Buah Ceri

Melihat kejadian itu para pelayan hanya tersenyum, mereka sangat bersyukur karna sekarang Raja Azvago sudah mau menerima kehadiran Putri Amerilya dengan baik. Di sisi lain Pangeran Mixo terbangun karna mendengar suara beberapa orang di sekitarnya, sang pangeran sepertinya lupa bahwa semalam ia masuk kedalam kamar sang adik dan tidur di sana.

"Mengapa kalian ada di kamar saya?." tanya Pangeran Mixo yang menatap kesepuluh pelayan itu dengan tatapan bingung, karna seingatnya kesepuluh pelayan itu bekerja di istana putri bukan di istana pangeran.

"Apakah kau lupa ingatan putraku?." tanya Raja Azvago yang membuat Pangeran Mixo langsung menoleh kesamping. Ia melihat sang ayah sedang menatap ke arahnya dan juga Putri Amerilya yang sedang mengusap air mata.

"Jadi semalam saya tertidur di kamar Putri Amerilya?." tanya Pangeran Mixo, ia ingin memastikan jika ingatannya tidaklah salah.

Semua orang menganggukkan kepala mereka sebegai jawaban bahwa sang pangeran memang tidur bersama dengan Putri Amerilya dan Raja Azvago. Tiba tiba saja muncul semburat merah di pipi Pangeran Mixo, sepertinya ia merasa malu.

"Saya pamit kembali ke istana pangeran terlebih dahulu, salam ayahhanda." ucap Pangeran Mixo yang membungkukkan kepalanya kemudian lari dengan cepat keluar dari kamar sang putri. Raja Azvago hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah putra pertamanya itu.

Sebelumnya Pangeran Mixo dikenal sebagai pangeran yang sangat dingin diantara pangeran lainnya, saat Istana Kerajaan Meztano mengadakan pesta, Pangeran Mixo selalu menolak ajakan dansa dari para gadis gadis bangsawan. Sepanjang pesta berlangsung Pangeran Mixo hanya memasang wajah datar hingga membuat Ratu Zivanya dan Permaisuri Sinya kebingungan, jika Pangeran Mixo tetap seperti itu maka tak akan ada gadis yang mau menikah dengannya.

"Ayah akan kembali ke istana utama. Jika kau masih mengantuk kau boleh kembali tidur. Maafkan ayah karna telah mengganggu tidurmu." ucap Raja Azago dengan senyuman cerah yang menghiasi wajahnya. Meski sudah memiliki lima anak, namun pesona Raja Azvago tak pernah luntur.

"Aku akan mandi dan bermain nanti." ucap Putri Amerilya dengan penuh semangat, hari ini ia berencana untuk keliling istana karna banyak area di istana ini yang belum Putri Amerilya ketahui.

Raja Azvagopun keluar dari kamar sang putri, ia berjalan menuju istana utama. Sedangkan kesepuluh pelayan itu mempersiapkan segala hal untuk Putri Amerilya mandi. Kali ini sang putri ingin mandi sendiri tanpa bantuan dari para pelayannya, walaupun tubuh Putri Amerilya masih berusia dua tahun namun perlu diingat bahwa jiwanya adalah seorang gadis remaja.

Para pelayan awalnya khawatir karna tangan sang putri masih sangat mungil dan juga pendek, namun karna keras kepalanya Putri Amerilya, mereka hanya bisa mengalah dan berharap sang putri tak terjatuh.

"Sungguh memalukan bila harus mandi dibantu oleh banyak orang seperti itu." gumang Putri Amerilya dengan pelan agar tak didengar oleh siapapun. Sang putri masuk kedalam kamar mandi dan memulai ritual mandinya.

Di sisi lain saat ini Pangeran Mixo sudah berada di istana pangeran, saat ingin masuk kedalam kamarnya ia bertemu dengan Pangeran Luxe dan Pangeran Zico yang baru keluar dari kamar mereka masing masing. Kedua pangeran itu menatap ke arah Pangeran Mixo dengan raut kebingungan. Baru kali ini mereka berdua melihat Pangeran Mixo terlihat malu seperti itu.

"Apa yang terjadi padamu?." tanya Pangeran Luxe yang penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.

"Bukan apa apa." jawab Pangeran Mixo dengan nada datar, ia berusaha menutupi rasa malunya itu.

