Cahaya putih dan merah yang ada di dalam tubuh Putri Amerilya berusaha untuk melawan kutukan itu aura panas dan dingin saling bertabrakan di dalam tubuh sang putri, kesadaran Putri Amerilya mulai kembali gadis itu membuka matanya kemudian ia langsung duduk kembali.
"Aku harus bisa bertahan dari semua rasa sakit ini." ucap Putri Amerilya yang duduk dengan keringat dingin yang bercucuran di seluruh tubuhnya. Akhirnya kutukan itu kalah dengan tekad yang kuat, Putri Amerilya bisa bernafas lega sekarang tubuhnya tak terasa sakit lagi.
Cahaya putih dan merah itu mulai meredup kembali masuk kedalam dantian sang putri, karna kelelahan Putri Amerilya memutuskan untuk tidur dan mengisi tenaganya yang sudah terkuras habis. Semua orang yang ada di luar kamar sang putri masih menunggu dengan cemas, seandainya mereka diperbolehkan untuk masuk sekarang maka mereka semua akan masuk saat ini juga.
"Saya akan masuk kedalam, bagaimana jika hal buruk terjadi pada putri." ucap Ratu Zivanya yang sangat mencemaskan kondisi putrinya itu ia benar benar tak ingin kehilangan Putri Amerilya.
"Tenanglah ratu, sebentar lagi lagi akan tiba. Kita akan masuk kedalam bersama sama." ucap Kesatria Richal yang berusaha untuk menenangkan sang ratu yang sedang cemas itu.
Akhirnya matahari mulai menampakkan dirinya dengan samar samar, semua orang yang ada di luar kamar Putri Amerilya langsung masuk kedalam untuk melihat kondisi sang putri. Saat mereka masuk hal pertama yang mereka lakukan adalah melihat apakah Putri Amerilya masih bernafas atau tidak. Saat mengetahui sang putri masih bernafas dan saat ini ia sedang tertidur membuat mereka semua merasa senang, tak ada pemakaman yang harus diprsiapkan.
"Syukurlah cucuku yang cantik baik baik saja." ucap Ibu Suri Sinya yang mengusap rambut Putri Amerilya dengan sayang.
"Kali ini kita tak perlu kehilangan adik peremuan lagi." ucap Pangeran Zico yang juga merasa lega karna adik perempuannya kali ini bisa bertahan melawan kutukan itu.
"Sekarang ibu akan tinggal bersamamu agar ibu bisa melihat pertumbuhanmu." ucap Ratu Zivanya yang berencana untuk pindah dari istana utama ke istana putri, ia tak ingin melewatkan masa pertumbuhan bayi perempuannya yang sangat luar biasa itu. Kini ia bisa mendandani putri cantiknya dengan gaun gaun dan baju mewah yang akan ia beli.
"Tuan putri menepati kata katanya, anda memang sangat luar biasa." ucap Richal yang merasa terharu sekaligus bangga pada Putri Amerilya yang bisa menepeti kata kata yang ia ucapkan saat bersama dengan Kestria White Rose.
Karna suara orang orang yang lumayan berisik Putri Amerilya merasa terganggu, kemudian ia membuka matanya dan melihat kesekeliling. Putri Amerilya tersenyum saat melihat banyak orang yang sedang duduk di ranjangnya, ternyata mereka semua menunggunya sepanjang malam tanpa tertidur.
"Selamat pagi semua." ucap Putri Amerilya dengan sebuah senyuman manis di bibirnya.
"Pagi juga tuan putri kami yang cantik." ucap semua orang yang ada di sana secara serempak.
"Mari kita siapkan pesta keluarga untuk merayakan semua ini." ucap Ibu Suri Sinya yang ingin membuat pesta kecil yang hanya dihadiri oleh para anggota kerajaan, sebuah pesta untuk merayakan keberhasilan cucu perempuannya dalam menghadapi kutukan.
"Iya kita akan membeli banyak manisan dan membelikan hadiah untuk adik kita yang cantik. Mari kita bersiap." ucap Pangeran Azxo yang sangat antusias ia adalah pangeran termuda karna umurnya masih menginjak enam tahun.
Para pangeran pergi dari kamar Putri Amerilya, mereka akan kembali ke istana pangeran untuk mandi kemudian pergi kepasar dan membelikan sebuah hadiah untuk sang putri yang amat mereka sayang itu. Sedangkan ibu suri dan ratu pamit pada Putri Amerilya karna mereka akan menyiapkan pesta bersama para pelayan, mereka juga perlu mengundang anggota kerajaan yang lain.
