Prolog Revisi!!
Usaha orang tua kalian sudah lama mengalami ke bangkrutan dan rumah ini menjadi jaminannya Karen tidak ada yang membayar kerugiannya, sehingga rumah ini akan di sita oleh pihak Bank" ucap Pak Budi selaku pengacara papaku.
Deg!
Jantungku sudah tidak karuan lagi setelah mendengar rumah ini akan di sita, bagaimana dengan nasib adik-adikku sedangkan aku sendiri masih duduk di bangku SMA dan kedua adik kembarku masih duduk di bangku SD, oh Tuhan cobaan apalagi ini.
Orang tua ku baru satu bulan yang lalu engkau panggil, dan kini aku harus menerima ujian seberat ini, aku rasanya sangat tidak sanggup.
Kecelakaan yang menimpa orang tuaku saja masih ku ingat jelas di pikiranku, lalu apa sekarang dan bagaimana nasibku serta adik-adikku.
"Tapi pak, kami harus ke mana?" tanya ku pada Pak Budi
Ku langkah kan kaki ku beserta kedua adikku, kemana kita harus pergi setelah keluar dari rumah ini masih belum terpikirkan olehku.
Kedua adikku sempat bertanya kita mau kemana dan mengeluh kalau perut mereka lapar, lalu akhirnya kita bertiga berhenti di sebuah warteg yang berada di pinggir jalan.
Setelah makan kita melanjutkan perjalanan hingga sampailah di daerah yang lumayan bersih. Bermodalkan uang tabungan yang aku punya dari uang saku yang dulu pernah diberikan orang tuaku padaku, ku langkahkan kakiku mencari kontrakan rumah yang akan kami tinggali.
Disaat kaki kami sudah capek kami pun berhenti di pos kamling dan secara tidak sengaja aku membaca tulisan yang tidak jauh dari tempatku duduk ada sebuah rumah yang bertuliskan DIKONTRAKAN betapa senang hatinya hatiku, lalu langsung ku ajak kedua adikku ke rumah tersebut.
Setelah bertemu dengan pemilik rumah kontrakan, aku pun membayar langsung untuk 2 bulan ke depan.
Lalu aku mengajak kedua adikku untuk masuk.
Kehidupan kami yang sekarang tentunya sangat berbeda jauh dengan kehidupan kami yang dulu, sekarang kami harus sebisa mungkin menghemat agar kami bisa makan untuk hari esok.
Aku tidak pernah mengetahui apa-apa tentang permasalahan orang tua ku, yang aku tau setiap apa yang aku inginkan selalu aku dapatkan. Jangankan untuk memasak sayur, memasak air pun aku tidak tau bagaimana caranya.
Kehidupan kami yang dulu penuh dengan kemewahan namun kini sudah berubah dalam sekejap, aku tidak mengerti mengapa cobaan datang bertubi-tubi pada kami.
Disinilah awal perjuanganku, aku harus menjadi orang tua sekaligus tulang punggung demi menghidupi kedua adikku yang masih berusia sepuluh tahun itu.
"Ghaffar.. Ghani.. sekarang kan sudah malam, kalian tidur ya" ucapku pada kedua adikku.
"Kakak kenapa kita sekarang tinggal di sini?" Tanya Ghaffar
"Iya kak, kenapa rumah ini jelek banget" imbuh Ghani.
Aku menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar, aku sudah berjanji di depan makam kedua orang tuaku jika aku akan menggantikan peran orang tuaku. Sehingga aku harus bisa menjadi orang tua di usiaku yang masih tujuh belas tahun ini.
"Sayang, mulai sekarang kita bertiga tinggal di rumah ini ya. Nanti kalau kakak sudah punya uang yang banyak, kakak bakalan beli rumah kita lagi buat kalian"
Aku berusaha menjawab pertanyaan kedua adikku, padahal aku saja bingung mau cari kerja dimana agar kedua adikku masih tetap bisa bersekolah.
...To Be Continue...
...🍀🍀🍀🍀🍀...
...Maaf ya kak, ceritanya aku rubah sedikit❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 709 Episodes
Comments
Ira Wati
next
2022-04-03
0
Anni Nisa
nyimak 😁
2022-03-21
0
Nur Lela
mampir
2022-03-03
0