Pagi pagi sekali Diandra sudah rapi bersiap untuk pergi ke kantor Aryan. Memang ia awalnya malas saat tahu jika Andi sudah di pecat, tapi jika di pikirkan ia juga bosan jika terus dirumah menerima siksaan dari Aryan.
"Kau di pindah posisikan menjadi sekretaris ku, kebetulan sekretaris ku yang bekerja bersama Roy mengambil cuti selama 3 bulan setelah melahirkan," ucap Aryan seraya mengunyah roti yang ia buat sendiri.
"Aku tidak punya pengalaman disana, bagaimana nanti aku akan bekerja?" tanya Diandra karena memang ia bukanlah seorang administrasi ataupun akuntansi.
"Belajarlah, kau wanita pintar bukan," balas Aryan diakhiri senyuman aneh.
"Kenapa tiba tiba begini? aku tidak mau bekerja di kantormu," tolak Diandra kesal.
"24 juta 800 ribu, berikan uang itu sekarang padaku." Pinta Aryan membuat Diandra mengerucut sebal. Ia sangat apa yang Aryan maksud itu.
"Kau tidak mengatakan jika pekerjaan ini untuk posisi sekretaris, sejak awal kau katakan adalah marketing manager kenapa tiba tiba jadi sekretaris." Balas Diandra seraya melipat tangannya di dada.
"Kau yang salah tidak mau membacanya lebih dulu," cicit Aryan pelan seraya menyudahi sarapannya.
"Aku tunggu di depan, jika kau lama maka akan aku seret dari sini sampai ke kantor." Tekan Aryan kemudian keluar dari rumah duluan.
Diandra menyudahi sarapannya, ia menenggak air sedikit kemudian mengejar Aryan. Saat ingin masuk sebentar Diandra melihat penampilannya dulu di mobil. Kemeja putih lengan panjang dengan rok hitam span sepaha dan jangan lupakan rambut yang digerai dan wajah yang dipoles makeup tipis.
"Mau sampai kau berkaca? karena pada akhirnya tidak akan ada yang berubah?" tanya Aryan menurunkan kaca mobilnya.
Diandra menghela nafas panjang, ia segera masuk kemudian menutup pintu nya dengan keras sampai Aryan dan Roy terjingkat kaget karenanya.
"Copot saja sekalian pintunya," cibir Aryan memutar bola matanya malas.
Tidak ada pembicaraan apapun selama perjalanan, Aryan yang cuek dan Diandra yang malas berurusan dengan Aryan. Sementara Roy hanya menyetir sekalian menjadi penonton antara dua orang itu.
Setalah 45 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di kantor Brawijaya group. Kantor pusat yang memiliki puluhan lantai di dalamnya. Aryan berjalan duluan sementara Diandra dibelakangnya, dalam hati Diandra berucap beruntung karena sering menonton drama Korea.
"Hufttt untuk suka nonton what's wrong with secretary Kim, kan jadi tahu kalo sekretaris jalannya di belakang bos," batin Diandra menghela nafas.
Para mata karyawan seketika berubah menjadi mata orang cina, Thailand dan Korea. Semuanya berubah sipit ketika melihat bos mereka membawa seseorang yang tidak mereka kenal sebelumnya. Apalagi tidak ada jenis interview apapun untuk menggantikan sekretaris yang lama.
"Eh lihat deh, itu si bos bawa siapa ya?" tanya resepsionis berbisik.
"Calon sekretaris mungkin," jawab temennya tak kalah berbisik.
"Gak pantes banget. Ewww," cicit kedua pegawai itu meremehkan seorang Diandra Aneska.
Diandra tentu mendengar semua percakapan itu hanya saja ia tidak mau terburu-buru, perlahan-lahan namun pasti ia akan membalas semua ucapan para pegawai yang berani membicarakan dirinya padahal ia adalah istri dari bos mereka. Hanya belum dianggap saja.
"Roy, perkenalkan dia pada semua karyawan disini," perintah Aryan kemudian dirinya langsung masuk ke dalam lift sementara Diandra disuruh ikut oleh Roy.
"Nona, mohon ikut saya," ucap Roy mempersilahkan Diandra jalan lebih dulu ke tempat yang tadi sudah ia lewati. Ya dimana lagi jika bukan ground floor (GF).
"Selamat pagi semuanya," sapa Roy dengan begitu berwibawa. Astaga siapapun yang melihatnya pasti akan mendamba.
"Pagi," sahut karyawan yang ada disana maupun yang baru datang.
"Pagi ini kita kedatangan pekerja baru disini, dia yang menggantikan posisi Bu Ajeng sementara waktu," ucap Roy. "Nona, silahkan memperkenalkan diri," tutur Roy diangguki oleh Diandra.
"Selamat pagi, nama saya Diandra Aneska. Saya yang akan menggantikan posisi Bu Ajeng selama beliau cuti, semoga kita bisa menjadi partner kerja yang baik," ucap Diandra memperkenalkan diri.
"Diandra?" panggil seseorang dari belakang.
Diandra menoleh, ia terpaku melihat siapa sosok yang memanggilnya. Satu satunya pria yang mencintai dan menyayanginya dengan begitu dalam, pria yang mau membangun mimpi bersamanya, namun karena Aryan semua itu harus hancur hanya dalam satu hari.
"Andi," sahut Diandra pelan.
"Kalian semua boleh kembali bekerja dan nona, silahkan ikut dengan saya menuju ruangan anda," tutur Roy kemudian Diandra pergi tanpa mempedulikan pria yang sesungguhnya sangat ia rindukan.
Roy membawa Diandra ke lantai 15 dimana ruangan Aryan berada, selama di lift Diandra hanya diam memikirkan Andi. Tentu saja, Andi adalah cinta pertamanya bahkan pria itu yang paling peduli dan selalu ada untuknya ditengah kesendiriannya. Jauh sekali dengan Aryan yang sering menyiksa dirinya tanpa ampun, maka Andi akan memeluk dan menenangkan nya jika ada masalah.
"Nona, ini adalah meja kerja Anda," ucap Roy memperlihatkan satu set meja dengan kursi, di mejanya ada komputer, atk dan alat alat perlengkapan kantor lainya.
"Dan disana, adalah ruangan tuan Aryan," lanjut Roy menunjuk sebuah ruangan yang ada disebelah meja kerjanya.
"Baiklah, terima kasih." Balas Diandra kemudian duduk di mejanya.
KISAH KASIH DI MULAI DI KANTOR 😐
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Heryta Herman
pembalasan akan dtng melalui andi....lihat saja...
2024-04-27
0
Neng Niehan
Andi... maju Andi kamu harus deketin Dara para pembaca mau liat gimana reakasi Aryan si kampret
2022-06-29
1
naura
nggak tau kenapa aku setuju kalau diandra sama aryan.seru aja
2021-07-09
3