Pagi pagi sekali Diandra terbangun, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, perih dibagian leher dan dada juga begitu terasa. Dengan langkah terseok-seok, Diandra memasuki kamar mandi, membanting pintu dan menguncinya.
Di dalam kamar mandi gadis itu menangis sambil memeluk lututnya di bawah shower, ia menggosok seluruh tubuhnya berusaha menghilangkan tanda di sekitar leher dan dadanya yang membuatnya malah menjadi semakin merah.
"Hiks hiks aaaaaa....." teriak Diandra frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri dengan keras.
"Kau jahat Aryan, benar-benar jahat!" teriak Diandra. Ia tidak peduli akan sampai kemana suara teriakannya.
Sementara Aryan yang mendengar suara teriakan tentu terkejut, ia beranjak dari tidurnya dan memposisikan tubuhnya duduk. Karena merasakan hawa dingin, ia lantas membuka matanya.
Binar matanya berubah menjadi tatapan tidak menyangka menatap dirinya yang polos tak terbungkus apapun. Ia menoleh ke sekitar dan sangat terkejut melihat bercak darah di ranjang.
"Apa, apa yang terjadi?" gumam Aryan bingung dan tidak mengingat apapun.
Aryan bergegas menggunakan pakaian, berniat keluar dari kamar ia baru sadar jika ada suara gemericik air di dalam kamar mandi. Pelan pelan ia mendekat dan mendengar sama samar suara tangis seorang wanita.
"Siapa di dalam?" tanya Aryan menggedor pintu kamar mandi nya.
"Pergi! pergi Aryan!! aku membencimu bahkan sangat membencimu!!!" teriak Diandra dengan lantang membuat Aryan langsung mengerti dengan situasi saat ini.
"Diandra keluar sekarang, kita bicara," teriak Aryan juga memerintahkan.
Namun bukannya membuka pintu, Aryan malah mendengar suara teriakan yang begitu keras dari dalam seperti orang kesakitan.
"Akhhhh," teriak Diandra di dalam kamar mandi.
Aryan yang takut jika Diandra berbuat nekat lantas mendobrak pintu terkunci itu, ketika terbuka terlihatlah Diandra yang terbaring di bathub dengan pergelangan tangan yang berdarah akibat tergores sesuatu.
"DIANDRA?!!!" panggil Aryan histeris melihat Diandra yang berniat mengakhiri hidupnya.
Aryan membopong tubuh Diandra, mengingat pergelangan tangan wanita itu dengan kain agar pendarahan yang keluar dari tangan Diandra bisa dihentikan.
Dengan cepat Aryan memakaikan pakaian kepada Diandra lalu tanpa menunggu lagi pria itu membawa Diandra ke rumah sakit. Dalam hati ia berdoa semoga saja wanita itu baik baik saja.
"Ya Tuhan, kenapa dia mengambil jalan seperti ini," ucap Aryan gusar sambil mengendarai mobilnya cepat menuju rumah sakit.
Butuh waktu cukup lama akibat jalanan yang ramai, tak hentinya Aryan mengumpat, ia sangat ketakutan jika terjadi sesuatu pada Diandra. Ia ingat semalam bagaimana dirinya mengambil kehormatan gadis itu secara paksa.
Memang pantas jika Diandra mengalami syok akibat perbuatannya, ia yakin jika Omanya tahu maka ia akan didiskualifikasi dari kandidat penerima warisan keluarga Brawijaya. Tapi itu bukanlah masalah, yang ia takutkan adalah nyawa Diandra saat ini.
Setelah menempuh waktu lama, akhirnya Aryan berhasil membawa Diandra ke rumah sakit. Di sana Aryan langsung merebahkan Diandra di bangsal.
"Dokter?!!!!" panggil Aryan berteriak.
"Tuan, ada apa ini? tenang," tanya dokter menghampiri Aryan.
"Periksa istriku, dia berusaha mengakhiri hidupnya," jawab Aryan tergesa-gesa.
"Baik, suster bawa dia," ucap dokter kemudian dua orang suster mendorong bangsal Diandra menuju ruang pemeriksaan.
***
Setalah 30 menit melakukan pemeriksaan, dokter akhirnya keluar kemudian menghampiri Aryan yang sedang memijat pelipisnya. Ia benar benar pusing, memang sangat keterlaluan dirinya melampiaskan semua nafsunya semalaman pada Diandra.
"Permisi tuan Aryan," ucap dokter membuat Aryan mendongak menatap dokter.
"Bagaimana keadaan istriku dok?" tanya Aryan mengakui jika Diandra adalah istrinya.
"Dia mengalami syok berat, dan luka di pergelangan tangan juga cukup dalam. Beruntung ia dibawa cepat kesini. Ke depannya tolong jangan buat dia mengalami kejadian yang serupa seperti saat ini," jelas dokter yang di dengarkan dengan cermat oleh Aryan.
"Baik dok, dan dok tolong rahasiakan semua ini dari awak media atau siapapun," pinta Aryan dan dokter itu mengangguk mengerti.
Aryan membuka pintu kamar rawat Diandra, dilihat saat ini wanita itu sudah sadarkan diri. Air mata yang jatuh dari pelupuk matanya menambah kesan menyedihkan atas semua kejadian yang ia alami. Memang ia tahu Aryan adalah suaminya, tapi semalam dirinya seakan seorang j*lang yang sedang melayani langganannya. Belum lagi umpatan Aryan yang begitu menusuk di hatinya.
"Kau hanya wanita murahan, kedudukan mu sama seperti Wanita bayaran di luaran sana. J*lang, jangan mimpi untuk menjadi istriku!!" Umpatan Aryan yang seketika membuat Diandra hancur.
"Diandra?" panggil Aryan ragu, ia takut wanita itu akan marah besar padanya.
"Mau apa kau kesini?" tanya Diandra dingin tanpa menatap pada Aryan.
"Bagaimana keadaan mu?" tanya Aryan basa basi.
"Kenapa? ada apa anda memperdulikan wanita bayaran ini? sejak kapan pembeli peduli pada wanita bayaran ini?" tanya Diandra memprovokasi.
"Apa maksudmu?" tanya Aryan tidak mengerti dengan ucapan Diandra.
Diandra melirik Aryan sinis, ia tersenyum meremehkan mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Aryan. Sungguh muak melihat wajah Aryan yang seakan tidak mengingat apapun.
GIMANE TUH???
BERSAMBUNG.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Heryta Herman
hhh....lanjut lah thor...ga tau mau komen apa lagi..ikut merasakan segala yg di rasakn diandra
2024-04-27
0
Neng Niehan
untung ini cuman novel, karna kalau ini dunia nyata pasti Diandra ini gadis paling oon seduni ehhh bukan gadis lagi mantan gadis ini si Dara
2022-06-29
1
itin
pria bringas tanpa ampun menciut karena kejadian semalam 🤭. menjadi lucu
2021-12-07
0