"Paman Rical karna saya berhasil melawan kutukan itu apakah saya boleh meminta sesuatu?." tanya Putri Amerilya pada ketua Kesatria White Rose, sepertinya gadis itu menginginkan sesuatu sebagai hadiah keberhasilannya.
"Katakan apa yang tuan putri inginkan, paman akan membawakannya untuk tuan putri." ucap Kesatria Richal yang akan menyanggupi keinginan Putri Amerilya.
"Saya ingin sebuah pedang, pedang kecil yang asli." ucap Putri Amerilya yang ternyata ingin memiliki sebuah pedang kecil asli. Mungkin ia tak ingin berlatih menggunakan pedang kayu lagi.
"Baiklah saya akan bawakan pedang terbaik untuk tuan putri, sebaiknya anda istirahat pasti melelahkan melawan kutukan itu sendirian." ucap Kesatria Richal yang pamit ia ingin mencarikan sebuah pedang kecil yang bagus untuk tuan putrinya. Setelah Kesatria Richal pergi Putri Amerilya melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu itu.
Raja Azvgo kini sudah berada di ruang kerjanya ia tak ingin melihat bagaimana anggota Kerajaan Matahari yang lain menyiapkan prosesi pemakaman untuk Putri Amerilya, ia juga berencana untuk tidak datang ke pemekaman itu. Raja Azvago ingin menyibukkan dirinya dengan setumpuk tugas tugas kerajaan.
"Ya lebih baik saya tak datang kesana." ucap Raja Azvago yang tak menhetahui bahwa putrinya itu benar benar berhasil selamat dari kutukan yang seharusnya merenggut nyawa Putri Amerilya. Sebenarnya hingga saat ini Raja Azvago belum mengetahui mengapa ada kutukan semengerikan itu yang menyertai semua anak perempuannya.
Ibu Suri Sinya pergi ke kediaman Perdana Mentri Lu, ibu suri ingin meminta tolong pada perdana mentri agar ia mengundang semua anggota kerajaan yang lain secara resmi. Saat ini Ibu Suri Sinya sudah berada di kediaman sang perdana mentri.
"Ada keperluan apa hingga pagi pagi buta begini Ibu Suri datang menemui saya?." tanya Perdana Mentri Lu yang keheranan melihat kedatangan ibu suri karna hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Jika ada rapat atau sesuatu hal penting yang akan dibahas dengan Yang Mulia Raja Azvago maka seorang prajuritlah yang akan datang menemuinya.
"Saya ingin meminya tolong pada anda, undang seluruh putraku yang lain untuk menghadiri pesta keluarga nanti malam. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan dalam pesta itu saya harap mereka semua hadir dengan membawa keluarga atau tunangan mereka." ucap Ibu Suri Sinya yang memberitaukan apa maksut kedatangannya ke Kediaman Perdana Mentri Lu.
"Baiklah saya akan segera bersiap dan datang ke kerajaan mereka masing masing." ucap Perdana Mentri Lu yang menyanggupi permintaan tolong dari ibu Suri. Setelahnya Ibu Suri kembali ke istana utama untuk membantu menyiapkan pesta ulang tahun cucu kesayangannya itu.
Disaat semua orang tengah sibuk menyiapkan pesta ulang tahun untuk Putri Amerilya dan menyiapkan hadiah yang cocok untuk sang putri, Raja Azvago tetap tak peduli walau ia mendengar keributan dari luar ruang kerjanya. Hari berlalu dengan sangat cepat malampun tiba Putri Amerilya sudah didandani dengan cantik oleh sepuluh pelayan setianya itu, dengan gaun berwarna merah dan sebuah mahkota kecil yang menghiasi kepala gadis itu.
"Tuan putri hari ini sungguh menawan, anda sangat mirip dengan Yang Mulia Raja Azvago." ucap salah seorang pelayan yang masih mendandani rambut Putri Amerilya, bayi perempuan itu memang sangat mirip dengan ayahnya.
"Sayang sekali raja tak datang untuk mengunjungi putri." ucap pelayan lain yang merasa sedih walau Putri Amerilya berhasil bertahan dari kutukan itu namun Raja Azvago tetap tak peduli padanya, semoga saja tuan putri mereka tak merasa sedih karna hal itu.
"Saya baik baik saja karna masih banyak yang mencintai saya." ucap Putri Amerilya pada para pelayan setianya agar mereka tak merasa khawatir, di kehidupan kali ini ia memiliki banyak orang yang sangat sayang padanya walau sang ayah tetap tak peduli itu bukanlah masalah yang besar.
