Pagi ini, Nara dalam kebingungan dan ketika Nara meminta penjelasan, Andre diam seribu bahasa, sebenarnya apa yang terjadi? Nara tidak mengerti tetapi pagi ini dia harus semangat kerja dan menerima tugas pergi ke perusahaan lain bersama marketing lainnya.
Perusahaan tempat Nara bekerja akan berkerjasama dengan Perusahaan ternama yang bahkan membuat jeritan histeris para karyawan karena begitu senangnya.
Nara tidak sedetail itu tahu semua tentang Ronald, dia bahkan tidak tahu kalau pagi ini mereka akan ke anak perusahaan Ronald yang ada di Bandung, mereka akan kerja sama dibidang transportasi dengan perusahaan besar ini. Pemilik semua kapal pesiar yang ada di Indonesia. Dimana semua barang ekspor dan impor ke luar negeri selalu menggunakan kapal mereka dan bukan hanya itu saja, perusahaan ini juga menyewakan untuk kapal kilang minyak di laut.
Pemilik Mutiara Group itu bahkan membeli sebagian saham perusahaan makanan tempat Nara bekerja saat ini.
"Katanya gaji kita akan naik," ucap Lia semangat. Karena perusahaan mereka bernaung dibawah Mutiara Group, jelas gaji mereka akan disesuaikan dengan nama besar Mutiara Group.
"Benarkah?" tanya Nara yang sangat antusias karena kalau begitu dia akan tertolong dengan kenaikan gaji yang sampai satu juta itu.
Lumayan sekali pikir Nara, di saat dia memang sedang berhemat dan butuh uang untuk pernikahannya dengan Andre.
Pernikahan?
Entah kenapa, Nara jadi tidak bersemangat lagi ketika mendengar pernikahan yang akan dia langsung kan, dengan Andre.
Andre bahkan menghilang dan tidak membalas pesannya seolah pernikahan mereka tidak penting untuk saat ini.
"Kita ke sini, sebenarnya untuk apa?" tanya Nara yang terus terang tidak mengerti kenapa dia harus ke perusahaan besar ini, mereka hanya pion kecil yang tidak penting di perusahaan, kenapa malah di ikut sertakan.
"Sama saja seperti kita di kantor, pemilik perusahaan ini ingin bertemu dengan semua marketing karena jelas mereka yang memajukan penjualan, dia tentu tidak mau membeli perusahaan yang karyawannya jelek dan tidak mumpuni, katanya akan ada PHK," ucap Lia yang entah tahu darimana kabar itu tetapi membuat Nara sangat ketakutan.
Nara hanya anak tamatan SMA dibanding seniornya meski dia bekerja keras sekalipun, tidak akan membantu sama sekali.
"Aku takut sekali," ucap Nara menghembuskan nafasnya pelan. Akhirnya bunyi pintu terbuka membuat detak jantung Nara berdetak dengan kencang, dia melihat seksama wajah laki-laki yang ingin dia hindari tujuh tahun yang lalu sampai sekarang.
Ternyata wajah itu sekarang begitu sangat tampan, begitu kekar dan begitu percaya dirinya.
Dia jelas bukan Ronald yang dulu dan pasti jika melihat Nara akan pura-pura tidak kenal. Nara hanya karyawan biasa sedang dia sangat sibuk saat ini.
Ternyata Ronald yang jadi pimpinan perusahaannya. Mata Ronald terus memandang ke depan dan menghindari kontak mata dengan Nara. Begitu pun Nara yang selalu menunduk.
"Baiklah, kita akan mulai saja, kita berada di sini, bukan untuk membahas masalah kerjasama tetapi masalah performa kerja marketing, sengaja sekali Pak Ronald dari Jakarta datang hanya untuk menyeleksi karyawan yang dianggapnya layak dan tidak layak, untuk saat ini ada dua nama yang akan dikeluarkan sesuai dengan laporan dari HRD dan akan digantikan dengan karyawan lain yang lebih mumpuni karena terus terang saja, bagian marketing akan mendapatkan kenaikan gaji yang berbeda dari karyawan lainnya, semoga kalian mengerti!"
Pasti Ronald saat ini sadar keberadaanya tetapi seolah tidak melihat.
"Lia Utami dan Dinara, mohon maaf kalian harus kami berhentikan karena tidak sesuai dengan pendidikan yang diinginkan oleh Pak Ronald," ucap Janu dengan tegas. Nara terkejut luar biasa, Ronald pasti sengaja melakukannya, Lia juga tak kalah terkejut.
Apa salah mereka? Kejam sekali pemilik perusahaan yang baru ini tetapi Nara tetap diam dan menghindar untuk berkomunikasi dengan Ronald. Dia menerima Ronald memecatnya, tidak masalah daripada dia protes dan bertatapan dengan Ronald.
