Putri Amerilya menyadari sorot mata tajam yang Putri Haru arahkan padanya, ia tak mengerti mengapa adik perempuan dari ayahnya itu sangat cemburu pada dirinya. Semua orang yang ada di Istana Kerajaan Meztano tau bagaimana Putri Amerilya diperlakukan dengan tak adil oleh Raja Azvago dan kini setelah perjuangan sang putri tentu ia pantas mendapat apa yang seharusnya ia dapatkan.
"Apakah bibi haru sedang iri padaku saat ini." batin Putri Amerilya dengan rasa heran.
Suasana makan malam sangat hening hanya terdengar suara dentingan sendok saja, ini adalah sebuah tradisi yang sudah ada sejak generasi pertama Kerajaan Meztano. Semua anggota keluarga kerajaan harus berprilaku sopan saat ada di ruang makan.
Makan malam berlalu dengan cepat beberapa keluarga kerajaan kembali ke tempat dan kamar mereka masing masing begitupun dengan Putri Amerilya yang sedang berjalan sendirian menuju istana putri. Dalam perjalanannya itu Putri Amerilya merasa bahwa ada seseorang yang mengikutinya secara diam diam.
Saat berada di taman perbatasan antara taman bunga istana utama dengan istana putri ada sebuah anak panah yang melesat ke arah Putri Amerilya dengan cepat sang putri menunduk dan berpura pura membersihkan alas kakinya. Karna Putri Amerilya membungkukkan badannya panah itu meleset dan mengenai sebuah pohon yang tepat berada di belakang sang putri.
Pangeran Mixo yang saat itu ada di balkon istana utama melihat semua kejadian itu, dengan segera Pangeran Mixo berlari menghampiri adiknya, ia sangat khawatir jika ada serangan berikutnya yang menargetkan Putri Amerilya.
"Apa kau baik baik saja adikku?." tanya Pangeran Mixo dengan raut wajah khawatirnya. Siapa yang ingin mencelakai adik kesayangannya itu, jika ia menemukan pelakunya maka ia akan membalas berkali kali lipat.
"Memangnya apa yang sedang terjadi kakak?." tanya Putri Amerilya dengan wajah polosnya seolah olah tak mengetahui bahwa ia sedang diserang.
Pangeran Mixo melihat kearah Putri Amerilya dengan sebuah senyuman manis untuk adiknya yang cantik itu, Pangeran Mixo mencoba untuk lebih tenang agar adiknya tak khawatir.
"Bukan apa apa adikku sayang, mari kakak antar ke istanamu karna sangat berbahaya seekor ular bisa saja menyeragmu nanti." ucap Pangeran Mixo yang langsung menggendong Putri Amerilya dan berjalan menuju istana putri.
Sebelum pergi Pangeran Mixo sempat melambaikan kedua tangannya ia memberikan isyarat pada kedua orang pengawal setianya untuk mencari siapa pelaku dari penyerangan sang putri. Saat dalam perjalanan menuju Istana Putri tanpa sadar Putri Amerilya tertidur karena merasa sangat nyaman dalam gendongan Pangeran Mixo.
Akhirnya mereka berdua sampai di Istana Putri, saat Pangeran Mixo ingin menurunkan Putri Amerilya dari gendongannya ternyata sang putri sudah tertidur dengan lelap. Pangeran Mixo mengantar adiknya kekamar dan merebahkannya di atas kasur, sebelum meninggalkan kamar Putri Amerilya ia sempat mencium kening adiknya itu.
Diluar kamar sang putri sudah ada sepuluh pelayan setianya, mereka sangat panik karna Putri Amerilya tak segera kembali setelah jamuan makan malam selesai.
"Jaga Putri Amerilya dengan baik hari ini ada orang yang ingin menyerangnya saat perjalanan pulang." ucap Pangeran Mixo yang baru saja keluar dari kamar adiknya, ia memberi perintah pada sepuluh pelayan itu untuk memperketat penjagaan.
"Baik pangeran kami akan menjaga Putri Amerilya seperti kami menjaga nyawa kami sendiri." ucap kesepuluh pelayan itu dengan tegas mereka tak akan membiarkan putri yang mereka layani selama dua tahun itu terluka.