"Apakah kau baru saja bertemu dengan seorang gadis cantik lalu jatuh hati padanya?." tanya Pangeran Zico yang menebak nebak hal apa yang baru saja dialami oleh kakak pertamanya itu.

"Tidak akan pernah terjadi hal seperti itu." ucap Pangeran Mixo dengan serius, kedua adiknya juga yakin bahwa Pangeran Mixo sedang tidak berbohong. Lalu apa yang membuat pangeran es itu tiba tiba mencair dan mengeluarkan ekspresi yang sangat langka?.

"Cepat katakan pada kami berdua, sebenarnya apa yang baru saja kau lakukan." ucap Pangeran Luxe yang sedikit memaksa.

Pangeran Mixo akhirnya mengalah pada kedua adiknya itu, karna jika ia tak memberitau mereka sekarang maka mereka berdua akan menanyainya sepanjang hari hingga membuat Pangeran Mixo merasa kesal. Pangeran Mixo menceritakan semuanya tentang ia yang masuk ke kamar Putri Amerilya tadi malam, dan tentang ia bersama sang ayah yang tidur memeluk Putri Amerilya.

Setelah mendengar secara rinci apa yang baru saja dialami oleh Pangeran Mixo membuat Pangeran Luxe dan Pangeran Zico merasa iri. Bagaimanapun juga mereka ingin tidur dan memeluk anak kecil menggemaskan itu. Tanpa mengatakan apapun tiba tiba Pangeran Luxe dan Pangeran Zico pergi.

"Mereka pasti merasa kesal sekarang, aku sudah mencoba sebaik mungkin untuk tidak bercerita namun mereka berdua sangat berisik." ucap Pangeran Mixo yang sudah menebak dari awal bahwa hal seperti ini akan terjadi jika ia menceritakannya.

Pangeran Mixo masuk kedalam kamar kemudian mandi karna ia harus keperbatasan untuk melihat bagaimana kondisi prajurit yang sedang ditugaskan di sana.

Di sisi lain saat ini Putri Amerilya sudah selesai mandi dan ia menggunakan sebuah gaun yang cukup santai. Setelah menuncir rambutnya menjadi dua Putri Amerilya langsung bergegas keluar dari kamar.

"Sebelum anda pergi sebaiknya anda makan pagi terlebih dahulu." ucap seorang pelayan, ia meminta Putri Amerilya untuk sarapan terlebih dahulu. Dengan cepat Putri Amerilya menggelengkan kepalanya kemudian berlari keluar istana putri.

Palayan itu hanya bisa melihat kepergian sang putri, entah mengapa Putri Amerilya sering melewatkan waktu makan paginya. Putri Amerilya terus berlari hingga ia sampai di sebuah taman yang sangat luas.

"Akhirnya saya bisa sendirian." ucap Putri Amerilya yang menghela nafas lega.

Putri Amerilya berjalan jalan di sekitar taman bunga itu, saat berada di ujung taman ia melihat sekumpulan pohon ceri dengan buah yang sangat lebat, untung saja pohon ceri itu tak terlalu tinggi namun tangan Putri Amerilya tak bisa menggapainya.

"Mengapa tanganku tidak sampai." ucap Putri Amerilya sambil berjinjit, ia terus mencoba meraih sebuah buah ceri.

Di sisi lain ada Tuan Duke Rigel Elister yang datang berkunjung ke istana karna ada hal penting yang ingin ia bahas bersama dengan Raja Azvago. Kali ini Tuan Duke Rigel Elister tak datang sendirian ia mengajak salah satu putranya yang menjadi teman dekat dari Pangeran Luxe.

Tuan Duke Rigel Elister bersama putranya masuk kedalam area Istana Kerajaan Meztano, saat akan pergi ke ruang kerja sang raja tanpa sengaja putra dari Duke Rigel Elister melihat sesosok gadis kecil yang berusaha untuk meraih buah ceri, akhirnya ia memilih untuk tidak ikut menemui sang raja.

"Saya akan menunggu ayah di taman ini." ucap Tuan Muda Edwig Elister.

"Baiklah, jangan pergi terlalu jauh karna ayah akan kesulitan mencarimu. Ayah pergi dulu." ucap Tuan Duke Rigel Elister yang meninggalkan putranya sendirian di taman.

