Ronald sengaja menunjukkan kemesraan dengan wanita panggilan yang di sewanya, hanya untuk membuat Nara cemburu. Nyatanya Nara sama sekali tidak peduli dan itu sungguh sangat melukai hatinya.
Ternyata benar kalau Nara tidak mencintainya sama sekali dan hanya menginginkan hartanya dulu. Renald mengepalkan tangannya saat melihat Nara yang sama sekali tidak menoleh kearahnya dan sibuk merapikan pakaian Ronald di dalam lemari.
Sedangkan Wanitanya terus bergelayut diperlukan Ronald, seolah jarang sekali Ronald memperlakukannya seromantis ini.
"Pergilah! Aku sedang sibuk," ucap Ronald melepaskan pelukan wanita satu malamnya dan wanita itu pun segera menurut karena tidak ingin membuat Ronald marah.
Setelah kepergian wanitanya, Ronald sibuk di kamarnya karena Nara masih sibuk di dalam kamarnya. Saat Nara sedekat ini, mereka bahkan tidak bisa berbicara seperti dulu. Tidak bisa mesra seperti dulu.
Sial! Aku ingin sekali memeluknya tapi aku juga jijik.
"Aku tidak suka susunan pakaianmu itu, berantakan sekali, apa kamu tidak pernah menyusun pakaian sebelumnya, letakkan warna yang sama berdekatan," ucap Ronald dengan sangat ketus seolah sedang menyuruh pembantunya saat ini.
"Oh iya, Pak! Saya akan menyusunnya kembali," ucap Nara. Alih-alih marah, Nara lebih memilih menuruti permintaan Ronald dan semakin cepat selesai semua ini, dia bisa kembali ke kamarnya.
Nara bahkan baru saja sampai dan langsung Ronald membuatnya susah.
Ronald melipat tangannya di dada dan terus melihat Nara dari belakang. Tidak puas bagi Ronald kalau Nara belum menangis karenanya.
"Aku tidak ada wanita malam ini, temani aku tidur! Aku akan membayarmu dengan harga yang pantas," ucap Ronald dengan santainya. Seolah hal itu adalah biasa untuknya. Nara terdiam dan tertegun. Dia bukan wanita seperti itu. Nara tidak menjawab dan kembali menyusun pakaian Ronald.
"Kamu tidak mau? Bukankah uang sangat penting untukmu, kamu jelas bukan wanita suci saat ini tapi sok jual mahal sekali," ucap Ronald sengaja menyakiti Nara.
Kali ini Nara menangis sambil menunduk, masih ditahannya kata-kata pedas yang keluar dari mulut Ronald. Nara bahkan memegang dadanya yang sakit sekali.
"Aku juga bingung, kenapa perusahaan mengambil kamu untuk menjadi asistenku atau kamu sengaja ingin menarik perhatianku lagi, katakan saja Nara, setelah aku punya segalanya, kamu ingin kembali padaku tetapi kamu terlalu malu karena saat ini kamu bahkan tidak sejajar denganku."
"CUKUP RONALD!" teriak Nara membalik tubuhnya dan linangan air mata yang sudah tidak tahan lagi mengalir dari mata cantiknya.
"Aku tidak meminta menjadi asistenmu, kamu bisa memecatku dan asal kamu tahu! Saat ini aku hanya ingin menjauh darimu tapi takdir selalu mempertemukan aku denganmu, aku sudah berhenti mencintaimu. Tidak ingin lagi bersama denganmu lalu bagaimana bisa kamu menuduhku menggunakan trik untuk mendekatimu," ucap Nara dengan lirih dan langsung turun ke bawah masuk ke dalam kamarnya yang lebih pantas disebut gudang dari kamar.
Dia tidak bisa keluar karena pinalty berhenti kerja dari perusahaan Ronald sungguh besar dan dia tidak punya uang dan tempat tinggal saat ini.
Ronald masih terpaku di tempatnya. Begitu sakit yang dia rasakan saat ini. Dengan tegas Nara mengatakan kalau dia sudah berhenti mencintai Ronald. Tidak ingin dekat dan tidak ingin lagi bersama.
Kenapa justru aku yang sakit mendengarnya.
Tidak dibiarkannya Nara berbicara selancang itu, Ronald pun turun ke bawah dan mengetuk keras pintu kamar Nara.
"Buka pintunya atau aku dobrak!"
Nara tidak peduli karena saat ini dia sedang terduduk menangis dengan ucapan Ronald yang lebih tajam mulutnya daripada pengiris yang melukai tangannya sampai berdarah.
