Ulang Tahun Ibu Suri

Pangeran Mixo sangat ingin membawa Putri Amerilya ke istana pangeran agar ia bisa memeluknya saat tertidur, namun ia tau bahwa ayahnya yaitu Raja Azvago tak terlalu menyukai putri kecilnya itu.

"Ah sangat disayangkan aku tak bisa membawamu ke istana pangeran." ucap Pangeran Mixo yang tak rela untuk meninggalkan adik perempuannya. Jika ia terlalu lama ada di sana maka pelayannya akan khawatir dan melaporkan hal itu pada sang raja.

"Maaf karna aku tak bisa menemanimu terlalu lama sebaiknya kau kembali ke kamar dan tidur." ucap Pangeran Mixo yang mengantar Putri Amerilya di depan pintu kamarnya setelah itu Pangeran Mixo membaca sebuah mantra sihir tiba tiba tubuhnya berubah menjadi air dan menghilang.

"Hebat cekali." ucap Putri Amerilya yang baru pertama kali melihat ilmu sihir yang ada di dunia itu.

Karna tak ingin membuat masalah akhirnya Putri Amerilnya masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tanpa disadari hari sudah berganti menjadi pagi, Pangeran Zingo sedang sibuk membeli alat alat untuk melukis yang dipesan oleh keponakan kesayangannya itu. Kali ini Pangeran Zingo membawa kedua putra putri kembarnya yaitu nona muda Xiana dan tuan muda Arzo. Semalam saat tidur bersama dengan kedua anak kembarnya Pangeran Zingo menceritakan tentang kelucuan dan cantiknya Putri Amerilya sehingga mereka berdua ingin bertemu dengannya.

"Baiklah Xiana, menurutmu kuas warna apa yang cocok dengan adik sepupumu itu?." tanya Pangeran Zingo pada anak pertamanya yaitu Xiana.

"Warna silver sangat cocok untuk putri Amerilya." ucap Xiana yang menyarankan pada sang ayah untuk membeli sebuah kuas berwarna silver. Pangeran Zingo setuju dengan pilihan anak perempuannya itu.

Setelah selesai membeli berbagai alat untuk melukis Pangeran Zingo dan kedua anak kembarnya itu pergi menuju istana Kerajaan Matahari. Saat datang Pangeran Zingo langsung pergi menuju istana putri tanpa meminta izin pada Raja Azvago.

"Ayah apakah adik sepupu kita benar benar luar biasa seperti yang ayah ceritakan?." tanya tuan muda Arzo yang sedikit tak percaya dengan apa yang diceritakan oleh ayahnya itu.

Saat sampai di istana putri mereka bertemu dengan seorang bayi wanita kecil yang sedang berdiri di sebuah pintu masuk istana putri.

"Paman pangelan." ucap Putri Amerilya yang langsung berlati dengan kaki kecilnya ke arah Pangeran Zingo, bayi perempuan itu sengaja menunggu pamannya untuk mengantar alat alat melukisnya. Pangeran Zingo hanya tersenyum senang saat keponakannya itu sangat antusias menunggu kedatangannya.

Perhatian Putri Amerilya teralihkan pada seorang bocah laki laki dan juga bocah perempuan yang ada di belakang Pangeran Zingo.

"Kalian ciapa?." ucap Putri Amerilya yang penasaran dengan mereka berdua.

"Mereka adalah kedua anak kembar pamanmu ini." ucap Pangeran Zingo yang kemudian memperkenalkan anak kembatnya itu.

"Wah dia semanis yang ayah katakan." ucap Xiana yang sudah tersadar dalam lamunanya karna terpesona dengan kelucuan Putri Amerilya. Xiana berjalan mendekat ke arah Putri Amerilya dan kemudian memeluknya dengan erat.

"Kakak sepupumu ini akan menjagamu dengan baik." ucap Xiana yang begitu senang bertemu dengan bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, imut, dan juga pintar.

"Hey menjaganya adalah tugasku sebagai kakak sepupu, aku adalah laki laki sedangkan kau perempuan." ucap Arzo yang tak mau kalah dengan saudara kembarnya.

"Ngan beltengkal." ucap Putri Amerilya yang berusaha untuk memisahkan kedua saudara kembar itu.

