Seluruh anggota keluarga Duke Elister menyambut kedatangan Putri Amerilya dan kedua pangeran saat mereka masuk ke ruang makan, Putri Amerilya melihat ke arah Tuan Muda Edwig Elister dan Tuan Muda Rostow Elister yang sedang duduk bersebelahan. Mungkin sang putri sedang merasa keheranan, beberapa saat yang lalu kedua pemuda itu masih berada di halaman belakang namun sekarang mereka sudah berganti pakaian dan duduk di meja makan.
"Saya sebagai kepala keluarga Duke Elister mengucapkan terimakasih pada Putri Amerilya, Pangeran Mixo, dan Pangeran Luxe karna telah membantu saya memecahkan misteri dari pencemaran air yang meresahkan para penduduk. Dalam hal ini Putri Amerilya paling banyak berkonstribusi, karna hal itu saya menyatakan bahwa sang putri berhasil menjalankan tugas pertamanya sebagai anggota Keluarga Kerajaan Meztano." ucap Duke Rigel Elister dengan rasa bangga pada Putri Anda, anak itu masih sangat kecil untuk memahami masalah serumit ini. Mungkin beberapa bulan lagi sang putri akan menginjak usia tiga tahun?.
"Kami merasa terhormat karna bisa membantu Tuan Duke." ucap Pangeran Mixo mewakili kedua adiknya.
"Saya akan menghadiahkan lencana perak untuk kedua pangeran, dan lencana berlian untuk Tuan Putri Amerilya." ucap Duke Rigel Elister, ia meminta beberapa pelayan untuk mengambil lencana yang sudah ia siapkan. Secara pribadi Duke Rigel Elister memasangkan ketiga lencana itu, sang duke juga memberikan beberapa hadiah pada Kesatria Black Night yang ikut berpartisipasi mengatasi masalah di wilayahnya.
"Semoga tuan putri kita tercinta ini tumbuh menjadi gadis yang baik, pemberian, dan bisa membawa Kerajaan Meztano menuju kejayaan." ucap Duke Rigel Elister diiringi sorakan semua orang yang ada di ruang makan.
Setelah acara pemberian lencana dan hadiah selesai, mereka semua duduk di kursi masing masing dan menikmati makanan yang telah disajikan di meja makan. Putri Amerilya mengambil beberapa potong daging, dua potong kentang, dan sayur sayuran.
"Bukankan dia sangat pandai?." ucap Nyonya Muchela Elister. Ia kagum dengan pemilihan makanan sang putri, untuk tumbuh kembang anak berusia dua tahun memang membutuhkan protein dan nutrisi dengan porsi yang cukup banyak.
"Adik kami memang selalu seperti itu, ia memilih beberapa menu berbeda untuk setiap jam makan yang berbeda." ucap Pangeran Luxe, ia menjelaskan bahwa sang adik selalu memperhatikan pola makannya. Untuk anak berusia dua tahun hal ini sangat tak wajar, anak anak seusia Putri Amerilya akan memakan apapun yang mereka inginkan.
"Dia memang luar biasa." ucap Edwig Elister yang terus melihat ke arah sang putri, sangat disayangkan ia lahir terlalu awal dan tak bisa melamar Putri Amerilya ketika sudah dewasa nanti.
Satu jam kemudian mereka semua sudah selesai makan, Putri Amerilya dan yang lain bersiap untuk kembali ke Kerajaan Meztano. Semua anggota Keluarga Duke Elister berkumpul di halaman depan untuk mengantar kepergian rombongan keluarga kerajaan, Nyonya Muchela sangat ingin menahan Putri Amerilya agar tinggal lebih lama lagi.
"Terimakasih karna memperlakukan kami dengan baik selama berada di sini." ucap Pangeran Luxe dengan senyum tampannya.
"Jangan lupa mampir jika berada di sekitar wilayah ini." ucap Duke Rigel Elister, ia akan menerima kedatangan anggota Kerajaan Meztano dengan senang hati, apalagi jika Putri Amerilya yang datang.