Setelah ditinggal oleh sang ayah Edwig Elister langsung berjalan mendekat ke arah Putri Amerilya, dari kejauhan ia melihat tingkah lucu sang putri. Edwig Elister sempat berfikir siapa gadis kecil yang ada di taman itu, seingatnya semua putri Raja Meztano selalu meninggal saat mereka berusia dua tahun. Dan seingatnya Putri Amerilya sudah berusia dua tahun dari beberapa minggu yang lalu jadi siapa gadis kecil itu.

"Ekem, apa yang sedang kau lakukan gadis kecil." ucap Tuan Muda Edwig Elister yang membuat Putri Amerilya terkejut.

Putri Amerilya menghentikan kegiatannya untuk mengambil buah ceri itu, ia menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat sesosok pemuda yang asing baginya.

"Saya ingin mengambil buah ceri itu." ucap Putri Amerilya dengan wajah sedihnya, karna tubuh dan tangannya yang terlalu kecil ia tak bisa mengambil ceri itu.

Edwig Elister tersenyum kemudian ia memetikkan beberapa ceri dan memberikannya kepada gadis kecil itu.

"Bisakah kau memperkenalkan dirimu gadis kecil?." tanya Edwig Rigel yang ingin mengenal sosok gadis kecil lucu itu. Jika ia adalah anak dari seorang pelayan maka Edwig akan meminta sang ayah untuk mengadopsinya.

"Perkenalkan saya Putri Amerilya." ucap Putri Amerilya yang memperkenalkan dirinya pada pemuda yang telah berbaik hati mengambilkan beberapa ceri.

Edwig Elister tampak kebingungan setelah gadis kecil itu memperkenalkan dirinya, setaunya Putri Amerilya telah tiada.

"Perkenalkan saya Edwig Elister, putra kedua dari Duke Rigel Elister. Senang bisa bertemu dengan tuan putri." ucap Edwig Elister yang memilih untuk percaya dengan apa yang gadis kecil itu katakan. Karna tak akan ada yang berani mengaku ngaku menjadi salah satu anggota keluarga kerajaan.

Tak berselang lama Pangeran Luxe dan Pangeran Zico menemukan dimana adik mereka berada, dengan cepat kedua pangeran itu berlari dan menghampiri Putri Amerilya.

"Nanti malam kau harus tidur bersama kami berdua adik." ucap Pangeran Zico dengan wajah kesalnya, ia sangat ingin menculik Putri Amerilya untuk dirinya sendiri.

"Ah ternyata ada Tuan Muda Edwig disini." ucap Pangeran Luxe yang baru saja menyadari keberadaan temannya itu.

"Mungkin saya memang tak kasat mata hingga Pangeran Luxe baru menyadari keberadaan saya." ucap Edwig Elister dengan nada bercanda.

"Salam Tuan Muda Edwig Elister." ucap Pangeran Zico dengan menundukkan kepalanya.

"Salam juga Pangeran Zico." ucap Edwig Elister yang menjawab sapaan dari adik sahabat baiknya.

"Apakah kau sudah berkenalan dengan adik perempuanku yang lucu ini?." tanya Pangeran Luxe.

"Saya sudah berkenalan dengan sang putri." ucap Edwig Elister.

Putri Amerilya memilih untuk berpamitan dan pergi menjauh dari kerumunan para pemuda tampan itu, saat pergi ke taman ia hanya ingin sendirian dan menenangkan diri. Kedua pangeran dan Edwig Elister hanya bisa melihat kepergian sang putri.

Di sisi lain saat ini Raja Azvago sedang berada di dalam ruang kerjanya bersama dengan Tuan Duke Rigel Elister, mereka sedang membahas tentang pencemaran air yang tiba tiba saja terjadi di beberapa desa, beberapa ahli sudah diturunkan untuk meneliti fenomena pencemaran air yang terjadi namun mereka belum menemukan apapun.

"Saya harap anda segera menemukan solusi untuk masalah ini, banyak penduduk yang kesulitan mendapat air bersih." ucap Tuan Duke Rigel Elister dengan wajah khawatirnya, sebagai seorang duke tentu ia bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi di wilayah kekuasaanya.

"Saya akan meminta pangeran kedua untuk mengambil sampel air kemudian menelitinya di sini." ucap Raja Azvago yang merasa bingung karna masalah pencemaran air ini tak segera berakhir.