"Baiklah saya akan kembali." ucap Pangeran Mixo yang langsung keluar dari istana putri. Hal pertama yang harus ia lakukan adalah melaporkan kejadian ini pada ayahnya yaitu Yang Mulia Raja Azvago agar keamanan sang putri diperketat.
Sedangkan kesepuluh pelayan setia Putri Amerilya menyusun rencana untuk memperketat penjagaan istana putri, kesepuluh pelayan itu memiliki kemampuan sihir yang tak bisa diremehkan mereka memang sengaja masuk ke Istana Kerajaan Meztano dan mencalonkan diri menjadi pelayan sang putri.
"Kita harus bergantian saat menjaga putri, jangan sampai lengah karna Putri Amerilya adalah orang yang harus kita jaga walau nantinya kita harus meregang nyawa." ucap salah satu pelayan setia Putri Amerilya.
"Perjalanan sang putri masih sangat panjang." jawab pelayan lainnya.
Akhirnya kesepuluh pelayan itu membentuk dua kelompok yang berisikan lima orang, mereka akan bergilir saat menjaga sang putri. Sedangkan saat ini Pangeran Mixo sudah sampai di depan ruang kerja Raja Azvago, sang pangeran mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban. Seorang pelayan istana utama menghampiri Pangeran Mixo dan mengatakan bahwa Raja Azvago sudah kembali ke kamarnya.
Setelah mendapat informasi dari pelayan itu sang pangeran bergegas menuju kamar Raja Azvago. Jika ia dilarang menemui raja karna jam kerja Raja Azvago sudah habis dan ia ingin beristirahat maka Pangeran Mixo akan tetap menemuinya bukan sebagai pangeran namun putranya.
Benar saja saat akan mengetuk pintu kamar Raja Azvago ada beberapa prajurit yang melarangnya dan meminta Pangeran Mixo kembali ke istana Pangeran.
"Saat ini Yang Mulia Raja sedang beristirahat, silahkan datang lagi esok pagi Pangeran Mixo." ucap salah seorang prajurit yang menjaga pintu kamar sang raja.
"Saya datang sebagai putranya." ucap Pangeran Mixo yang mengeraskan suara. Ia sengaja melakukan hal itu agar ayahnya dapat mendengar bahwa ia ingin menemuinya.
Raja Azvago meminta para prajurit untuk membiarkan Pangeran Mixo masuk kedalam kamarnya, setelah mendapat izin dari sang ayah, Pangeran Mixopun masuk kedalam.
"Salam hormat saya pada ayahanda." ucap Pangeran Mixo yang tak melupakan tata krama saat bertemu dengan ayahnya.
"Ayah trima salammu, ada keperluan apa hingga kau datang menemui ayah?." tanya Raja Azvago yang penasaran mengapa putra sekaligus anak pertamanya itu bersikeras untuk menemuinya malam malam seperti ini.
"Putramu ini ingin memberitaukan bahwa hari ini ada seseorang yang berusaha melukai adik Amerilya menggunakan panah, untung saja saat itu adik membungkukkan badannya untuk membersihkan alas kaki jika tidak mungkin hal buruk sudah terjadi." ucap Pangeran Mixo yang memberitaukan tentang kejadian penyerangan itu.
Raja Azvago membelalakkan matanya sepertinya sang raja sangat marah saat mengetahui nyawa putri kecilnya itu terancam. Namun siapa yang sanggup menembus keamanan Kerajaan Meztano? mungkinkah pelaku penyerangan itu adalah anggota keluarga kerajaan.
"Kembalilah ke istana pangeran, ayah akan meminta para penyihir terbaik untuk melindungi sang putri." ucap Raja Azvago dengan tegas, Pangeran Mixo keluar dari kamar ayahnya sedangkan Raja Azvago mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian santai namun terkesan mewah.
"Jika benar yang melakukan hal ini adalah salah satu anggota kerajaan maka saya akan menghukumnya dengan berat." ucap Raja Azvago yang langsung keluar dari kamar ia meminta prajurit yang berjaga di depan kamarnya untuk memanggil para pemimpin kesatria dan meminta mereka pergi ke ruang rapat darurat.
Raja Azvago dan para kesatria sudah berkumpul di ruang rapat, tampak wajah para kesatria yang kebingungan karna baru kali ini ada rapat dadakan saat sudah hampir tengah malam.
"Salam hormat kami pada Raja Azvago." ucap para kesatria yang memberikan salam pada raja mereka.