"Baiklah semua orang telah menunggu putri di aula istana utama mari kami antar." ucap kesepuluh pelayan Putri Amerilya yang berjalan di belakang sang putri.
Saat ini aula istana utama Kerajaan Matahari dipenuhi oleh para anggota kerajaan kecuali Raja Azvago, Ibu Suri Sinya sudah mengundang sang raja untuk datang namun Raja Azvago tetap menolak dengan alasan ia sangat sibuk dan tak bisa meninggalkan pekerjaanya itu. Ibu Suri Sinya juga berpesan pada sang raja bahwa ia akan menyesal jika tak datang ke aula malam nanti namun sepertinya pendirian sang raja tak bisa tergoyahkan. Semua anggota Kerajaan Matahari sedang menunggu pesta itu dimulai mereka sangat penasaran dengan apa yang ingin dikatakan oleh Ibu Suri Sinya.
"Bukankah kemarin adalah hari dimana Putri Amerilya berusia dua tahun." ucap Pangeran Zingo adik pertama dari Yang Mulia Raja Azvago, ia baru ingat bahwa kemarin malam keponakan kesayangannya itu harus menghadapi kutukan yang merenggut nyawanya.
"Apakah ini acara pemakaman sang putri?." ucap Pangeran Lin adik kedua dari Raja Azvago yang sedang menebak acara apa yang diadakan oleh ibu suri itu.
"Jika ini acara pemakaman mengapa ada kue ulang tahun besar di tengah tengah aula." ucap Pangeran Zingo yang merasa keheranan karna ia melihat sebuah kue ulang tahun yang sangat besar.
"Mungkin ini adalah permintaan terakhir dari Putri Amerilya sebelum ia tiada." ucap Pangeran Zogtu ia adalah adik keempat dari Raja Azvago.
Semua orang sedang menebak nebak apa yang ingin disampaikan oleh Ibu Suri Sinya, jika ini memang pemakaman untuk sang putri maka mereka akan merasa sangat sedih untuk kesekian kalinya Yang Mulia Raja Azvago harus kehilangan seorang anak perempuan.
"Baiklah karna semuanya telah hadir di sini saya ucapkan trimakasih karna kalian semua telah meluangkan waktu kalian. Mari kita sambut kedatangan pemeran utama dalam pesta malam ini." ucap Ibu Suri Sinya dengan raut wajah bahagia, beberapa prajurit membukakan pintu aula utama terlihat keempat pangeran yang merupakan putra dari Raja Azvago berjalan dengan beriringan dibelakang mereka ada bayi perempuan yang melangkah menggunakan kaki kecilnya.
Tentu saja semua anggota Kerajaan Matahari merasa terkejut melihat kehadiran Putri Amerilya di tengah tengah mereka apakah putri kecil itu benar benar berhasil melawan kutukan itu sehingga ia dapat bertahan hidup. Keempat pangeran berjongkok dan mengelilingi sang putri, mereka memeluk Putri Amerilya secara bergantian setelahnya Putri Amerilya berjalan mendekat ke arah Ibu Suri Sinya.
"Akhirnya setelah sekian lama Kerajaan Matahari memiliki seorang putri, semalam saya, ratu, para pangeran dan ketua Kesatria White Rose menemani Putri Amerilya saat ia harua berjuang melawan kutukan itu. Sang putri berhasil melawannya dengan tekat dan kemauan yang kuat, kami hanya bisa menunggu di luar kamar dengan perasaan cemas." ucap Ibu Suri Sinya yang menceritakan sedikit tentang bagaimana khawatirnya mereka saat menemani sang putri.
Mendengar itu semua anggota Kerajaan Matahari yang hadir meneteskan air mata mereka, tak disangka purti kecil itu menepati apa yang ia katakan saat ulang tahun Ibu Suri Sinya beberapa bulan yang lalu. Sangat disayangkan mereka tak melihat kehadiran Raja Azvago di sana.
"Selamat Tuan Putri Amerilya, kami semua merasa senang atad keberhasilan anda." ucap semua anggota Kerajaan Matahari secara serempak.
"Trimakasih semuanya, berkat doa kalian semua saya bisa melewati malam yang menyakitkan itu." ucap Putri Amerilya penuh dengan wibawa, bayi perempuan itu tersenyum dengan manis.