Tok tok tok.

Ucap pintu ruang kerja Raja Azvago yang diketuk oleh Putri Amerilya, sang putri merasa bosan dan memilih untuk menghampiri ayahnya.

"Masuklah." ucap Raja Azvago yang mempersilahkan tamunya untuk masuk kedalam.

Setelah mendapatkan izin Putri Amerilya langsung masuk kedalam. Ia melihat bahwa sang ayah sedang ada tamu, Putri Amerilya merasa bersalah karna telah mengganggu pekerjaan sang ayah.

"Salam hormat saya pada ayahhanda." ucap Putri Amerilya yang mengucapkan salam hormat pada Raja Azvago.

"Saya terima salammu putriku." ucap Raja Azvago dengan senyum ceria.

"Umm paman ini siapa?." ucap Putri Amerilya yang merasa kebingungan saat ia ingin mengucapkan salam pada tamu ayahnya.

"Perkenalkan saya Duke Rigel Elister, senang bisa bertemu dengan tuan putri." ucap Tuan Rigel Elister yang memperkenalkan dirinya pada Putri Amerilya.

"Salam saya pada Tuan Duke Rigel Elister, ada ayah dari Tuan Muda Edwig?." tanya Putri Amerilya dengan wajah polosnya.

"Wah anda mengenal putra saya?." ucap Tuan Duke Rigel Elister yang sangat senang bertemu dengan Putri Amerilya, pantas saja Raja Meztano terlihat lebih baik akhir akhir ini ternyata putri terakhirnya berhasil selamat dari kutukan menakutkan itu.

Hai semuanya makasih udah mampir ke ceritaku yang ini. Jangan lupa vote ya guys, like, komen, rate bintang lima, share ke teman teman kalian, jangan lupa gift juga ya.

Terpopuler

Comments

eva

eva

sukaaaaa ..

2022-07-10

1

Ogeg iraeinn

Ogeg iraeinn

pintu ajaib, bisa berucap.