Xiana dan Arzo saling bertatapan satu sama lain, mereka berhenti bertengkar kemudian menatap Putri Amerilya dengan tatapan senang. Kedua saudara kembar itu mengajak Putri Amerilya untuk bermain sedangkan Pangeran Zingo hanya mengawasi mereka bertiga bermain dengan membawa alat alat melukis yang dipesan oleh keponakannya.

"Hah mereka terlihat sangat akur seharusnya aku membawa putra terakhirku kesini." ucap Pangeran Zingo yang menatap mereka bertiga bermain.

Pangeran Zingo memiliki tiga anak, satu anak perempuan dan dua anak laki laki. Anak pertama dan keduanya adalah saudara kembar, sedangkan anak ketiganya memiliki sikap yang sangat dingin jauh berbeda dari ayah, ibu, dan kedua saudaranya yang lain.

Tak terasa hari sudah mulai siang, Pangeran Zingo memberikan alat lukisnya pada Putri Amerilya kemudian berpamitan pada putri kecil itu ia harus kembali ke istananya sendiri karna ia memiliki banyak pekerjaan yang masih menumpuk.

"Keponakanku yang manis kami pulang dulu ya." ucap Pangeran Zingo yang mencium pipi keponakannya.

"Kami akan bermain lagi denganmu di lain hari." ucap kedua anak kembar itu pada Putri Amerilya.

"Celamat tinggal." ucap Putri Amerilya yang memeluk alat alat lukisnya setelah semua orang pergi Putri Amerilya masuk kedalam istana putri dan menggunci diri di dalam kamarnya.

"Athu akan meyukis nenek Sinya." ucap Putri Amerilya yang terlihat sangat antusias dengan ulang tahun ibu suri.

Putri Amerilya mengeluarkan semua alat alat untuk melukis kemudian meletakkan sebuah kanvas di meja dan menyandarkannya di dinding. Ameriya mulai mengingat ingat kembali bagaimana wajah dari ibu suri, setelah bisa mengingatnya dengan jelas Putri Amerilyapun mulai melukis.

Seorang bayi yang masih berumur satu tahun namun sudah memiliki kemampuan untuk melukis bukankah itu adalah sesuatu yang luar biasa hebat, entah bagaimana hasilnya nanti namun Putri Amerilya sangat percaya diri.

Saat ini Raja Azvago dan seluruh anggota Kerajaan Matahari tengah sibuk mendekor dan mencari hadiah yang cocok untuk ibu suri Sinya, ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk membuat ibu suri Sinya terkesan pada mereka.

"Hadiah apa yang harus kuberikan pada ibu, ibu sudah sangat bosan dengan hadiah perhiasan ataupun barang barang mewah, tahun lalu saya memberikannya hadiah sebuah pulau namun ibu menolaknya." ucap Raja Azvago yang tengah kebingungan. Ibunya itu memang berbeda dengan wanita wanita yang lain.

Hari berlalu dengan sangat cepat hari ini adalah hari ulang tahun Ibu Suri Sinya yang ke lima puluh delapan tahun. Ia sangat mengharapkan ada seseorang yang memberinya hadiah yang dapat membuatnya terkesan. Semua orang tengah sibuk mendandani diri mereka setampan dan secantik mungkin.

Karna mendapat undangan dari istana utama tentu saja Putri Amerilya akan datang kesana, mungkin ini pertama kalinya semua anggota Kerajaan Matahari melihat sosok Putri Amerilya yang cantik dan menggemaskan.

"Bagaimana ini tuan putri kita tak memiliki hadiah untuk diberikan pada ibu suri." ucap salah seorang pelayan istana putri yang merasa panik karna ia tak menyangka bahwa Putri Amerilya akan mendapatkan undangan, karna mereka fikir Raja Azvago sangat membenci tuan putri sehingga akan melarang ibundanya untuk mengundang bayi itu. Setelah Putri Amerilya lahir sang ibu sangat jarang menjenguknya entah apa yang sebenarnya terjadi.

"Apakah putri akan datang kesana?." ucap seorang pelayan yang menanyai Putri Amerilya apakah sang putri ingin pergi kesana ataukah tidak.

"Caya akan datang kecana, ibu curi adalah nenek caya." ucap Putri Amerilya yang bersikeras untuk datang ke ulang tahun sang nenek, akhirnya para pelayan hanya bisa pasrah dan mendandani Putri Amerilya seperti yang ia inginkan. Sebuah gaun berwarna biru cerah dengan hiasan rambut berbentuk awan kecil.

