Aku sudah cukup merasakan kasih sayang ke dua orang tua ku, tapi mereka, mereka masih butuh kasih sayang orang tua, aku harus bisa untuk mereka
Maka dari itu aku harus membuat mereka seperti masih memiliki orang tua, aku ingin adik ku bergantung pada ku, menceritakan keluh kesah nya pada ku, aku tidak ingin mereka merasa sendiri, dengan hidup yang tertekan karena kehidupan kami yang bahagia berubah menjadi penuh duka.
Aku pun sudah bertekad akan membuat adik ku menjadi orang sukses, selama aku masih bernafas, aku akan berusaha sampai tetes keringat terakhir ku, demi adik kembar ku kelak memiliki hidup yang lebih layak lagi dari yang kami njalani sekarang.
Aku memandangi diri ku, aku benar benar seperti wanita bayaran, apa???? bukan seperti nya!!!!. Aku memnag sekarang sudah menjadi wanita bayaran. Aku tertawa seolah olah aku bahagia, tapi aneh nya kenap air mata ku terus menetes dengan sendirin nya. Ah,,, seperti nya sedikit gila, mungkin juga bukan seperti nya tapi memang benar aku sudah gila.
Ceklek.
Pintu terbuka, aku mendengar suara langkah kaki yang terdengar mulai mendekati ku, aku tidak melihat wajah nya karena posisi ku duduk dengan membelakangi nya.
Dia terus mendekat pada ku, sampai akhir nya dia berdiri di hadapan ku, ya aku tertunduk, aku tidak berani memandang wajah laki laki itu.
Kurasakan dia memegang dagu ku dan mengangkat sedikit agar dia dapat melihat wajah ku, kini aku pun meliaht wajah nya begitu pun dengan nya, sesaat pandangan kami saling bertemu.
Tapi aneh tadi nya aku pikir aku akan tidur dengan om om yang sudah tua, seperti sebutan bandot tua, tapi ini tampan sekali, buat apa mencari wnaita bayaran, aku yakin tidak usah di bayar pun, wanita lain pasti rela untuk tidur dengan nya.
Tapi itu orang bukan aku, aku merasa aneh dengan diri ku, jantung ku seperti berdetak begitu kencang, apa iya melihat om om hidung belang ini jantung ku menjadi dak dik duk.
" Kamu sudah siap?." Tanya om itu pada ku.
" Emmmm." aku menganggukan kepal ku.
Jantung ku benar benar tidak dapat lagi ki kondisikan, aku ingin berhenti tapi tiba tiba wajah adik ku datang mem bayangi ku, aku kembali menguatkan tekat ku.
" Ayo." kata om itu.
" Kemana om?." tanya ku bingung.
" Ke hotel." jawab nya.
" Om tidak bisakah di sini saja?." tanya ku meberi penawaran, karena lebih cepat lebih baik, Gaffar pasti menunggu ku di rumah kak Devi bersama dengan ibu kak Devi, sedangkan Ghani aku titip kan pada perawat yang menjaga nya.
" Seperti nya kamu sudah tidak sabar ya." kata om itu.
" Siapa nama mu??." Tanya nya lagi pada ku.
" Tata om." jawab ku singkat, dia hanya mengangguk.
" Ayo cepat." Kata om itu pada ku.
" Kemana om?." tanya ku dengan polos nya. Padahal sudah jelas apa tujuan nya di kamar ini bersama ku, betapa bodoh nya aku.
Sejenak ia terdiam memandang wajah ku, aku tidak mengerti apa yang ia pikir kan. wajah nya sungguh tidak bisa di tebak, mungkin saja dia tengah menertawakan ku. Dia semakin dekat pada ku, aku muali gemetaran, tubuh ku mulai membeku, aku takut, ibu tolong aku, jangan biarkan pengorbanan ku sia sia, walaupun aku sadar tujuan ku benar tapi cara ku salah.
...🌷🌷🌷...
...Happy Reading...
...Jangan lupa like dan vote...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 708 Episodes
Comments
Ira Wati
haduh ikut deg" an deh
2022-04-03
0
Anni Nisa
jgan om2 dong thor yg mudaan. napa
2022-03-21
0
Maidayani
sedih
2022-02-18
1