Dentuman musik yang begitu keras seakan ingin menembus gendang telinga, keramaian orang saling berjoget di lantai dansa, tak jarang juga orang orang duduk di dekat bartender hanya untuk sekedar menenggak minuman yang begitu memabukkan.
Di sudut ruangan itu, terlihat pria tampan dengan penampilan yang sudah acak acakan tengah duduk sambil meminum minuman keras nya. Di kanan dan kirinya terdapat wanita sewaan yang tanpa diminta sudah bergelayut manja di lengannya.
"Menyingkir kalian, saya muak melihatnya," usir Aryan, ia sama sekali tidak tergoda dengan wanita sewaan seperti itu. Dirinya berada di tempat terkutuk 'itu hanya untuk sekedar melepas rasa lelah dan beban pikirannya saat ini.
"Tuan, anda baik baik saja?" tanya wanita penggoda itu mencoba menggoda Aryan yang sudah teler. Bahkan wanita itu dengan berani memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Aryan yang tidak sedang ia minum.
"Minggir, saya tidak butuh wanita murahan seperti kalian!" usir Aryan sambil memijat pelipisnya yang pusing.
"Baiklah," wanita penggoda itu pergi namun tetap mengawasi mangsanya itu.
Aryan menenggak habis minuman dalam gelasnya, ia berpikir untuk pulang namun tiba tiba ia merasakan panas yang tidak biasa dari tubuhnya. Kepalanya terasa pusing, badannya panas seperti ada sesuatu yang ingin bangkit.
"Aghhhh jalaang sialan!!" umpat Aryan mengerti kondisinya saat ini ia alami.
"Tuan anda mau kemana?" jalaang yang tadi pun kembali mendekati Aryan namun Aryan malah menepis nya sampai wanita itu tersungkur.
"Saya tidak Sudi disentuh wanita murahan sepertimu!" bentak Aryan kemudian ia segera keluar dari tempat terkutuk itu.
Aryan merogoh kantong untuk mengambil ponselnya, dengan susah payah ia mencoba menghubungi Roy yang tanpa menunggu langsung membawanya.
"Roy, jemput aku di club biasa." Perintah Aryan kemudian langsung menutup teleponnya.
Aryan duduk di dalam mobil dengan keadaan yang semakin panas, ia butuh pelampiasan tapi ia tidak sudi di sentuh oleh wanita yang ada di dalam tempat terkutuk itu.
"Aghhhh aku bisa gila!!!!" teriak Aryan mengacak-acak rambutnya.
Tiba tiba kaca mobilnya di ketuk, ia segera berpindah ke kursi penumpang dan membiarkan asistennya itu membawa mobilnya. Dengan keadaan yang sudah teler seperti ini Aryan sama sekali tidak tahu kemana Roy membawanya.
"Roy, apa obat untuk menghilangkan pengaruh obat sialan ini?" tanya Aryan yang sudah begitu frustasi.
"Tuan, anda butuh pelampiasan. Obat itu sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kematian," jawab Roy, dalam hati ia berdoa semoga Aryan bisa mengerti maksudnya.
"Ahhh aku tidak mau disentuh wanita penggoda yang murahan itu." Balas Aryan berteriak membuat mobil itu terasa penuh dengan teriakannya.
Roy membawa Aryan pulang kerumahnya, kondisi rumah terlihat sudah gelap dan sangat sepi. Ditengah kesunyian itu hanya terdengar erangan parau Aryan yang kian menjadi. Sungguh Roy bingung harus bagaimana.
"Roy, pergilah. Aku bisa sendiri, terimaksih sudah mengantarku," pinta Aryan mengusir.
"Tapi tuan, apakah anda bisa?" tanya Roy ragu.
"Iya, sudah sana pergi!" seru Aryan kemudian Roy pergi meninggalkan rumah tuannya itu.
Aryan berjalan dengan lunglai sampai menabrak benda apapun, ketika menabrak sebuah vas bunga, suaranya begitu nyaring sampai ke setiap penjuru. Dirinya tidak peduli, ia tatap berjalan, mencoba masuk ke dalam kamarnya yang harus ia lalui dengan anak tangga lebih dulu.
Ketika menaiki anak tangga, tiba tiba lampu ruangan itu menyala. Ia bisa melihat tatapan terkejut dari gadis yang menjadi tawanan nya.
"Aryan, ada apa denganmu?" tanya Diandra yang bangun saat mendengar suara pecahan vas di ruang tamu itu.
"Bukan urusanmu." Balas Aryan menatap sayu pada Diandra.
Diandra tidak peduli, gadis itu mendekati Aryan untuk menolongnya namun Aryan malah menepis tangan Diandra. Diandra tidak menyerah ia terus mencoba membantu Aryan, dan saat itu juga bola matanya membulat sempurna menerima serangan bibir Aryan di bibirnya secara tiba tiba.
"mmhhhh," lenguh Diandra mencoba memberontak dari ciuman Aryan yang begitu kasar.
Kedua tangannya di kunci Aryan ke belakang dengan begitu ia tidak bisa memberontak. Aryan semakin memperdalam ciumannya, pria itu langsung membopong tubuh Diandra dan membawanya ke kamar.
"Lepaskan aku!!" teriak Diandra masih mencoba memberontak dalam gendongan Aryan.
Aryan tidak membalas, pria itu membanting tubuh Diandra ke ranjang kemudian langsung menindihnya. Bibir Diandra yang terus berteriak dibungkam oleh ciuman Aryan yang menggebu.
"Hiks Aryan jangan," lirih Diandra saat Aryan beralih menciumi lekuk lehernya.
"Diam!" Bentak Aryan yang sudah kehilangan akal sehatnya.
Tenaga Diandra rasanya sudah habis untuk sekedar bicara, ia pasrah dalam Kungkungan Aryan yang semakin menjadi, Aryan sudah melucuti pakaiannya sendiri. Ia juga melucuti pakaian Diandra yang hanya diam dengan suara isakan yang terdengar di tengah kenikmatan yang Aryan rasakan.
"Akhhh... sakit...," rintih Diandra saat Aryan berhasil merobek sesuatu di bawah sana.
Bagai orang tuli, Aryan sama sekali tidak peduli dengan ringisan dan rintihan Diandra yang terdengar begitu kesakitan. Pria itu hanya memikirkan dirinya sendiri yang butuh pelampiasan. Bukan hanya sekali tapi berkali kali ia menggauli istrinya yang sudah pingsan karena kehabisan tenaga.
"Ahhhh," desah panjang Aryan diikuti dengan tubuhnya yang mengguling disebelah Diandra.
ADUHHH ARYAN BIKIN AMARAH PEMBACA NAIK NIH😬😬
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Heryta Herman
dasar pria be**t..kau akan menerima balasanmu aryan...kau akan menangis airmata darah memohon ampun pada diandra..lihat saja.../Right Bah!//Panic/
2024-04-27
0
Neng Niehan
kampet" si Aryan kenapa ga ena" sama jalang di club aj sih
2022-06-29
2
Rico Rico
mapas sampe pingsan dibuat nya😔😔
2021-10-02
0