"Baiklah putri bisa memilih siapa yang ingin mengantar putri kesana." ucap beberapa pelayan yang sangat khawatir jika setelah sampai di sana Putri Amerilya akan mendapat penghinaan dari anggota kerajaan yang lain.

"Caya akan macuk cendili tolong bawakan hadiah yang caya ciapkan." ucap Putri Amerilya yang menunjuk sesuatu berbentuk kotak yang sudah dibungkus dengan kain.

"Ini hadiah yang putri persiapkan apakah kami boleh melihatnya?." tanya beberapa pelayan yang ingin memastikan apakah hadiah yang disiapkan oleh Putri Amerilya layak untuk diberikan pada Ibu Suri Sinya ataukah tidak.

Putri Amerilya menggelengkan kepalanya dengan keras ia tak ingin hadiahnya di lihat oleh siapaun kecuali Ibu Suri Sinya.

"Bawakan caja ngan banyak bicala." ucap Putri Amerilya yang merasa kesal pada para pelayannya. Akhirnya seorang pelayan wanita membawakan hadiah yang sudah disiapkan oleh Putri Amerilya untuk Ibu Suri Sinya.

Sedangkan saat ini aula utama istana Kerajaan Matahari sudah sangat ramai dipenuhi oleh keluarga kerajaan dan para tamu undangan. Terlihat Ibu Suri Sinya sedang menerima hadiah dari banyak orang namun tak ada hadiah yang bisa membuat hatinya merasa bahagia. Saat melihat kesana kemari ada seorang tamu yang belum datang yaitu Putri Amerilya.

"Dimana cucuku?." ucap Ibu Suri Sinya yang sedang mencari Putri Amerilya, namun semua orang salah mengartikan apa yang dikatakan oleh ibu suri.

"Bukankah semua cucumu sudah ada di sini." ucap Raja Azvago yang merasa bahwa semua tamu undangan telah datang.

"Tidak, putri kecilmu belum datang." ucap Ibu Suri Sinya yang terlihat sedih karna cucu tercintanya tak bisa datang.

"Dia tak akan pernag datang, bagaimana caranya berjalan kesini sedangkan tak diperbolehkan pelayan dari istana putri untuk masuk ke dalam aula utama." jawab dari Raja Azvago yang sepertinya memang tak peduli dengan putrinya itu.

"Acara ini tak akan dimulai sebelum Putri Amerilya datang." ucap Ibu Suri Sinya yang sama keras kepalanya dengan sang anak pertama.

Raja Azvago hampir saja membentak ibundanya, untung saja ia ingat dan berusaha meredam amarahnya. Tiba tiba ada sebuah benda berbentuk kotak yang ditutupi kain biru berjalan entah apa yang terjadi namun benda itu terus mendekat ke arah Ibu Suri Sinya.

Saat Ibu Suri Sinya ingin mengangkat benda berbentuk kotak itu tiba tiba ada suara lucu yang membuatnya begitu senang.

"Ceyamat ulang tahun ibu suli, ini hadiah yang caya buat agal ibu culi tak cedih agi." ucap Putri Amerilya yang memberikan kotak itu pada Ibu Suri Sinya.

Semua orang terkejut dengan kedatangan Putri Amerilya, bagaimana bisa seorang bayi berusia satu tahun berjalan dengan begitu lancar dan bisa berbicara dan menguasai koasa kata sebanyak itu.

"Siapa bayi perempuan itu?." ucap Tuan Rigel Elister merupakan kepala keluarga Duke Elister.

"Lihatlah rambut putihnya sangat mirip dengan mendiang raja terdahulu." ucap Nyonya Ruela merupakan anggota keluarga Duke Lion.

"Siapa yang mengundangmu kesini!." ucap Raja Azvago yang sepertinya tak senang dengan kehadiran Putri Amerilya.

"Saya yang mengundangnya karna Putri Amerilya adalah cucu saya juga." ucap Ibu Suri Sinya yang tak ingin kalah berdebat dengan putranya sendiri untuk kali ini.

"Ia akan mati satu tahun lagi, mengapa ibunda memperkenalkannya pada anggota kerajaan yang lain." ucap Raja Azvago dengan raut wajah marahnya.