"Baiklah kami akan pergi sekarang, sampai jumpa." ucap Pangeran Mixo yang naik ke dalam kereta kuda di susul Pangeran Luxe dan Putri Amerilya. Para Kesatria Black Night sudah menaiki kuda mereka masing masing, beberapa prajurit sudah berjalan di barisan paling depan untuk menjaga kemanan kedua pangeran dan sang putri.
Akhirnya rombongan Kerajaan Meztano meninggalkan Kediaman Duke Elister mereka akan sampai di istana esok pagi karna perjalanan kali ini akan memakan waktu seharian. Duke Rigel Elister dan yang lain masuk kedalam rumah, suasana yang tadinya sangat ramai dan juga ceria kini kembali menjadi sepi seperti biasanya.
"Bagaimana menurutmu?." tanya Edwig Elister pada sang adik yang berdiri di sebelahnya.
"Dia sangat luar biasa, di masa depan ia akan tumbuh lebih berbahaya lagi." ucap Rostow Elister dengan sorot mata tajamnya. Ia tak memiliki dendam apapun pada keluarga Kerajaan Meztano, akan tetapi pemuda itu tak suka jika ada jenius lain yang melebihi kepintarannya.
"Dia saingan terberat mu di masa depan nanti." ucap Edwig Elister sembari menepuk pundak sang adik. Ia sedang menyemangati Rostow Elister, apapun yang terjadi di masa depan tak perlu adiknya pikirkan sekarang.
"Meskipun begitu saya akan bersaing secara sehat dengannya." ucap Rostow Elister, seberat apapun tantangan di masa depan ia akan bertarung dengan jujur karna ia keturunan dari Keluarga Elister.
Kini rombongan Kerajaan Meztano sudah berada di luar wilayah kekuasaan Duke Elister dan menyenangi wilayah hutan yang cukup lebat. Para Kesatria Black Night berjaga jaga jika ada monster ataupun binatang buas yang menyerang, untunglah di sepanjang perjalanan tak ada yang menghalangi mereka. Di saat yang lain merasa tenang dengan suasana tenang itu, Putri Amerilya malah gelisah karna sebuah hutan tak akan sunyi seperti ini. Putri Amerilya menggenggam pedangnya dengan erat sembari melihat keluar jendela, sang putri sedang memastikan bahwa situasi benar benar aman. Saat Putri Amerilya dalam kegelisahan ia melihat ke arah langit, dari sana nampak asap yang membumbung tinggi mungkin ada orang lain yang sedang melesat rute hutan ini juga.
"Ada apa adikku?." tanya Pangeran Luxe pada Putri Anda, ia melihat adiknya tengah gelisah memikirkan sesuatu.
"Aku hanya sedang melihat langit." jawab Putri Amerilya, ia masih harus memastikan dengan benar sebelum memberitahukan pada yang lain. Semakin lama rombongannya masuk kedalam hutan semakin tak tenang perasaan sang putri.
Beberapa prajurit yang berada di barisan paling depan memberi instruksi agar mereka berhenti karna ada sesuatu yang menghalangi perjalanan, karna penasaran Putri Amerilya membuka jendela kereta kudanya dan melihat ke depan.
"Genggam pedang kalian semua." triak Putri Amerilya memberi perintah pada Kesatria Black Night untuk berjaga jaga jika ada hal buruk yang terjadi.
"Ada apa Tuan Putri?." tanya Kesatria Nicko dengan raut wajah bingung pasalnya prajurit yang ada di barisan depan memberitahu bahwa ada seorang pria yang meminta bantuan pada mereka. Pria itu dalam kondisi yang cukup parah, ada beberapa luka sayatan di tubuhnya.
"Prajurit mengatakan ada seseorang yang meminta bantuan jadi kita menghentikan perjalanan untuk sementara." ucap Kesatria Nicko, ia sedang berusaha menenangkan sang putri.