"Saya sengaja mengumpulkan kalian di ruang rapat karna ada hal penting yang ingib saya bahas. Saya mendapatkan informasi dari salah satu putra saya bahwa saat pulang dari perjamuan makan malam tadi, Putri Amerilya diserang oleh seseorang. Yang perlu kalian lakukan adalah mencari si pelaku sampai ketemu." ucap Raja Azvago dengan nada bicara kesalnya, siapa yang dengan berani ingin membunuh putri kesayangannya itu. Jika benar orang itu adalah anggota keluarga kerajaan maka ia akan menghukumnya dengan berat.
"Saya akan mencari si pelaku, apapun yang terjadi saya akan menemukannya." ucap Richal ketua dari anggota kesatria White Rose.
Di Kerajaan Meztano ada tiga kelompok kesatria yang bertugas menjaga keamanan anggota keluarga kerajaan, diantara ketiga kelompok kesatria itu Putri Amerilya hanya dekat dengan para Kesatria White Rose.
"Wah mengapa Tuan Richal sangat bersemangat untuk menemukan pelaku? apakah anda mengenal baik sang putri?." ucap Black Nicko ketua dari kelompok Kesatria Black Night. Kesatria Black Night memang sangat jarang berada di kerajaan karna mereka bekerja seperti bayangan sehingga tak banyak orang yang menyadari keberadaan mereka.
"Biasanya anggota Kesatria White Rose tak terlalu perduli dengan anggota keluarga kerajaan lain selain Yang Mulia Raja Azvago." ucap Dominix Savalor dengan senyuman penuh arti karna baru kali ini ia melihat Richal sangat peduli dengan putri raja. Dominix Savalor adalah ketua dari kelompok kesatria Savalor, para kesatria ini lebih unggul dalam menggunakan kekuatan sihir daripada berpedang.
"Tentu karna Putri Amerilya adalah sosok gadis yang luar bisa. Saya izin undur diri terlebih dahulu Yang Mulia Raja Azvago, saya tak bisa membiarkan sang pelaku terlalu lama berada di area istana." ucap Richal yang menundukkan kepalanya di hadapan sang raja kemudian ia pergi dari ruang rapat.
Semua orang yang ada di sana memandang kepergian Richal dengan tatapan bingung termasuk Raja Azvago, ia tak menyangka bahwa putrinya telah berhasil menarik perhatian dari Ketua anggota Kesatria White Rose.
"Mari kita bantu kakek tua keras kepala itu." ucap Black Nico yang ikut keluar dari ruang rapat bersama Dominix Savalor.
Setelah para ketua kesatria pergi, Raja Azvago sempat terdiam sejenak. Entah mengapa terbersit sesuatu yang aneh di dalam fikirannya, sang raja sangat berharap agar Putri Amerilya memiliki jiwa pedang agar bisa menjadi penerusnya. Raja Azvago tak mempermasalahkan jika seorang perempuan yang akan menjadi penerus tahta selama ia mampu dan layak untuk hal itu.
Sedangkan saat ini Putri Amerilya terbangun dari tidurnya karna ia mendengar suara bising yang berasal dari luar. Mungkin saja orang orang sedang memperketat penjagaan setelah Paneran Mixo melaporkan apa yang baru saja Putri Amerilya alami.
"Sungguh merepotkan belum lama aku terbebas dari kutukan itu dan sekarang aku memiliki musuh." ucap Putri Amerilya yang masih dalam posisi berbaring, ia benar benar tak mengerti mengapa ada orang yang ingin mencelakainya. Karna tak mungkin balita berusia dua tahun melakukan kesalahan yang fatal atau sudah menyinggung seseorang.
Putri Amerilya melihat ke arah atap kamarnya, ia melihat air yang terus saja menetes dari atas sana. Cuaca malam itu memang sangat dingin, namun tak ada awan hitam yang akan menghasilkan hujan. Lalu dari mana tetesan air itu berasal?.
Saat sang putri tengah kebingungan tiba tiba saja air yang berceceran di lantai kamar tidurnya berubah menjadi sosok yang ia kenal. Ternyata tetesan air itu wujud kamuflase dari kekuatan sihir elemen air milik Putri Haru.
"Mengapa bibi Haru datang ke kamarku?." tanya Putri Amerilya dengan wajah polosnya, dengan begini ia bisa mengulur waktu hingga pertolongan datang.
