Saat ini Putri Amerilya sedang berbaring di atas tempat tidurnya, para pelayan telah pergi karna kabarnya satu minggu lagi adalah hari ulang tahun Ibu Suri Sinya.
"Cungguh membocankan." ucap Putri Amerilya yang tak dapat pergi kemana mana, walau ia masih berusia satu tahun namun jiwa yang ada di dalam tubuhnya itu adalah jiwa dari gadis remaja yang sangat senang dengan kebebasan.
Karna merasa bosan sang putri memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan mulai berjalan untuk membuka pintu, saat tangan mungil Putri Amerilya berhasil membuka pintu tiba tiba saja ada seorang pria yang masuk kedalam kamarnya dan membuat Putri Amerilya kecil terjungkal kebelakang. Pria yang tak sengaja juga ikut mendorong pintupun juga merasa terkejut.
"Astaga apa yang kau lakukan keponakanku? bagaimana caramu turun dari tempat tidur yang sangat tinggi itu." ucap Pangeran Zingo yang tak habis fikir bahwa keponakan barunya itu adalah seorang bayi yang sangat aktiv.
Hal aneh lainnya bukankah Putri Amerilya masih berusia satu tahun bagaimana ia bisa berjalan dan membuka pintu dengan jari jari mungilnya itu. Mendengar sang pria memanggilnya dengan sebutan keponakan tentu saja Amerilya tau bahwa pria itu adalah salah satu adik dari ayahnya.
"Man pangelan?." ucap Putri Amerilya dengan logat bayi yang sangat lucu dan menggemaskan. Pangeran Zingo tak menyangka bahwa ia memiliki keponakan yang sangat cantik, lucu, dan juga pintar.
Bagaimana kakak laki lakinya yang bodoh itu menyebut bahwa Tuan Putri Amerilnya itu jelek padahal pada kenyataanya ia sangat cantik, ataukah sang raja belum pernah melihat wajah putrinya dari dekat.
Dengan sigap Pangeran Zingo menggendong Putri Amerilya dan membawanya keluar dari kamar.
"Baiklah putri kecil ingin pergi kemana?." tanya Pangeran Zingo yang ingin mengantar Putri Amerilya untuk berjalan jalan.
"Ukican, kuac, kanpac, catail." racu Putri Amerilya yang membuat Pangeran Zingo merasa bingung. Untuk apa keponakannya itu meminta alat alat untuk melukis bukanlah ia masih terlalu muda untuk melakukan hal itu.
"Apakah keponakanku ini ingin melukis?." ucap Pangeran Zingo yang berusaha menebak apa yang diinginkan oleh keponakan kecilnya itu. Dengan segera Putri Amerilya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah paman akan membawakan alat lukis terbaik untukmu." ucap Pangeran Zingo yang terus mengajak Putri Amerilya untuk berbicara dan berjalan jalan di sekitar istana putri hingga para pelayan yang biasa merawat sang putri kembali.
Hari sudah mulai sore dan Putri Amerilya tertidur dalam gendongan Pangeran Zingo karna kelelahan, Pangeran Zingo menatap wajah putri kecil itu dengan rasa cemas.
"Semoga kali ini ada keajaiban. Paman tak ingin kehilangan keponakan yang sangat menyenangkan sepertimu." ucap Pangeran Zingo yang kemudian masuk kembali ke dalam kamar Putri Amerilya dan meletakkan bayi itu di atas tempat tidur.
"Trimakasih karna Pangeran Zingo bersedia menjaga tuan putri." ucap beberapa pelayan yang baru saja kembali dari istana utama.
"Keponakanku sangatlah lucu bagaimana bisa raja mengacuhkannya." ucap Pangeran Zingo yang meracu sendiri karna ia merasa sangat kesal pada kakak laki lakinya.
Dengan kesal Pangeran Zingo pergi dari istana putri dan pergi menuju istana utama untuk menemui Raja Azvago. Sang raja sedang berbincang bincang dengan beberapa pangeran dan juga perdana mentri. Suara pintu ruang utama di buka dan pandangan semua orang terarah pada Pangeran Zingo.
"Saya kira Pangeran Zingo sudah kembali ke kerajaanmu." ucap Raja Azvago yang menatap adik laki laki pertamanya dengan tatapan dingin.
"Bagaiman kau bisa menelantarkan putri cantik seperti itu ha." ucap Pangeran Zingo dengan kesal sambil menatap tajam kearah Raja Azvago penuh dengan rasa kesal.
"Siapa yang kau maksut?." ucap Raja Azvago yang tak merasa memiliki seorang putri mungkin ia lupa pada Putri Amerilya.
"Sudahlah terserah kau saja, jangan pernah menyesal jika putrimu tak pernah menganggapmu sebagai ayahnya." ucap Pangeran Zingo yang merasa sangat kesal dan ingin memukul pria yang sedang duduk di singgasana raja.