Pasta ulang tahun Putri Amerilyapun dimulai, satu persatu anggota Kerajaan Matahari memberikan hadiah yang mereka bawa pada sang putri. Ini untuk pertama kalinya bagi jiwa yang ada di dalam tubuh Putri Amerilya ia mendapatkan hadiah yang sangat banyak dari orang lain. Dikehidupan sebelumnya saat ia berulang tahun tak ada yang peduli dengannya, ayah dan ibunya akan pergi dengan kakaknya keluar sedangkan ia ditinggal sendirian di rumah.
"Wah banyak hadiah." ucap Putri Amerilya dengan wajah polosnya yang membuat semua orang merasa sangat gemas.
"Saat menikah nanti saya akan memiliki putri yang cantik seperti ini." ucap Pangeran Luxe yang sudah bertunangan dengan seorang putri dari kerajaan sebrang, ia berharap memiliki seorang anak perempuan yang cantik, manis, dan pintar seperti keponakannya itu.
"Bukankah dia sangat mirip denganku saat aku masih bayi?." ucap Putri Haru, ia adalah adik terakhir dari Raja Azvago ia juga adik perempuan satu satunya dari Yang Mulia Raja.
"Hey kau dulu tak selucu ini adikku." ucap Pangeran Lin yang sedang meledek adik perempuannya.
"Jelas jelas keponakanku ini sangat mirip denganku." ucap Putri Haru yang tetap dalam pendiriannya. Semua kakak laki laki Putri Haru hanya tertawa saat melihat tingkah adik perempuan mereka itu.
"Amerilya lapal." ucap Putri Amerilya yang memasang wajah cemberut ia ingin memakan sesuatu namun meja meja itu sangatlah tinggi segingga ia kesulitan mengambil makanan yang ada di sana.
Mendengar sang adik kelaparan keempat pangeran langsung menghampiri Putri Amerilya. Pangeran Mixo menggendong sang putri dan meminta sang putri untuk memilih makanan mana yang ingin ia makan sedangkan ketiga pangeran yang lain membawakan makanan yang diinginkan oleh Putri Amerilya.
Setelah memilih banyak sekali makanan Pangeran Mixo mendudukkan sang putri di atas kursi yang kosong namun karna Putri Amerilya masih sangat kecil ia jadi tak bisa melihat makananya yang ada di atas meja.
"Ah adik kita masih sangat kecil hingga ia tak terlihat." ucap Pangeran Zinco yang sedang menahan tawanya, mengapa adik perempuannya itu sangat menggemaskan.
"Biar aku yang memangkunya." ucap Pangeran Azxo yang sangat ingin memangku adik perempuannya itu, akhirnya ketiga pangeran yang lain mengalah dan membiarkan pangeran termuda untuk memangku Putri Amerilya.
"Telimakasih semuanya." ucap Putri Amerilya yang merasa senang karna sangat diperhatikan oleh keempat kakak laki lakinya yang tampan itu.
Putri Amerilya mengambil sendok dan mulai memakan sup daging yang ia pilih tadi, karna gigi sang putri belum tumbuh semua ia jadi sedikit kesulitan saat mengunyah. Keempat pangeran itu memperhatikan bagaimana lucunya adik mereka saat berusaha mengunyah daging.
"Bukankah itu sangat menggemaskan." ucap Pangeran Luxe dengan binar mata cerahnya ia sangat ingin menggigit pipi tembam sang adik.
"Lihatlah bagaimana pipinya bergoyang goyang." ucap Pangeran Mixo yang sepertinya sudah jatuh cinta pada adik perempuannya itu. Mereka berempat akan menjaga adik perempuan mereka dengan baik dan tak akan membiarkan siapapun melukai adik perempuan mereka.
Pesta berlangsung dengan begitu meriah, banyak suka cita disana. Putri Amerilya diterima dengan baik oleh seluruh Anggota Kerajaan Matahari kecuali Raja Azvago yang belum menemuinya hingga pesta usai. Semua orang telah kembali ke ketajaan dan istana mereka masing masing begitupun dengan Putri Amerilya yang telah kembali ke Istana Putri, pesta itu cukup menguras tenaga hingga saat sampai di kamar sang putri langsung tertidur dengan lelapnya.
Hai semuanya akhirnya ada waktu buat up novelku yang ini, jangan lupa ya buat vote, gift hadiah apapun, like, komen, rate, share juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
jeruk_asem
okey dokey you
2022-07-30
1
🥰Ani🥰
keren mantaap Thor 💪
2022-07-17
1
eva
yeaaayy... senangnya...
2022-07-10
2