Rasa Aneh

Jam sudah menunjukkan waktu pulang, Diandra sudah merapihkan meja kerjanya dan tinggal menunggu Aryan keluar dari ruangannya, sambil menunggu ia memilih bermain handphone sekedar mengisi waktu.

Tidak ada apapun yang menarik dari ponselnya, memang ada beberapa sosial media yang terinstall di ponsel itu hanya saja akun Diandra telah di blok oleh Aryan sendiri. Bahkan kontak WhatsApp nya pun hanya ada dirinya dan juga Roy.

"Membosankan sekali," gumam Diandra memasukkan ponselnya ke dalam tas.

Tak beberapa lama, Aryan keluar dari ruangannya bersama dengan Roy. Diandra lantas mengejar kedua pria itu dan berjalan di belakang mereka, namun sesampainya di lobby Roy justru meminta pulang dengan naik taksi.

"Nona, anda pulang dengan naik taksi ya. Saya dan tuan ada urusan," ucap Roy dengan sopan kemudian segera masuk ke dalam mobil dan melesat pergi.

Diandra tau bahwa itu semua adalah perintah Aryan, tak mau ambil pusing ia akhirnya memilih untuk naik bus saja seperti dulu. Dengan berjalan kaki menuju halte, tiba tiba Diandra merasakan pusing yang teramat di kepalanya, ia tidak tahu kenapa bisa tiba tiba begini. Pelan pelan Diandra duduk di kursi pinggiran jalan sambil memegangi kepalanya.

"Kenapa kepalaku sakit sekali," gumam Diandra sedikit meringis.

Uwekkkk.......

Tiba tiba Diandra merasakan mual di perutnya, seakan ada yang mengocok perutnya. Bersusah payah ia tahan agar tidak muntah di tengah jalan, namun nihil karena akhirnya Diandra memuntahkan cairan bening seperti air liur.

Uwekkkkk........ uwekkkk.....

"Dara?!!!" panggil seseorang dari belakang.

Diandra menoleh dan mendapati Andi yang reflek memegang dahi nya namun tidak terasa panas. Wajah Diandra juga terlihat pucat.

"Dara, apa kau baik-baik saja?" tanya Andi mengajak Diandra untuk duduk.

"Iya, mungkin maag ku kambuh," jawab Diandra sesekali masih mual.

"Baiklah ayo aku antar pulang," ajak Andi namun Diandra menolaknya, bisa gawat jika Andi tahu ia tinggal dirumah Aryan.

"Tidak, tidak usah. Aku minta tolong pesankan taksi online saja," tolak Diandra dan memilih memesan taksi online.

"Kau yakin?" tanya Andi ragu karena ia khawatir dengan keadaan Diandra.

"Iya," jawab Diandra singkat, ia sedang mencoba mengatur nafasnya.

Andi merogoh ponselnya, ia memesankan taksi online dan juga membayarnya dengan pay pal yang ia punya. Setelah menunggu 10 menit akhirnya taksi pesanan Andi datang.

"Andi, terima kasih sudah membantuku. Aku duluan ya," ucap Diandra dijawab anggukan kepala oleh Andi yang menatapnya sendu.

Bagiamana pun wanita itu pernah menjadi orang terpenting dalam hidupnya, tapi semua berubah dalam 1 hari, ia sedikit tidak percaya dengan apa yang Diandra tulis dan ucapkan soal suaminya. Perasaannya mengatakan jika Diandra menderita.

Butuh waktu 1 jam lebih karena macet, maklum saja ibu kota di jam pulang kantor akan sangat padat. Kartika sampai dan ingin membayar, sopir itu mengatakan jika tarifnya sudah dapat bayar dengan pay pal, namun karena tidak enak Diandra tetap memberikan uang sebagai tip pada sang sopir.

Diandra berlari masuk ke dalam rumah, ia langsung menuju dapur dan kembali muntah muntah disana, kepalanya yang pusing bertambah pusing saat mencium bau sabun pencuci piring.

"Astaga, ada apa denganku," gumam Diandra seraya mengambil gelas dan mengisinya dengan air untuk ia minum.

Tatapan Diandra tertuju pada kalender yang ada di dapur, kalender bergambar perusahaan Brawijaya itu tertempel di dinding tembok. Diandra mendekat membalik bulan lalu dan melihat tanggalannya.

"Aku, aku sudah terlambat 20 hari." Gumam Diandra melihat tanggalan dan ia telat datang bulan selama 20 hari.

Diandra menggeleng, pikirannya sudah kacau memikirkan kondisinya saat ini. Apa yang ia pikirkan semoga tidak benar adanya.

"Tidak, aku tidak mungkin hamil," ucap Diandra menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Tidak mungkin orang bisa hamil hanya karena 2 kali berhubungan kan? aku tidak hamil," ucap Diandra lagi ketakutan.

"Sedang apa kau?!" suara bariton itu membuat Diandra terkejut dan menjatuhkan gelas di tangannya.

"Astaga." Pekik Diandra segera memungut pecahan gelas itu.

"Kau ini bodoh? sampai memegang gelas pun tidak bisa ha?" teriak Aryan yang baru saja kembali setelah bertemu Bisma sekedar meminum kopi.

"Maaf, tadi aku hanya terkejut," jawab Diandra segera membuang pecahan gelas itu ke dalam tempat sampah.

Ketika mencium bau sabun cuci piring seketika rasa mual Diandra bangkit, ia tidak tahan mencium aroma nipis yang menguar. Sementara Aryan yang melihat itu lantas mendekat, ia menatap Diandra dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Ada apa denganmu? kau tidak meminum racun bukan?" tanya Aryan datar.

Diandra berbalik, ia terpekik ketika mencium aroma parfum Aryan membuat pikirannya tenang. Rasa mual yang menyerangnya seketika menghilang.

Diandra mendekat namun Aryan buru buru menjauh, ia enggan berdekatan dengan wanita itu. Ya memang mereka sudah berhubungan, tapi Aryan melakukan itu hanya semata untuk menghukum Diandra.

"Aryan, boleh aku memelukmu sebentar saja," ucap Diandra penuh harap.

"Kau gila!" seru Aryan kemudian buru buru pergi dari dapur untuk ke kamarnya.

INGETIN 1 EPS LAGI🤣

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

biarkan aryan yg ngidam thor..biar di rasa akibat perbuatannya

2024-04-27

0

Neng Niehan

Neng Niehan

kenapa bukan Aryan yg ngidam sih biar sedik agak balas dendam gitu

2022-06-29

1

Reva Novianti Pasaribu

Reva Novianti Pasaribu

semoga hamil Diandra membawa berkah
semoga bawaan bayinya selalu dekat sama ayah nya biar mereka mudah jatuh cinta 😂🤭

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!