"Sakit bukan? Seperti itulah sakitnya hatiku ketika kamu mengkhianatiku," seringai Ronald melihat Nara berlari menjauh dari rumah Andre, Ronald bahkan tahu kalau Andre selingkuh di belakang Nara.
"Kamu hanya tamat SMA, Nara! Lelaki mana yang menyukaimu kecuali aku, dengan sombongnya kamu berkata punya kekasih dan akan menikah, tidak akan kubiarkan."
Ronald begitu menikmati tangis Nara, dia benar-benar senang melihat Nara jatuh, dia juga ingin melihat bagaimana Nara melanjutkan hidupnya setelah ini karena kesusahan Nara, tidak sampai di sini saja, masih ada yang akan Ronald lakukan untuk menyakiti hati Nara. Tunggu saja tanggal mainnya.
Ronald kembali ke Jakarta malam ini juga karena setelah ini, Nara pasti akan mengikutinya ke Jakarta dan bersiaplah untuk menderita.
Benar sekali, Nara memutuskan untuk menerima pekerjaan di Jakarta. Bahkan Nara menjual kalungnya karena Ronald memblokir rekeningnya.
Terserahlah! Yang jelas Ronald pasti ingin Nara menderita, percuma saja Nara membuka blokir rekeningnya.
Nara tidak memberitahu Andre kemana dia pergi, bahkan ketika Nara bisa memergoki Andre bermesraan dengan wanita di belakangnya, Nara tidak melakukan itu. Sudah cukup!
Ketika Nara sampai di Jakarta, dia lebih dulu melapor ke bagian personalia, Nara bahkan tidak tahu sama sekali kalau perusahaan tempat dia bekerja adalah perusahaan utama milik Ronald.
Setahu Nara, perusahaan Ronald tidak bergerak di bidang property. Ronald bahkan berkembang begitu pesat. Ternyata pembangunan area apartemen mewah terbesar di Jakarta itu milik Ronald, bukan milik keluarganya tetapi murni usaha Ronald membangun bisnisnya dari bawah.
"Maaf Bu, saya sebelumnya bagian marketing, kenapa saya malah kerja di apartemen, ini sebagai apa kalau boleh tahu?"
Terlanjur sudah. Nara tidak membaca sama sekali Jon desknya dan bingung ketika bagian HRD memberikannya kunci apartemen tempat Nara bekerja, tugas Nara hanya mengikuti dan mengurus semua keperluan pemilik apartemen.
Nara jelas menolak kalau tahu seperti itu. Bagaimana kalau yang punya apartemen laki-laki?
"Asisten pribadi Pak Ronald Wijaya," jawabnya singkat. Tambah kebingungan Nara.
Tidak mungkin! Begitu susah dia menjauh dari Ronald malah semakin dekat hidupnya. Apa yang Ronald akan lakukan ketika Ronald sangat membenci Nara.
Nara pergi ke apartemen yang dimaksud dan melihat betapa megahnya bangunan apartemen orang kaya ini. Bahkan tanpa ragu, Nara diberikan kunci apartemen Ronald.
Dia tidak bisa lagi menolak karena sudah tanda tangan kontrak kerja yang baru, Nara hanya harus menjalankan tugasnya dengan baik.
Setelah bunyi pip, Nara masuk ke dalam apartemen Ronald dan melihat super mewahnya apartemen itu. Masalahnya pekerjaan ini sangat tidak disukai Nara.
Tiba-tiba dari atas terdengar suara wanita dan laki-laki tertawa, Nara menjadi lebih nanggung setelah ini dan mereka keluar hanya berbalut selimut putih yang mengikat tubuh wanita itu dan Ronald yang memeluknya dari belakang. Sepertinya mereka baru selesai bercinta.
Nara menelan salivanya. Hatinya seakan di remat saat itu juga, matanya merah seolah air mata ingin keluar dari bola mata cantiknya. Nara tahu kalau Ronald punya banyak kekasih, Nara juga tahu Ronald sering gonta ganti pasangan tapi melihat pemandangan di depannya ini, kenapa terasa menyakitkan untuk Nara.
"Kamu tidak punya tata krama, seharusnya kamu tahu jam berapa datang ke apartemenku, apa aku menyuruhmu datang?" tanya Ronald dengan sangat ketus dan tanpa perasaan.
Nara menahan dirinya, menahan untuk tidak menangis. Jelas saat ini mereka tidak punya hubungan apapun jadi tidak layak kalau Nara ingin menangisi Ronald bersama wanita lain.
"Maafkan saya, Pak! Kalau begitu saya keluar dulu," ucap Nara menunduk dan tidak mampu melihat mata Ronald yang menyala.
