Para bandit hutan kini mengepung Kesatria Black Night dan juga para prajurit yang sedang melindungi Putri Amerilya, mereka akan mendapatkan sang putri untuk kemakmuran hidup mereka. Para Kesatria Black Night berusaha sebaik mungkin agar bandit bandit hutan itu tak dapat menyentuh putri kecil mereka, Putri Amerilya tau kesatria terlatih dari Kerajaan Meztano memiliki kemampuan yang sangat baik namun kali ini mereka benar benar kalah jumlah dengan para bandit itu.
"Hutan ini cukup jauh dengan wilayah Istana Kerajaan Meztano, apa yang harus aku lakukan?." ucap Putri Amerilya berusaha berfikir dengan keras agar mereka mendapatkan bantuan dari pemimpin wilayah terdekat.
"Tenanglah tuan Putri kami akan melindungi anda dengan taruhan nyawa kami sendiri." ucap Para Ksatria Black Night, ini semua terjadi karna kecerobohan mereka yang tak menyadari keberadaan para bandit hutan.
"Hutan ini paling dekat dengan wilayah kekuasaan milik siapa?." tanya Putri Amerilya para seorang prajurit yang sedang berdiri di sampingnya sembari memegang sebuah pedang dengan erat.
"Hutan ini masih dalam wilayah kekuasaan Tuan Duke Marques." ucap sang prajurit.
Putri Amerilya melihat ke kanan dan ke kiri ia sedang mencari celah agar bisa kembali masuk ke dalam kereta kuda, sang putri ingat bahwa di dalam kereta kuda itu terdapat sebuah kembang api dengan kekuatan sihir yang bisa dihidupkan kapanpun saat ia dan rombongannya dalam bahaya. Cukup lama Putri Amerilya mengawasi situasi di sekitarnya namun pertarungan antara Kesatria Black Night dan para bandit hutan sangatlah sengit sehingga tak ada celah untuk ia kabur.
"Tolong panggilkan Pangeran Luxe kesini." ucap Putri Amerilya pada seorang prajurit yang ada di depannya.
Dengan segera prajurit itu berlari menghampiri Pangeran Luxe yang sedangkan bertaring dengan salah seorang bandit, sang prajurit menggantikan posisi Pangeran Luxe dan meminta sang pangeran untuk menghampiri Putri Amerilya. Tanpa bertanya apa apa lagi, Pangeran Luxe langsung berlari menghampiri adik perempuannya itu.
"Ada apa adikku sayang? situasi saat ini belum aman jadi kita belum bisa pulang ke istana kerajaan." ucap Pangeran Luxe dengan senyum tampannya, sepertinya sang pangeran mengira bahwa Putri Amerilya ingin segera pulang ke istana karna merindukan ayah dan ibu mereka.
"Antar aku kedalam kereta kuda." ucap Putri Amerilya dengan tatapan memohon, ia tak akan memberi tau alasan di balik permintaanya itu.
"Apa kau mengantuk adikku?." tanya Pangeran Luxe lagi, ia tak tega melihat adiknya menahan kantuk saat pertarungan sedang terjadi.
Dengan polosnya Putri Amerilya menganggukkan kepala agar keinginannya dipenuhi oleh sang kakak, akhirnya Pangeran Luxe menggendong Putri Amerilya dan berlari ke arah kereta kuda mereka. Beberapa bandit yang melihat hal itu ingin menyusul Pangeran Luxe dan Putri Amerilya namun dihalangi oleh para prajurit. Setelah perjuangan yang cukup melelahkan, Pangeran Luxe berhasil mengantar sang adik kedalam kereta kuda dengan selamat. Pangeran Luxe meminta pada Putri Amerilya agar tidur dengan tenang di dalam kereta kuda karna ia dan yang lain akan menjaga keamanan sang putri, dengan segera Putri Amerilya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Pangeran Luxe keluar dari kereta kuda dan berjaga di pintu masuk agar tak ada lagi bandit hutan yang menculik adik perempuannya itu.
Setelah berhasil sampai di dalam kereta kuda itu, dengan segera Putri Amerilya mencari dimana kembang api itu diletakkan. Setelah menemukan apa yang ia cari cari, Putri Amerilya dengan segera membuka jendela kereta kudanya dan menyalakan kembang api tanda bahaya itu.
"Sial siapa yang menyalakan kembang api dengan tanda bahaya itu." ucap ketua bandit setelah melihat kilauan kembang api berwarna hitam yang membentuk lambang Keluarga Kerajaan Meztano.
"Putri kecil itu menjadi penghalang besar untuk kita." ucap salah seorang anggota bandit hutan yang tak menyukai keberadaan sang putri.
