Pangeran Mixo sangat ingin membawa Putri Amerilya ke istana pangeran agar ia bisa memeluknya saat tertidur, namun ia tau bahwa ayahnya yaitu Raja Azvago tak terlalu menyukai putri kecilnya itu.
"Ah sangat disayangkan aku tak bisa membawamu ke istana pangeran." ucap Pangeran Mixo yang tak rela untuk meninggalkan adik perempuannya. Jika ia terlalu lama ada di sana maka pelayannya akan khawatir dan melaporkan hal itu pada sang raja.
"Maaf karna aku tak bisa menemanimu terlalu lama sebaiknya kau kembali ke kamar dan tidur." ucap Pangeran Mixo yang mengantar Putri Amerilya di depan pintu kamarnya setelah itu Pangeran Mixo membaca sebuah mantra sihir tiba tiba tubuhnya berubah menjadi air dan menghilang.
"Hebat cekali." ucap Putri Amerilya yang baru pertama kali melihat ilmu sihir yang ada di dunia itu.
Karna tak ingin membuat masalah akhirnya Putri Amerilnya masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tanpa disadari hari sudah berganti menjadi pagi, Pangeran Zingo sedang sibuk membeli alat alat untuk melukis yang dipesan oleh keponakan kesayangannya itu. Kali ini Pangeran Zingo membawa kedua putra putri kembarnya yaitu nona muda Xiana dan tuan muda Arzo. Semalam saat tidur bersama dengan kedua anak kembarnya Pangeran Zingo menceritakan tentang kelucuan dan cantiknya Putri Amerilya sehingga mereka berdua ingin bertemu dengannya.
"Baiklah Xiana, menurutmu kuas warna apa yang cocok dengan adik sepupumu itu?." tanya Pangeran Zingo pada anak pertamanya yaitu Xiana.
"Warna silver sangat cocok untuk putri Amerilya." ucap Xiana yang menyarankan pada sang ayah untuk membeli sebuah kuas berwarna silver. Pangeran Zingo setuju dengan pilihan anak perempuannya itu.
Setelah selesai membeli berbagai alat untuk melukis Pangeran Zingo dan kedua anak kembarnya itu pergi menuju istana Kerajaan Matahari. Saat datang Pangeran Zingo langsung pergi menuju istana putri tanpa meminta izin pada Raja Azvago.
"Ayah apakah adik sepupu kita benar benar luar biasa seperti yang ayah ceritakan?." tanya tuan muda Arzo yang sedikit tak percaya dengan apa yang diceritakan oleh ayahnya itu.
Saat sampai di istana putri mereka bertemu dengan seorang bayi wanita kecil yang sedang berdiri di sebuah pintu masuk istana putri.
"Paman pangelan." ucap Putri Amerilya yang langsung berlati dengan kaki kecilnya ke arah Pangeran Zingo, bayi perempuan itu sengaja menunggu pamannya untuk mengantar alat alat melukisnya. Pangeran Zingo hanya tersenyum senang saat keponakannya itu sangat antusias menunggu kedatangannya.
Perhatian Putri Amerilya teralihkan pada seorang bocah laki laki dan juga bocah perempuan yang ada di belakang Pangeran Zingo.
"Kalian ciapa?." ucap Putri Amerilya yang penasaran dengan mereka berdua.
"Mereka adalah kedua anak kembar pamanmu ini." ucap Pangeran Zingo yang kemudian memperkenalkan anak kembatnya itu.
"Wah dia semanis yang ayah katakan." ucap Xiana yang sudah tersadar dalam lamunanya karna terpesona dengan kelucuan Putri Amerilya. Xiana berjalan mendekat ke arah Putri Amerilya dan kemudian memeluknya dengan erat.
"Kakak sepupumu ini akan menjagamu dengan baik." ucap Xiana yang begitu senang bertemu dengan bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, imut, dan juga pintar.
"Hey menjaganya adalah tugasku sebagai kakak sepupu, aku adalah laki laki sedangkan kau perempuan." ucap Arzo yang tak mau kalah dengan saudara kembarnya.
"Ngan beltengkal." ucap Putri Amerilya yang berusaha untuk memisahkan kedua saudara kembar itu.
Xiana dan Arzo saling bertatapan satu sama lain, mereka berhenti bertengkar kemudian menatap Putri Amerilya dengan tatapan senang. Kedua saudara kembar itu mengajak Putri Amerilya untuk bermain sedangkan Pangeran Zingo hanya mengawasi mereka bertiga bermain dengan membawa alat alat melukis yang dipesan oleh keponakannya.
"Hah mereka terlihat sangat akur seharusnya aku membawa putra terakhirku kesini." ucap Pangeran Zingo yang menatap mereka bertiga bermain.
Pangeran Zingo memiliki tiga anak, satu anak perempuan dan dua anak laki laki. Anak pertama dan keduanya adalah saudara kembar, sedangkan anak ketiganya memiliki sikap yang sangat dingin jauh berbeda dari ayah, ibu, dan kedua saudaranya yang lain.