"Lagipula satu tahun lagi dia akan tiada." ucap Raja Azvago yang terlihat tak peduli apapun yang terjadi pada Putri Amerilya.
Dulu Raja Azvago selalu merasa bahagia jika ratunya melahirkan seorang anak perempuan dan selalu menemani mereka hingga ajal menjemput, namun kali ini Raja Azvago sangatlah berbeda ia tak ingin menghabiskan waktu dengan Putri Amerilya dan sang raja hanya pernah melihat wajah putrinya sekali saja. Ia merasa tak ada gunanya membangun hubungan dengan putri kecilnya itu jika nanti ia akan ditinggalkan sendirian.
"Kali ini putrimu itu akan bertahan dan jika ia tak mau berinteraksi denganmu maka jangan pernah menyalahkan orang lain selain dirimu sendiri." ucap Pangeran Zingo yang kemudian keluar datri ruangan utama dengan membanting pintu. Semua yang ada di sana tentu saja merasa terkejut.
"Apa yang terjadi pada paman Zingo?." ucap Pangeran Mixo yang tak mengerti dengan jalan fikiran pamannya namun ia juga sangat ingin melihat bagaimana wajah sang adik perempuan.
"Sudahlah pasti ia hanya marah sesaat saja." ucap Raja Azvago yang sebenarnya juga merasa heran.
Saat ini hari sudah sangat larut semua orang yang tinggal di istana Kerajaan Matahari sudah terlelap dalam tidur mereka masing masing kecuali beberapa prajurit, dan pelayan yang masih harus menjalankan tugas mereka.
Putri Amerilya terbangun dari tidurnya, bayi itu mengerjap kerjapkan matanya dan meregangkan tubuhnya yang terasa sangat kaku. Putri Amerilya turun dari tempat tidur dan mulai berjalan ke taman yang ada di istana putri, kali ini bayi itu tak akan tersesat lagi karna ia sudah sedikit hafal dengan jalan.
"Umm bocan cekali." ucap Putri Amerilya yang menendang sebuah batu kecil yang ada di hadapannya. Tanpa sengaja batu kecil itu mengenai seseorang yang sedang mengendap endap di antara bunga bunga.
Putri Amerilya melihat ke arah sumber suara di sana ada seorang pemuda yang sedang memegangi kepalanya.
"Ah siapa yang melemparkan batu padaku." ucap Pangeran Mixo sambil melihat kesana kemari hingga sebuah tawa kecil menyita perhatiannya.
Pangeran Mixo melihat ke arah Putri Amerilya dengan binar mata yang sangat cerah, ia terlihat begitu senang karna bisa melihat adik perempuannya.
"Pangelan?." ucap Putri Amerilya yang membuat Pangeran Zingo hampir saja pingsan karna tak tahan dengan kelucuan sang adik.
"Ah iya perkenalkan aku adalah Pangeran Mixo, putra pertama dari Raja Azvago dan merupakan kakak tertuamu." ucap Pangeran Mixo yang mendekat ke arah Putri Amerilya.
"Amelilya." ucap Putri Amerilya yang belum bisa menyebut namanya dengan benar.
"Ah bagaimana bisa adik perempuanku kali ini sangat lucu." ucap Pangeran Mixo yang langsung menggendong Putri Amerilya dan membawanya masuk kedalam istana putri.
Udara malam tak sehat untuk seorang bayi kecil yang lucu seperti adik perempuannya itu. Pangeran Mixo mengajak Putri Amerilya untuk pergi ke perpustakaan yang ada di istana putri.
"Hey adikku bagaimana bisa kau keluar sendirian bukankah kau masih sangat kecil untuk bisa berjalan sendiri." ucap Pangeran Mixo yang sedang mengintrogasi adiknya. Namun Putri Amerilya hanya diam dan menatap dengan lekat wajah kakak laki lakinya itu.
"Uwaaa." ucap Putri Amerilya yang tanpa sadar terpesona dengan pesona yang dimiliki oleh kakak laki lakinya itu.
"Hey adikku apakah kau tak mendengar apa yang ku katakan." ucap Pangeran Mixo yang mencibit pipi Putri Amerilya dengan gemas hingga sang putri meringis karna merasakan sedikit sakit.
"Cakit." ucap Putri Amerilnya yang memanyunkan bibirnya dengan lucu.
"Hais kau sangat imut." ucap Pangeran Mixo yang juga tak tahan dengan pesona yang dimiliki oleh adik perempuannya itu.
...Hai hai aku update lagi nih jangan lupa like, komen buat ninggalin jejak, gift hadiah apapun, rate bintang lima, share juga ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
nengkirana
baca ini jadi inget fake princess
2022-10-11
2
jeruk_asem
ahhh pengen punya adik lagi
2022-07-30
1
🥰Ani🥰
karyamu bagus2 Thor ...alangkah kerennya jika tamatin dulu baru bikin baru lagi Thor jadi puas baca jalan ceritanya ga ngegantung trus menunggu up nya
2022-07-16
2