"Sudahlah! Buatkan makan siang," perintah Ronald ketika Nara ingin pergi. Sebenarnya hari ini hari Sabtu tetapi Nara bekerja memang setiap hari kalau melihat surat kontraknya.
Apakah dia sedang di bodohi saat ini atau memang Ronald sudah merencanakan membuat Nara menderita.
Dengan hati yang lemah, Nara meletakkan tasnya dan menyiapkan makanan untuk Ronald dan kekasihnya.
"Honey, kamu mau apa lagi? Katakan saja, aku akan menuruti semua maumu," ucap Ronald sengaja, Ronald bahkan berbicara sambil melihat wajah Nara yang sibuk memasak. Tanpa bertanya kenapa Nara ke apartemennya, Ronald tahu kalau yang jadi asistennya adalah Dinara.
"Aku mau mobil," jawabnya tanpa ragu dan duduk dipangkuan Ronald sembari menggoda dan merayu Ronald.
"Ada lagi?" tanya Ronald sambil mencuil hidung kekasihnya karena Nara sudah siap dan akan menghidangkan makanan di meja tempat mereka bermesraan saat ini.
Untung saja pendingin Ronald banyak bahan makanan mentah, sayur dan buah, jadi, tidak sulit untuk Nara mempersiapkan makanan.
"Silahkan di makan, Pak!"
Tidak ada terima kasih sama sekali atau tersenyum membalas Nara. Nara dianggap pembantu oleh kedua orang ini.
Nara menjauh dari kedua insan itu dan melepaskan apron di dapur lalu melakukan pembersihan karena itu juga tugasnya.
"Lelah?" tanya Ronald melipat tangannya di dada dan melihat Nara dengan sinis. Keringat berkucuran dipelipis Nara dan Ronald hanya mampu melihat dari jauh.
"Tidak Pak!" jawab Nara dengan lembut dan senyumnya.
"Baguslah! Karena lemari pakaianku sangat berantakan sekali, begitupun ranjangku, bereskan setelah ini!" perintah Ronald hanya di jawab anggukan oleh Nara.
Ronald masuk lebih dulu ke kamarnya dan disusul Nara setelahnya.
Lebih tepatnya pekerjaan Nara saat ini, asisten rumah tangga daripada asisten pribadi.
Nara masuk dengan pelan dan melihat kamar Ronald yang seperti kapal pecah, bagaimana mereka bermesraan semalam. Kenapa begitu berantakan sekali?
Nara tidak tahu saja ,kalau Ronald sengaja mengacak kamarnya agar lama bersama Nara di dalam kamarnya. Setelah masuk, tidak ada foto wanita sama sekali. Hanya ada foto olahraga Ronald dalam jenis olahraga yang berbeda.
Dengan sangat hati-hati Nara tidak membuat suara membersihkan kamar Ronald karena Ronald sedang mandi saat ini.
Ceklek.
Begitu keluar, ranjangnya sudah rapi dan Nara sedang membereskan pakaiannya.
"Ambilkan pakaianku!"
Nara yang mendengar suara lantang langsung dengan cepat mencari pakaian yang cocok untuk Ronald, mungkin Ronald ingin pergi mengunjungi koleganya. Pakaian formal yang pantas.
"Ini hari Sabtu, pakaian biasa saja, aku hanya ingin bersantai," ucap Ronald melemparkan kembali pakaiannya pada Nara. Nara pun mengambil baju kaos dan celana pendek. Semoga kali ini benar.
Setelah mengambilkan pakaian, Nara menunggu di dekat Ronald karena tugasnya sudah selesai dan dia tidak tahu sebenarnya tugas asisten pribadi itu apa.
"Baca ini, itu tugasmu dan kamu tinggal di apartemen ini, di kamar dekat dapur, kebetulan aku tidak suka dengan pembantu yang baru dan aku belum menemukan pelayan sampai seseorang merekomendasikan pembantu padaku," ucap Ronald dengan sinis.
Ternyata Ronald menganggapnya pembantu.
Kesalahan Nara adalah tidak membaca sama sekali job desk yang diberikan dan langsung tanda tangan, Nara mengira dia akan jadi marketing ternyata malah berakhir di rumah Ronald.
Bukan malah semakin jauh, dia malah semakin dekat dengan Ronald.
To Be Continued ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Memyr 67
cerita banyak bawang
2022-10-21
0
Mawar berduri
itu bkn cinta roland. klo kamu benar2 cinta tak akn sanggup menyakitinya..benar kr nara. sifat jahatmu ternyata dr Ibu kandungnu yg jahat
2022-09-13
0
davil_14
gak ada berkahnya harta lo Ronald klu untuk dipake nyiksa cewek lemah..11 12 sm ibu lo😤😤
2021-07-25
1