2022-06-07

5

Dou'U Ji

Dou'U Ji

😨

2022-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Putri Berumur Satu Tahun
3 Paman Pertama
4 Ulang Tahun Ibu Suri
5 Kesatria White Rose
6 Waktunya Tiba
7 Pesta perayaan
8 Fakta Sang Putri
9 Makan Malam Bersama
10 Pelakunya
11 Tertindih
12 Buah Ceri
13 Baron Seven Salnver
14 Membunuh Secara Diam Diam
15 Para Imigran
16 Jawablah !!!
17 Mengintrogasi Para Imigran
18 Bandit Hutan
19 Pertarungan Masih Berlangsung
20 Mengirim Surat
21 Membunuh Putri Amerilya
22 Surat dari Putri Amerilya
23 Rahasia Duke Zidan Marques
24 Meracuni
25 Pedang Red Moon
26 Mencemaskan Keadaan Putri Amerilya
27 Kuda Hitam
28 Mencurigai
29 Kapan Ulang Tahun Putri Amerilya?
30 Kesatria Dominix
31 Penyerangan Markas
32 Kemarahan Ibu Suri Sinya
33 Permintaan Kesatria Rossen Savalor
34 Paman Lin
35 Informasi Arges Marques
36 Sidang Kerajaan Esok Pagi
37 Di Ruang Makan
38 Jalannya Persidangan
39 Kemarahan Putri Amerilya
40 Sidang Selesai
41 Tiga Kesatria Savalor
42 Raja Azvago?
43 Tamu Tuan Putri Amerilya
44 Pelajaran untuk Kesatria Savalor
45 Kemampuan Sang Putri
46 Penyerangan
47 Pertarungan Dengan Prajurit Kediaman Duke Marques
48 Akhir Keluarga Duke Marques
49 Untung Saja
50 Kecurigaan Sang Putri
51 Siapa Saja Yang Terlibat?
52 Misi Membersihkan Para Pemberontak (01)
53 Saatnya Pesta
54 Misi Membersihkan Para Pemberontak (02)
55 Misi Membersihkan Para Pemberontak (03)
56 Makan Kue
57 Beristirahat Sebentar
58 Berusaha Untuk Kabur
59 Tertangkap Basah
60 Siapa Pemilik Sihir Alam?
61 Kesempatan
62 Keinginan Ciela Marques
63 Saran Dari Putri Amerilya
64 Undangan Pesta Ulang Tahun Putri Amerilya
65 Ingin Tinggal Di Istana Putri
66 Terpisah Dari Kedua Pangeran
67 Putri Amerilya Bisa Melakukannya
68 Ini Baru Hukum Ringan
69 Bakpao Isi Daging
70 Keluar Ruangan
71 Akhirnya Selesai Juga
72 Ketahuan
73 Sekutu Lain?
74 Sesuatu Yang Tak Beres
75 Membuat Rencana
76 Bantuan Dari Kesatria White Rose
77 Ulah Putri Lena
78 Kepanikan Kesatria Richal
79 Perasaan Yang Tertolak
80 Ratu Jeylena Berulah
81 Ratu Zivaya Menganuk
82 Pertarungan Malam Nanti
83 Rencana Ratu Jeylena
84 Suasana Di Ruang Makan
85 Pertandingan Dimulai
86 Melakukan Pergerakan
87 Keberhasilan Rencana Putri Amerilya
88 Ruang Interogasi
89 Kenyataan Yang Pahit
90 Mencari Lilian
91 Menemui Ratu Zivaya
92 Ada Apa Ini?
93 Mengalihkan Perhatian
94 Tidak Menghadiri Makan Siang
95 Pesta Ulang Tahun Dimulai
96 Kejadian Lucu Saat Pesta
97 Kekacauan
98 Pertarungan Sengit
99 Kondisi Telinga Putri Amerilya
100 Berakhir
101 Pesta Selesai
102 Menjenguk Putri Amerilya
103 Putri Haru
104 Apa Yang Terjadi? (01)
105 Amerilya Tidak Suka!
106 Tingkah Aneh Sang Putri
107 Melihat Bayangan Hitam
108 Apa Yang Terjadi (02)
109 Mencari Mayat Putri Haru
110 Kakak!!
111 Sebuah Titik Terang
112 Kemarahan Pangeran Lunxi
113 Bantuan Datang
114 Jangan Dengarkan Putri Lena
115 Pemakaman Telah Selesai
116 Membaca Buku
117 Putri Amerilya Baik Baik Saja
118 Masuk Ke Tubuh Yang Mulia Raja Azvago
119 Raja Ruzel Yang Malang
120 Siapa Yang Akan Menemani Amerilya Malam Ini?
121 Rencana Busuk
122 Menjalankan Rencana Diam Diam
123 Hancurnya Marques Jordy Montiqu
124 Kemana Perginya Kedua Pangeran Itu?
125 Hilang?
126 Siapa Korbannya?
127 Bukan Kedua Pangeran
128 Salah Sasaran
129 Saya Ingin Beristirahat
130 Tindakan Lebih Lanjut
131 Keanehan Yang Terjadi
132 Semua Terasa Membingungkan
133 Bertindak Tegas
134 Tidak Baik
135 Balasan
136 Keanehan Tubuh Putri Amerilya
137 Bertahanlah Tuan Putri
138 Menyiksa Kedua Pangeran
139 Peperangan
140 Bagaimana Keadaan Saat Ini?
141 Kepulangan Kedua Pangeran
142 Waktu Cepat Berlalu