Tak terasa hari sudah mulai siang, Pangeran Zingo memberikan alat lukisnya pada Putri Amerilya kemudian berpamitan pada putri kecil itu ia harus kembali ke istananya sendiri karna ia memiliki banyak pekerjaan yang masih menumpuk.
"Keponakanku yang manis kami pulang dulu ya." ucap Pangeran Zingo yang mencium pipi keponakannya.
"Kami akan bermain lagi denganmu di lain hari." ucap kedua anak kembar itu pada Putri Amerilya.
"Celamat tinggal." ucap Putri Amerilya yang memeluk alat alat lukisnya setelah semua orang pergi Putri Amerilya masuk kedalam istana putri dan menggunci diri di dalam kamarnya.
"Athu akan meyukis nenek Sinya." ucap Putri Amerilya yang terlihat sangat antusias dengan ulang tahun ibu suri.
Putri Amerilya mengeluarkan semua alat alat untuk melukis kemudian meletakkan sebuah kanvas di meja dan menyandarkannya di dinding. Ameriya mulai mengingat ingat kembali bagaimana wajah dari ibu suri, setelah bisa mengingatnya dengan jelas Putri Amerilyapun mulai melukis.
Seorang bayi yang masih berumur satu tahun namun sudah memiliki kemampuan untuk melukis bukankah itu adalah sesuatu yang luar biasa hebat, entah bagaimana hasilnya nanti namun Putri Amerilya sangat percaya diri.
Saat ini Raja Azvago dan seluruh anggota Kerajaan Matahari tengah sibuk mendekor dan mencari hadiah yang cocok untuk ibu suri Sinya, ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk membuat ibu suri Sinya terkesan pada mereka.
"Hadiah apa yang harus kuberikan pada ibu, ibu sudah sangat bosan dengan hadiah perhiasan ataupun barang barang mewah, tahun lalu saya memberikannya hadiah sebuah pulau namun ibu menolaknya." ucap Raja Azvago yang tengah kebingungan. Ibunya itu memang berbeda dengan wanita wanita yang lain.
Hari berlalu dengan sangat cepat hari ini adalah hari ulang tahun Ibu Suri Sinya yang ke lima puluh delapan tahun. Ia sangat mengharapkan ada seseorang yang memberinya hadiah yang dapat membuatnya terkesan. Semua orang tengah sibuk mendandani diri mereka setampan dan secantik mungkin.
Karna mendapat undangan dari istana utama tentu saja Putri Amerilya akan datang kesana, mungkin ini pertama kalinya semua anggota Kerajaan Matahari melihat sosok Putri Amerilya yang cantik dan menggemaskan.
"Bagaimana ini tuan putri kita tak memiliki hadiah untuk diberikan pada ibu suri." ucap salah seorang pelayan istana putri yang merasa panik karna ia tak menyangka bahwa Putri Amerilya akan mendapatkan undangan, karna mereka fikir Raja Azvago sangat membenci tuan putri sehingga akan melarang ibundanya untuk mengundang bayi itu. Setelah Putri Amerilya lahir sang ibu sangat jarang menjenguknya entah apa yang sebenarnya terjadi.
"Apakah putri akan datang kesana?." ucap seorang pelayan yang menanyai Putri Amerilya apakah sang putri ingin pergi kesana ataukah tidak.
"Caya akan datang kecana, ibu curi adalah nenek caya." ucap Putri Amerilya yang bersikeras untuk datang ke ulang tahun sang nenek, akhirnya para pelayan hanya bisa pasrah dan mendandani Putri Amerilya seperti yang ia inginkan. Sebuah gaun berwarna biru cerah dengan hiasan rambut berbentuk awan kecil.
"Baiklah putri bisa memilih siapa yang ingin mengantar putri kesana." ucap beberapa pelayan yang sangat khawatir jika setelah sampai di sana Putri Amerilya akan mendapat penghinaan dari anggota kerajaan yang lain.
"Caya akan macuk cendili tolong bawakan hadiah yang caya ciapkan." ucap Putri Amerilya yang menunjuk sesuatu berbentuk kotak yang sudah dibungkus dengan kain.
"Ini hadiah yang putri persiapkan apakah kami boleh melihatnya?." tanya beberapa pelayan yang ingin memastikan apakah hadiah yang disiapkan oleh Putri Amerilya layak untuk diberikan pada Ibu Suri Sinya ataukah tidak.
Putri Amerilya menggelengkan kepalanya dengan keras ia tak ingin hadiahnya di lihat oleh siapaun kecuali Ibu Suri Sinya.
"Bawakan caja ngan banyak bicala." ucap Putri Amerilya yang merasa kesal pada para pelayannya. Akhirnya seorang pelayan wanita membawakan hadiah yang sudah disiapkan oleh Putri Amerilya untuk Ibu Suri Sinya.