"Putri Amerilya adalah putri kandungmu, bagaimana kau bisa mengatakan hal itu pada seorang anak berusia satu tahun." ucap Ibu Suri Sinya yang tak ingin mendengar apapun dari Raja Azvago.

"Cukup ibu, kau tak perlu membelanya lagi." ucap Raja Azvago yang belum pernah melihat dengan jelas bagaimana wajah putri cantiknya.

Para tamu undangan dan anggota kerajaan yang lain merasa kasihan pada Putri Amerilya namun tak ada yang bisa mereka lalukan.

"Hentikan !!!." triak Putri Amerilya dengan lantang, tentu saja semua yang ada di sana merasa terkejut terutama Raja Azvago karna baru kali ini ada yang berani menentang perkataanya.

Putri Amerilya membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Raja Azvago. Mata tajam sang putri bahkan lebih menakutkan dari milik sang raja.

"Kau berani membantahku?." ucap Raja Azvago yang hampir saja memukul Putri Amerilya namun ia menahannya karna putrinya yang masih berusia satu tahun. Baru kali ini ada yang berani melawannya seperti itu.

"Merilya tidak calah, Merilya tidak takut." ucap Putri Amerilya yang mengatakan bahawa ia tak takut dengan Raja Azvago.

"Saya adalah ayahmu, sebuah kejahatan jika kau menentang ayahmu sendiri." ucap Raja Azvago yang dengan santainya menyebut dirinya dengan sebutan ayah.

Dengan cepat Putri Amerilya menggelengkan kepalanya yang menandakan ia tak setuju dengan apa yang Raja Azvago katakan.

Hai hai semua aku update lagi novel yang ini, jangan lupa follow yang belum follow, like like like, komen buat ninggalin jejak, vote juga ya, rate bintang lima.

Terpopuler

Comments

Nur Aliya Hikmah

Nur Aliya Hikmah

haaihh.. gimana anak satu tahun membawa kotak..😅😅 hadeeh.. lucunyaaa..kek kotak yang punya kaki.. yang ngebawa gak keliatan