Putri Amerilya tak percaya dengan kejadian itu, lagipula orang bodoh mana yang akan datang kehutan ini sendirian? bukankah ia seorang pria yang sudah dewasa, seharusnya ia bisa mempertimbangkan bahaya yang akan datang bila masuk hutan sendiri. Saat sedang berfikir tiba tiba Putri Amerilya membelalakkan matanya, ia ingat asap yang membumbung tinggi ke langit tadi tak jauh dari tempat mereka. Hal aneh lainnya pria itu mendapat luka sayatan bukan luka cakaran dari binatang buas.
"Kalian harus bersiap!." ucap Putri Amerilya dengan tegas ia tak ingin dibantah oleh siapapun demi keselamatan mereka semua.
"Tenanglah Tuan Putri, anda tak perlu sampai marah seperti itu." ucap Kesatria Black Rozel yang ikut menenangkan sang putri.
Pangeran Luxe dan Pangeran Mixo saling bertatapan, mereka bingung dengan sikap sang adik yang sangat aneh itu. Mungkinkah adik mereka kelelahan sehingga bertingkah seperti itu ataukah ada hal lain?.
"Ini jebakan, Kesatria Black Night angkat pedang kalian!!!!." triak Putri Amerilya dengan sangat kencang hingga menggema di seluruh hutan.
Teriakan sang putri mengejutkan para bandit yang sedang bersembunyi di semak semak yang tak jauh dari rombongan Kerajaan Meztano. Merasa keberadaan mereka sudah diketahui oleh rombongan kerajaan itu, akhirnya para bandit keluar dan mulai menyerang. Kesatria Black Night tak pernah menyangka bahwa mereka sudah menjadi incaran bandit hutan sedari tadi, bagaimana bisa putri kecil mereka menyadari hal ini dengan sangat cepat.
Akhirnya terjadi pertarungan antara bandit bandit hutan dengan prajurit Kerajaan Meztano serta Kesatria Black Night, Putri Amerilya menunggu di dalam kereta kuda bersama kedua kakak laki lakinya seperti perintah Kesatria Black Nicko.
"Serang mereka yang ada di dalam kereta." ucap ketua bandit memberi perintah pada anak buahnya.
Mendengar hal itu membuat Pangeran Mixo, dan Pangeran Luxe panik mereka berdua harus melindungi sang adik yang masih kecil dan belum bisa menggunakan sihir itu. Kedua pangeran turun dari kereta kuda dan menghadang para bandit yang ingin pergi menuju kereta kuda, Putri Amerilya hanya menghela nafas melihat kedua kakaknya turun.
"Hah mengapa mereka tak menyadari rencana para bandit itu." ucap Putri Amerilya dengan tatapan datar, dengan sangat terpaksa sang putri mengeluarkan pedang dari sarungnya. Jika ada bandit yang masuk kedalam kereta kuda maka dengan sigap Putri Amerilya akan menyerangnya menggunakan pedang itu.
Pertarungan berjalan cukup lama karna para bandit memiliki ilmu sihir dan ilmu pedang yang tak bisa diremehkan, jika tau hal seperti ini akan terjadi mereka akan mencari jalan lain meski memakan waktu yang cukup lama. Dua orang pria yang merupakan anggota kelompok bandit berjalan mendekat ke arah kereta kuda, mereka akan menangkap sang putri kecil lalu meminta tebusan pada pihak Kerajaan Meztano.
Suara pintu kereta kuda yang di buka oleh seseorang, Putri Amerilya sadar bahwa kedua kakaknya masih melawan para bandit jadi yang masuk kedalam adalah musuh.
Dengan sigap Putri Amerilya mengangkat pedangnya dan menyerang kedua bandit yang ingin menyekapnya. Kedua bandit itu terkejut karna sang putri kecil bisa menggunakan pedang dengan baik, kedua bandit itu mendapat luka yang cukup serius.
"Sialan, seharusnya bayi sepertimu duduk diam." ucap salah seorang bandit yang mengumpat pada Putri Amerilya.