Sedangkan saat ini aula utama istana Kerajaan Matahari sudah sangat ramai dipenuhi oleh keluarga kerajaan dan para tamu undangan. Terlihat Ibu Suri Sinya sedang menerima hadiah dari banyak orang namun tak ada hadiah yang bisa membuat hatinya merasa bahagia. Saat melihat kesana kemari ada seorang tamu yang belum datang yaitu Putri Amerilya.
"Dimana cucuku?." ucap Ibu Suri Sinya yang sedang mencari Putri Amerilya, namun semua orang salah mengartikan apa yang dikatakan oleh ibu suri.
"Bukankah semua cucumu sudah ada di sini." ucap Raja Azvago yang merasa bahwa semua tamu undangan telah datang.
"Tidak, putri kecilmu belum datang." ucap Ibu Suri Sinya yang terlihat sedih karna cucu tercintanya tak bisa datang.
"Dia tak akan pernag datang, bagaimana caranya berjalan kesini sedangkan tak diperbolehkan pelayan dari istana putri untuk masuk ke dalam aula utama." jawab dari Raja Azvago yang sepertinya memang tak peduli dengan putrinya itu.
"Acara ini tak akan dimulai sebelum Putri Amerilya datang." ucap Ibu Suri Sinya yang sama keras kepalanya dengan sang anak pertama.
Raja Azvago hampir saja membentak ibundanya, untung saja ia ingat dan berusaha meredam amarahnya. Tiba tiba ada sebuah benda berbentuk kotak yang ditutupi kain biru berjalan entah apa yang terjadi namun benda itu terus mendekat ke arah Ibu Suri Sinya.
Saat Ibu Suri Sinya ingin mengangkat benda berbentuk kotak itu tiba tiba ada suara lucu yang membuatnya begitu senang.
"Ceyamat ulang tahun ibu suli, ini hadiah yang caya buat agal ibu culi tak cedih agi." ucap Putri Amerilya yang memberikan kotak itu pada Ibu Suri Sinya.
Semua orang terkejut dengan kedatangan Putri Amerilya, bagaimana bisa seorang bayi berusia satu tahun berjalan dengan begitu lancar dan bisa berbicara dan menguasai koasa kata sebanyak itu.
"Siapa bayi perempuan itu?." ucap Tuan Rigel Elister merupakan kepala keluarga Duke Elister.
"Lihatlah rambut putihnya sangat mirip dengan mendiang raja terdahulu." ucap Nyonya Ruela merupakan anggota keluarga Duke Lion.
"Siapa yang mengundangmu kesini!." ucap Raja Azvago yang sepertinya tak senang dengan kehadiran Putri Amerilya.
"Saya yang mengundangnya karna Putri Amerilya adalah cucu saya juga." ucap Ibu Suri Sinya yang tak ingin kalah berdebat dengan putranya sendiri untuk kali ini.
"Ia akan mati satu tahun lagi, mengapa ibunda memperkenalkannya pada anggota kerajaan yang lain." ucap Raja Azvago dengan raut wajah marahnya.
"Putri Amerilya adalah putri kandungmu, bagaimana kau bisa mengatakan hal itu pada seorang anak berusia satu tahun." ucap Ibu Suri Sinya yang tak ingin mendengar apapun dari Raja Azvago.
"Cukup ibu, kau tak perlu membelanya lagi." ucap Raja Azvago yang belum pernah melihat dengan jelas bagaimana wajah putri cantiknya.
Para tamu undangan dan anggota kerajaan yang lain merasa kasihan pada Putri Amerilya namun tak ada yang bisa mereka lalukan.
"Hentikan !!!." triak Putri Amerilya dengan lantang, tentu saja semua yang ada di sana merasa terkejut terutama Raja Azvago karna baru kali ini ada yang berani menentang perkataanya.
Putri Amerilya membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Raja Azvago. Mata tajam sang putri bahkan lebih menakutkan dari milik sang raja.
"Kau berani membantahku?." ucap Raja Azvago yang hampir saja memukul Putri Amerilya namun ia menahannya karna putrinya yang masih berusia satu tahun. Baru kali ini ada yang berani melawannya seperti itu.
"Merilya tidak calah, Merilya tidak takut." ucap Putri Amerilya yang mengatakan bahawa ia tak takut dengan Raja Azvago.
"Saya adalah ayahmu, sebuah kejahatan jika kau menentang ayahmu sendiri." ucap Raja Azvago yang dengan santainya menyebut dirinya dengan sebutan ayah.
Dengan cepat Putri Amerilya menggelengkan kepalanya yang menandakan ia tak setuju dengan apa yang Raja Azvago katakan.
Hai hai semua aku update lagi novel yang ini, jangan lupa follow yang belum follow, like like like, komen buat ninggalin jejak, vote juga ya, rate bintang lima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Nur Aliya Hikmah
haaihh.. gimana anak satu tahun membawa kotak..😅😅 hadeeh.. lucunyaaa..kek kotak yang punya kaki.. yang ngebawa gak keliatan
2022-10-23
0
jeruk_asem
gemes
2022-07-30
1
🥰Ani🥰
keren
2022-07-16
3