2022-10-23

0

jeruk_asem

jeruk_asem

gemes

2022-07-30

1

🥰Ani🥰

🥰Ani🥰

keren

2022-07-16

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Putri Berumur Satu Tahun
3 Paman Pertama
4 Ulang Tahun Ibu Suri
5 Kesatria White Rose
6 Waktunya Tiba
7 Pesta perayaan
8 Fakta Sang Putri
9 Makan Malam Bersama
10 Pelakunya
11 Tertindih
12 Buah Ceri
13 Baron Seven Salnver
14 Membunuh Secara Diam Diam
15 Para Imigran
16 Jawablah !!!
17 Mengintrogasi Para Imigran
18 Bandit Hutan
19 Pertarungan Masih Berlangsung
20 Mengirim Surat
21 Membunuh Putri Amerilya
22 Surat dari Putri Amerilya
23 Rahasia Duke Zidan Marques
24 Meracuni
25 Pedang Red Moon
26 Mencemaskan Keadaan Putri Amerilya
27 Kuda Hitam
28 Mencurigai
29 Kapan Ulang Tahun Putri Amerilya?
30 Kesatria Dominix
31 Penyerangan Markas
32 Kemarahan Ibu Suri Sinya
33 Permintaan Kesatria Rossen Savalor
34 Paman Lin
35 Informasi Arges Marques
36 Sidang Kerajaan Esok Pagi
37 Di Ruang Makan
38 Jalannya Persidangan
39 Kemarahan Putri Amerilya
40 Sidang Selesai
41 Tiga Kesatria Savalor
42 Raja Azvago?
43 Tamu Tuan Putri Amerilya
44 Pelajaran untuk Kesatria Savalor
45 Kemampuan Sang Putri
46 Penyerangan
47 Pertarungan Dengan Prajurit Kediaman Duke Marques
48 Akhir Keluarga Duke Marques
49 Untung Saja
50 Kecurigaan Sang Putri
51 Siapa Saja Yang Terlibat?
52 Misi Membersihkan Para Pemberontak (01)
53 Saatnya Pesta
54 Misi Membersihkan Para Pemberontak (02)
55 Misi Membersihkan Para Pemberontak (03)
56 Makan Kue
57 Beristirahat Sebentar
58 Berusaha Untuk Kabur
59 Tertangkap Basah
60 Siapa Pemilik Sihir Alam?
61 Kesempatan
62 Keinginan Ciela Marques
63 Saran Dari Putri Amerilya
64 Undangan Pesta Ulang Tahun Putri Amerilya
65 Ingin Tinggal Di Istana Putri
66 Terpisah Dari Kedua Pangeran
67 Putri Amerilya Bisa Melakukannya
68 Ini Baru Hukum Ringan
69 Bakpao Isi Daging
70 Keluar Ruangan
71 Akhirnya Selesai Juga
72 Ketahuan
73 Sekutu Lain?
74 Sesuatu Yang Tak Beres
75 Membuat Rencana
76 Bantuan Dari Kesatria White Rose
77 Ulah Putri Lena
78 Kepanikan Kesatria Richal
79 Perasaan Yang Tertolak
80 Ratu Jeylena Berulah
81 Ratu Zivaya Menganuk
82 Pertarungan Malam Nanti
83 Rencana Ratu Jeylena
84 Suasana Di Ruang Makan
85 Pertandingan Dimulai
86 Melakukan Pergerakan
87 Keberhasilan Rencana Putri Amerilya
88 Ruang Interogasi
89 Kenyataan Yang Pahit
90 Mencari Lilian
91 Menemui Ratu Zivaya
92 Ada Apa Ini?
93 Mengalihkan Perhatian
94 Tidak Menghadiri Makan Siang
95 Pesta Ulang Tahun Dimulai
96 Kejadian Lucu Saat Pesta
97 Kekacauan
98 Pertarungan Sengit
99 Kondisi Telinga Putri Amerilya
100 Berakhir
101 Pesta Selesai
102 Menjenguk Putri Amerilya
103 Putri Haru
104 Apa Yang Terjadi? (01)
105 Amerilya Tidak Suka!
106 Tingkah Aneh Sang Putri
107 Melihat Bayangan Hitam
108 Apa Yang Terjadi (02)
109 Mencari Mayat Putri Haru
110 Kakak!!
111 Sebuah Titik Terang
112 Kemarahan Pangeran Lunxi
113 Bantuan Datang
114 Jangan Dengarkan Putri Lena
115 Pemakaman Telah Selesai
116 Membaca Buku
117 Putri Amerilya Baik Baik Saja
118 Masuk Ke Tubuh Yang Mulia Raja Azvago
119 Raja Ruzel Yang Malang
120 Siapa Yang Akan Menemani Amerilya Malam Ini?
121 Rencana Busuk
122 Menjalankan Rencana Diam Diam
123 Hancurnya Marques Jordy Montiqu
124 Kemana Perginya Kedua Pangeran Itu?
125 Hilang?
126 Siapa Korbannya?
127 Bukan Kedua Pangeran
128 Salah Sasaran
129 Saya Ingin Beristirahat
130 Tindakan Lebih Lanjut
131 Keanehan Yang Terjadi
132 Semua Terasa Membingungkan
133 Bertindak Tegas
134 Tidak Baik
135 Balasan
136 Keanehan Tubuh Putri Amerilya
137 Bertahanlah Tuan Putri
138 Menyiksa Kedua Pangeran
139 Peperangan
140 Bagaimana Keadaan Saat Ini?
141 Kepulangan Kedua Pangeran