"Jika kalian ingin menyerang saya, maka saya akan melawan." ucap Putri Amerilya dengan tatapan sinis, mengapa dengan umurnya yang baru menginjak dua tahun?. Di kehidupan sebelumnya ia sudah mati dengan cara yang tragis, dalam kehidupan ini ia akan menjadi yang terkuat agar tak diremehkan oleh siapapun.
Kedua bandit itu memutuskan untuk keluar dari kereta kuda dan menyeret tubuh kecil Putri Amerilya keluar. Salah satu dari mereka merampas pedang milik sang putri kemudian menggendong Putri Amerilya dengan paksa, beberapa Kesatria Black Night yang melihat hal itu ingin menyelamatkan putri kecil mereka namun dihadang oleh para bandit.
"Ikutlah dengan tenang kami tak akan menyakitimu." ucap pria itu, ia meminta pada Putri Amerilya agat tak melawan. Mereka membutuhkan uang untuk biaya hidup sehari hari, para bandit itu tinggal di dalam hutan dengan jumlah anggota yang cukup banyak.
"Kalian butuh uang?." ucap Putri Amerilya dengan polos, seseorang tak akan berbuat jahat tanpa asalan yang jelas.
"Kami akan meminta tebusan atas nyawamu, jadi ikutlah dengan kami tanpa bertanya apapun." ucap seorang bandit dengan senyum menyeramkan, Putri Amerilya menjadi curiga pada para bandit itu, berapapun uang yang diberikan oleh ayahnya mungkin mereka tak akan melepaskan dirinya.
Akhirnya Putri Amerilya mengambil sebuah pisau kecil yang ia sembunyikan di dalam kantung celana, setelah berhasil mengambil pisau kecil itu sang putri langsung menusukkan pada punggung bandit yang sedang menggendongnya. Bandit itu kesakitan, tanpa sengaja ia menurunkan Putri Amerilya dari gendongannya. Dengan segera Putri Amerilya berlari mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah, Putri Amerilya memasang kuda kuda seperti siap untuk menyerang siapapun yang ingin menangkapnya.
"Sialan bagaimana putri kecil itu bisa lepas!!." triak ketua para bandit penuh dengan amarah.
"Maaf bos anak kecil itu menusuk punggung saya." ucap seorang bandit yang ditusuk punggungnya oleh Putri Amerilya tadi, seorang anak kecil memiliki kecerdasan yang luar biasa.
"Tangkap anak itu jangan biarkan dia lolos." ucap ketua bandit dengan suara sangat kencang, ia tak ingin rencananya gagal. Sangat jarang rombongan kerajaan ataupun pedagang yang melewati jalur hutan ini, karna hal itu mereka tak boleh kembali denhan tangan kosong.
"Ledakan api." ucap Pangeran Mixo, tiba tiba para bandit terkena ledakan api yang cukup besar. Karna serangan dari Pangeran Mixo, sang putri mendapat sebuah celah untuk menjauh dari kelompok para bandit yang ingin menangkapnya.
"Lindungi Tuan Putri Amerilya." teriak Kesatria Black Darren yang cukup dekat dengan posisi Putri Amerilya saat itu, akhirnya beberapa Kesatria Black Night berlari ke arah sang putri dan melindunginya.
"Maaf karna kami meragukan perintah dari Tuan Putri Amerilya." ucap beberapa anggota Kesatria Black Night, mereka tak enak hati pada sang putri. Hanya karna usia para anggota Kesatria Black Night lebih tua dari Putri Amerilya mereka mengabaikan peringatan dan perintah anak perempuan itu.
Hai semuanya akhirnya aku bisa update novelku yang ini hehehe. Jangan lupa follow buat yang belum, vote juga ya guys, gift hadiah apapun, like like like, komen buat ninggalin jejak, rate bintang lima, share juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Nur Aliya Hikmah
ini Amerilya yang terlalu pintar apa orang dewasa nya yang lemot..😅 bingung aku tuh.. gak kebayang juga bocil umuran anakku bisa begitu luar biasa.. 😁
2022-10-31
0
fionaa
aduhh ngakakk haha
2022-08-04
2
eva
kereeennn
2022-07-10
1