Kali ini tatapan mereka bertemu, mata Ronald yang penuh kebencian berbanding terbalik dengan mata Nara yang penuh kelembutan.
Ditatapnya dari jarak yang jauh membuat Nara salah tingkah.
Nara kamu harus bercermin kalau sampai menginginkan Ronald, lihat kamu yang seperti ini, tidak mungkin Ronald masih memberikan perhatiannya padamu.
"Pak, salah kami apa? Kami bahkan mendapatkan penghargaan penjualan terbaik tetapi mengapa kami yang diberhentikan, saya tidak terima, Pak!" Lia terang-terangan tidak menerima pemecatan itu dan malah Janu, memberikan foto-foto skandalnya dengan kekasihnya.
Lia terkejut dan langsung memungut foto yang berserakan yang sempat temannya lihat itu. Lia yang tidak menggunakan pakaian apapun sedang bercinta dengan kekasihnya.
Pantas saja dipecat dari perusahaan. Setelah keributan yang terjadi, semua karyawan yang datang dibubarkan.
Sungguh pertemuan ini sangat tidak penting untuk Ronald. Dia sengaja ingin menunjukkan pada Nara. Begitu kecilnya Nara dihadapannya, sayang Nara tidak memohon untuk diberikan kesempatan kedua.
Terlihat sekali kalau Ronald ingin balas dendam dengan Nara. Sebelum keluar Nara dihadang oleh Janu.
"Maaf, Anda di tunggu di ruang Pak Ronald, di lantai paling atas," ucap Janu dengan cepat. Inilah yang Nara tidak sanggup, dia tidak sanggup bertemu dengan Ronald berdua saja. Sudah terpatri dalam hatinya kalau dia tidak ingin lagi mencintai Ronald, tidak ingin lagi mengenal laki-laki yang pernah singgah di hatinya bahkan sampai saat ini pun, Nara tidak bisa melupakannya.
Hanya karena tuntutan umur, Nara menerima Andre dan malah Andre tidak peduli dengannya. Sebenarnya bukan tidak ada yang menyukai Nara tetapi Nara lebih selektif, dia tidak ingin menerima laki-laki yang berada karena Nara sadari siapa dirinya. Jelas tidak layak untuk keluarga-keluarga kaya seperti keluarga Ronald.
Tok … Tok …
Nara mengetuk pintu besar berwarna hitam di depannya ini. Setelah tujuh tahun mereka bertemu seperti ini. Apa yang ingin Ronald bicarakan tentu pasti akan menyakiti hatinya.
Ketika tidak ada jawaban, Nara masuk dengan pelan dan takut-takut. Ronald sedang sibuk menghubungi koleganya dan Nara berdiri di dekat pintu sampai menggigit bibir bawahnya menunggu Ronald selesai bicara.
Setelah selesai, barulah Ronald menyadari kalau ada wanita yang dulu dia sangat di cintai sekaligus dia sangat benci saat ini.
"Oh, sudah lama?" tanya Ronald santai dan kembali duduk di kursi kerajaannya Ronald mempersilahkan Nara duduk tepat di hadapannya dan jantung itu.
Masih sama seperti yang dulu, masih sama seperti mereka saling mencintai.
"Kamu yang bernama Dinara?" tanya Ronald dengan sinis. Nara mengangguk pelan, tidak mungkin kan, kalau Ronald amnesia dan lupa dengannya atau memang Nara tidak pernah penting bagi hidup Ronald sehingga lupa namanya.
"Perusahaan memecatmu karena pendidikanmu tidak tinggi, hanya tamat SMA, sebenarnya cocok untuk menjadi office girl," ejek Ronald dengan menaikkan sebelah alis matanya.
Nara tersenyum kaku melihat lantai. Ternyata ini kenapa Ronald ingin memanggilnya hanya untuk mengejek pendidikannya yang tidak tinggi dan tidak pantas untuk perusahaan bergengsi seperti mereka.
"Apa karena ini saya dipanggil?" tanya Nara dengan sangat lembut dan mampu membuat Ronald terpedaya.
Jangan sampai kamu jatuh lagi pada pesona wanita di depanmu ini Ronald, dia hanya wanita jahat yang menghancurkan hatimu dan saatnya sekarang kamu membalasnya.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Elmiah
rival kaya tapi bodoh percaya aja keluarga mu yg kejar
2022-06-09
0
🍒 indah😘
q mampir thor..tpi langsung suka..😍😍
2022-01-30
0
Vera Manoppo New
Ceritanya koq terlalu ngerendahin wanita dan org gak punya gitu / gak berperikemanusiaan bangeeet😡
2021-08-08
1