Brakkk!!
Ronald membuka paksa pintu kamar Nara dan melihat Nara yang menangis sesegukan di sana. Nara diam dan menghapus air matanya dengan cepat.
"Kalau kamu tidak mendapatkan wanita untukku malam ini, kamu yang akan menggantikannya," ucap Ronald dengan tegas. Ronald melihat Nara yang hanya menunduk.
Ronald sudah berubah, tidak lagi seperti dulu yang sangat lembut dengannya. Sekarang dia begitu kasar dan cengkraman tangannya bahkan akan membuat biru lengan Nara.
"Aku tidak butuh kamu mencintaiku, aku hanya butuh wanita untuk menemani tidurku, kamu itu asistenku! Tidak pantas sekali kamu berteriak seperti itu denganku, aku bisa melaporkanmu dan memecatmu tidak akan pernah aku lakukan, aku akan membuat kamu sendiri yang keluar dari perusahaanku dan membayar semua ganti rugi, berhenti menangis! Apa kamu pikir aku memukulmu?"
Semakin Ronald mengatakan itu, malah Nara merapikan kembali kopernya, dia akan pergi dari hidup Ronald, dia tidak peduli Pinalty itu. Bertemu dengan Ronald, sama sekali tidak membuatnya bahagia.
"Mau kemana kamu?" tanya Ronald menarik tangan Nara agar tidak keluar meninggalkannya.
"Aku pergi! Aku tidak ingin tinggal denganmu apalagi tidur di ranjangmu, aku akan keluar dari perusahaanmu," ucap Nara yang membangkitkan kemarahan Ronald.
Tatapan Ronald tajam melihat wanita keras kepala ini. Ronald menggotong tubuh Nara masuk ke dalam kamarnya. Tidak akan Ronald biarkan Nara pergi meninggalkannya.
"Lepaskan aku Ronald, apa yang kamu lakukan!" ucap Nara ketika Ronald mengikat tangan Nara di kamarnya. Lalu setelahnya mengikat kaki Nara dengan rantai yang memang sudah ada di dalam kamar Ronald.
"Pergilah kalau kamu bisa! Sudah aku katakan kalau malam ini, aku ingin tidur denganmu," ucap Ronald dengan tegas. Nara menggeleng.
"Kamu gila, Ronald! Lepaskan aku," ucap Nara berusaha melepaskan rantai yang Ronald buat untuk mengikatnya.
"Ya aku memang gila, tujuh tahun yang lalu aku gila karena kamu meninggalkanku dan aku tidak mungkin membiarkan kamu bahagia di atas penderitaanku, Nara! Aku akan membuat kamu menderita sama seperti yang kamu lakukan padaku," seringai Ronald mencengkram dagu Nara dan mendekati bibirnya dalam jarak yang sangat dekat. Sampai Ronald menerjang bibir itu dengan bibirnya secara kasar.
Ronald menyalurkan perasaannya yang sangat merindukan Nara selama ini.
Bagaimana bisa aku mengatakan untuk berhenti mencintaimu ketika bibirmu masih sama seperti dulu, aku sangat mencintaimu Nara. Tidak bisakah kamu melihat kesungguhan hatiku.
"Ber … berhenti Ronald, aku tidak bisa bernafas," ucap Nara mengelak dari kecupan basah yang diberikan Ronald pada bibirnya.
Ronald melepaskan tautan bibirnya dan mengganti pakaiannya. Dia ada pekerjaan hari ini dan tidak mungkin bagi Ronald mengajak Nara. Lagi pula Nara sudah diikat.
"Kamu mau kemana? Lepaskan tanganku Ronald," ucap Nara sambil menangis tetapi Ronald tidak peduli. Dia akan mengurung Nara di dalam kamarnya sampai dia kembali nanti.
"Aku pergi sebentar! Kamu tinggallah di sini, jangan coba untuk kabur karena percuma! Hidupmu itu milikku," ucap Ronald.
Jeritan minta dilepaskan oleh Ronald sama sekali tidak dipedulikan Ronald, Nara terpaksa menunggu Ronald kembali untuk melepaskan tangannya.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Cerita Emmilia
xk ck ck tanpanku sadari kau telah nelukai hati nara lebih dalam, dasar bison tengik
2022-06-09
0
🍒 indah😘
knp novel sebagus ini yg like sedikit y?🤔
2022-01-30
1
Nero_Kyrie
Haiiisssh jangan sampai lah si Ronald ngambil virgin nya Dinara..
2021-06-25
1