senyummu, ketika kamu menderita kamu bahkan masih bisa tersenyum. Terus saja tersenyum sampai aku merenggut senyum itu dari hidupmu.
Nara membereskan tempat tinggalnya dan kembali menata ruangan kecilnya. Tidak masalah dia tinggal ditempat yang lebih kecil.
Oh iya, Nara lupa mengabarkan pada Andre kalau dia pindah. Nara mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Andre tetapi yang mengangkat suara wanita.
Siapa?
"Halo Andrenya ada?" tanya Nara dengan sangat lembut ketika dia tahu wanita yang mengangkatnya bahkan wanita itu begitu jengkelnya mendengar suara Nara.
"Kamu siapa? Berhenti mengganggu kekasihku, tidak ada malu kamu, ya!"
Dengan kasar wanita itu berucap dan Nara menjadi sangat kebingungan. Apa maksud semua ini?
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Renesme Kiky
sabar ya mbak nara
2022-11-26
0
Nana
ada ya kekasih yg kejam seperti Ronald? kalau mmg cinta mestinya selidiki dulu toh
2022-04-27
0
Iiq Rahmawaty
andre udh di beliin motor mlah ngilang
2022-03-22
0