"Mengapa kau masih bertahan? mengapa kau bisa terlepas dari kutukan itu?. Seharusnya kau sudah mati agar Raja Azvago hanya menyayangiku saja, dan aku satu satunya putri yang ada di sini." ucap Putri Haru dengan nada bicaranya yang terlihat marah. Ternyata kecemburuan Putri Haru membuatnya kehilangan akal.
Bukankah wajar jika Raja Azvago menyayangi Putri Amerilya, karnw mereka memiliki hubungan ayah dan anak. Lagipula selama ini semua orang mengharapkan seorang putri lahir di Kerajaan Meztano dan memiliki darah dari Raja Azvago.
"Bibi marah padaku?." tanya Putri Amerilya dengan wajah sedihnya. Melihat wajah seorang balita yang terlihat murung tak membuat niat jahat dari Putri Haru berkurang.
"Jangan kau kira aku akan berbelas kasihan padamu setelah kau merebut semuanya dariku." ucap Putri Haru yang mulai membentuk beberapa tombak yang terbentuk dari air.
Merasa nyawanya sedang terancam, dengan segera Putri Amerilya turun dari tempat tidur dan mengambil sebilah pedang kecil yang ia simpan di kolong tempat tidurnya. Putri Haru cukup terkejut saat melihat seorang anak berusia dua tahun dapat memegang pedang dengan benar.
"Sepertinya nasibmu memang tak baik keponakanku." ucap Putri Haru yang melempar tombak tombak air itu kr arah Putri Amerilya. Sang putri berusaha menangkis tombak air itu menggunakan pedangnya.
Beberapa tombak air dapat ia hindari dengan sedikit usaha, namun tiba tiba saja Putri Haru membuat tombak air lainnya dengan jumlah yang cukup banyak. Karna Putri Amerilya masih kecil, kekuatan dan energi yang ia miliki tak setara dengan milik Putri Haru.
Saat beberapa tombak hendak melukai Putri Amerilya, tiba tiba saja ada sebuah pedang dengan cahaya putih menyilaukan yang menghancurkan tombak tombak air itu.
"Ternyata kau yang berusaha membunuh Putri Amerilya." ucap Richal dengan nada tinggi, sepuluh pelayan Putri Amerilya yang sedang berjaga langsung masuk kedalam setelah mendengar teriakan yang familiar bagi mereka.
"Ada apa Kesatria Richal?." tanya salah seorang pelayan setia Putri Amerilya.
"Tangkap Putri Haru dan bawa ia ke aula utama. Beritaukan pada Raja Azvago bahwa Putri Harulah yang berusaha membunuh tuan putri kita." ucap Richal dengan ketus, ia menatap dengan tajam ke arah Putri Haru. Andai saja yang melakukan hal ini bukan anggota kerajaan, Richal pasti sudah membunuhnya ditempat.
"Baik kami akan membawa Putri Haru menghadap raja." ucap kesepuluh pelayan itu, mereka membawa Putri Haru dengan paksa karna sang putri terus memberontak.
"Karna gadis kecil rendahan sepertimu aku mengalami semua ini!." triak Putri Haru sebelum diseret keluar dari kamar Putri Amerilya.
Hai hai guys jangan lupa follow buat yang belum, vote ya guys, gift hadiah apapun, like like like, komen, rate, share juga ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
thor... once lg...di ceritaka 10 pelayanan jago sihir n di tugaskan mejaga sang putri...tp jalan ceritanya berbanding terbalik ... tdk bisa menjaga sang putri... jd tolong perbaiki ceritanya... jangan di ceritakan ke 10 pelayan adalah ahli sihir hebat....2 x kesalahn ttg ke 10 pelayanan putri...
2023-04-20
1
mrn_zmrn
itu Putri Haru jadi b***h kah karena iri. jelas jelas sedang panas² malah keluar taringnya🗿
2022-10-23
0
Ida Blado
ini kok ceritanya aneh ya,,, bocah 2 th di biarin krliaran sendiri di mlm hari,tnpa pengaawal tnpa pelayan pendamping,rasanya ngawur bgt yg bikin cerita.di mana2 yg namanya anggita kerajaan pasti ada pengawalnya,apa lagi bocah bayi,,, gk ayahnya gk ibunya se bodo amat,,, aneh nih author
2022-10-15
1