Menantang?

Diandra merapihkan berkas yang ada di meja sebelum pulang, setalah rapih ia segera berlarian sebelum meriam Aryan meledak di wajahnya. Ketika sampai di lobby dilihat mobil Aryan sudah menunggu dirinya.

Menarik nafas sebentar, Diandra masuk dan duduk di sebelah Aryan yang terlihat cuek bebek. Sudah biasa bagi Diandra jika mendapat sikap seperti itu hingga ia biasa saja.

"Jalan Roy," ucap Aryan dan kemudian Roy mulai menjalankan mobilnya sesuai perintah Aryan.

Pria berkacamata itu tidak terlihat cupu tapi justru keren, setelan jas yang selalu berganti setiap hari sangat pas di tubuhnya yang begitu bagus tapi itu semua bukanlah tandingan Aryan. Jika Roy terlihat tampan maka Aryan jauh lebih tampan apalagi bentuk tubuhnya.

"Sudah gila," batin Diandra ketika mengingat tubuh Aryan malam itu.

"Apa yang kau pikirkan? mantanmu itu?" tanya Aryan pelan namun mengandung banyak ancaman di dalamnya.

"Aryan tadi tidak seperti yang kau pikirkan," ujar Diandra gugup.

"Memang apa yang aku pikirkan?" tanya Aryan balik melirik sebentar pada Diandra sebelum akhirnya matanya kembali fokus pada jalanan di depannya.

Diandra terdiam, ia tidak tahu apa isi pikiran Aryan. Tapi entah mengapa hatinya mengatakan jika Aryan cemburu melihat dirinya dan Andi seperti tadi.

"Ayolah Diandra, kau ini bodoh atau gimana. Tidak mungkin seorang Aryan akan cemburu," gerutu Diandra dalam benaknya.

Sesampainya di rumah, Diandra turun setelah Aryan turun. Pria itu berjalan duluan masuk ke dalam rumah, sementara Diandra membawakan tas dan jas Aryan yang dibuka.

"Ar...," belum sempat Diandra memanggil pria itu. Aryan sudah menyelanya duluan.

"Jika aku sampai melihatmu bersantai lagi seperti tadi, akan aku pastikan kau dan dia pergi dari perusahaan ku," potong Aryan dengan tatapan menohok.

"Aryan, aku tadi sudah menolaknya tapi dia tidak mau melepaskan ku," jelas Diandra agar pria itu tidak marah apalagi menghukumnya.

"Aku tidak butuh penjelasan darimu." Tekan Aryan kemudian pergi meninggalkan Diandra.

Diandra meletakkan tas dan Jas Aryan di sofa, ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan menyiapkan makan malam, entah mengapa perlakuan Andi padanya yang memaksa tadi justru mengurangi rasa ingin bersama Andi. Ia ilfeel pada sikap Andi, andai saja pria itu tahu bahwa Diandra adalah istri Aryan ia tidak akan berani bersikap seperti tadi.

"Kenapa sekarang aku jadi malas bertemu dengan Andi, tapi aku juga tidak mau bersama Aryan. Aghhh ada apa denganku!" teriak Diandra frustrasi.

Setalah selesai mandi, Diandra membuat makan malam untuk dirinya ketika sedang asik makan Aryan turun dengan kaos oblong hitam dan celana kolor yang sama dengan celananya.

"Aryan, kau mau makan?" tanya Diandra namun Aryan tidak menjawabnya.

Aryan duduk di sofa yang ada diruang tamu sambil menonton televisi, Diandra berinsiatif untuk membuatkan Aryan kopi.

"Aku membuatkan mu kopi," ucap Diandra meletakkan kopi di tangannya ke atas meja.

"Apa aku menyuruhmu?" tanya Aryan datar.

"Eummm tidak tapi aku berinisiatif untuk membuatkannya," jawab Diandra terbata.

"Jika aku tidak menyuruhmu maka jangan coba berbuat apapun." Tekan Aryan kemudian pergi membawa laptop yang ada di dalam tas kerjanya.

"Eh tapi," ucapan Diandra menghentikan langkah Aryan yang berbalik menatapnya.

"Aku ini istrimu bukan? sudah sewajibnya aku membuatkan mu kopi," lanjut Diandra mengundang tawa menyedihkan Aryan.

"Kapan aku pernah menganggap mu sebagai istri? kau ini hanya wanita pembawa sial yang aku tahan sampai dia meringis dan memohon untuk tidak membiarkan nya hidup lama," balas Aryan membuat jantung Diandra seakan berhenti berdetak.

"Jika kau tidak pernah menganggap ku sebagai istri, itu berarti aku boleh dekat dengan pria lain? termasuk Andi?" tanya Diandra menantang.

"Jadi kau masih menyimpan rasa pada mantan tunangan mu itu?" tanya Aryan tajam.

"Siapa yang tidak akan mencintai pria seperti Andi? tampan dan sangat lembut, setiap wanita pasti akan mendambakan hidup bersamanya tak terkecuali aku," jawab Diandra, ia ingin melihat apa tanggapan Aryan selanjutnya.

Prang.....

Hancur sudah laptop di tangan Aryan karena ia lempar sampai mengenai vas jutaan rupiah yang ada disana, Diandra menutup mata dan telinganya saking terkejut dengan perbuatan Aryan itu.

"Kau menantang ku Diandra," ucap Aryan kemudian mencekal rahang Diandra sampai si pemilik meringis.

"Kau akan menerima hukuman!" seru Aryan kemudian menyeret Diandra masuk ke dalam kamarnya, ia tidak lagi memikirkan bagaimana perasaan Diandra nantinya.

ingetin aku up 1 lagi okeyy 🤣🤣

BERSAMBUNG.........

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

aryan sdh ketagihan dgn rubuh diandra...jadi bikin alasan untuk menyiksa...tunggu balasan untuk mu ar/Angry/yan

2024-04-27

0

Neng Niehan

Neng Niehan

mau apa coba, mau duel ya wkwk

2022-06-29

0

itin

itin

hukuman yg menguntungkan aryan. qiqiqi
pertanyaannya kan kakinya diandra terkilir 🤭 kenapa terlihat seperti tak ada apa apa

2021-12-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!