8

Ya wanita itu memang germo tapi tidak ada yang memaksa bekerja di sana, siapa yang mau, itu yang di pekerjakan oleh mami, bila club lain nya suka menculik gadis virgin namun tidak dengan mami, bersama mami tidak ada yang nama nya paksaan, semua merdeka dan bekerja suka rela.

" Iya ni, Tata butuh 30 juta, buat adik Tata yang harus operasi." Kata Yasmin.

" Mana cukup uang segitu, Tata itu hanya untuk operasi saja, belum menebus obat, belum lagi untuk kamar rawat inap nya dana biaya kontrol selanjut nya." ucap mami.

" Aku pikir apa yang di katakan oleh mami memang benar, aku tidak habis pikir, aku kira semua germo itu jahat dan kejam tapi aku melihat mami sangat baik orang ya." ucap Yasmin dalam hati nya.

" Mami benar juga, tidak mikir sampai di situ." ucap Yasmin.

" Kalau kamu memberikan servis yang bagus pada pelanggan mami, mami kasih kamu 100 juta." kata mami.

" Iya mi terima kasih." Jawab Yasmin bahagia karena sebentar lagi adik nya akan operasi. tidak ada lagi yang di pikirkan oleh Yasmin, kecuali ke dua adik nya, ia sudah kehilangan ke dua orang tua nya, jangan sampai ia kehilangan adik nya.

Yasmin tidak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi nanti nya, saat ini ia merasa bahagia di balik dosa yang akan ia masuki. pikir nya sudah tidak lagi berfungsi, nenek dan juga tante nya pun tidak ada yang mau membantu nya.

Jadi percuma saja kalau sekarang harus memohon pada mereka, itu hanya akan membuang buang waktu saja, sementara adik nya terus menangis menahan rasa sakit, sakit nya akan hilang bila dokter menyuntikkan obat pereda nyeri tapi obat itu hilang sakit nya kembali datang lagi, ia sudah tidak tahan melihat penderitaan adik nya.

Saat ini Yasmin sudah duduk di samping tempat tidur, ia sudah berdandan di bantu oleh Devi, baju nya sangat transparan bahkan rasa nya sudah tidak ada guna nya lagi memakai baju. Yasmin meneteskan air mata nya namun dengan segera ia menghapus nya dengan kasar.

" Yasmin kalau kamu tidak siap kita pulang ya." kata Devi yang melihat kesedihan di wajah Yasmin.

" Tidak kak, aku sudah siap, muali sekarang aku harus lebih kuat, aku adalah orang tua bagi ke dua adik ku, aku tidak perduli dengan hidup ku, asal adik ku bahagia." kata Yasmin dengan yakin tapi tetap ia kuat untuk menahan air mata nya.

Seumur hidup ia tidak akan pernah bermimpi akan hidup seperti ini, tapi seperti nya ini bukan pilihan tapi takdir

Pov Yasmin.

Saat ini aku sedang duduk di ranjang kamar di sebuah club malam, aku sudah tidak memikirkan lagi harga diri, harga diriku sudah ku jual dengan nominal rupiah yang akan aku gunakan untuk pengobatan adik ku. Bagi ku, adik ku adalah segala nya, mereka harta ku yang paling berharga, kalau aku harus mengorban kan nyawa ku, aku bersedia asal mereka tetap bahagia.