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal Kisah
2
Putri Berumur Satu Tahun
3
Paman Pertama
4
Ulang Tahun Ibu Suri
5
Kesatria White Rose
6
Waktunya Tiba
7
Pesta perayaan
8
Fakta Sang Putri
9
Makan Malam Bersama
10
Pelakunya
11
Tertindih
12
Buah Ceri
13
Baron Seven Salnver
14
Membunuh Secara Diam Diam
15
Para Imigran
16
Jawablah !!!
17
Mengintrogasi Para Imigran
18
Bandit Hutan
19
Pertarungan Masih Berlangsung
20
Mengirim Surat
21
Membunuh Putri Amerilya
22
Surat dari Putri Amerilya
23
Rahasia Duke Zidan Marques
24
Meracuni
25
Pedang Red Moon
26
Mencemaskan Keadaan Putri Amerilya
27
Kuda Hitam
28
Mencurigai
29
Kapan Ulang Tahun Putri Amerilya?
30
Kesatria Dominix
31
Penyerangan Markas
32
Kemarahan Ibu Suri Sinya
33
Permintaan Kesatria Rossen Savalor
34
Paman Lin
35
Informasi Arges Marques
36
Sidang Kerajaan Esok Pagi
37
Di Ruang Makan
38
Jalannya Persidangan
39
Kemarahan Putri Amerilya
40
Sidang Selesai
41
Tiga Kesatria Savalor
42
Raja Azvago?
43
Tamu Tuan Putri Amerilya
44
Pelajaran untuk Kesatria Savalor
45
Kemampuan Sang Putri
46
Penyerangan
47
Pertarungan Dengan Prajurit Kediaman Duke Marques
48
Akhir Keluarga Duke Marques
49
Untung Saja
50
Kecurigaan Sang Putri
51
Siapa Saja Yang Terlibat?
52
Misi Membersihkan Para Pemberontak (01)
53
Saatnya Pesta
54
Misi Membersihkan Para Pemberontak (02)
55
Misi Membersihkan Para Pemberontak (03)
56
Makan Kue
57
Beristirahat Sebentar
58
Berusaha Untuk Kabur
59
Tertangkap Basah
60
Siapa Pemilik Sihir Alam?
61
Kesempatan
62
Keinginan Ciela Marques
63
Saran Dari Putri Amerilya
64
Undangan Pesta Ulang Tahun Putri Amerilya
65
Ingin Tinggal Di Istana Putri
66
Terpisah Dari Kedua Pangeran
67
Putri Amerilya Bisa Melakukannya
68
Ini Baru Hukum Ringan
69
Bakpao Isi Daging
70
Keluar Ruangan
71
Akhirnya Selesai Juga
72
Ketahuan
73
Sekutu Lain?
74
Sesuatu Yang Tak Beres
75
Membuat Rencana
76
Bantuan Dari Kesatria White Rose
77
Ulah Putri Lena
78
Kepanikan Kesatria Richal
79
Perasaan Yang Tertolak
80
Ratu Jeylena Berulah
81
Ratu Zivaya Menganuk
82
Pertarungan Malam Nanti
83
Rencana Ratu Jeylena
84
Suasana Di Ruang Makan
85
Pertandingan Dimulai
86
Melakukan Pergerakan
87
Keberhasilan Rencana Putri Amerilya
88
Ruang Interogasi
89
Kenyataan Yang Pahit
90
Mencari Lilian
91
Menemui Ratu Zivaya
92
Ada Apa Ini?
93
Mengalihkan Perhatian
94
Tidak Menghadiri Makan Siang
95
Pesta Ulang Tahun Dimulai
96
Kejadian Lucu Saat Pesta
97
Kekacauan
98
Pertarungan Sengit
99
Kondisi Telinga Putri Amerilya
100
Berakhir
101
Pesta Selesai
102
Menjenguk Putri Amerilya
103
Putri Haru
104
Apa Yang Terjadi? (01)
105
Amerilya Tidak Suka!
106
Tingkah Aneh Sang Putri
107
Melihat Bayangan Hitam
108
Apa Yang Terjadi (02)
109
Mencari Mayat Putri Haru
110
Kakak!!
111
Sebuah Titik Terang
112
Kemarahan Pangeran Lunxi
113
Bantuan Datang
114
Jangan Dengarkan Putri Lena
115
Pemakaman Telah Selesai
116
Membaca Buku
117
Putri Amerilya Baik Baik Saja
118
Masuk Ke Tubuh Yang Mulia Raja Azvago
119
Raja Ruzel Yang Malang
120
Siapa Yang Akan Menemani Amerilya Malam Ini?
121
Rencana Busuk
122
Menjalankan Rencana Diam Diam
123
Hancurnya Marques Jordy Montiqu
124
Kemana Perginya Kedua Pangeran Itu?
125
Hilang?
126
Siapa Korbannya?
127
Bukan Kedua Pangeran
128
Salah Sasaran
129
Saya Ingin Beristirahat
130
Tindakan Lebih Lanjut
131
Keanehan Yang Terjadi
132
Semua Terasa Membingungkan
133
Bertindak Tegas
134
Tidak Baik
135
Balasan
136
Keanehan Tubuh Putri Amerilya
137
Bertahanlah Tuan Putri
138
Menyiksa Kedua Pangeran
139
Peperangan
140
Bagaimana Keadaan Saat Ini?
141
Kepulangan Kedua Pangeran
142
Waktu Cepat Berlalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!