Aryan menatap Diandra yang sama sekali enggan melihat padanya, ia sendiri tak peduli. Sejak awal tujuan Aryan hanyalah untuk membuat wanita itu menderita bukan yang lain apalagi sampai membina rumah tangga yang sesungguhnya.
"Aku ingin bekerja." Ketus Diandra membuat Aryan langsung menatapnya penuh tanya.
"Apa? bisa kau ulangi?" tanya Aryan seraya mencoba menajamkan pendengarannya.
"Aku ingin bekerja, aku bosan terus dirumah!" jawab Diandra mulai kesal karena Aryan seperti mempermainkan nya.
"Tidak," tolak Aryan dingin.
"Kenapa? kau takut aku akan kabur?" tanya Diandra tersenyum meremehkan.
"Ya, tentu saja. Kau pasti akan kabur. Lalu bagaimana dengan siksaan mu jika kau kabur?" tanya Aryan balik, tatapannya matanya mendelik tajam pada wanita berkaos putih dengan logo channel itu.
"Kau tidak perlu khawatir, karena aku akan tetap tiada di tanganmu. Aku tidak akan kabur," jawab Diandra yakin, ia bahkan seakan pasrah jika Aryan nantinya akan melenyapkannya.
"Kenapa kau percaya diri sekali ingin di lenyapkan? padahal sudah aku katakan, kau tidak akan tiada dengan mudah," sahut Aryan dengan jari telunjuk yang menggantung di depan wajah Diandra.
"Kelak kau pasti akan melenyapkan ku Aryan," ucap Diandra pelan seraya berjalan mendekati Aryan.
"Ketika kau sudah mulai memiliki perasaan terhadap ku dan kau tidak bisa membunuh perasaan itu, maka saat itulah kau akan melenyapkan ku," lanjut Diandra kemudian segera pergi ke kamarnya, namun Aryan kembali berucap membuat langkahnya terhenti.
"Bahkan untuk menganggap mu ada saja tidak mungkin bagiku, apalagi memiliki perasaan, ini semua sungguh lelucon." Balas Aryan tertawa renyah.
"Aku akan bekerja di kantormu besok!" seru Diandra tanpa mau di bantah.
"Perusahaan ku hanya menerima orang orang berkualitas disana, sedangkan kau?" tanya Aryan menunjuk kepada sampai ujung kaki Diandra.
"Ku rasa kau tahu untuk apa aku mau bekerja di kantormu," cicit Diandra diakhiri senyuman miring kemudian pergi ke kamar nya.
***
Pagi pagi sekali Aryan terkejut melihat Diandra yang sudah rapi dengan tas selempang di bahu kirinya dan jangan lupa tangan kanannya yang memegang berkas.
"Kau mau kemana?" tanya Aryan menunjuk aneh pada Diandra.
"Ke rumah oma, aku akan meminta bantuannya agar aku bisa bekerja di perusahaan mu," jawab Diandra santai kemudian pergi namun Aryan dengan cepat menarik tangan nya.
"Sudah aku katakan, perusahaan ku tidak menerima orang rendahan sepertimu!" bentak Aryan dengan suara yang begitu lantang.
"Aku rendahan? tapi kau menikmati wanita rendahan ini, wanita rendahan ini lah yang menyelamatkanmu dari kematian karena obat perangsang itu. Jika kau lupa," balas Aryan pelan, sekuat tenaga ia menahan air matanya ketika merasakan sakit dengan perkataan yang Aryan lontarkan.
"Jika kau berani keluar dari rumah ini, akan ku pastikan kau akan menderita seharian tanpa istirahat sedikitpun." Ancam Aryan namun Diandra tidak peduli, ia tetap berjalan kearah keluar rumah.
Aryan segera mengejar Diandra kemudian menarik paksa wanita itu. Dengan penuh amarah Aryan mencium bibir Diandra dengan kasar, Diandra memberontak namun tidak berhasil melepaskan diri karena pegangan Aryan di pinggangnya sangat kuat.
Aryan melepas ciumannya saat dirasa nafas keduanya habis, dengan keras tamparan Diandra hadiahkan pada Aryan. Tak lupa jiga dengan makian nya.
"Dasar pria munafik, kau mengatakan aku wanita rendahan tapi kenapa kau mau hah? sudah aku katakan jangan pernah menyentuhku lagi!" teriak Diandra dengan air mata yang sudah banjir di pelupuk.
Aryan tidak membalas, pria itu menggendong Diandra menunjuk kamarnya, kakinya dengan kasar menendang pintu kamar itu lalu berjalan mendekati ranjang dan membanting tubuh Diandra disana.
Diandra merasa takut, ia takut Aryan akan mengulangi kejadian hari itu yang benar benar membuat dirinya kesakitan. Diandra mundur ketika Aryan naik ke ranjang dan mendekati wanita itu.
"Mau apa kau?" tanya Diandra mencoba berani namun suaranya tidak bisa dibohongi jika saat ini dia gugup.
"Mengulangi permainan waktu itu," jawab Aryan seperti berbisik.
"Aku tidak Sudi." Ucap Diandra menekan setiap kalimat yang ia lontarkan kepada Aryan.
"Kau boleh minta apa saja dariku," cicit Aryan tersenyum misterius.
Plakkk
"Kau pikir aku wanita murahan yang menjual tubuhku? dengar Aryan kau sudah kelewat batas, jika kau melakukannya maka angan-angan mu untuk menyiksaku tidak akan terjadi!" ancam Diandra sungguh sungguh.
"Apa aku terlihat peduli?" tanya Aryan diakhiri tawa yang memenuhi ruangan.
Diandra pelan tanpa di sadari oleh Aryan segera berlari keluar dari kamar, namun baru setengah badannya yang keluar tangan Aryan sudah mencengkram pergelangan tangannya duluan.
"Lepaskan aku Aryan, lepaskan," pinta Diandra lemah sebelum akhirnya pandangan wanita itu mulai kabur dan tak sadarkan diri dalam pelukan Aryan yang sigap menangkap nya.
"Diandra buka matamu! buka matamu Diandra!!" pinta Aryan sambil menepuk pipi Diandra namun wanita itu benar-benar tak sadarkan diri.
Aryan merebahkan Diandra di ranjang, kejadian tadi hanyalah bualan untuk mengancam Diandra dan tidak sungguh-sungguh, tapi sepertinya gadis itu kembali mengalami trauma seperti kata dokter. Aryan memukul kepalanya sendiri karena bodoh telah berbuat seperti itu pada Diandra.
"Kau bodoh Aryan, bagaimana bisa kau berbuat seperti itu padanya." Aryan merutuki kebodohannya sambil memukili kepalanya.
Sesaat terdiam, ia mengerutkan keningnya dan berpikir apa manfaatnya ia menyesal? bukankah ini memang yang ia mau? menyiksa wanita itu habis-habisan sampai dia sendiri enggan untuk hidup lebih lama di dunia ini.
LANJUT NANTI OKE, INGETIN AKU DI KOMENTAR 'THOR 1 EPS LAGI' GITU YA🤣🤣
BERSAMBUNG..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Heryta Herman
aryan si bodoh..sdh ku bilang...kau akan menyesalinya...doa orang teraniaya itu makbul...ingat itu aryan...
2024-04-27
0
Neng Niehan
ok Aryan mulai bodoh 😂😂😂😂😂😂😂😂
2022-06-29
1
~V~
Diandra kabur aja Thor dari rumah itu trus hamil trus kebenaran terungkap lalu si Aryan menyesal pasti seru
2022-01-24
0