Di sisi lain Duke Zidan Marques mendapat kabar dari beberapa penjaga perbatasan wilayahnya yang tiba tiba berlarian masuk ke dalam kediaman duke, para penjaga perbatasan itu mengatakan bahwa mereka melihat letusan kembang api berwarna hitam yang membentuk lambang Keluarga Kerajaan Meztano.
"Kapan kalian melihatnya?." tanya Duke Zidan Marques dengan cemas, ia tak tau jika ada beberapa anggota keluarga kerajaan yang sedang melintas di sekitar wilayah kekuasaannya.
"Kami melihat beberapa menit yang lalu." ucap seorang penjaga wilayah perbatasan.
"Kira kira dimana titik lokasi kembang api itu dinyalakan?." tanya Duke Zidan Marques lagi, ia akan mengirim beberapa prajurit dan kesatria untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.
"Kemungkinan besar kembang api itu dinyalakan di wilayah hutan yang ada di dekat perbatasan." jawab seorang penjaga wilayah perbatasan lagi.
Seketika rasa panik Duke Zidan Marques bertambah besar, akhir akhir ini ia mendengar kabat bahwa hutan di dekat wilayah perbatasannya dikuasai oleh sekelompok bandit dengan jumlah yang sangat besar. Jika ada anggota Keluarga Kerajaan Meztano yang melintas di jalur itu pasti mereka sekarang sedang berhadapan dengan bandit hutan.
"Panggi ketiga tuan muda dan juga kesatria terbaik yang kita miliki, jangan sampai ada korban dari pihak keluarga kerajaan." ucap Duke Zidan Marques dengan sigap, karna penyerangan ini terjadi di dekat wilayah kekuasaannya jadi dialah yang harus bertanggung jawab atas keselamatan keluarga kerajaan.
Di sisi lain banyak prajurit Kerajaan Meztano yang tumbang karna tak mampu menyaingi stamina milik para bandit itu, untunglah Kesatria Black Night masih bertahan karna mereka terbiasa dengan latihan fisik yang cukup keras. Wajar jika para bandit itu memiliki kemampuan di atas rata rata para prajurit kerjaan, mereka sudah merasakan kerasnya kehidupan dan melakukan banyak cara untuk bertahan hidup. Tentu para bandit hutan itu sudah memperhitungkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika mereka menyerang rombongan Kerajaan Meztano yang sedang melintas, hanya ada satu hal aja yang tak pernah mereka perkirakan sebelumnya. Hal itu mengenai Putri dari Kerajaan Meztano yang memiliki kecerdasan di atas rata rata, sehingga sang putri memiliki pemikiran untuk meminta bantuan dengan menyalakan kembang api.
"Bagaimana kondisi Putri Amerilya dan kedua pangeran?." ucap Kesatria Black Nicko pada rekannya yang lain. Yang Mulia Raja Azvago sudah mempercayakan keselamatan kedua putra dan putrinya pada mereka, karna hal itu kedua pangeran dan Putri Amerilya tak boleh mengalami luka yang serius.
"Saat ini tuan putri berada di dalam kereta kuda, sepertinya ia kelelahan. Sedangkan kedua pangeran sedang menjaga adik mereka di luar kereta kuda." ucap Kesatria Black Arsal yang memantau situasi saat ini.
"Berapa lama lagi kalian bisa bertahan?." tanya Kesatria Black Nicko yang ingin memastikan batasan dari semua rekan rekannya itu. Melawan para bandit hutan yang sudah memiliki banyak pengalaman bukanlah hal yang mudah, mereka harus bertahan hingga bandit bandit itu mundur.
"Kami semua masih dalam kondisi prima, ketua tenang saja. Kami tak akan mengecewakan Yang Mulia Raja Azvago." ucap para Kesatria Black Night secara bersamaan, mereka saling mendukung satu sama lain.
Para bandit masih terus memberikan perlawanan, ada beberapa anggota bandit yang tumbang karna mendapat luka yang cukup parah. Para Kesatria Black Night yang memiliki kemampuan menggunakan sihir berusaha semaksimal mungkin untuk menyimpan mana mereka, Kesatria Black Night curiga jika para bandit hutan ini belum mengeluarkan seluruh anggota yang mereka miliki.
"Ini buruk jika bantuan itu tak segera datang." ucap Putri Amerilya yang merasa cemas, andai saja ia sedikit lebih tinggi maka tak akan sulit untuk membantu yang lain melawan para bandit.
"Seharusnya aku memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir penyembuh, paling tidak aku akan sedikit membantu." ucap Putri Amerilya dengan raut wajah sedih, sejak dulu ia hanya bisa mengayunkan pedangnya saja.