142 Waktu Cepat Berlalu
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal Kisah
2
Putri Berumur Satu Tahun
3
Paman Pertama
4
Ulang Tahun Ibu Suri
5
Kesatria White Rose
6
Waktunya Tiba
7
Pesta perayaan
8
Fakta Sang Putri
9
Makan Malam Bersama
10
Pelakunya
11
Tertindih
12
Buah Ceri
13
Baron Seven Salnver
14
Membunuh Secara Diam Diam
15
Para Imigran
16
Jawablah !!!
17
Mengintrogasi Para Imigran
18
Bandit Hutan
19
Pertarungan Masih Berlangsung
20
Mengirim Surat
21
Membunuh Putri Amerilya
22
Surat dari Putri Amerilya
23
Rahasia Duke Zidan Marques
24
Meracuni
25
Pedang Red Moon
26
Mencemaskan Keadaan Putri Amerilya
27
Kuda Hitam
28
Mencurigai
29
Kapan Ulang Tahun Putri Amerilya?
30
Kesatria Dominix
31
Penyerangan Markas
32
Kemarahan Ibu Suri Sinya
33
Permintaan Kesatria Rossen Savalor
34
Paman Lin
35
Informasi Arges Marques
36
Sidang Kerajaan Esok Pagi
37
Di Ruang Makan
38
Jalannya Persidangan
39
Kemarahan Putri Amerilya
40
Sidang Selesai
41
Tiga Kesatria Savalor
42
Raja Azvago?
43
Tamu Tuan Putri Amerilya
44
Pelajaran untuk Kesatria Savalor
45
Kemampuan Sang Putri
46
Penyerangan
47
Pertarungan Dengan Prajurit Kediaman Duke Marques
48
Akhir Keluarga Duke Marques
49
Untung Saja
50
Kecurigaan Sang Putri
51
Siapa Saja Yang Terlibat?
52
Misi Membersihkan Para Pemberontak (01)
53
Saatnya Pesta
54
Misi Membersihkan Para Pemberontak (02)
55
Misi Membersihkan Para Pemberontak (03)
56
Makan Kue
57
Beristirahat Sebentar
58
Berusaha Untuk Kabur
59
Tertangkap Basah
60
Siapa Pemilik Sihir Alam?
61
Kesempatan
62
Keinginan Ciela Marques
63
Saran Dari Putri Amerilya
64
Undangan Pesta Ulang Tahun Putri Amerilya
65
Ingin Tinggal Di Istana Putri
66
Terpisah Dari Kedua Pangeran
67
Putri Amerilya Bisa Melakukannya
68
Ini Baru Hukum Ringan
69
Bakpao Isi Daging
70
Keluar Ruangan
71
Akhirnya Selesai Juga
72
Ketahuan
73
Sekutu Lain?
74
Sesuatu Yang Tak Beres
75
Membuat Rencana
76
Bantuan Dari Kesatria White Rose
77
Ulah Putri Lena
78
Kepanikan Kesatria Richal
79
Perasaan Yang Tertolak
80
Ratu Jeylena Berulah
81
Ratu Zivaya Menganuk
82
Pertarungan Malam Nanti
83
Rencana Ratu Jeylena
84
Suasana Di Ruang Makan
85
Pertandingan Dimulai
86
Melakukan Pergerakan
87
Keberhasilan Rencana Putri Amerilya
88
Ruang Interogasi
89
Kenyataan Yang Pahit
90
Mencari Lilian
91
Menemui Ratu Zivaya
92
Ada Apa Ini?
93
Mengalihkan Perhatian
94
Tidak Menghadiri Makan Siang
95
Pesta Ulang Tahun Dimulai
96
Kejadian Lucu Saat Pesta
97
Kekacauan
98
Pertarungan Sengit
99
Kondisi Telinga Putri Amerilya
100
Berakhir
101
Pesta Selesai
102
Menjenguk Putri Amerilya
103
Putri Haru
104
Apa Yang Terjadi? (01)
105
Amerilya Tidak Suka!
106
Tingkah Aneh Sang Putri
107
Melihat Bayangan Hitam
108
Apa Yang Terjadi (02)
109
Mencari Mayat Putri Haru
110
Kakak!!
111
Sebuah Titik Terang
112
Kemarahan Pangeran Lunxi
113
Bantuan Datang
114
Jangan Dengarkan Putri Lena
115
Pemakaman Telah Selesai
116
Membaca Buku
117
Putri Amerilya Baik Baik Saja
118
Masuk Ke Tubuh Yang Mulia Raja Azvago
119
Raja Ruzel Yang Malang
120
Siapa Yang Akan Menemani Amerilya Malam Ini?
121
Rencana Busuk
122
Menjalankan Rencana Diam Diam
123
Hancurnya Marques Jordy Montiqu
124
Kemana Perginya Kedua Pangeran Itu?
125
Hilang?
126
Siapa Korbannya?
127
Bukan Kedua Pangeran
128
Salah Sasaran
129
Saya Ingin Beristirahat
130
Tindakan Lebih Lanjut
131
Keanehan Yang Terjadi
132
Semua Terasa Membingungkan
133
Bertindak Tegas
134
Tidak Baik
135
Balasan
136
Keanehan Tubuh Putri Amerilya
137
Bertahanlah Tuan Putri
138
Menyiksa Kedua Pangeran
139
Peperangan
140
Bagaimana Keadaan Saat Ini?
141
Kepulangan Kedua Pangeran
142
Waktu Cepat Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!