Saat Putri Amerilya sedang larut salam pemikirannya sendiri, tiba tiba sang putri merasakan gejolak aneh di dalam tubuhnya seperti ada sesuatu yang tumbuh di dalam meridian anak perempuan itu. Putri Amerilya memejamkan matanya dan berusaha untuk fokus, ia berharap bisa melihat apa yang sedang tumbuh di dalam dirinya itu.
Seketika Putri Amerilya masuk kedalam alam spiritualnya, di sana sang putri melihat sebuah pohon dengan daun yang sangat lebat memancarkan cahaya berwarna hijau cerah.
"Apakah ini akar sihir? mengapa berbentuk sebuah pohon?." ucap Putri Amerilya yang sedang kebingungan.
Putri Amerilya mengitari pohon itu beberapa kali berharap ia bisa mengembalikan kesadarannya lagi, sang putri hanya takut kondisi di luar sana semakin memburuk. Setelah beberapa saat akhirnya Putri Amerilya tersadar dengan cahaya berwarna hijau yang keluar dari tubuhnya, cahaya itu sangat terang hingga terlihat oleh semua orang yang berada di luar kereta kuda.
Pangeran Mixo, dan Pangeran Luxe merasa cemas saat melihat cahaya itu. Akhirnya kedua pangeran masuk ke dalam kereta kuda untuk melihat apa yang sedang terjadi, mereka tambah terkejut karna sang adik telah membangkitkan sihir penyembuh.
"Kau sudah bangkit adikku." ucap Pangeran Mixo dengan raut wajah senang, hal yang sangat wajar jika anak perempuan memiliki kemampuan sihir paling rendah yaitu sihir penyembuh.
"Aku bangkit?." tanya Putri Amerilya yang tak mengerti apapun mengenai kebangkitan kekuatan sihir.
Tanpa Putri Amerilya sadari cahaya hijau yang keluar dari tubuhnya memulihkan luka semua prajurit yang sudah terdampar tak berdaya, begitupun dengan para Kesatria Black Night mereka merasa bahwa tenaga mereka sudah terisi kembali.
"Apa apaan cahaya hijau yang menyilaukan itu." teriak beberapa anggota bandit yang tak bisa melihat dimana posisi musuh mereka. Karna hal itulah Kesatria Black Night lebih mudah menumbangkan para bandit hutan, apapun yang baru saja terjadi mereka sangat berterimakasih pada hal itu.
Di saat kemenangan hampir di raih oleh rombongan Kerajaan Meztano, tiba tiba ada bala bantuan dari pihak bandit hutan dalam jumlah yang lumayan banyak. Apa yang dikhawatirkan oleh Kesatria Black Nicko akhirnya menjadi kenyataan, pertarungan ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
"Ambil alih poisi teman teman kalian, kita harus membawa buruan kita ke markas." ucap seorang pria dengan tubuh tinggi kekar dan rambut panjang, sepertinya pria itu ketua dari kelompok bandit gelombang kedua.
"Baik ketua." triak para anggota bandit dengan penuh semangat.
Putri Amerilya mendengar semua itu, perasaanya semakin tak karuan. Ia ingin keluar dari kereta kuda dan membantu pasukannya untuk menghadapi musuh, di sisi lain ia takut bila hanya menjadi beban bagi yang lain.
"Aku harap pasukan Duke Marques segera datang." ucap Putri Amerilya sambil melihat ke arah langit yang mulai gelap, pertarungan ini berjalan sangat lama dari siang hingga malam yang akan segera tiba.
"Adik tetaplah di dalam, kami akan membantu yang lain." ucap Pangeran Mixo yang harus turun lagi dalam pertarungan karna kondisi pasukan mereka yang mulai melemah.
"Baik, aku akan tetap berada di dalam kereta kuda." jawab Putri Amerilya, ia tak akan melakukan tindakan bodoh yang hanya merugikan pihaknya.
Hai hai semuanya author balik lagi nih di novel Putri Amerilya, gimana kabar kalian semoga sehat selalu ya. Jangan lupa support novelku yang ini juga ya guys, jangan lupa follow buat yang belum, vote sebagai tanda dukungan, gift hadiah apapun makasih banget, like like like, komen buat ninggalin jejak, rate bintang lima, share juga ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
eva
keren banget....
2022-07-10
1
Dou'U Ji
Tapi itulah yang mengerikan dari sebuah tim. Heal nya itu yang bikin sebuah tim gak mati², untungnya Amerilya bisa pedang jadi fisiknya terlatih kuat, tidak seperti healer lain yg fisiknya lemah
2022-03-26
5
Ishiki Samisami
semoga sihirnya kuat gak penyembuh doang
2022-03-14
7